SISTEM TRANSPORTASI
TATA KELOLA TRANSPORTASI SULAWESI BARAT (MAMUJU)
NURAINUN
218190130
TEKNIK SIPIL C
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa
pula salam dan taslim tak henti-hentinya kita haturkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW. Nabi pembawa obor keselamatan dunia wal akherat.
Amin
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda hidup mencakup
benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya. Kegiatan
transportasi ini membutuhkan tempat yang di sebut dengan prasarana transportasi.
Sistem transportasi di usahakan memberikan suatu transportasi yang aman, cepat
dan nyaman.
Dalam perencanaan kota, masalah Transportasi tidak dapat diabaikan.
Masalah ini menjadi syarat penting artinya karena menyangkut hubungan antar
daerah perencanaan di daerah perkotaan, transportasi berperan menghubungkan
kegiatan antar lahan sebagaimana yang ditetapkan dalam rencana. Peranan sistem
jaringan transportasi sebagai prasarana perkotaan mempunyai dua tujuan utama :
a. Sebagai alat untuk mengarahkan pembangunan perkotaan.
b. Sebagai prasarana bagi pergerakan orang dan barang yang timbul akibat
adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut.
Interaksi antara sistem kebutuhan akan transportasi dan sistem prasarana
transportasi ini akan menghasilkan pergerakan manusia dan/atau barang dalam
bentuk pergerakan kendaraan dan/atau orang. Transportasi berperan sebagai
penghubung antar satu daerah dengan daerah lainnya di perkotaan yang tiap
tahun,.akan mengalami perkembangan karena daya tarik kota yaitu sebagai pusat
administrasi pemerintahan, pusat perekonomian, pusat pendidikan, pusat hiburan,
dan lain-lain. Akibat dari daya tarik tersebut adakecendrungan orang melakukan
urbanisasi ke kota, tejadi mobilitas yang tinggisehinggakebutuhan bergerak
orangpun meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tata kelola transportasinya?
2. Bagaimana pola transportasinya?
3. Konsep apakah yang digunakan dalam sistem transportasinya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tata kelola transportasi yang ada di provinsi Jawa
Barat (Mamuju)
2. Untuk mengetahui pola transportasi provinsi Jawa Barat (Mamuju).
3. Untuk mengetahui konsep yang digunakan di provinsi Jawa Barat
(Mamuju).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Transportasi
Sistem transportasi adalah suatu bentuk keterkaitan dan keterikatan antara
penumpang atau barang, prasarana dan sarana transportasi yang berinteraksi
dalam rangkaian perpindahan penumpang atau barang yang tercakup dalam suatu
tatanan baik secara alami maupun rekayasa (buatan). Sistem transportasi bertujuan
untuk mengoptimumkan proses transportai penumpang dan barang dalam ruang
dan waktu tertentu, dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti keamanan,
kenyamanan, keselamatan, kelancaran, serta efisiensi waktu dan biaya. Sistem
transportasi secara menyeluruh (makro) dapat dipecahkan menjadi beberapa
subsistem (mikro) halmana masing-masing sistem mikro tersebut akan saling
terkait dan saling mempengaruhi. Sistem mikro tersebut adalah sebagai berikut
(Tamin, 1994):
1. Sistem Kegiatan (Transport Demand).
2. Sistem Jaringan (Prasarana Transportasi/Transport Supply).
3. Sistem Pergerakan (Lalu Lintas/Traffic).
4. Sistem Kelembagaan.
Sistem Kegiatan mempunyai tipe kegiatan tertentu yang akan
membangkitkan pergerakan (traffic production) dan akan menarik pergerakan
(traffic attraction). Sistem tersebut merupakan suatu sistem pola kegiatan tata
guna lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan,
dan lainlain. Kegiatan yang timbul dalam sistem ini membutuhkan adanya
pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan setiap
harinya yang tidak dapat dipenuhi oleh tata guna tanah tersebut. Besarnya
pergerakan yang ditimbulkan tersebut sangat berkaitan erat dengan jenis dan
intensitas kegiatan yang dilakukan (Tamin, 2000).
