Oleh:
KELAS D
Dosen Pengampu:
Ismail, M.Pd.
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah Teori Modernisasi dan Teori Ketergantungan ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Geografi Pembangunan
di bimbing oleh Bapak Ismail, M.Pd. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya
akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Teori
Modernisasi dan Teori Ketergantungan ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita Teori Modernisasi dan Teori Ketergantungan ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................3
C. Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................2
A. Teori Modernisasi (Harrod-Domar; Max Weber; Mc Cleland;Rostow; Karl
Marx)........................................................................................................................2
B. Teori Ketergantungan (Paul Baran, Andre Gunder Farnk; Theono Dos santos;
Teori Raul Prebisch).................................................................................................8
BAB III......................................................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................................13
B. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan menjadi fokus utama hampir semua negara, dan wacana pembicaraan
mengenai pembangunan berbeda antara negara maju dan berkembang. Pembangunan dianggap
sebagai standar moral untuk menilai kemajuan suatu negara, tetapi kontroversi juga melekat
pada konsep ini. Oleh karena itu, pemahaman terhadap berbagai teori pembangunan dan
kebijakan yang terkandung di dalamnya sangat penting bagi para pelaku pembangunan. Mereka
perlu berperan aktif dalam proses pembangunan, baik dengan memahami, mengkritisi,
merekonstruksi, maupun mengaplikasikannya secara konkret dalam pekerjaan mereka.
Pada dasarnya, pembangunan adalah suatu proses transformasi masyarakat menuju
keadaan yang mendekati idealitas yang tercantum dalam konstitusi. Dalam proses transformasi
ini, dua aspek yang penting untuk diperhatikan adalah keberlanjutan dan perubahan (Yamin &
Haryanto, 2017). Pembangunan merupakan proses yang melibatkan berbagai dimensi, termasuk
perubahan signifikan dalam struktur sosial, sikap masyarakat, lembaga-lembaga nasional,
pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan, dan upaya pemberantasan kemiskinan
absolut (S. A. Afandi & Afandi, 2019).
Pembangunan dapat dianggap sebagai suatu proses sejarah, yang terus berlangsung dari
waktu ke waktu dan tidak pernah berhenti. Lebih dari sekadar perubahan dalam struktur fisik
atau material, pembangunan juga mencakup perubahan sikap masyarakat. Pembangunan
diharapkan mampu membawa manusia melebihi fokus utama pada aspek-aspek materi dalam
kehidupan (Jamaludin, 2016).
Teori pembangunan mencakup serangkaian konsep yang digunakan sebagai panduan untuk
membangun masyarakat. Pentingnya teori pembangunan muncul ketika negara-negara maju
berusaha mengubah kondisi masyarakat di dunia ketiga yang baru merdeka. Seiring waktu, teori
pembangunan mengalami perkembangan dan memiliki beragam pendekatan yang memberikan
kritik satu sama lain.
Dalam ilmu sosial, teori pembangunan dapat dibagi menjadi dua paradigma utama, yaitu
modernisasi dan ketergantungan. Paradigma modernisasi mencakup teori-teori makro tentang
pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial, serta teori-teori mikro tentang nilai-nilai individu
yang mendukung proses perubahan. Sementara itu, paradigma ketergantungan melibatkan teori-
teori keterbelakangan, ketergantungan, dan sistem dunia sesuai dengan klasifikasi Larrin
iv
(1994). Meskipun ada perbedaan dalam klasifikasi, Tikson (2005) membagi teori pembangunan
menjadi tiga kelompok, yakni modernisasi, keterbelakangan, dan ketergantungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori modernisasi (modernisasi: Harrod-Domar; Max Weber; Mc Cleland;Rostow
Karl Marx)
2. Apa itu teori ketergantungan (Paul Baran, Andre Gunder Farnk; Theono Dos santos; Raul
Prebisch)
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teori modernisasi (modernisasi: Harrod-Domar; Max Weber; Mc
Cleland;Rostow Karl Marx)
2. Untuk mengetahui teori ketergantungan (Paul Baran, Andre Gunder Farnk; Theono Dos
santos; Teori Raul Prebisch)
v
BAB II
PEMBAHASAN
4
a. Masyarakat tradisional (the traditional society)
Dalam komunitas ini, fungsi produksi terbatas dan dicirikan oleh metode produksi
yang masih relatif primitif, didasarkan pada ilmu dan teknologi sebelum Newton,
dengan cara hidup yang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional.
