Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM TRANSPORTASI
TATA KELOLA TRANSPORTASI SULAWESI BARAT (MAMUJU)

NURAINUN
218190130

TEKNIK SIPIL C

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa
pula salam dan taslim tak henti-hentinya kita haturkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW. Nabi pembawa obor keselamatan dunia wal akherat.
Amin

Ucapan terima kasih penyusun berikan kepada pihak-pihak yang telah


memberikan masukan yang bermanfaat sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Permohonan maaf dan kritikan yang bersifat membangun
sangat penyusun harapkan karena penyusun menyadari masih banyak kekurangan
dan kekhilafan di dalam makalah ini, karena kesempurnaan sesungguhnya hanya
datangnya dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya.

Parepare, 6 Januari 2022

Penyusun,
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda hidup mencakup
benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya. Kegiatan
transportasi ini membutuhkan tempat yang di sebut dengan prasarana transportasi.
Sistem transportasi di usahakan memberikan suatu transportasi yang aman, cepat
dan nyaman.
Dalam perencanaan kota, masalah Transportasi tidak dapat diabaikan.
Masalah ini menjadi syarat penting artinya karena menyangkut hubungan antar
daerah perencanaan di daerah perkotaan, transportasi berperan menghubungkan
kegiatan antar lahan sebagaimana yang ditetapkan dalam rencana. Peranan sistem
jaringan transportasi sebagai prasarana perkotaan mempunyai dua tujuan utama :
a. Sebagai alat untuk mengarahkan pembangunan perkotaan.
b. Sebagai prasarana bagi pergerakan orang dan barang yang timbul akibat
adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut.
Interaksi antara sistem kebutuhan akan transportasi dan sistem prasarana
transportasi ini akan menghasilkan pergerakan manusia dan/atau barang dalam
bentuk pergerakan kendaraan dan/atau orang. Transportasi berperan sebagai
penghubung antar satu daerah dengan daerah lainnya di perkotaan yang tiap
tahun,.akan mengalami perkembangan karena daya tarik kota yaitu sebagai pusat
administrasi pemerintahan, pusat perekonomian, pusat pendidikan, pusat hiburan,
dan lain-lain. Akibat dari daya tarik tersebut adakecendrungan orang melakukan
urbanisasi ke kota, tejadi mobilitas yang tinggisehinggakebutuhan bergerak
orangpun meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang ada.

kabupaten Mamuju terletak di Provinsi Sulawesi Barat pada posisi 10 38’


110’’ – 20 54’ 552’’ Lintang Selatan dan 110 54’ 47’’ – 130 5’ 35’’ Bujur Timur.
Kabupaten Mamuju yang beribukota di Mamuju, berbatasan dengan Kabupaten
Mamuju Tengah di sebelah utara dan Provinsi Sulawesi Selatan di sebelah timur,
Kabupaten Majene, Kabupaten Mamasa dan Provinsi Sulawesi Selatan di sebelah
selatan serta Selat Makassar di sebelah barat.

