Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEORI MODRENISASI DALAM PEMBANGUNAN

Untuk Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pembangunan

Dosen Pengampu : Irfan, S.Pd.M.Si

Disusun Oleh : Kelompok IV

1. Irmawati
2. Sri Niningsih
3. Agustini
4. Aldin
5. Dodi Kurniadin

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
UNIVERSITAS NGGUSUWARU BIMA
TAHUN AKADEMIK 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Teori Modernisasi dalam Pembangunan” Pada makalah ini Penulis
banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai
pihak. oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna,
untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…

Kota Bima, September 2023


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar belakang ........................................................................................................ 1


B. Tujuan ...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Apakah yang dimaksud Teori modernisasi ..........................................................3


B. Apa Hubungan teori Modernisasi dalam pembangunan .........................................12

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 18

A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan selalu diikuti dengan kemajuan teknologi. Hal ini
terbukti dengan banyaknya penemuan dalam bidang teknologi guna memenuhi
kebutuhan hidup manusia dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia melibatkan Negara-
negara lain. Dalam banyak proyek pengembangan ilmu pengetahuan seperti
penelitian-penelitian, beasiswa, dan institusi pendidikan, Negara-negara lain banyak
terlibat baik dari segi pembiayaan maupun segi pengadaan fasilitas.
Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju masyarakat
yang modern. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari masyarakat tradisional
menuju masyarakat yang modern. Jadi, modernisasi merupakan suatu proses
perubahan di mana masyarakat yang sedang memperbaharui dirinya berusaha
mendapatkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki masyarakat modern. Selain itu,
ini juga menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau
menciptakan nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi
universal,rasional,danfungsional.
Pembangunan adalah sebuah kegiatan kolosal, memakan waktu yang panjang,
melibatkan seluruh warga negara, dan menyerap hampir seluruh sumber daya bangsa.
Karena itu, sudah seharusnya jika pembangunan perlu manajemen. Kata manajemen
menyiratkan adanya proses yang berkesinambungan. Secara generik proses ini
dimulai dari perencanaan, disusul pelaksanaan, diakhiri dengan pengendalian.

1
B. RumusanMasalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Apakah yang dimaksud Teori modernisasi ?
2) Apa Hubungan teori Modernisasi dalam pembangunan ?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penulisan makalah ini dimaksudkan untuk:
1) Mengetahui TeoriModernisasi dan sejarahnya.
2) Mengetahui Hubungan teori Modernisasi dalam pembangunan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Modernisasi
1. Pengertian dan Sejarah Modernisasi
1) Pengertian Modernisasi
Modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe
sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan
Amerika Utara pada abad ke-17 sampai 19. Sistem sosial yang baru ini kemudian
menyebar ke negara-negara Eropa lainnya serta juga ke negara-negara Amerika
Selatan, Asia, dan Afrika.
Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang
bergerak dari keadaanyang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju
kepada suatu masyarakat yang modern. Pengertian modernisasi berdasar pendapat
para ahli adalah sebagai berikut:

Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan


bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial,
ke arah pola-pola ekonomisdanpolitis. Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu
bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan
yang biasanya dinamakan social planning.
Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern
mencakup pengertian sebagai berikut:
1) Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan
meningkatnya tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan
merata.
2) Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan
hidup dalam masyarakat.