Selain itu, produktivitas pekerja masih rendah, sehingga sebagian besar sumber daya
masyarakat digunakan untuk kegiatan di sektor pertanian. Struktur sosial dalam
sektor pertanian ini bersifat hierarkis, di mana mobilitas vertikal anggota masyarakat
sangat terbatas, sehingga kedudukan seseorang dalam masyarakat tidak jauh berbeda
dengan generasi sebelumnya. Mengenai aktivitas politik dan pemerintahan pada
periode ini, Rostow menggambarkan bahwa meskipun terdapat sentralisasi dalam
pemerintahan, pusat kekuasaan politik di daerah-daerah dikendalikan oleh para tuan
tanah setempat. Dengan kata lain, kebijakan pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh
pandangan dan kepentingan para tuan tanah di daerah tersebut.
5
akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional, melampaui tingkat
pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, terjadi peningkatan yang signifikan
dalam tingkat pendapatan per kapita.
Rostow mengemukakan tiga ciri utama dan negara-negara yang sudah
mencapai masa tinggal landas, yaitu:
1) terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari
Produk Nasional Bersih (Net National Product= NNP);
2) terjadinya perkembangan satu atau beberapa sektor industry dengan tingkat
pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors);
3) terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa
menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi. Di sini juga termasuk
kemampuan negara tersebut untuk mengerahkan sumber-sumber modal dalam
negeri karena kenaikan tabungan dalam negeri peranannya besar sekali dalam
menciptakan tahap lepas landas.
7
merugikan. Akhirnya, perkembangan ini melahirkan sistem masyarakat sosialis, yang
mengubah aturan kepemilikan sumber daya dan cara produksi.
Teori pembangunan Karl Marx menunjukkan bahwa masyarakat dapat
dikelompokkan berdasarkan perbedaan kepemilikan tanah dan modal, dengan dasar
asumsi bahwa konflik kelas di masyarakat memicu perubahan. Meskipun demikian,
kritik terhadap Marx melibatkan asumsi adanya nilai lebih dalam ekonomi dan
pemahaman bahwa transformasi sosialisme harus terjadi dengan cepat, meninggalkan
sistem kapitalis yang lama. Kritik tersebut berpendapat bahwa pandangan Marx
memberikan kontribusi terhadap kelanggengan kehidupan ekonomi kapitalis.
B. Teori Ketergantungan (Paul Baran, Andre Gunder Farnk; Theono Dos santos; Teori
Raul Prebisch)
Teori Dependensi atau Teori Ketergantungan lebih menitik beratkan pada persoalan
keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga. Dalam hal ini, dapat dikatakan
bahwa teori dependensi mewakili “suara negara-negara pinggiran” untuk menantang
hegemoni ekonomi, politik, budaya, dan intelektual dari negara maju. Teori
ketergantungan, juga dikenal sebagai teori dependensi, pertama kali dikembangkan di
Amerika Latin sebagai respons terhadap kegagalan program-program yang dilaksanakan
oleh Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Amerika Latin (United Nation
Economic Commission for Latin Amerika [ECLA]) pada awal tahun 1960-an. Lembaga ini
bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di negara-negara Amerika Latin dengan
menerapkan prinsip-prinsip teori modernisasi yang telah terbukti berhasil di Eropa. Teori
ketergantungan juga muncul sebagai tanggapan ilmiah terhadap pandangan klasik
Marxisme tentang pembangunan yang diterapkan di negara-negara maju dan berkembang.