kabupaten Mamuju memiliki luas wilayah 5.056,19 Km2. Hampir seluruh


kecamatan di Kabupaten Mamuju dilintasi oleh sungai dan dengan topografi
pegunungan. Kecamatan Kalumpang merupakan kecamatan terluas dengan luas
wilayah 1.731,99 Km2 atau 34,20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten
Mamuju, sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Kepulauan Balabalakang
dengan luas wilayah 21,86 km2 atau 0,43 persen dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Mamuju. Berdasarkan jarak terhadap ibukota kabupaten maka
Kecamatan Balabalakang memiliki jarak terjauh sekitar 202 km2, sedangkan yang
terdekat adalah Kecamatan Mamuju yang juga merupakan ibukota kabupaten.
Kecamatan Balabalakang juga merupakan satu-satunya kecamatan di Kabupaten
Mamuju yang tidak bisa diakses menggunakan angkutan darat.
Curah hujan tertinggi di Kabupaten Mamuju pada tahun 2016 terjadi pada bulan
November yang tercatat sebesar 363,3 mm3 dengan rata-rata hari hujan sebanyak
12 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 81,4
mm3 dengan jumlah rata-rata hari hujan adalah 5 hari.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tata kelola transportasinya?
2. Bagaimana pola transportasinya?
3. Konsep apakah yang digunakan dalam sistem transportasinya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tata kelola transportasi yang ada di provinsi Jawa
Barat (Mamuju)
2. Untuk mengetahui pola transportasi provinsi Jawa Barat (Mamuju).
3. Untuk mengetahui konsep yang digunakan di provinsi Jawa Barat
(Mamuju).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Transportasi
Sistem transportasi adalah suatu bentuk keterkaitan dan keterikatan antara
penumpang atau barang, prasarana dan sarana transportasi yang berinteraksi
dalam rangkaian perpindahan penumpang atau barang yang tercakup dalam suatu
tatanan baik secara alami maupun rekayasa (buatan). Sistem transportasi bertujuan
untuk mengoptimumkan proses transportai penumpang dan barang dalam ruang
dan waktu tertentu, dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti keamanan,
kenyamanan, keselamatan, kelancaran, serta efisiensi waktu dan biaya. Sistem
transportasi secara menyeluruh (makro) dapat dipecahkan menjadi beberapa
subsistem (mikro) halmana masing-masing sistem mikro tersebut akan saling
terkait dan saling mempengaruhi. Sistem mikro tersebut adalah sebagai berikut
(Tamin, 1994):
1. Sistem Kegiatan (Transport Demand).
2. Sistem Jaringan (Prasarana Transportasi/Transport Supply).
3. Sistem Pergerakan (Lalu Lintas/Traffic).
4. Sistem Kelembagaan.
Sistem Kegiatan mempunyai tipe kegiatan tertentu yang akan
membangkitkan pergerakan (traffic production) dan akan menarik pergerakan
(traffic attraction). Sistem tersebut merupakan suatu sistem pola kegiatan tata
guna lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan,
dan lainlain. Kegiatan yang timbul dalam sistem ini membutuhkan adanya
pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan setiap
harinya yang tidak dapat dipenuhi oleh tata guna tanah tersebut. Besarnya
pergerakan yang ditimbulkan tersebut sangat berkaitan erat dengan jenis dan
intensitas kegiatan yang dilakukan (Tamin, 2000).
Pergerakan tersebut baik berupa pergerakan manusia dan/atau barang jelas
membutuhkan suatu moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat
moda transportasi tersebut dapat bergerak. Prasarana transportasi yang diperlukan
tersebut merupakan sistem mikro yang kedua yang biasa dikenal dengan Sistem
Jaringan yang meliputi jaringan jalan raya, kereta api, terminal bus dan kereta api,
bandara, dan pelabuhan laut (Tamin, 2000).
Interaksi antara Sistem Kegiatan dan Sistem Jaringan ini akan menghasilkan
suatu pergerakan manusia dan/atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan
dan/atau orang (pejalan kaki). Suatu Sistem Pergerakan yang aman, cepat,
nyaman, murah, dan sesuai dengan lingkungannya akan dapat tercipta jika
pergerakan tersebut diatur oleh suatu sistem rekayasa dan manajemen lalu-lintas
yang baik. Sistem Kegiatan, Sistem Jaringan, dan Sistem Pergerakan akan saling
mempengaruhi satu dengan lainnya.
B. Tata kelola transportasi sulawesi barat
Dalam surat edaran tersebut disebutkan, dalam rangka penyelenggaraan
transportasi darat, laut, maupun udara selama masa adaptasi kebiasaan baru
menuju masyarakat produktif dan aman dari Corona Virus Disease (Covid-19),
perlu adanya pedoman penyelenggaraan transportasi umum sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan angkutan udara