3
2) Sejarah Modernisasi
Teori modernisasi lahir sebagai tanggapan ilmuwan sosial Barat terhadap
Perang Dunia II. Teori ini muncul sebagai upaya Amerika untuk memenangkan
perang ideologi melawan sosialisme yang pada waktu itu sedang populer. Bersamaan
dengan itu, lahirnya negara-negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
bekas jajahan Eropa melatar belakangi perkembangan teori ini. Negara adidaya
melihat hal ini sebagai peluang untuk membantu Negara Dunia Ketiga sebagai upaya
stabilitas ekonomi dan politik.
Di awal perumusannya tahun 1950-an, aliran modernisasi mencari bentuk
teori dan mewarisi pemikiran-pemikiran dari teori evolusi dan fungsionalisme. Teori
evolusi dan fungsionalisme pada waktu itu dianggap mampu menjelaskan proses
peralihan masyarakat tradisional menuju masyarakat modern di Eropa Barat, selain
juga didukung oleh para pakar yang terdidik dalam alam pemikiran struktural-
fungsionalisme. Teori evolusi menggambarkan perkembangan masyarakat sebagai
gerakan searah seperti garis lurus. Kita dapat melihatnya dalam karya-karya Spencer
dan Comte. Teori fungsionalisme dari Talcott Parsons beranggapan bahwa
masyarakat tidak ubahnya seperti organ tubuh manusia yang memiliki berbagai
bagian yang saling bergantung.
Selain itu, teori modernisasi pun didukung oleh tokoh-tokoh seperti Neil
Smelser dengan teori diferensiasi strukturalnya. Smelser beranggapan dengan proses
modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai fungsi
sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan satu fungsi yang lebih
khusus. Sedangkan Rostow yang menyatakan bahwa ada lima tahapan pembangunan
ekonomi. Ia merumuskannya ke dalam teori tahapan pertumbuhan ekonomi, yaitu
tahap masyarakat tradisional, prakondisi lepas landas, lepas landas, bergerak ke
kedewasaan, dan berakhir dengan tahap konsumsi massal yang tinggi. Di samping itu,
ada beberapa varian teori modernisasi lain seperti Coleman dengan diferensiasi dan
modernisasi politik-nya, Harrod-Domar yang menekankan penyediaan modal untuk
investasi pembangunan, McClelland dengan teori need for Achievement (n-Ach)-nya,

4
Weber dengan “Etika Protestan”-nya, Hoselitz yang membahas faktor-faktor
nonekonomi yang ditinggalkan Rostow yang disebut faktor “kondisi lingkungan”,
dan Inkeles yang mengemukakan ciri-ciri manusia
modern.
Satu hal yang menonjol dari teori ini adalah modernisasi seolah-olah tidak
memberikan celah terhadap unsur luar yang dianggap modern sebagai sumber
kegagalan, namun lebih menekankan sebagai akibat dari dalam masyarakat itu
sendiri. Alhasil faktor eksternal menjadi terabaikan. Teori modernisasi memberikan
solusi, bahwa untuk membantu Dunia Ketiga termasuk kemiskinan, tidak saja
diperlukan bantuan modal dari negara-negara maju, tetapi negara itu disarankan untuk
meninggalkan dan mengganti nilai-nilai tradisional dan kemudian melembagakan
demokrasi politik.
Karena berpatokan dengan perkembangan di Barat, modernisasi diidentikkan dengan
westernisasi. Teori ini pun kurang mampu menjawab kegagalan penerapannya di
Amerika Latin, tidak memperhatikan kondisi obyektif masyarakat, sejarah dan tradisi
lama yang masih berkembang di Negara Dunia Ketiga. Untuk menjawabnya,
muncullah teori modernisasi baru. Bila dalam teori modernisasi klasik, tradisi
dianggap sebagai penghalang pembangunan, dalam teori modernisasi baru, tradisi
dipandang sebagai faktor positif pembangunan. Namun, tetap saja baik teori
modernisasi klasik, maupun baru, melihat permasalahan pembangunan lebih banyak
dari sudut kepentingan Amerika Serikat dan negara maju lainnya.