Aliran neo-Marxisme mendukung eksistensi teori ketergantungan ini.
Kritik terhadap modernisasi, yang dianggap sebagai "musang berbulu domba" dan
dipandang sebagai bentuk kolonialisme baru, semakin mendapat perhatian khususnya
setelah negara-negara Amerika Latin mengalami kegagalan dalam pelaksanaan proses
modernisasi mereka. Frank, yang dianggap sebagai perintis dalam perkembangan teori
dependensi, awalnya mengkritik pandangan Rostow dan menyalahkan Rostow atas
ketidakpeduliannya terhadap sejarah. Menurut Frank, Rostow telah mengabaikan catatan
sejarah tentang bagaimana negara-negara dunia ketiga mengalami penghancuran tatanan
ekonominya oleh negara dunia pertama selama periode kolonial. Pemikiran Frank
8
kemudian diteruskan dan diterima dengan baik oleh berbagai pemikir sosial lainnya,
termasuk Santos, Roxborough, Cardoso, dan Galtung.
Baran melihat proses penyusutan modal ini melalui lensa struktur kelas pemerintah
yang berkuasa di negara-negara Dunia Ketiga. Di sana terdapat beberapa kelas
masyarakat, termasuk kelas tuan tanah kaya di pedesaan yang juga merupakan produsen
hasil pertanian yang diekspor, kelas pedagang yang pada awalnya berkegiatan di dalam
negeri namun kemudian berhubungan dengan orang-orang asing, kaum industrialis yang
memproduksikan komoditi industri, dan orang asing dengan modal kuat yang datang
untuk mencari bahan mentah, mencari buruh murah, dan menjual barang-barang industri
9
mereka. Masuknya modal asing ini menciptakan guncangan baru dalam perekonomian
yang sudah mapan. Itulah beberapa pandangan dari teori Dependensi.
10
sebagai bayangan dari negara metropolis. Namun, ia berpendapat bahwa negara satelit
masih memiliki potensi untuk berkembang, meskipun perkembangan tersebut masih
bergantung pada negara metropolis.
Dos Santos mendefinisikan ketergantungan sebagai kondisi di mana kehidupan
ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi kehidupan ekonomi
negara lain. Negara tertentu hanya berperan sebagai penerima akibat, dan hubungan
antara dua sistem ekonomi atau lebih, serta hubungan dengan perdagangan dunia,
dianggap sebagai hubungan ketergantungan ketika ekonomi negara-negara dominan
dapat berekspansi dan mandiri, sementara ekonomi negara-negara yang bergantung
mengalami perubahan sebagai akibat dari ekspansi tersebut, baik positif maupun negatif.
Dos Santos juga memberikan kontribusi lebih rinci mengenai bentuk-bentuk
ketergantungan, antara lain:
a. Ketergantungan kolonial, yang melibatkan eksploitasi sumber daya alam untuk
diekspor ke negara kolonialis, dominasi politik, sosial, dan budaya, dan merupakan
bentuk penjajahan langsung.
b. Ketergantungan finansial-industrial, di mana ekonomi negara satelit tetap
dikendalikan oleh kekuatan finansial dan industri dari negara metropolis meskipun
negara tersebut telah merdeka secara politik.
c. Ketergantungan teknologis-industrial, yang merupakan bentuk ketergantungan terbaru
di mana industri dari negara metropolis dipindahkan ke negara satelit untuk efisiensi
bisnis, melibatkan biaya distribusi yang lebih murah, tenaga kerja yang sangat murah,
dan pangsa pasar yang melimpah di negara satelit.