a. Operator penerbangan
a) memastikan jumlah penumpang sebanyak 70% dan tidak
dibolehkan melebihi kapasitas dimaksud;
b) memastikan kru pesawat dan penumpang memiliki rapid
test dengan hasil non reaktif dari instansi yang berwenang;
c) proses boarding dilakukan 2 jam sebelum keberangkatan
dan tidak mengeluarkan boarding pass bagi penumpang
yang tidak menunjukkan hasil rapid test dengan hasil non
reaktif;
d) pembersihan ruang kabin dan fasilitas penumpang lainnya
dipastikan telah dibersihkan dengan desinfektan; dan
e) pengaturan penumpang di dalam kabin menyesuaikan
dengan protokol kesehatan / physical distancing.
b. Unit penyelenggara bandar udara
a. menyiapkan fasilitas cuci tangan dan hand sanitizer serta
thermogun;
b. memastikan petugas dan pengunjung bandara / penumpang
menggunakan masker dan melaksanakan protokol
kesehatan;
c. melakukan pembersihan rutin terhadap fasilitas yang ada di
ruang keberangkatan dan kedatangan;
d. membuat tanda / pengaturan jarak agar tidak terjadi
penumpukan penumpang pada satu area termasuk pada
check in area; dan
e. membuat / memasang banner ataupun media informasi
lainnya tentang Covid-19 beserta tindakan pencegahannya.
c. Penumpang
a. tidak melakukan perjalanan jika dalam kondisi tidak sehat;
b. menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan (memakai
masker dan mencuci tangan / hand sanitizer);
c. menerapkan jarak (physical distancing) selama perjalanan;
dan
d. memiliki dokumen perjalanan (KTP, tiket, hasil rapid
test non reaktif).
2. Transportasi laut dan penyeberangan
a. Penyelenggara angkutan laut dan penyeberangan
a. memastikan jumlah penumpang disesuaikan dengan jumlah
tiket sebanyak 100 orang;
b. menyediakan tempat / ruang di atas kapal jika terjadi
kondisi darurat kesehatan penumpang;
c. menerapkan protokol kesehatan bagi awak kapal dan
penumpang (penggunaan masker, cuci tangan, pemeriksaan
suhu tubuh dan menjaga jarak antar penumpang); dan
d. membuat / memasang banner ataupun media informasi
lainnya tentang Covid-19 beserta tindakan pencegahannya.
b. Unit penyelenggara pelabuhan
a. menyiapkan tempat cuci tangan hand sanitizer dan ruang
pemeriksaan kesehatan di terminal;
b. membuat/pengaturan jarak penumpang pada area embarkasi
dan debarkasi;
c. melakukan pengukuran suhu tubuh dan memastikan
penumpang menggunakan masker;
d. memastikan seluruh petugas menggunakan Face
Shield (pelindung wajah) dan sarung tangan serta
melaksanakan protokol kesehatan.
c. Penumpang
a. tidak boleh aku kan perjalanan jika dalam kondisi tidak
sehat;
b. menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan (memakai
masker dan mencuci tangan / hand sanitizer);
c. menerapkan jaga jarak (physical distancing) selama
perjalanan; dan
d. memiliki dokumen perjalanan (KTP, tiket, hasil rapid test
non reaktif).
3. Transportasi darat
a. Penyelenggara angkutan darat
a. memastikan jumlah penumpang disesuaikan dengan jumlah
tiket sebanyak 70%;
b. menerapkan protokol kesehatan bagi awak bus dan
penumpang (penggunaan masker, cuci tangan, pemeriksaan
suhu tubuh dan menjaga jarak antar penumpang);
c. melakukan pencatatan penumpang yang naik dan turun
dalam perjalanan serta melaporkan ke petugas terminal
tujuan;
d. menaikkan dan menurunkan penumpang hanya di terminal
saja; dan
e. membuat / memasang banner ataupun media informasi
lainnya tentang Covid-19 beserta tindakan pencegahannya.
b. Terminal
a. menyiapkan tempat cuci tangan, hand sanitizer dan ruang
pemeriksaan kesehatan di terminal;
b. membuat tanda /pengaturan jarak penumpang pada area
pemberangkatan dan kedatangan;
c. melakukan pengukuran suhu tubuh dan memastikan
penumpang menggunakan masker; dan
d. memastikan seluruh petugas menggunakan Face
Shield (pelindung wajah) dan sarung tangan serta
melaksanakan protokol kesehatan.
c. Penumpang
a. tidak melakukan perjalanan jika dalam kondisi tidak sehat;
b. menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan (memakai
masker, cuci tangan / hand sanitizer);
c. menerapkan jaga jarak (physical distancing) selama
perjalanan; dan
d. memiliki dokumen perjalanan (KTP, tiket, hasil rapid
test non reaktif).