2. Teori Modernisasi
Berdasarkan pada teori pembagian kerja secara internasional, maka secara
umum di dunia ini terdapat dua kelompok negara, yaitu kelompok negara yang
memproduksi hasil pertanian dan kelompok negara yang memproduksi barang
industri. Pada kedua kelompok negara ini terjadi hubungan dagang dan keduanya
menurut teori diatas saling menguntungkan. Tetapi setelah beberapa puluh tahun
kemudian, muncul suatu permasalahan bahwa neraca perdagangan kedua kelompok
negara ini berbeda, yang dimana negara yang memproduksi barang industri

5
mendapatkan keuntungan yang besar dan semakin kaya sedangkan negara yang
memproduksi hasil pertanian mendapatkan hasil yang kurang menguntungkan dan
lebih tertinggal (miskin). Dari permasalahan diatas maka muncul beberapa teori
modernisasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yang menjelaskan tentang
kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor yang terdapat di dalam negara tersebut.
Beberapa teori yang tergolong kedalam kelompok teori modernisasi yaitu :

1) Teori Harrod – Domar : Modal dan Investasi

Roy Harrod dan Evsey Domar adalah ahli ekonomi yang berbicara tentang teori
ekonomi pembangunan yang menekankan pada penyediaan modal dan investasi.
Mereka berkesimpulan bahwa pembangunan akan berhasil dan terlaksana dengan
baik jika pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya modal dan investasi.
2) Teori Max Weber : Etika Protestan

Max Weber adalah seorang sosiolog jerman yang dianggap bapak sosiolog
modern. Teori Max Weber menekankan tentang nilai-nilai budaya yang menjelaskan
tentang peran agama dalam pembentukan kapitalisme. Peran agama yang
dikemukakan disini mempunyai peran yang menentukan dalam mempengaruhi
tingkah laku individu. Kalau nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dapat diarahkan
kepada sikap yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi, maka proses
pembangunan dalam masyarakat dapat terlaksana.

3) Teori David McCleland : Dorongan Berprestasi atau n-Ach

David McCleland adalah seorang ahli psikologi sosial. Teori ini menekankan
pada aspek-aspek psikologi individu. Bagi McCleland, dengan mendorongnya proses
pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n-Ach yang tinggi.
Kalau manusia wiraswasta ini dapat dibentuk dalam jumlah yang banyak, maka
proses pembangunan dalam masyarakat tersebut dapat terlaksana dengan baik.

6
3. Syarat-Syarat Suatu Modernisasi

Selain dorongan modernisasi, terdapat pula syarat-syarat modernisasi. Menurut


Soerjono Soekanto, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :

1) Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam
kuat dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
2) Sistem administrasi Negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi.
3) Sistem pengumpulan data yang baik, teratur, dan terpusat pada suatu lembaga
atau badan tertentu seperti BPS (Badan Pusat Statistik).
4) Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi
terutama media massa.
5) Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
6) Sentralisasi wewenang dalam perencanaan social (social planning) yang tidak
mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.

4. Gejala Modernisasi di Indonesia

Gejala-gejala modernisasi dapat ditinjau dari berbagai bidang modernisasi kehidupan


manusia berikut ini:

1) Bidang budaya; ditandai dengan semakin terdesaknya budaya tradisional oleh


masuknya pengaruh budaya dari luar, sehingga budaya asli semakin pudar.
2) Bidang politik; ditandai dengan semakin banyaknya Negara yang lepas dari
penjajahan, munculnya Negara-negara yang baru merdeka, tumbuhnya
Negara-negara demokrasi, lahirnya lembaga-lembaga politik, dan semakin
diakuinya hak-hak.
3) Bidang ekonomi; ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia
akan barang-barang dan jasa sehingga sektor industri dibangun secara besar-
besaran untuk memproduksi barang.

7
4) Bidang sosial; ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam
masyarakat, seperti kelompok buruh, kaum intelektual, kelompok manajer,
dan kelompok ekonomi kelas (kelas menengah dan kelas atas.

5. Dampak Positif dan Negatif Modernisasi

1. Dampak positif Dampak positif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut:

1) Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dalam zaman


sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir masyarakat yang irasional
menjadi rasional.
2) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi
lebih mudah dalam beraktivitas. Serta mendorong untuk berpikir lebih
maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang
membentuk masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di
waktu sekarang ini.
3) Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri atau
industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju menjadikan nilai
dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih,
dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat
ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan
modernisasi.

2. Dampak negatif

Dampak negatif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut:

1) Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat


membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu

8
masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan
yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

2) Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka


merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial.

3) Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya
negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada
orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

4) Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang
dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam
jurang pemisah antara individu dengan individu lainnya.Dengan kata lain
individu yang dapat terus mengikuti perkembangan jaman memiliki kesenjangan
tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi
tersebut.
Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan
lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.

5) Kriminalitas

Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa


kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi
dan pola hidup yang konsumtif.

9
B. Pembangunan
Todaro (2000:18), menyatakan bahwa pembangunan bukan hanya fenomena
semata, namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus melam¬paui sisi materi
dan keuangan dari kehidupan ma¬nusia. Todaro (2000:20), mendefinisikan
pemban¬gunan merupakan suatu proses multidimensial yang meliputi perubahan-
perubahan struktur sosial, sikap masyarakat, lembaga-lembaga nasional, sekaligus
peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan dan pemberantasan
kemiskinan. Menu¬rut Todaro (2000:21), definisi di atas memberikan be¬berapa
implikasi bahwa:
1. Pembangunan bukan hanya diarahkan untuk pen¬ingkatan income, tetapi juga
pemerataan.
2. Pembangunan juga harus memperhatikan aspek kemanusiaan, seperti
peningkatan:
a. Life sustenance : Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
b. Self-Esteem : Kemampuan untuk menjadi orang yang utuh yang memiliki harga
diri, bernilai, dan tidak “diisap” orang lain.
c. Freedom From Survitude : Kemampuan untuk melakukan berbagai pilihan dalam
hidup, yang tentunya tidak merugikan orang lain.
Konsep dasar di atas telah melahirkan beber¬apa arti pembangunan yang sekarang ini
menjadi popular (Todaro, 2000:24), yaitu:
1. Capacity, hal ini menyangkut aspek kemampuan meningkatkan income atau
produktifitas.
2. Equity, hal ini menyangkut pengurangan kesen¬jangan antara berbagai lapisan
masyarakat dan daerah.
3. Empowerment, hal ini menyangkut pemberdayaan masyarakat agar dapat menjadi
aktif dalam mem¬perjuangkan nasibnya dan sesamanya.
4. Suistanable, hal ini menyangkut usaha untuk men¬jaga kelestarian pembangunan.
Menurut Rostow dalam Arief (1996: 29) pengertian pembangunan tidak hanya
pada lebih ban¬yak output yang dihasilkan, tetapi juga lebih banyak jenis output dari
pada yang diproduksi sebelumnya. Dalam perkembangannya, pembangunan melalui

10
tahapan-tahapan: masyarakat tradisional, prakondisi lepas landas, lepas landas,
gerakan menuju kema¬tangan dan masa konsumsi besar-besaran. Kunci di antara
tahapan ini adalah tahap tinggal landas yang didorong oleh satu sektor atau lebih
(Arief, 1996:30). Menurut Gant dalam Suryono (2001:31), tujuan pem¬bangunan ada
dua tahap. Pertama, pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan
ke¬miskinan. Apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya, maka tahap kedua
adalah menciptakan kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup
bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.
Untuk mencapai keberhasilan pembangunan tersebut, maka banyak aspek atau
hal-hal yang harus diperhatikan, yang di antaranya adalah keterlibatan masyarakat di
dalam pembangunan. Sanit (dalam Suryono, 2001:32) menjelaskan bahwa
pembangu¬nan dimulai dari pelibatan masyarakat. Ada beberapa keuntungan ketika
masyarakat dilibatkan dalam per¬encanaan pembangunan, yaitu, Pertama,
pembangu¬nan akan berjalan sesuai dengan kebutuhan masyara¬kat. Artinya bahwa,
jika masyarakat dilibatkan dalam perencanaan pembangunan, maka akan tercipta
kon¬trol terhadap pembangunan tersebut. Kedua, pem¬bangunan yang berorientasi
pada masyarakat akan menciptakan stabilitas politik. Oleh karena masyara¬kat
berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan, sehingga masyarakat bisa menjadi
kontrol terhadap pembangunan yang sedang terjadi. Pembangunan dapat diartikan
sebagai suatu usaha sadar dalam se¬rangkaian kegiatan untuk mencapai suatu
perubahan dari keadaan yang buruk menuju ke keadaan yang lebih baik yang
dilakukan oleh masyarakat terten¬tu di suatu Negara. Sondang P. Siagian, (1981:21)
mendefinisikan pembangunan adalah: “Suatu usaha atau serangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu
bangsa, Negara dan pemerintahan dalam usaha pembinaan bangsa.” Berdasarkan
pendapat tersebut, maka dalam konsep pembangunan terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yakni: harus ada usaha yang di¬lakukan oleh masyarakat dan
pemerintahnya, dilak¬sanakan secara sadar, terarah dan berkesinambungan agar
tujuan dari pembangunan itu dapat tercapai.