Meskipun demikian, kritik terhadap teori ketergantungan mencuat dalam konteks praktis
dengan munculnya New Industrial Countries (NICs) atau negara industri baru yang
berhasil, seperti Korea Selatan, Taiwan, Hongkong (sebelum bergabung kembali dengan
Cina), dan Singapura. Sosiolog Amerika, Peter Evans, seorang penganut teori
ketergantungan, menjelaskan bahwa pembangunan di NICs mencerminkan bentuk baru
ketergantungan yang disebut dependent-development. Evans menyatakan bahwa
kemajuan industri di negara satelit masih tergantung pada negara pusat karena seluruh
kebijakan industri di negara satelit masih dipegang oleh negara pusat. Selain itu, melalui
regulasi hak cipta, penggunaan teknologi di negara satelit tetap terbatas. Jadi, seberapa
pun kemajuan NICs, menurut Evans, semuanya masih berada dalam batasan yang
"diinginkan" oleh negara pusat.
11
4. Raul Prebisch
Raul Presbich, seorang ekonom liberal yang mengawali penelitiannya di negara-
negara Amerika Latin, meneliti fenomena mengapa negara-negara yang mengkhususkan
diri di industri menjadi kaya, sementara yang memfokuskan pada pertanian tetap miskin.
Menurutnya, negara-negara pertanian selalu terbelakang dan miskin karena penurunan
nilai tukar antara komoditas pertanian dan industri, menyebabkan defisit yang semakin
membesar dalam neraca perdagangan dengan negara industri. Penyebab kedua adalah
proteksi yang diberlakukan oleh negara industri terhadap negara-negara pertanian,
termasuk subsidi bagi petani dalam negeri.
Presbich mengusulkan strategi "Industrialisasi Substitusi Impor," yang
mengamanatkan bahwa negara-negara pertanian yang ingin maju harus melakukan
industrialisasi seperti yang dilakukan negara-negara maju sebelumnya. Dia
menyarankan agar komoditas yang diimpor diproduksi di dalam negeri untuk
mengurangi ketergantungan pada negara industri. Dalam implementasinya, pemerintah
harus campur tangan untuk melindungi produk dalam negeri dengan pembatasan kuota
dan tarif impor.
Selanjutnya, jika strategi Industrialisasi Substitusi Impor berhasil, Presbich
mencetuskan strategi "Industrialisasi Orientasi Ekspor" (IOE). Dalam strategi ini, fokus
utama adalah memacu ekspor barang komoditas yang diproduksi di dalam negeri.
Pentingnya dua kaitan diperhatikan: pertama, kaitan antara promosi ekspor dan penetrasi
impor, dan kedua, kaitan antara diversifikasi dan spesialisasi ekspor. Negara-negara
seperti Cina dan Korea Selatan telah menerapkan strategi ini.
Meskipun demikian, Presbich tidak mendukung regulasi ekonomi sepenuhnya oleh
negara, sebagaimana yang terjadi di negara-negara sosialis. Meski merupakan seorang
liberalis, Presbich kemungkinan besar dipengaruhi oleh pemikiran John Maynard
Keynes, yang mengembangkan teori kapitalisme negara.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam rangka memahami teori-teori pembangunan ekonomi yang telah diuraikan di
atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang merangkum inti dari setiap pendekatan
tersebut.
1. Teori Harrod-Domar: Tabungan dan Investasi
Keberhasilan pertumbuhan ekonomi tergantung pada tingkat tabungan dan investasi yang
tinggi. Kritik terhadap teori ini mencakup fokus yang terlalu kuat pada pertumbuhan
ekonomi tanpa memadai mempertimbangkan aspek kemanusiaan.
2. Teori Max Weber
Menekankan peran nilai-nilai budaya, khususnya agama, dalam membentuk karakter
masyarakat. Weber menghubungkan kemunculan kapitalisme dengan etika Protestan,
menggambarkan pengaruh kuat budaya terhadap perkembangan ekonomi.
