PEMBANGUNAN MANUSIA
Filosofi dan Praksis Pembangunan yang Bermartabat1
Irwan Abdullah2
Abstract
Indonesia has infrastructure constraints, such as the need for food, health, and education.
Limitation in improving the infrastructure has raised many problems, such as bad nutrition and
the spreading of disease. In return, this condition has caused low life quality of Indonesian people
compared to other Asean countries. The richness in nature resources has not yet became the
basic element to develop the man resources in competing with other countries. The gap between
the rich and poor, East and West, rural and urban, local people and outsider, gender imbalance
became another constraints in building human capital in Indonesia.
Keywords: human capital, culture, structure and infrastructure
1
Keynote Speech Seminar Ulang Tahun Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM dan Penghormatan
atas Purna Tugas Prof. Drs. Kasto, M.A., Pembangunan Manusia: Tantangan Masa Depan, Yogyakarta, 5
April 2007
2
Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
semacam ini pula yang menyebabkan Mansur lebih menempatkan manusia di depan, dan
Fakih (2006:87) akhirnya sampai kepada suatu yang kedua adalah bagaimana praktik
kesimpulan bahwa teori pembangunan itu telah pembangunan yang ideal yang dibutuhkan
runtuh yang salah satunya disebabkan oleh untuk mencapai suatu, bukan hanya, Indeks
moral hazard. Pembangunan Manusia (IPM) yang lebih baik
Pembangunan di satu sisi memang tidak dari waktu ke waktu dan tidak tertinggal
dapat dihindari untuk mengambil suatu dibandingkan dengan negara-negara Asia
pemihakan terhadap manusia yang menerima lainnya, tetapi juga untuk menjamin suatu
akibat-akibat dari pembangunan itu, terlepas kesejahteraan publik yang dibayangkan oleh
dari suatu keyakinan bahwa pembangunan Amartya Sen (1993). Sebelum kedua hal
harus dijalankan dengan metode dan indikator- tersebut dibicarakan, akan dipaparkan
indikator ekonomi dan teknis dengan tingkat kendala-kendala objektif yang dihadapi dalam
akurasi yang tinggi. Persoalan penting di sini proses pembangunan tersebut yang meliputi
adalah bagaimana manusia bisa memberikan kendala struktural, kultural, dan infrastruktural.
suatu konfigurasi bagi model pembangunan Sebelum tulisan ini ditutup akan dibicarakan
yang dijalankan? Di sisi lain, pembangunan pilihan-pilihan agenda penelitian yang dapat
terikat pada kepentingan-kepentingan yang dikembangkan di masa yang akan datang.
lebih besar, ekonomi politik global dan nasional, Hambatan infrastruktural di Indonesia dapat
dengan pilihan-pilihan nilainya sendiri dilihat pada berbagai bidang kehidupan, seperti
walaupun orang-orang seperti Soedjatmoko kebutuhan makan, kesehatan, dan pendidikan.
(1983:21) pastilah tidak sepakat karena ia Selain itu, bidang yang menjadi kebutuhan
pernah dengan tegas mengatakan bahwa sekunder manusia, seperti hiburan, sarana
pembangunan ekonomi itu bukanlah suatu penunjang kerohanian, taman kota, fasilitas
proses ekonomi semata-mata, melainkan suatu rekreasi, dan pusat-pusat hiburan lainnya, juga
penjelmaan dari perubahan sosial dan menjadi bagian yang penting dan langka.