11
C. Hubungan Teori Modernisasi dengan Pembangunan
Perkembangan dunia yang kian pesat turut mempengaruhi tingkat daya saing
setiap Negara dalam segala bidang untuk bersaing satu sama lain guna melakukan
pembangunan nasional secara cepat dan berkesinambungan (sustainable
development). Kemampuan Negara untuk melakukan pembangunan secara
keseluruhan akan turut menentukan posisinya dipercaturan dunia internasional. Setiap
Negara yang berhasil melakukan pembangunan akan sangat dipertimbangakan dan
memiliki peranan penting baik secara regional maupun internasional. Misalnya Cina
dan India merupakan negara yang secara perlahan melakukan pembangunan dan
terbukti mulai memiliki peranan yang cukup penting dalam mengendalikan laju
perekonomian negara-negara di Asia. Namun, kemajuan yang sekarang ini dinikmati
oleh Cina dan India belum sepenuhnya mencapai pembangunan yang berhasil (baru
memasuki pembangunan tahap awal) karena keduanya belum mampu memenuhi
beberapa indikator pembangunan lainnya.

Model/strategi pembangunan yang pasca Perang Dunia II sampai sekarang


masih menjadi sorotan dan menjadi topik perbincangan kalangan akademisi yakni
model pembangunan nasional (national building) di Negara-negara dunia ketiga.
Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki
berbagai aspek kehidupan manusia (Portes 1976). Perubahan yang direncanakan
dalam pembangunan mencakup seluruh sistem sosial masyarakat mulai dari ekonomi,
politik, infrastruktur, pertahanan, pendidikan, teknologi, kesehatan. Perubahan dalam
sistem ekonomi misalnya terjadinya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi,
perubahan basis ekonomi dari importir menjadi eksportir (produksi berbasis pada
ekspor), peningkatan penerimaan devisa dari seluruh aktivitas ekonomi,dll. Dari
aspek politik, pembangunan biasanya ditandai dengan adanya stabilitas politik dalam
negeri. Sedangkan pembangunan pada aspek pertahanan diindikasikan dengan
terjaminnya keamanan nasional. Adapun beberapa indikator pembangunan yang
banyak digunakan oleh lembaga-lembaga internasional, diantaranya; Kekayaan Rata-

