Anda di halaman 1dari 6

SURVEI DESA KOTA

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD RIZKY
21331037

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Yudi Antomi, M.Si

ASISTEN DOSEN:
- INDAH FULTRIASANTRI
- RAHMAD TRIADI AKBAR

PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Memahami berbagai teori
• Teori Konsentris ( Burgess )
➢ Merupakan sebuah teori pembagian wilayah yang mana dimulai dari pusat
perkotaan hingga pinggiran yang membentuk sebuah pola lingkaran atau seperti
sebuah gelang. Teori ini dikemukakan oleh Ernest.W.Burgess yang berprofesi
sebagai seorang sosiolog asal Amerika Serikat.

• Teori Ketinggian Bangunan ( Bergel )


➢ Teori ketinggian bangunan diutarakan oleh Bergel (1955) teori ini mengatakan
bahwa untuk membangun sebuah bangunan dengan jenis vertikal jangan sampai
melupakan hak-hak manusia. Hak-hak manusia yang sebaiknya dipenuhi itu terkait
dalam struktur kota adalah hak manusia untuk mendapatkan sinar matahari, hak untuk
menikmati alam dengan batas ketinggian tertentu dan hak untuk menggunakan lahan
dengan tingkat keterjangkauan yang tinggi yang berarti memiliki kemudahan untuk
menggunakan ruang publik.

• Teori Sektoral
➢ Teori sektoral sendiri dikemukakan oleh Homer Hoyt pada tahun 1939. Dimana
dalam kajian pembahasannya, teori sektoral merupakan berbagai unit kegiatan yang
ada di perkotaan yang tidak mengikuti zona teratur secara konsentris, namun
membentuk berbagai sektor yang memiliki sifat lebih bebas.

Teori sektoral sendiri diperkenalkan oleh Homer Hoyt dalam rangka mengatasi
ketidaksesuaian terhadap teori konsentris yang pada sebelumnya sudah
dikemukakan oleh orang lain yaitu E.W Burgess.
Resume Jurnal
Judul : Pola persebaran pasar tradisional dan perkotaan di Surakarta

Perumusan Masalah : Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pola persebaran Pasar Tradisional dan Pasar Modern di
Kota Surakarta.
2. Bagaimana persebaran Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota
Surakarta berasosiasi terhadap Central Bussiness District (CBD)
Dengan identifikasi permasalahan di atas maka peneliti bermaksud
mengkaji permasalahan tersebut ke dalam penelitian berjudul “
Analisis Pola Persebaran Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota
Surakarta dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG).

Tujuan Penelitian : 1. Mengetahui pola persebaran pasar tradisional dan pasar modern di
Kota Surakarta.
2. Mengetahui asosiasi persebaran pasar tradisional dan pasar modern
Kota Surakarta terhadap Central Business District (CBD)

Kegunaan Penelitian : Hasil penelitian nantinya dapat sebagai sumber


informasi lokasi pasar tradisional dan pasar modern di Kota
Surakarta. Dari penelitian ini dapat juga diketahui pola persebaran
lokasi pasar tradisional dan pasar modern di Kota Surakarta. Dalam
perkembangan pembangunan kota dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan sumber pemikiran dalam pengendalian,
pertumbuhan, perkembangan dan penyusunan serta kebijakan dalam
penataan ruang di Kota Surakarta.

Metode Penelitian : 1. Deskripsi Daerah Penelitian Daerah yang dijadikan penelitian adalah
Kota Surakarta. Daerah penelitian secara struktur keruangan kota
mencakup wilayah kota secara administrasi untuk pasar tradisional dan
wilayah kota secara morfologi untuk pasar modern. Kota Surakarta
merupakan wilayah yang potensial terutama perdagangan dan
merupakan salah satu kota percontohan.
a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari narasumber atau objek
yang diteliti atau ada hubungannya dengan yang diteliti. Data primer
sangat berperan dalam mendukung tujuan yang telah digariskan dalam
penelitian. Penentuan titik koordinat di lapangan dengan menggunakan
GPS ( Global Positioning System) merupakan bagian perolehan data
primer. Perolehan data koordinat pasar tradisional dan pasar modern
akan diplotkan ke dalam peta untuk memperoleh persebarannya.

