PERKERASAN JALAN
DISUSUN OLEH :
Fanny Fajria
17050724029
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
Page | i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
BAB I 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
BAB II 3
A. Perkerasan Jalan 3
B. Perkerasan Kaku 4
C. Perkerasan Lentur 5
D. Perkerasan Komposit 6
E. Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan 6
F. Teknik Meningkatkan Daya Dukung Tanah untuk Perkerasan Jalan 7
G. Studi Kasus 11
BAB III 12
A. Kesimpulan 12
Daftar Pustaka 13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Page | 1
berkala untuk mencegah terjadi kerusakan sejak awal yang tidak sesuai
dengan umur rencana.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, berikut ini
didapatkan rumusan masalah :
1) Apa itu perkerasan jalan?
2) Apa sajakah jenis perkerasan jalan?
3) Apa saja faktor yang menyebabkan kerusakan jalan?
4) Teknik apa saja yang dapat dilakukan guna meningkatkan daya
dukung tanah untuk perkerasan jalan?
C. Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan yaitu:
1) Mengetahui pengertian perkerasan jalan, jenis perkerasan jalan,
dan lapis perkerasan jalan.
2) Mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan jalan.
3) Mengetahui Teknik – Teknik yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki daya dukung tanah untuk perkerasan jalan.
D. Manfaat
Diharapkan manfaat yang didapatkan antara lain sebagai berikut:
1) Menambah wawasan bagi pembaca mengenai perkerasan jalan
kaku dan lentur, serta lapisannya.
2) Mengetahui apa sajakah faktor yang merusak jalan, dan cara
memperbaikinya.
3) Menjadikan referensi dan pengetahuan dalam mata kuliah
Perkerasan Jalan.
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah bagian dari jalur lalu lintas, yang bila kita
perhatikan secara struktural pada penampang melintang jalan, merupakan
penampang struktur dalam kedudukan yang paling sentral dalam suatu
badan jalan. Perkerasan jalan dalam kondisi baik maka arus lalu lintas
akan berjalan dengan lancar, demikian sebaliknya kalau perkerasan jalan
rusak, lalu lintas akan sangat terganggu (Ir. Hamirhan Saodang MSCE,
2005).
Perkerasan jalan diletakkan diatas tanah dasar, dengan demikian
secara keseluruhan mutu dan daya tahan konstruksi tidak lepas dari tanah
dasar yang berasal dari lokasi itu sendiri atau tanah dari lokasi didekatnya
yang telah dipadatkan sampai tingkat kepadatan tertentu sehingga
mempunyai daya dukung yang baik serta berkemampuan mempertahankan
perubahan volume selama masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan
kondisi lingkungan dan jenis tanah setempat (Sukirman, 1999).
Berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi perkerasan jalan dapat
dibedakan atas :
1. Rigid Pavement ( Perkerasan Kaku )
2. Flexible Pavement ( Perkerasan Lentur )
3. Composite Pavement ( Perkerasan Komposit)
Page | 3
B. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Page | 4
pergerakan struktur yang tidak seragam. Untuk daerah tersebut,
perkerasan lentur akan lebih murah karena perkerasan kaku
membutuhkan fondasi jalan yang lebih tebal dan penulangan.
Page | 5
Lapis yang menyebarkan beban ke lapis bawah, sehingga
dapat dipikul oleh lapis lain yang mempunyai daya dukung
lebih jelek.
Page | 6
perkerasan lentur maupun kaku sering disebabkan oleh air yang masuk
kedalam struktur perkerasan. (Bina Marga 2017)
3. Material konstruksi perkerasan, faktor ini dapat disebabkan oleh sifat
material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh system pengolahan
yang tidak baik;
4. Iklim, Indonesia beriklim tropis dimana suhu udara dan curah hujan
umumnya tinggi yang merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan;
5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil, faktor ini kemungkinan
disebabkan oleh sistem pelaksanaan kurang baik atau dapat juga
disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang tidak bagus;
6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
7. Daya dukung tanah tempat konstruksi perkerasan jalan tersebut di
letakkan.
Page | 7
Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable
yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan
pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen
dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.
Page | 8
Kecepatan konsolidasi tanah-tanah berbutir halus yang mudah
mampat dapat dipercepat dengan drainase vertikal / vertical drain.