12
rata (GDP dan GNP, Perkapita), Distribusi pendapatan (pemerataan), kualitas
kehidupan, kerusakan lingkungan dan keadilan sosial dan berkesinambuangan.
Ada beberapa Negara di kawasan Amerika Utara, Asia, Afrika, Amerika Latin
dan Eropa Barat yang melakukan pembangunan nasional dengan mengadopsi teori
modernisasi. Dengan karakteristik nasional yang berbeda-beda menggunakan satu
model yakni modernisasi tentunya akan menghasilnya hasil yang berbeda pula.
Negara-negara di Kawasan Amerika Utara dan Eropa Barat telah berhasil melakukan
pembangunan secara evolusi pada abad ke 18 dengan model/konsep pembangunan
yang sama (konsep modernisasi).
Pada perkembangannya kemudian, keberhasilan pembangunan yang diterapkan
pada negara-negara di Eropa ini memberikan pemikiran lanjut untuk melakukan
ekspansi pasar ke negara-negara dunia Ketiga, dan banyak memberikan bantuan
untuk pembangunannya; dalam kenyataannya, keberhasilan yang pernah diterapkan
di Eropa, ternyata banyak mengalami kegagalan di negara-negara dunia Ketiga.
Kemudian, mereka mencoba memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah
berdasarkan cara pandang mereka. Adapun asumsi dasar teori modernisasi seperti
yang terlihat ada table di bawah ini.
Asumsi Tentang Uraian
Pola sejarah perekonomian dunia 1) Kemiskinan dunian terjadi sejak tiga
abad yang lalu;
2) Revolusi industri telah menciptakan
Negara-negara kaya di dunia pertama
(Eropa Barat dan Amerika Utara);
3) Industrialisasi akan merambat ke Negara-
negara dunia ketiga, melalui proses
difusi;
4) Semua masyarakat di dunia pada
akhirnya akan mencapai kemakmuran
Sumber penyebab kemiskinan global Karakteristik bangsa-bangsa di dunia
ketiga yang telah menciptakan
kemiskinan seperti:
1) Tidak memiliki modal untuk
industrialisasidan investasi di sector
ekonomi modern.
2) Tidak punya teknologi untuk
industrialisasi yang dapat mendorong

13
pertumbuhan ekonomi
3) Pola budaya tradisional yang
menghambat etos kerja,kreativitas dan
inovasi
4) Angka kelahiran dan pertumbuhan
penduduk yang tinggi
Peranan Negara-negara kaya dalam Negara-negaar kaya dapat membantu
ekonomi global Negara-negara miskin melalui:
1) Program pengendalian angka
kelahihan/keluarga berencana;
2) Transfer teknologi dan bantuan
pendidikan untuk meningkatkan produksi
pangan dan industrialisasi
3) Investasi melalui penanaman modal
asing (PMA)
4) Bantuan dana/ hutang luar negeri

Dengan melihat asumsi dasar tentang penyebab kemiskinan di dunia ketiga


seperti pada tabel diatas maka, para ahli seperti W.W.Rostow mengemukakan
beberapa solusi untuk menciptakan suatu pertumbuhan ekonomi. Salah satu solusi
yang dikemukakan oleh Rostow yakni Negara-negara berkembang memerlukan
bantuan investasi dari Negara-negara kaya (melaui PMA). Di samping itu, untuk
investasi dalam negeri, Negara berkembang memerlukan bantuan dalam bentuk
hutang luar negeri, selain bantuan teknologi, peningkatan tingkat pendidikan dan
penurunan angka kelahiran. Strategi industrialisasi diarahkan kepada produksi
barang-barang subtitusi impor pada tahap awal, kemudian disusul oleh produksi
berorientasi ekspor.

Adapun kebijakan, model, dan strategi pembangunan nasional menurut teori


modernisasi (ekonomi makro) itu sendiri. secara spesifik, seperti terlihat pada tabel di
bawah ini.

Kebijakan, Model dan Strategi Pembangunan Nasional Menurut Teori


Modernisasi

Aspek Pembangunan Langkah-Langkah yang Ditempuh


Kebijakan 1) Pembangunan ekonomi pada skala
makro (investasi besar untuk penyerapan

14
angkatan kerja)
2) Menciptakan pertumbuhan ekonomi
nasional melalui Penanaman Modal Asing
(PMA) dan bantuan dana/hutang luar
negeri
Model 1) Hubungan positif antara pertumbuhan
ekonomi (PDB/GNP) dengan hutang luar
negeri,PMA,Penanaman modal dalam
negeri (PMDN) dan pembangunan
infrasturktur ekonomi makro
Strategi 1) Menurunkan angka kelahiran dan
pertumbuhan penduduk, agar
pertumbuhan ekonomi meningkat
2) Industrialisasi melalui PMA
3) Menerima hutang luar negeri untuk
investasi dalam negeri agar tercipta
trickle-down effect
4) Mengembangkan industry subtitudi
impor, untuk mengurangi ketergantungan
kepada impor barang konsumsi (defensif)
5) Membangaun industri berorientasi
ekspor untk memperoleh devisa (ofensif)
6) Membangun infrastruktur ekonomi