C. Moda Tranportasi

pelaksanaan penyelenggaraan transportasi umum baik transportasi darat,


laut maupun udara, dilaksanakan para pihak yang bertanggung jawab dalamoleh
penyelenggaraan, tugas pokok dan fungsinya," kata Ali Baal, Senin (22/06/2020).
Ali Baal menambahkan, pembukaan akses transportasi merupakan kebijakan
Pemprov Sulawesi Barat yang merespon pemberlakuan normal baru oleh
pemerintah pusat. Di mana, pemerintah pusat kembali mengaktifkan transportasi
darat, laut, dan udara.
Kepala Dinas Perhubungan Sulawesi Barat, Khairuddin Anas mengatakan,
untuk transportasi laut, sejumlah pelabuhan sudah mulai melakukan penjualan
tiket pada 22 Juni dan 23 Juni sudah mulai beroperasi. Sementara untuk
transportasi udara di Bandara Tampa Padang Mamuju, dua maskapai yang
beroperasi juga sudah mengkonfirmasi kapan mereka akan mulai beraktivitas.
"Maskapai Wings mulai beroperasi 23 Juni, sementara Garuda Indonesia baru
beroperasi 1 Juli. Kedua maskapai itu akan kembali pada jadwal normal mereka
sebelum Covid-19 mewabah," kata Khairuddin.

Sementara untuk transportasi darat, Khairuddin menuturkan, pihaknya sudah


memberikan izin tiga penyedia jasa angkutan bus untuk melakukan rute regional
Mamuju-Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara untuk rute Mamuju- Palu,
Sulawesi Tengah, angkutan bus belum diizinkan. Khairuddin menambahkan,
aktivitas semua moda tranportasi kembali, tetapi, sebelum beroperasi, terdapat
beberapa aturan yang sudah disepakati bersama. Penyedia moda transportasi
sepakat untuk memberlakukan protokol kesehatan dan akan mengurangi kuota
penumpang. "Untuk transportasi udara, mereka akan mengurangi 30 persen kuota
penumpang, jadi 70 persen saja, sama dengan transportasi darat. Transportasi laut
akan ada pengurangan penumpang 50 persen, dari 200 menjadi 100," ujar
Khairuddin. "Berdasarkan surat edaran, untuk semua moda transportasi, semua
penumpang yang datang dan akan berangkat diwajibkan untuk memiliki surat
keterangan rapit test non reaktif," sambung Khairuddin.

D. Peranan jaringan (moda)


Sistem Jaringan Transportasi ( Transport Supply ) Pergerakan manusia
atau barang memerlukan sarana atau prasarana transportasi. Perangkat keras
( hardware ) sebagai sarana transportasi yang diperlukan adalah jaringan jalan
yang telah ditetapkan pada masing-masing ruas jalan antara lain; bahu jalan,
lebar jalan, tempat parkir, trotoar, tempat penyebrangan, halte dan terminal
angkutan umum. Sedangkan perangkat lunak ( software ) sebagai sarana yang
diperlukan adalah undang-undang dan peraturan lalu lintas yang terkait dengan
lalu lintas. Keberadaan sarana transportasi didukung oleh adanya moda
transportasi berupa kendaraan roda dua, roda empat, bus dan armada angkutan
umum.
Sistem Pergerakan Lalu Lintas ( Traffic Flow ) Interaksi antara sistem
kegiatan dan sistem jaringan akan menghasilkan pergerakan. Pergerakan
tersebut dapat berupa pergerakan manusia maupun barang dalam bentuk
pergerakan pejalan kaki maupun kendaraan. Sistem pergerakan mempengaruhi
sistem kegiatan dan jaringan yang ada dalam bentuk aksesbilitas dan mobilitas.