Drainase vertikal ini memberikan lintasan air pori yang lebih pendek ke
arah horisontal. Jarak drainase arah horisontal yang lebih pendek
menambah kecepatan proses konsolidasi beberapa kali lebih cepat.
Disamping itu permeabilitas tanah ke arah horisontal yang beberapa kali
lebih besar, juga mempercepat laju proses konsolidasi. Proses konsolidasi
yang dipercepat ini mempercpat pula kenaikan kuat geser tanah aslinya.
(Hary Christady). Drainase vertikal dapat berupa kolom pasir / sand drain
atau drainase vertikal pracetak / PVD.
Drainase vertikal pracetak (Prefabricated Vertical
Drained)berbentuk pita dengan tampang empat persegi panjang dengan
lebar sekitar 100 mm dan tebal 4 mm dan dibuat dari geosintetis yang
menyelubungi inti plastik. Selubung luar umumnya dibuat dari geotekstil
nir-anyam (non-woven) yang terbuat dari polyester atau polypropylene.
Inti plastik berfungsi sebagai penahan selubung filter, dan untuk
memberikan aliran longitudinal di sepanjang PVD.
3. Tiang Pancang
Page | 9
Tiang berfungsi untuk mendistribusikan beban melalui kedalaman
lapisan dengan memanfaatkan lekatan antara tanah dan permukaan tiang
(tiang lekat). Tiang akan dapat mengurangi penurunan dan meningkatkan
stabilitas timbunan.
Page | 10
selalu basah atau muka air selalu dipermukaan, misal pada proyek
didaerah pantai. Jenis kayu bakau setempat yang kuat dan bulat
diameter sekitar 5 sampai 10 cm dengan panjang 2 sampai 5 meter.
Pemancangan tiang cerucuk secara manual biasanya. Terdapat pondasi
cerucuk bamboo yang telah dimodifikasi dan dipatentkan oleh Pak
Mansyur Irsyam (dosen ITB) yang telah diaplikasikan pada beberapa
daerah di Indonesia serta telah terbukti manfaatnya.
G. STUDI KASUS
Berikan pendapat anda berkaitan dengan gambar dibawah ini :
1. Tipe Subgrade
Sebelum melakukan pembangunan perkerasan jalan di suatu tempat.
Hendaknya menguji kualitas tanah yang ada. Apabila kualitas nya jelek,
maka bisa dilakukan beberapa cara untuk meningkatkan daya dukung
tanah, guna mencegah terjadinya hal seperti gambar diatas.
Page | 11
2. Temperature
Temperature ini merupakan faktor yang perlu diperhatikan saat
merencanakan perkerasan jalan. Karena, temperature mempengaruhu
lapisan modulus elastis aspal. Apabila temperature sangat panas, aspal
akan kehilangan kekakuannya. Saat kondisi temperature dingin, aspal akan
menjadi rapuh dan retak.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Page | 12
Daftar pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan
http://bungblog7.blogspot.com/2016/09/perbaikan-tanah-pada-perkerasan-jalan.html
http://eprints.undip.ac.id/33829/6/1625_chapter_II.pdf
https://www.ilmutekniksipil.com/perkerasan-jalan-raya/penggunaan-geotextile-pada-
perkerasan-lentur-flexible-pavement
http://arafuru.com/sipil/4-metode-perbaikan-tanah-lunak.html
Saodang, Ir. Hamirhan MSCE. 2004. Perencanaan Geometrik Jalan. NOVA :Bandung.
Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Janderal Bina Marga, 2017, Manual Desain
Perkerasan Jalan, Nomor 04/SE/Db/2017, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Hendriansah, Nur. 2016. eJournal Kurva S Jurnal Mahasiswa Volume 1 Nomor 1.Untag
Samarinda.
Akbar, Said Jalalul. Wesli. 2014. eJournal “STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN
INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA”. Universitas
Malikussaleh.
Maricar, Iskandar. Dkk. eJournal “STUDI PENURUNAN TANAH DI ATAS TANAH LUNAK (STUDI
KASUS JALAN NASIONAL TIKKE – BARAS, SULAWESI BARAT”. Universitas Hasanuddin.
Page | 13