Meskipun kebijakan, model dan strategi pembangunan nasional diatas telah di


adopsi sepenuhnya oleh Negara-negara dunia ketiga lainnya namun, pada
kenyataannya tidak semua Negara berhasil melakukan pembangunan nasionalnya.
Cenderung setelah menerapkan kebijakan tersebut seperti menerima Penanaman
Modal Asing (PMA) secara besar-besaran dan menerima bantuan luar berupa hutang
luar negeri, Negara justru mengamalami “ketergantungan abadi” pada Negara
donatur. Begitu pun dengan penerapan kebijakan,model, dan strategi lainnya yang
juga tidak efektif dalam mendorong pembangunan nasional.

Kegagalan Negara-negara dunia ketiga menerapkan model, strategi dan


kebijakan di atas lebih disebabkan oleh faktor internal masing-masing Negara. Dalam
artian bahwa berhasil tidaknya pembangunan dalam suatu Negara sangat tergantung
pada faktor internal. David Mc Clelland salah satu ahli yang mengusulkan konsep
need of achievement (n-ach) atau kebutuhan untuk berprestasi. Teori ini mengatakan

15
bahwa proses pembangunan berarti membentuk manusia yang berjiwa wiraswasta
dengan jiwa n-ach yang tinggi. Berarti bahwa pembangunan suatu Negara sangat
tergantung pada manusia/masyarakat dalam Negara itu sendiri. Teori Harrold-Domar,
masih menyoroti masalah internal yang dapat menyokong pembangunan suatu
Negara. Teori ini menyatakan bahwa pembangunan hanya dapat berlangsung dengan
baik bilamana tingkat tabungan masyarakat maupun devisa Negara cukup untuk
melakukan pembangunan. Teori yang paling klasik yakni teori Max Weber. Teori ini
menekankan nilai-nilai budaya yang bisa memberikan etos kerja yang tinggi. Max
Weber berbicara masalah tentang peran agama, terutama konsepnya yang sudah
menjadi klasik, yakni etika protestanisme. Menurutnya hal inilah yang membawa
masyarakat Eropa Barat dan Amerika Serikat pada kemajuan. Ketersediaan tenaga
ahli dan terampil Bert F. Hoselitz dalam karyanya,“Economic Growth and
Development: Noneconomic Factors in Economic Development” merupakan salah
satu faktor penting yang dibutuhkan dalam pembangunan.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari


keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu
masyarakat yang modern. Banyak para ahli mendefinisikaan modernisasi, namun
secara garis besar kami dapat mennyimpulkan definisi modernisasi seperti kalimat
diatas.
Modernisasi dapat terwujud apabila masyarakatnya memiliki individu yang
mempunyai sikap modern. Selain dorongan modernisasi, terdapat pula syarat-syarat
modernisasi.
Modernisasi juga mempunyai dampak bagi kehidupan bermasyarakat pada
masysarakat yang menganut modernisasi. Modernisasi memiliki dampak negatif dan
dampak positif. Dampak positif modernisasi diantaranya perubahan tata nilai dan
sikap, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kehidupan yang
lebih baik. Dampak negatif dari modernisasi diantaranya pola hidup konsumtif, sikap
individualistik, gaya hidup kebarat-baratan, kesenjangan sosial, kriminalitas.
Modernisasi memiliki gejala-gelaja meliputi gejala politik, gejala sosial, gejala
budaya, gejala ekonomi yang harus ditanggapi dengan bijak.

B.Saran
Modernisasi memang perlu untuk kemajuan suatu wilayah, daerah, bahkan suatu
negara. Namun kia harus menanggapi modernisasi dengan bijak agar kita tidak
terjerumus ke dalam dampak-dampak atau gejala yang merugikan yang akan
ditimbulkan oleh modernisasi. Bak dua sisi mata uang yang berbeda, disamping ada
dampak positif dari modernisasi yang akan menguntungkan kita, ada juga dampak
negatif yang dapat ditimbulkan oleh modernisasi yang pastikan akan mengganggu,
dan merugikan kita.