E. Konstruksi infrastruktur di pusat kota provensi

Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Kab. Mamuju, Sulawesi


Barat pada 14 Februari 2019. Kunjungan tersebut dilaksanakan dalam rangka
meninjau infrastruktur dan transportasi guna mendukung percepatan
pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
wilayah tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Komisi V DPR RI meninjau rencana


pembangunan jalan akses ke Pelabuhan Belang-Belang sepanjang 1 km dengan
kebutuhan biaya Rp. 19,4 Miliar. Dengan dibangunnya jalan akses tersebut
diharapkan dalam mempermudah dan menunjang produktivitas di pelabuhan
tersebut. Selain itu juga terdapat rencana pembangunan jalan akses ke Bandara
Tampa Padang yang terdiri dari jalan akses sepanjang 15 km dan jembatan
sepanjang 4 km dengan biaya Rp. 45,6 Miliar.

Untuk 2019, terdapat peningkatan anggaran menjadi Rp. 303,4 Miliar yang
terdiri dari 20 paket. Sementara untuk paket pembangunan jalan akses Tampa
Padang dan Pelabuhan Belang-Belang masih belum terkontrak karena adanya
kendala lahan” Ujar Kepala BBPJN XIII Makassar, Miftahul Munir.

Menanggapi hal tersebut, Ibnu Munzir selaku Ketua Rombongan


menyampaikan bahwa masih sangat diperlukan dukungan dari Pemda terkait
pembebasan lahan untuk rencana jalan akses ke Pelabuhan Belang-Belang dan
Bandara Tampa Padang agar jalan tersebut dapat segara beroperasi pda Januari
2010.

Untuk bidang Sumber Daya Air, terdapat usulan pembangunan Bendung dan
Jaringan Irigasi D.I Tandung  dengan perkiraan biaya Rp. 100 Miliar yang saat ini
masih menggunakan sistem pompanisasi. D.I Tandung sendiri memiliki sumber
air baku yang besar yaitu Sungai Mandar dengan luas potensial 3.500 Ha.

Sementara untuk bidang Perumahan terdapat usulan pembangunan rumah


susun sebanyak 7 tower untuk PNS, Pelajar, MBR, dan Ponpes yang tersebar di
Mamuju, Mamuju Tengah dan Majene dengan total biaya Rp. 140 Miliar.
Sementara untuk rumah khusus dibutuhkan pembangunan rumah khusus nelayan
di Kab. Majene, Mamuju, Poliwali Mandar, Mamuju Tengah dan Pasangkayu
sebanyak 400 unit. (Pphal/Andra).

F. Pola Transportasi (asal dan tujuan)

Untuk melakukan perjalan mudik, Ada 3 moda transportasi yang bisa di


gunakan di Provinsi Sulawesi Barat yaitu jalur darat (jalan raya), jalur laut dan
jalur udara.

1. Tranportasi Darat

Untuk Transportasi darat jalur utama/Arteri yaitu mulai dari perbatasan

Provinsi Sulawesi Selatan – Polewali – Wonomulyo – Majene yang mana jalur ini

masih relatif lurus, dari Majene – Malunda – Kota Mamuju – Tampa padang –

Sampaga jalur sudah belok-belok dan kebanyakan jalan menyusuri dekat pantai.

Sampaga – Topoyo – Baras -Pasangkayu – Perbatasan Sulawesi tengah jalanan

juga relatif lurus.


