Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

MATA KULIAH

MANAJEMEN TRANSPORTASI

STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN TRANSPORTASI

Dosen : Dr. Ir. ILHAM SYAFEI, MT.

Disusun Oleh :

RINTO SUMIHAR PARDOSI

STB : 003709192020

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL


TRANSPORTASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
A. Pengertian Manajemen Transportasi

Salah satu Pengertian manajemen transportasi adalah sebagai usaha dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan dengan penghasilan jasa angkutan oleh perusahaan angkutan
sedemikian rupa, sehingga dengan tarif yang berlaku dapat memenuhi kepentingan umum.
Pada umumnya manajemen transportasi menurut Nasution (1996) menghadapi 3 (tiga) tugas
utama :
a. Menyusun rencana dan progam untuk mencapai tujuan dan misi organisasi secara keseluruhan.
b. Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.
c. Dampak sosial dan tanggung jawab sosial dalam pengoperasikan angkutan kota.

Model Struktur Organisasi Manajemen Transportasi

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi. Struktur organisasi


dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu
tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins dan
Coulter, 2007:284). Pada umumnya, organisasi formal mempunyai struktur organisasi yang
jelas dan nyata yang tersusun dari ketua, bendahara, sekretaris, dan juga anggota. Bagi suatu
struktur organisasi yang lebih kompleks lagi, terdapat wakil ketua, wakil sekretaris, dan banyak
lagi koordinator dalam tiap-tiap anggota yang terbagi menjadi divisi-divisi yang sesuai
dengan kebutuhan dari struktur organisasi tersebut. Untuk struktur organisasi yang lebih
kompleks sesuai dengan teori manajemen, terdapat pembagian tugas yang sesuai dengan
fungsi-fungsi yang dibutuhkan, seperti adanya pemimpin, manager, supervisor manajer, dan
lain sebagainya.

Struktur organisasi dapat juga mempunyai hubungan koordinasi kesamping dengan


badan-badan yang lainnya yang setingkat dengan mereka yang memiliki fungsi sebagai
pengawas kerja dalam organisasi. Dalam struktur organisasi mahasiswa, terdapat Dewan
atau Majelis Permusyawaratan yang berfungsi untuk mengawasi kerja mereka serta
mewadahi berbagai kebutuhan para anggota yang tidak masuk ke dalam struktur organisasi
pengurus badan eksekutif tersebut.
Sebuah organisasi yang mempunyai aturan ketat, terbagi atas antara lain badan yudikatif
yang berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan berbagai aturan oleh badan eksekutif serta
seluruh anggota. Itulah pengertian organisasi, tujuan organisasi, manfaat organisasi, pengertian
organisasi menurut para ahli, struktur organisasi, teori organisasi, ciri-ciri organisasi. Adanya
struktur organisasi sangat penting, guna mengatur para anggota dalam sebuah organisasi. Perlu
diketahui juga bahwa organisasi merupakan media penting dalam keberlangsungan kehidupan
manusia. Baik itu merupakan organisasi yang terdapat di sekolah atau yang lainnya. Dengan
adanya organisasi tersebut yang terdapat di sekolah dapat membentuk karakter dan mental yang
dimiliki oleh para anggota dalam struktur organisasi tersebut.