b. Data Sekunder Data yang telah diperoleh terlebih dahulu


dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi diluar dari peneliti
sendiri walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang
asli, data sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi dan
perpustakaan. Data yang termasuk di dalamnya antara lain Peta Teknik
Kota Surakarta 1:50.000 (2005), data Daftar Pasar di Kota Surakarta dan
Citra Satelit Quickird (2006)

c. Survei Pelaksanaan survei dilakukan ke beberapa titik lokasi


penelitian yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Selain pengamatan
ke beberapa titik lokasi penelitian, survei dilakukan untuk memperoleh
data atau posisi koordinat dengan menggunakan alat berupa GPS.

Dari resume jurnal di atas kita dapat menyimpulkan teori yang digunakan adalah teori
konsentris, mengapa demikian? Karena tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
asosiasi persebaran pasar tradisional dan pasar modern Kota Surakarta terhadap Central
Business District (CBD). Tujuan penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh
Ernest.W.Burgess dalam pembagian lima zona atau kawasan pada wilayah tertentu, yaitu :

• Kawasan 1 adalah Central Business District

Pada zona atau kawasan ini merupakan kawasan pusat untuk kegiatan, yang meliputi segala
kegiatan politik, ekonomi, sosial hingga budaya. Semuanya terjadi dalam kawasan ini. Maka
pada kawasan satu ini akan ada banyak bangunan perkantoran, mall, perbelanjaan dan
lainnya. Sehingga mungkin kawasan pusat ini akan begitu sibuk seperti kota metropolitan
yang tidak pernah tidur dan ramai.

• Kawasan 2 merupakan Zona Peralihan

Setelah keluar dari kawasan bisnis, akan ada kawasan dimana kebanyakan merupakan jalan
besar, tol, jembatan yang sebagian besar penduduk sekitarnya adalah orang-orang yang tuna
wisma.

• Kawasan 3 yakni Working Men’s Homes atau kawasan Pemukiman Pekerja

Di kawasan ini sebagian besar orang yang tinggal atau menempati adalah para pekerja.
Kebanyakan orang yang bekerja akan cenderung memilih tempat tinggal yang tidak jauh dari
lingkungan kerja mereka. Biaya hidup untuk tinggal di kawasan ini juga cenderung jauh lebih
miring daripada pemukiman elit. Ini juga dipengaruhi oleh gaji dan pemasukan para pekerja
tersebut setiap bulannya.

• Kawasan 4 adalah Better Residence atau Pemukiman Yang Lebih Baik

Orang-orang yang berada di kawasan ini cenderung memiliki finansial yang juga lebih baik
dari penduduk di kawasan lain. Jaraknya yang jauh dari pusat hiruk pikuk kota membuat
kawasan pemukiman disini terasa jauh lebih nyaman, tenang dan bersih. Maka tidak heran
apabila harga bangunan di daerah ini juga jauh lebih mahal.

• Kawasan 5 merupakan zona penglaju atau Commuters

Dalam kawasan paling luar dari model lingkaran, biasanya daerah ini bisa jaadi merupakan
daerah pinggiran atau bisa juga merupakan daerah perbatasan dengan kota atau provinsi lain.
daerah pinggiran seperti tepi pantai, pelabuhan dan lainnya apabila kota tersebut memiliki
pantai, atau bisa juga sebuah daerah yang menjadi batas peralihan dua kota seperti Tangerang
dan Depok.
Di kawasan 5 ini pada kota dengan kependudukan yang tinggi, pada umumnya memiliki
jumlah penduduk paling padat daripada empat kawasan sebelumnya. Hal ini juga disebabkan
karena adanya variasi jenis pekerjaan serta asal para penduduk disana.

Anda mungkin juga menyukai