Sedangkan untuk jalan Kolektor yaitu dari Kota Polewali – Sumarorong –

Mamasa – Mambi – Tibo – Kalukku jalurnya agak berat karena melintas

perbukitan dengan topografi yang kasar

Kelas dan panjang Jalan Berdasarkan Badan Informasi Spasial

No Jenis Jalan Panjang (Km)


1 Jalan Arteri 532
2 Jalan Kolektor 330
3 Jalan Lokal 1.875
4 Jalan Lain 6.992
Total 9.728

No Jalan Panjang (Km)


1 Jalan Negara 763
2 Jalan Provensi 477
3 Jalan Kabupaten 5.549
Total 6.790

No Terminal Jenis
1 Mamuju Terminal Type A
2 Polewali Terminal Type B
3 Pasang kayu Terminal Type B
4 Mamasa Terminal Type B
Majene Terminal Type B
Wonomulyo Terminal Type C

2. Tranportasi Laut
Tranportasi laut sendiri melayani rute dari Kalimantan diantaranya dari
Samarinda, batulicin dan Bontang, dan pelabuhan dan berfungsi hanya yang di
Kabupaten Majene dan Mamuju.
3. Tranportasi Udara
Transportasi udara khususnya Bandara Tampa Padang sudah melayani rute
dari dan ke Makassar, Balikpapan dan Surabaya, sedangkan bandara Sumarorong
di Mamasa sudah tidak beroperasi dari tahun 2017 lalu.

No Bandara Jenis Tujuan


1 Tampa Padang Bandara Pengumpul Bandara
Internasional Sultan
Hasanuddin
Makassar
Bandara Sultan Aji
M Sulaiman
Balikpapan
Bandara
Internasional
Juanda Surabaya
2 Sumarorong Bandara Bandara Tampa
Pengumpan Padang Mamuju
(Tidak Beroperasi)
Bandara
Internasional Sultan
Hasanuddin
Makassar (Tidak
Beroperasi)

G. Sistem kelembagaan
Sistem Kelembagaan atau Institusi ( Institutional Framework ) Sistem
kelembagaan merupakan sistem yang dapat meningkatkan keterkaitan antar
masing-masing subsistem pada transportasi makro. Di Indonesia, sistem
kelembagaan yang berkaitan dengan masalah transportasi adalah sebagai berikut :
- Sistem kegiatan ditangani oleh Badan Perencanaan Nasional ( BAPPENAS ),
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA), Pemerintah Daerah
( PEMDA ). - Sistem jaringan ditangani oleh Departemen Perhubungan ( darat,
laut dan udara ), Bina Marga. - Sistem Pergerakan ditangani oleh Dinas Lalu
Lintas Angkutan Jalan Raya ( DLLAJR ), Polisi Lalu Lintas ( POLANTAS ) dan
Organisasi Angkutan Daerah ( ORGANDA ) Interaksi antara sistem kegiatan dan
sistem jaringan akan menghasilkan pergerakan manusia ataupun barang. Pada
sistem kegiatan atau sistem kebutuhan transportasi, perubahan tata guna lahan
dapat menimbulkan terjadinya bangkitan pergerakan. Pada sistem penyedia
transportasi, ketersediaan fasilitas transportasi berupa jaringan jalan dan sarana
angkutannya sangat menentukan kapasitas pelayanan jalan. Sistem pergerakan
dapat menyebabkan adanya interaksi antara penyedia transportasi dengan
kebutuhan transportasi berupa rasio antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan.
Adanya peningkatan rasio tersebut akan mempengaruhi tingkat pengguna jalan.
Hal ini akan menimbulkan adanya evaluasi dari pengguna jalan untuk mencari
alternatif rute. Sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan akan saling
mempengaruhi satu sama lainnya