2. Fungsi Organisasi Manajemen Transportasi Kota Makassar

Terdapat kecenderungan bahwa berkembangnya suatu kota bersamaan pula dengan


berkembangnya masalah transportasi yang terjadi, sehingga masalah ini akan selalu
membayangi perkembangan suatu wilayah perkotaan (Wibawa, 1996). Sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan aktivitas suatu kota, maka kondisi tersebut tidak akan pernah
lepas dari keberadaan sektor transportasi yang merupakan pendukung pergerakan barang dan
manusia, sehingga kebutuhan/ demand terhadap transportasi akan semakin mengalami
peningkatan. Sektor transportasi merupakan sektor yang penting dalam kehidupan masyarakat
dan dapat dikatakan bahwa transportasi menjadi salah satu tulang punggung perekonomian
suatu negara. Keberadaan transportasi sebagai pendukung pergerakan masyarakat akan
memberikan implikasi positif terhadap semakin meningkatnya pertumbuhan dan kemajuan
suatu kota. Namun perlu disadari bahwa, perkembangan transportasi sampai saat ini tidak
hanya memberikan implikasi positif tetapi juga implikasi negatif, seperti kemacetan,
kesemrawutan dan kecelakaan lalu lintas. Implikasi negatif tersebut disebabkan oleh
meningkatnya pertumbuhan penduduk yang memberikan pengaruh pada meningkatnya
demand terhadap sarana maupun prasarana transportasi. Lebih kompleks lagi, timbulnya
permasalahan transportasi adalah terjadinya ketidakseimbangan antara demand dan supply
transportasi, pengaturan ruang dan penggunaan lahan yang tidak tepat (Nugroho, 2009).
Permasalahan ini bukan saja menyangkut pada kenyamanan sistem transportasi yang
terganggu (kepadatan, kemacetan, keterlambatan, parkir dll.), namun juga dapat meningkatkan
pencemaran lingkungan melalui meningkatnya gas buang dari kendaraan bermotor serta
merupakan suatu bentuk pemborosan energi yang sia-sia.
Jadi dapat dilihat, bahwa permasalahan transportasi ini merupakan suatu permasalahan
kompleks yang melibatkan banyak aspek, pihak dan sistem yang terkait sehingga dalam
pemecahan permasalahan tersebut memerlukan suatu pemecahan yang comprehensive dan
terpadu yang melibatkan semua unsur dan aktor dalam pembangunan kota (Mansyur, 2008).
Oleh karena itu, permasalahan transportasi senantiasa menjadi isu terkini bagi kota
besar-besar yang pertumbuhan penduduknya sangat tinggi. Permasalahn transportasi selalu
memberikan dampak pada persoalan lingkungan, ekonomi dan sosial diperkotaan. Semua
aspek tersebut saling terkait dalam sebuah sistem ruang, sehingga permasalahan transportasi
juga tidak terlepas dari permasalahan perencanaan ruang yang tidak tepat. Masih sangat sulit
membedakan apakah permasalahan transportasi yang mendeterminasi perkembangan ruang
ataukah ruang itu sendiri yang menciptakan permasalahan transportasi.
Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, salah satu kota besar di Indonesia
menghadapi masalah transportasi. Membaiknya tingkat ekonomi mempercepat bertambahnya
kendaraan pribadi. Kondisi ini tidak diimbangi perkembangan infrastruktur jalan sehingga
dikhawatirkan jalan-jalan di Makassar macet.
Di Provinsi Sulsel, jumlah kendaraan meningkat 18 persen per tahun. Sementara di
Kota Metropolitan Makassar jumlah kendaraan roda 2 meningkat 13-14 persen per tahun dan
roda 4 meningkat 8-10 persen per tahun. Sementara pertumbuhan jalan hanya 0,001 persen per
tahun. Jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat mencapai 2,4 juta (1,1 juta roda 2
dan 1,3 juta mobil) lebih tinggi dari jumlah penduduknya sebanyak 1,7 juta jiwa. Jumlah
kendaraan pribadi akan bertambah jika memasuki tahun ajaran baru. Para mahasiswa dari luar
Makassar datang dengan menggunakan kendaraan pribadi baik roda 2 maupun roda 4.
Karena itu menurut dia, harus ada percepatan penanganan masalah transportasi di
Makassar dengan menyediakan angkutan umum masal bagi masyarakat. "Angkutan umum
yang terintegrasi menjadi solusinya, penangangan masalah transportasi di Makassar dalam
jangka pendek adalah membangun angkutan umum berbasis bus (Bus Rapid Transit-BRT).

Trans Mamminasata (Makassar-Maros-Sungguminasa-Takalar) adalah layanan BRT


untuk melayani kebutuhan angkutan umum bagi komuter di wilayah Makassar, Maros,
Sungguminasa, dan Takalar yang terdiri atas 11 koridor. "BRT ini terintegrasi dengan moda
transportasi lain seperti dengan Bandara Hasanudin dan pelabuhan Soekarno-Hatta," ujar dia.
Dalam jangka menengah, pemecahan masalah transportasi di Makassar adalah
pengembangan moda transportasi KA baik monorel untuk dalam kota Makassar maupun kereta
yang menghubungkan dengan kota-kota sekitarnya. "Angkutan kereta ini merupakan rencana
jangka panjang untuk mengantisipasi masalah transportasi 20 tahun ke depan," tambah Prof.
Sakti.