Pergerakan tersebut baik berupa pergerakan manusia dan/atau barang jelas
membutuhkan suatu moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat
moda transportasi tersebut dapat bergerak. Prasarana transportasi yang diperlukan
tersebut merupakan sistem mikro yang kedua yang biasa dikenal dengan Sistem
Jaringan yang meliputi jaringan jalan raya, kereta api, terminal bus dan kereta api,
bandara, dan pelabuhan laut (Tamin, 2000).
Interaksi antara Sistem Kegiatan dan Sistem Jaringan ini akan menghasilkan
suatu pergerakan manusia dan/atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan
dan/atau orang (pejalan kaki). Suatu Sistem Pergerakan yang aman, cepat,
nyaman, murah, dan sesuai dengan lingkungannya akan dapat tercipta jika
pergerakan tersebut diatur oleh suatu sistem rekayasa dan manajemen lalu-lintas
yang baik. Sistem Kegiatan, Sistem Jaringan, dan Sistem Pergerakan akan saling
mempengaruhi satu dengan lainnya.
B. Tata kelola transportasi sulawesi barat
Dalam surat edaran tersebut disebutkan, dalam rangka penyelenggaraan
transportasi darat, laut, maupun udara selama masa adaptasi kebiasaan baru
menuju masyarakat produktif dan aman dari Corona Virus Disease (Covid-19),
perlu adanya pedoman penyelenggaraan transportasi umum sebagai berikut:
C. Moda Tranportasi
Untuk 2019, terdapat peningkatan anggaran menjadi Rp. 303,4 Miliar yang
terdiri dari 20 paket. Sementara untuk paket pembangunan jalan akses Tampa
Padang dan Pelabuhan Belang-Belang masih belum terkontrak karena adanya
kendala lahan” Ujar Kepala BBPJN XIII Makassar, Miftahul Munir.
Untuk bidang Sumber Daya Air, terdapat usulan pembangunan Bendung dan
Jaringan Irigasi D.I Tandung dengan perkiraan biaya Rp. 100 Miliar yang saat ini
masih menggunakan sistem pompanisasi. D.I Tandung sendiri memiliki sumber
air baku yang besar yaitu Sungai Mandar dengan luas potensial 3.500 Ha.
1. Tranportasi Darat
Provinsi Sulawesi Selatan – Polewali – Wonomulyo – Majene yang mana jalur ini
masih relatif lurus, dari Majene – Malunda – Kota Mamuju – Tampa padang –
Sampaga jalur sudah belok-belok dan kebanyakan jalan menyusuri dekat pantai.
No Terminal Jenis
1 Mamuju Terminal Type A
2 Polewali Terminal Type B
3 Pasang kayu Terminal Type B
4 Mamasa Terminal Type B
Majene Terminal Type B
Wonomulyo Terminal Type C
2. Tranportasi Laut
Tranportasi laut sendiri melayani rute dari Kalimantan diantaranya dari
Samarinda, batulicin dan Bontang, dan pelabuhan dan berfungsi hanya yang di
Kabupaten Majene dan Mamuju.
3. Tranportasi Udara
Transportasi udara khususnya Bandara Tampa Padang sudah melayani rute
dari dan ke Makassar, Balikpapan dan Surabaya, sedangkan bandara Sumarorong
di Mamasa sudah tidak beroperasi dari tahun 2017 lalu.