17
Karena itu, menurut kami masyarakat hendaknya lebih selektif dalam menyaring
kebudayan modernisasi ini. Apa lagi budaya kebarat-baratan, sebagai negara yang
sebagian besar penduduknya beragama islam, hendaknya masyarakat tidak menganut
budaya barat yang tidak sesuai dengan syariat agama.

Pemerintah juga berperan penting dalam pemerataan modernisasi. Karena akan ada
banyak masalah yang ditimbulkan , misalnya karena pola hidup masyarakat yang
konsumtif, kita harus mengimpor barang untuk memenuhi permintaaan pasar dala
negeri, sedangkan daya ekspor kia rendah, hal ini kan sangat merugikan pelaku pasar
di dalam negeri, seperti kentang yang pemerintah impor, akan merugikan petani
kentang karena harga kentang lokal akan turun karena banyaknya kentang dipasaran.
ini tugas kita bersama dan juga pemerintah yang harus lebih memperhatikan rakyat
kecil. Kita juga harus lebih mencintai produk-produk dalam negeri. Jika kerugian
akan terus menerus melanda pelaku pasar dalam negeri, maka akan banyak pelaku
pasar yang gulung tikar, banyak pekerja yang akan menganggur, ini akan
menimbulkan kriminalitas. Maka dari itu para pelaku pasar diminta untuk lebih
kreatif dalam menciptakan dan memsarakan produk dan jasa dalam negeri di nasional
maupuun dikancah internasional.

Masyarakat juga tidak seharusnya bersikap individualistik. Karena kita hidup


bermasyarakat dan kita adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan, kita harus
memiliki rasa kepedulian terhadap sesama.

18
DAFTAR PUSTAKA

Suryono Agus, 2010, Dimendi-Dimensin Prima Teori pembangunan, cetakan 1,


Malang: Universitas Brawijaya Press.
Elly, Usman, 2011, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan
Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya, Cetakan ke-1, Jakarta: kencana.
Gerge, Doglas J, 2004, Teori Sosiologi Modern, Edisi Pertama, cetakan ke-7,
Penerjemah Alimandan, Editor Triwibwo, Jakarta: kencana.
Suryono Agus, 2010, Dimendi-Dimensin Prima Teori pembangunan, cetakan
1, Malang: Universitas Brawijaya Press.
Sonia, 2011, Makalah Modernisasi -Ilmu Sosial Budaya, http://soniarai-
azizah.blogspot.com/2011/12/makalah-modernisasi-ilmu-sosial-budaya.html.
Diambil pada 05 Mei 2014 My sceret, Teori Modernisasi (Geografi
Pembangunan), 2014, http://erinutami.blogspot.com/2014/02/teori-
modernisasi-geografi-pembangunan.html. Diambil pada 05 Mei 2014
ENS Blog, 2013, Makalah Modernisasi, http:/ /evanursaadah 15. blogspot.
com/2013/09/makalah-modernisasi.html. Diambil pada 05 Mei 2014
Kumpulan Bahan Ajar Geografi Pembangunan
Wahyu. 2011. “ Teori Modernisasi”.
http://wahyubraveadministrator.blogspot.com/2011/01/teori-modernisasi.html.
Diakses pada 03 Oktober 2013.

Kengkongan. 2013. “ Pembangunan dan Teori Modernisasi”.


http://kengkongan.blogspot.com/2013/03/pembangunan-dan-teori-
modernisasi_27.html. Diakses pada 03 Oktober 2013.

Purnama, Bagus. 2012. “Teori Pembangunan”.


http://bagusspurnama.blogspot.com/2012/07/teori-teori-pembangunan-dalam.html.
Diakses pada 03 Oktober 2013.

19

Anda mungkin juga menyukai