Pengembangan kereta api Makassar-Pare Pare merupakan awal dari pengembangan


kereta api Trans Sulawesi yang dilakukan secara bertahap melalui cluster-cluster yaitu
Makassar-Pare Pare-Mamuju, Palu-Poso, Kolaka-Kendari dan Manado-Bitung-Gorontalo.

Angkutan masal berbasis bus (BRT) Mamminasata dengan 11 koridor akan terintegrasi
secara utuh. Namun demikian, ia mengakui pengembangan BRT memiliki dampak terhadap
angkutan umum yang sudah ada seperti pete-pete. "BRT beroperasi di jalur-jalur utama Kota
Makassar, sementara pete-pete beroperasi di jalan-jalan lingkungan menjadi pengumpan BRT.

Laju pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel),


terbilang amat pesat. Tiap tahun tercatat pertambahan puluhan ribu kendaraan bermotor yang
mengaspal di jalan. Kebanyakan yakni kendaraan roda dua alias sepeda motor. Berdasarkan
data Samsat Makassar, jumlah kendaraan bermotor pada 2016 tercatat 1.425.151 unit atau
bertambah 87.009 unit dibandingkan 2015. Adapun, pada 2014 jumlah kendaraan bermotor di
Kota Daeng baru berkisar 1.252.755 unit. Artinya, dalam dua tahun terakhir tercatat
pertambahan 172.395 unit.
Bila dirata-ratakan, pertumbuhan kendaraan bermotor di Makassar berkisar tujuh
persen setiap tahunnya. Laju pertumbuhannya didominasi oleh kendaraan roda dua yang sejak
2014 menembus angka satu juta unitkata.
Pada 2016 jumlah sepeda motor di Makassar mencapai 1.128.809 unit. Jumlah
kendaraan roda dua itu terpaut jauh dibandingkan kendaraan roda empat atau lebih.
Rinciannya, yakni mobil penumpang (206.435 unit), bus (17.264 unit), mobil barang (72.239
unit), dan kendaraan khusus (403 unit). Pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor menjadi
salah satu pemicu kemacetan di Kota Makassar. Musababnya, laju pertumbuhan kendaraan
bermotor tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan yang hanya 1,28% ditahun (BPS Kota
Makassar, 2016).
Sementara pihak Samsat menerangkan pihaknya juga tidak memiliki kewenangan
untuk membatasi jumlah kendaraan bermotor. Samsat sebatas melakukan proses pendataan
administrasi kendaraan bermotor. Permasalahan kemacetan, memang mesti dibahas bersama
seluruh instansi terkait dan stakeholder. Salah seorang warga Makassar, M Rahmat (31),
mengeluhkan kemacetan yang selalu terjadi di Makassar, khususnya pada pagi dan sore hari.
Ia pun mengkritisi pemerintah yang tidak membatasi pertumbuhan kendaraan di mana semakin
banyak mobil murah dan terlalu gampangnya pembelian sepeda motor (Kurniawan, 2017).
Manfaat terbesar bagi pengendara dan bukan pengendara dari peningkatan
perbaikantransportasi publik akan sangat membantu mengurangi kemacetan jalan, polusi udara,
serta konsumsi minyak dan energi. Kota merupakan sebuah ciptaan yang bertujuan untuk
memaksimalkan pertukaran (barang-barang, jasa, hubungan persahabatan, pengetahuan dan
gagasan), serta meminimalisasi perjalanan. Peran transportasi adalah untuk memaksimalkan
kegiatan pertukaran. Kajian tentang transportasi bisa dilakukan dari berbagai perspektif, yaitu
dari lingkup pelayanan spasialnya yang menjadi dasar bagi birokrasi dalam membagi
kewenangan pengaturan penyelenggaraan transportasi. Transportasi dipilah menjadi
transportasi privat dan publik.Transportasi publik dapat diartikan sebagai angkutan umum, baik
orang maupun barang, dan pergerakan dilakukan dengan moda tertentu dengan cara membayar.

Anda mungkin juga menyukai