3. Teori David McClelland: Dorongan Berprestasi
Motivasi individu, terutama "need for achievement," dianggap sebagai kunci perubahan
dalam pembangunan ekonomi. Dorongan berprestasi dianggap sebagai faktor yang dapat
memicu pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
4. Teori Walt Witman Rostow: Lima Tahap Pembangunan
Rostow menyajikan model lima tahap pembangunan ekonomi dari masyarakat tradisional
hingga masa konsumsi tinggi. Pemahaman tahap-tahap ini memberikan pandangan evolusi
perkembangan ekonomi suatu negara.
5. Teori Modernisasi Karl Marx
Marx mengidentifikasi tiga tahap perkembangan masyarakat: feodalisme,
kapitalisme, dan sosialisme. Konflik kelas dianggap sebagai pendorong perubahan dan
transformasi sosial.
Secara keseluruhan, teori ketergantungan atau dependensi merupakan aliran
pemikiran yang memberikan perspektif kritis terhadap model pembangunan modernisasi
dan pandangan klasik Marxisme. Berkembang sebagai respons terhadap kegagalan
program-program modernisasi di Amerika Latin, teori ini memberikan "suara negara-
13
negara pinggiran" untuk menantang dominasi ekonomi, politik, budaya, dan intelektual
negara maju. Melalui pandangan tokoh seperti Paul Baran, Andre Gunder Frank, Theotonio
Dos Santos, dan Raul Prebisch, teori ketergantungan menggambarkan bagaimana negara-
negara pinggiran mengalami keterbelakangan akibat hubungan ekonomi yang tidak sehat
dengan negara pusat. Fokus pada aspek politis, ekonomi, dan sosial dari interaksi ini
memperlihatkan ketidaksetaraan dalam pembangunan. Baran menekankan bahwa interaksi
kapitalis antara negara-negara pusat dan pinggiran dapat menghambat kemajuan negara-
negara terbelakang. Frank menyoroti aspek politis keterbelakangan di negara satelit,
sementara Dos Santos memberikan analisis lebih rinci tentang bentuk-bentuk
ketergantungan. Raul Prebisch, dengan strateginya seperti "Industrialisasi Substitusi
Impor" dan "Industrialisasi Orientasi Ekspor," mencoba memberikan solusi untuk
mengurangi ketergantungan negara pertanian.
B. Saran
Makalah ini berisi tulisan mengenai teori-teori dan juga pemikiran-pemikiran para
pakar dalam bidangnya yaitu pembangunan, sehingga tidak akan jauh dari pembahasan
mengenai ekonomi. Karena suatu negara ketika akan berkembang maka hal yang harus
diperkuat ialah bidang ekonominya karena itu merupakan penggerak dari sebuah negara.
Sehingga dengan adanya makalah ini dapat memberikan kemudahan kepada para pembaca
untuk dijadikan sebagai referensi atau rujukan, karena kami sudah
14
DAFTAR PUSTAKA
afandi, s. a., Afandi, M., & Erdayani, R. (2023, January 23). Pengantar Teori
Pembangunan. https://doi.org/10.31219/osf.io/qf5hr
Anwar, MFJ Macam-macam Teori Pembangunan. academia.edu,
https://www.academia.edu/download/52492022/Macam-
macam_teori_pembangunan.pdf
Jamaludin, AN (2016). Sosiologi pembangunan., etheses.uinsgd.ac.id,
https://etheses.uinsgd.ac.id/3650/1/SOSIOLOGI%20PEMBANGUNAN.pdf
Kartono, DT, & Nurcholis, H (2016). Konsep dan Teori Pembangunan. Jakarta: Pustaka
Pelajar, pustaka.ut.ac.id,
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/IPEM4542-M1.pdf
Rahayu, TI (2010). Teori Pembangunan Dunia Ke-3 Dalam Teori Modernisasi Sub Teori
Harrod-Domar (Tabungan dan Investasi). Gema Eksos, neliti.com,
https://www.neliti.com/publications/218025/teori-pembangunan-dunia-ke-3-dalam-
teori-modernisasi-sub-teori-harrod-domar-tabu
15