kebudayaan yang meliputi bangsa kita di dalam Demikian juga kebutuhan tersier atau
kebulatannya. Kesadaran tentang pergeseran kebutuhan fasilitas hidup masyarakat, seperti
ini kemudian semakin memberikan fasilitas jalan, transportasi publik, dan fasilitas
kesempatan pada perspektif alternatif dalam pendukung lainnya untuk publik, yang juga
mempelajari perubahan umat manusia dan mengalami keterbatasan. Bentuk-bentuk
bagaimana menatanya melalui kebijakan yang keterbatasan infrastruktural yang tidak
lebih tepat untuk mencapai tujuan-tujuan ditangani secara arif akan menyebabkan
kesejahteraan dan kualitas hidup umat banyak permasalahan. Contoh yang
manusia yang lebih baik. sederhana adalah terpuruknya kualitas
Untuk sampai kepada diskusi tersebut, dua kesehatan masyarakat, seperti kasus gizi buruk
hal akan menjadi kunci pembahasan makalah dan penyebaran penyakit menular, termasuk
ini, pertama adalah landasan filosofi avian influenza. Kondisi ini mengakibatkan
pembangunan untuk mencoba melihat rendahnya kualitas hidup masyarakat kita
kebutuhan-kebutuhan pembangunan yang
muncul itu adalah hasil kesimpulan pribadi dalam setiap proses pembangunan itu.
terhadap kelompok lainnya. Praduga seperti itu Pembangunan tidak akan pernah dapat
kerap membuahkan petaka perselisihan berjalan apabila tidak ada kesalingpemahaman
apabila tidak dicegah dengan membangun dalam berbagai aktivitas kultural dimaksud.
komunikasi yang intens terhadap kelompok Sistem kultural yang di dalamnya terdapat
dimaksud. norma, nilai, ide, dan gagasan peraturan-
Dengan kata lain, hambatan kultural adalah peraturan apabila tidak dipahami secara
hambatan yang ditimbulkan sebagai akibat terintegrasi bisa saja mereduksi heterogenitas
adanya faktor-faktor kultural tersebut. Suatu menjadi sebuah penghambat dalam relasi
hambatan bisa saja datang sebagai akibat dari antarbudaya. Heterogenitas sistem ini perlu
sistem budaya sendiri, dari sistem sosial yang dikenali, dipahami, dan kemudian nilai apa
ada ataupun dari wujud fisik kultur itu. yang perlu diinternalisasi ke dalam kehidupan
Sebagaimana dikatakan Koentjaraningrat dan masyarakat hingga konflik antarbudaya tidak
Emmerson (1985), dimensi kultural terdiri dari perlu dialami. Hambatan kultural yang
tiga bagian: pertama adalah cultural system, disebabkan oleh sistem budaya, agama, dan
kedua adalah social system, dan ketiga adalah yang lainnya masih mewarnai adanya proses
artifacts atau yang berwujud kebudayaan fisik. pembangunan di Indonesia. Beberapa kasus
Ketiga wujud tersebut dapat menjadi kerusuhan etnis, dan budaya kiranya menjadi
penghambat pembangunan apabila tidak bahan internalisasi bagi langkah ke depan
terkelola dengan baik sebagai kekuatan. masyarakat Indonesia. Kasus pribumi dan
Hambatan kultural dalam hal ini dapat saja nonpribumi di Solo, kasus etnis Dayak dan
berupa adanya norma adat yang berbeda-beda Sampit di Kalimantan, kasus agama di Ambon
dalam menginterpretasikan berbagai faktor dan Poso adalah bagian yang mewarnai
kehidupan di masyarakat. Nilai, peraturan, dan human development di Indonesia.
gagasan yang muncul dari satu komunitas yang Eksklusifisme adalah salah satu faktor
berbeda sudah barang tentu akan berbeda penyebab tumbuh suburnya hambatan kultural
dengan komunitas lainya, akibatnya apa yang dimaksud. Sikap untuk menutup diri,
dilihat dari seting yang berbeda akan memandang rendah budaya lain, dan
menghasilkan interpretasi yang berlainan. Hal menganggap peradaban kota lebih baik
ini apabila tidak terpecahkan dengan daripada di desa adalah salah satu
komunikasi lintas kultural sudah barang tentu penghambatnya. Perbedaan budaya, adat
akan mengakibatkan hambatan bagi istiadat, dan agama dapat menjadi sebuah
pembangunan itu sendiri. Aktivitas-aktivitas anugerah yang tiada terkira yang dapat menjadi
kolektif dari kelompok masyarakat yang sumber bagi penataan sosial yang lebih baik.