G. Sistem kelembagaan
Sistem Kelembagaan atau Institusi ( Institutional Framework ) Sistem
kelembagaan merupakan sistem yang dapat meningkatkan keterkaitan antar
masing-masing subsistem pada transportasi makro. Di Indonesia, sistem
kelembagaan yang berkaitan dengan masalah transportasi adalah sebagai berikut :
- Sistem kegiatan ditangani oleh Badan Perencanaan Nasional ( BAPPENAS ),
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA), Pemerintah Daerah
( PEMDA ). - Sistem jaringan ditangani oleh Departemen Perhubungan ( darat,
laut dan udara ), Bina Marga. - Sistem Pergerakan ditangani oleh Dinas Lalu
Lintas Angkutan Jalan Raya ( DLLAJR ), Polisi Lalu Lintas ( POLANTAS ) dan
Organisasi Angkutan Daerah ( ORGANDA ) Interaksi antara sistem kegiatan dan
sistem jaringan akan menghasilkan pergerakan manusia ataupun barang. Pada
sistem kegiatan atau sistem kebutuhan transportasi, perubahan tata guna lahan
dapat menimbulkan terjadinya bangkitan pergerakan. Pada sistem penyedia
transportasi, ketersediaan fasilitas transportasi berupa jaringan jalan dan sarana
angkutannya sangat menentukan kapasitas pelayanan jalan. Sistem pergerakan
dapat menyebabkan adanya interaksi antara penyedia transportasi dengan
kebutuhan transportasi berupa rasio antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan.
Adanya peningkatan rasio tersebut akan mempengaruhi tingkat pengguna jalan.
Hal ini akan menimbulkan adanya evaluasi dari pengguna jalan untuk mencari
alternatif rute. Sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan akan saling
mempengaruhi satu sama lainnya
H. Jalur Tol
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. kabupaten Mamuju terletak di Provinsi Sulawesi Barat pada posisi 10
38’ 110’’ – 20 54’ 552’’ Lintang Selatan dan 110 54’ 47’’ – 130 5’ 35’’
Bujur Timur. Kabupaten Mamuju yang beribukota di Mamuju,
berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Tengah di sebelah utara dan
Provinsi Sulawesi Selatan di sebelah timur, Kabupaten Majene,
Kabupaten Mamasa dan Provinsi Sulawesi Selatan di sebelah selatan
serta Selat Makassar di sebelah barat.
C. kabupaten Mamuju memiliki luas wilayah 5.056,19 Km2. Hampir
seluruh kecamatan di Kabupaten Mamuju dilintasi oleh sungai dan
dengan topografi pegunungan. Kecamatan Kalumpang merupakan
kecamatan terluas dengan luas wilayah 1.731,99 Km2 atau 34,20 persen
dari seluruh luas wilayah Kabupaten Mamuju, sedangkan yang terkecil
adalah Kecamatan Kepulauan Balabalakang dengan luas wilayah 21,86
km2 atau 0,43 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Mamuju.
Berdasarkan jarak terhadap ibukota kabupaten maka Kecamatan
Balabalakang memiliki jarak terjauh sekitar 202 km2, sedangkan yang
terdekat adalah Kecamatan Mamuju yang juga merupakan ibukota
kabupaten. Kecamatan Balabalakang juga merupakan satu-satunya
kecamatan di Kabupaten Mamuju yang tidak bisa diakses menggunakan
angkutan darat.
Curah hujan tertinggi di Kabupaten Mamuju pada tahun 2016 terjadi
pada bulan November yang tercatat sebesar 363,3 mm3 dengan rata-rata
hari hujan sebanyak 12 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi
pada bulan Agustus sebesar 81,4 mm3 dengan jumlah rata-rata hari
hujan adalah 5 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Sitorus, Budi, Tulus Irfan H.S, Subandi (2016). “Peningkatan
JaringanTransportasi di Provinsi Kalimantan Timur Dalam Mendukung
Aksesibilitas Wilayah” dalam jurnal : Manajemen Transportasi dan Logistik,
Volume 03 No (hlm : 1-12).
https://mediaindonesia.com/ekonomi/255632/infrastruktur-transportasi-di-kaltim-
cukup-mumpuni.
https://kaltimkece.id/warta/terkini/modernnya-konsep-transportasi-publik-ibu-
kota-baru-diklaim-lebih-indah-dari-singapura.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1254/05.1%20bab%201.pdf?
sequence=5