H. Jalur Tol

Setelah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan Pelabuhan


Belang-Belang sebagai bagian dari tol laut yang merupakan salah satu program
andalan Presiden Joko Widodo pada 2017 lalu, Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal
Masdar melakukan peresmian akses jalan Pelabuhan Belang-Belang pada Kamis
(15/10). Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat, dalam hal ini diwakili oleh
Koordinator Pengawasan Bidang Investigasi Sudiyatmoko, turut menghadiri acara
peresmian tersebut.
Acara diawali dengan pembacaan doa oleh tokoh agama setempat yang
kemudian dilanjutkan dengan laporan Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional
Provinsi Sulawesi Barat Budi Amin. Budi Amin melaporkan bahwa pembangunan
jalan akses Pelabuhan Belang-Belang sepanjang 723 meter dengan lebar 20 meter
menggunakan dana APBN Tahun 2019. Pekerjaan dilaksanakan selama 240 hari
kalender dan masa pemeliharaan selama 2 tahun. Serah terima pertama telah
dilakukan pada 28 Desember 2019, sedangkan serah terima kedua akan
dilaksanakan pada 27 Desember 2021.

Selanjutnya, Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar dalam sambutannya


menyampaikan bahwa dengan adanya jalan akses Pelabuhan Belang-Belang
sebagai bagian dari tol laut diharapkan dapat mempermudah transportasi hasil
bumi dari Mamuju ke daerah lain sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi
di Sulawesi Barat. Ali Baal Masdar tidak lupa untuk tetap mengingatkan, para
pelaksana tidak perlu takut dalam melaksanakan kegiatan asalkan jangan fiktif,
jangan ada mark-up harga, utamakan kepentingan orang banyak, dan berkualitas.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. kabupaten Mamuju terletak di Provinsi Sulawesi Barat pada posisi 10
38’ 110’’ – 20 54’ 552’’ Lintang Selatan dan 110 54’ 47’’ – 130 5’ 35’’
Bujur Timur. Kabupaten Mamuju yang beribukota di Mamuju,
berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Tengah di sebelah utara dan
Provinsi Sulawesi Selatan di sebelah timur, Kabupaten Majene,
Kabupaten Mamasa dan Provinsi Sulawesi Selatan di sebelah selatan
serta Selat Makassar di sebelah barat.
C. kabupaten Mamuju memiliki luas wilayah 5.056,19 Km2. Hampir
seluruh kecamatan di Kabupaten Mamuju dilintasi oleh sungai dan
dengan topografi pegunungan. Kecamatan Kalumpang merupakan
kecamatan terluas dengan luas wilayah 1.731,99 Km2 atau 34,20 persen
dari seluruh luas wilayah Kabupaten Mamuju, sedangkan yang terkecil
adalah Kecamatan Kepulauan Balabalakang dengan luas wilayah 21,86
km2 atau 0,43 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Mamuju.
Berdasarkan jarak terhadap ibukota kabupaten maka Kecamatan
Balabalakang memiliki jarak terjauh sekitar 202 km2, sedangkan yang
terdekat adalah Kecamatan Mamuju yang juga merupakan ibukota
kabupaten. Kecamatan Balabalakang juga merupakan satu-satunya
kecamatan di Kabupaten Mamuju yang tidak bisa diakses menggunakan
angkutan darat.
Curah hujan tertinggi di Kabupaten Mamuju pada tahun 2016 terjadi
pada bulan November yang tercatat sebesar 363,3 mm3 dengan rata-rata
hari hujan sebanyak 12 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi
pada bulan Agustus sebesar 81,4 mm3 dengan jumlah rata-rata hari
hujan adalah 5 hari.

DAFTAR PUSTAKA
Sitorus, Budi, Tulus Irfan H.S, Subandi (2016). “Peningkatan
JaringanTransportasi di Provinsi Kalimantan Timur Dalam Mendukung
Aksesibilitas Wilayah” dalam jurnal : Manajemen Transportasi dan Logistik,
Volume 03 No (hlm : 1-12).
https://mediaindonesia.com/ekonomi/255632/infrastruktur-transportasi-di-kaltim-
cukup-mumpuni.
https://kaltimkece.id/warta/terkini/modernnya-konsep-transportasi-publik-ibu-
kota-baru-diklaim-lebih-indah-dari-singapura.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1254/05.1%20bab%201.pdf?
sequence=5

Anda mungkin juga menyukai