berbeda, apalagi jaraknya ribuan kilometer, Heterogenitas sistem budaya dan sistem sosial
seperti Jakarta dan Papua, dapat menimbulkan sesungguhnya dapat dijadikan sebagai faktor
hambatan pula. Wujud fisik sebagai wujud penguat atas adanya relasi silang budaya, dan
paling dekat dan nyata dari suatu kebudayaan itu artinya dapat menjadi penguat bagi proses
juga akan memberikan nuansa yang berbeda pembangunan tersebut.
tidak bisa mendapatkan akses kesehatan yang bersifat horizontal, maka distribusi
karena fasilitas rumah sakit yang baik berada merupakan pertukaran vertikal
di seberang daerah konflik yang bukan wilayah antarmasyarakat dengan struktur yang
yang dapat diakses yang menyebabkan mempunyai jabatan lebih tinggi. Sebagai misal
hilangnya hal sekuritas. Oleh karena itu, adalah hubungan antara masyarakat dengan
pembangunan sangat terkait dengan rasa negara. Bentuk kerja sama dalam bentuk pajak
nyaman, aman, ketenangan, dan kepastian. yang diberikan rakyat diputar kembali dalam
Ketiga, equality of opportunity, yang bentuk subsidi silang. Distribusi juga digunakan
menegaskan bahwa setelah the social untuk pertukaran barang dan jasa yang ditandai
minimum terpenuhi, setiap masyarakat berhak dengan adanya pemusatan wewenang (ketua
mendapatkan kesejajaran kesempatan untuk adat, kepala desa hingga lembaga agama).
nutrisi, udara, air, perlindungan, perubahan Bulog (Badan Urusan Logistik) dan BAZIS
cuaca yang tiba-tiba, bencana, penyakit. Pada (Badan Amal Zakat Infaq dan Shadaqoh) yang
kondisi material, sebagai warga negara berhak menangani distribusi harus menganut prinsip-
mendapatkan lima hal, yakni economic prinsip inklusif, bukan berdasarkan
resources (pendapatan dan kesejahteraan), kepentingan-kepentingan yang
housing condition (kondisi ruang rumah yang menguntungkan segelintir orang.
memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan); Kelima, social trust yang merupakan
working condition (diukur dari standar harapan yang muncul dalam sebuah komunitas
kebisingan temperatur di tempat kerja dan jam yang berperilaku normal, jujur, kooperatif,
kerja yang dijalani); health (variasi gejala stres berdasarkan norma-norma yang dimiliki
dan hilangnya sakit dan penyakit serta bersama demi kepentingan anggota yang lain
tersedianya bantuan medis bagi masyarakat); dari komunitas tersebut. Masyarakat low social
dan education (pencapaian pendidikan formal). trust terindikasi dari kerja sama dalam bentuk-
Pendekatan di atas merupakan modal dasar bentuk kebijakan formal yang dilaksanakan
bagi pemberdayaan manusia. Semua orang dengan cara wajib, bahkan koersif, seperti
berhak menerima pendidikan, akses pajak yang tidak harus dibayar oleh komunitas
kesehatan, sarana permukiman, dan sanitasi yang mempunyai high social trust. Filosofi
yang layak. Equality of opportunity merupakan pembangunan sebenarnya menyangkut
kunci dari keadilan sosial. Hilangnya keadilan pertanyaan yang mendasar bukan hanya
disebabkan oleh beberapa hal, seperti tentang untuk apa pembangunan itu
sentralisasi negara, diskriminasi struktural yang dilakukan, tetapi juga dari siapa pembangunan
diberlakukan oleh pemerintah, dan konflik yang itu berasal. Kepentingan manusia harus pula,
tidak terkendali dan berkepanjangan. selain dipahami sungguh-sungguh,
Keempat, fair distribution, semua diperhatikan di dalam pelaksanaan
masyarakat berhak mendapatkan akses pembangunan itu. Tingkat kepercayaan yang
distribusi sumber daya dan kekayaan publik pada gilirannya akan menjadi sumber bagi
dengan adil. Jika resiprositas merupakan pembangunan dan keberlanjutan
pertukaran antara individu atau antarkelompok pembangunan itu.
Effendi, Sofian, Sjafri Sairin, M. Alwi Dahlan capital dalam HDCA Conference Paper.
(ed.). 1992. Membangun Martabat manusia Groningen, The Netherlands: Faculty of
Perananan Ilmu-Ilmu Sosial dalam Philosophy
Pembangunan. Yogyakarta: Gadjah Mada Marcuse, Herbert. 2000. Manusia Satu-
University Press. Dimensi. Yogyakarta: Bentang Budaya.
Fakih, M. 2001. Runtuhnya Teori Masinambow, E. K. M. 1997. Koentjaraningrat
Pembangunan dan Globalisasi. dan Anthropologi di Indonesia. Jakarta:
Yogyakarta: Insist dan Pustaka Pelajar. Yayasan Obor Indonesia.
. 2006. Runtuhnya Teori Narayana, Deepa. 2002. Voices of the Poor:
Pembangunan dan Globalisasi. Can Everyone Hear Us?. New York: Oxford
Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Insist University Press.
Press.
Nezar Patria and Andi Arief. 1999. Negara dan
Foucault, M. 2002. Other of Thing: Arkeologi Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ilmu-Ilmu Kemanusiaan. Yogyakarta:
Peet, Richard and Elaine Hartwick. 1999.
Pustaka Pelajar.
Theories of Development. London: The
Fukuyama, Francis. 2002. Trust: Kebajikan Guilford Press.
Sosial dan Penciptaan Kemakmuran.
Perangin-Angin, Robert dan Irawati
Yogyakarta: Qalam.
Singarimbun (eds.). 1999. Matahari di Hati
Harrison, Lawrence E. 2005. Culture and Kami: Mengenang Prof. Dr. Masri
human culture progress: the values, Singarimbun, HonLLD.b. Jakarta: Yayasan
attitudes and beliefs that work and dont Merga Silima.
work, Occasional Papers on Global, 2(3):
Pitoyo, Agus Joko. 2007. Pengangguran dan
1-9.
kebijakan penanganan, dalam Tukiran, P.
Hobart, M. 1993. Anthropological Critique of M. Kutanegara, Agus Joko Pitoyo, M.
development: The Growth of Ignorance. Syahbudin Latief (ed.), Sumber Daya
London and New York: Routledge. Manusia: Tantangan Masa Depan.
Kalangie, Nico S. 1999. Akankah Yogyakarta: Kerja sama Pustaka Pelajar
pembangunan nasional di Indonesia dan Pusat Studi Kependudukan Kebijakan
berkembang?, Antropologi Indonesia, Mei- Universitas Gadjah Mada.
Agustus, 23(59). Polanyi, K. 2003. Transformasi Besar: Asal-
Koentjaraningrat dan Donald K. Emmerson. Usul Politik dan Ekonomi Zaman Sekarang.
1995. Aspek Manusia dalam Penelitian Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Race, Alberto and Long Norman. 2002.
Kuntowijoyo. 2006. Budaya dan Masyarakat. Anthropologi, Development and
Yogyakarta: Tiara Wacana. Modernities. New York: Routlegde.
Ledoswki, Joseph D. 2006. Explaining social
poverty: human development and social
. 1983. Dimensi Manusia dalam Voinovich, George. 2000. The crisis in human
Pembangunan. Jakarta: LP3ES. capital, Committee on Governmental
Affairs United State Senate. December.
Soetomo. 2006. Strategi-Strategi
Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.