Disusun oleh:
KELAS/PRODI : B / SIPIL
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi
kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah mengenai kemacetan di Kota Bandung
beserta pengumpulan data.
Dalam pembuatan makalah ini, mulai dari perancangan, pencarian bahan, sampai
penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak dan sumber serta Dosen Sistem Transportasi, Dr. Ir. Muh. Nashir T, ST.,
MT, yang ikut berpartisipasi dengan penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan di masa yang akan datang, dan penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................4
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................4
DAFTAR GRAFIK.....................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................6
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................6
1.3 Makna, Tujuan dan Sasaran..............................................................................................6
1.4 Metoda Penulisan..............................................................................................................7
1.5 Sistematika Pembahasan...................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................8
2.1 Letak dan Luas..................................................................................................................8
2.2 Kepadatan Penduduk.......................................................................................................10
2.3 Ruas Jalan........................................................................................................................12
2.4 Pengguna Kendaraan di Kota Bandung..........................................................................14
2.5 Faktor Terjadinya Kemacetan.........................................................................................15
2.6 Dampak Terjadinya Kemacetan......................................................................................15
2.7 Solusi Kemacetan............................................................................................................15
2.8 Beberapa Lokasi Rawan Kemacetan di Kota Bandung..................................................19
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................21
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................21
3.2 Saran................................................................................................................................22
3
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
4
DAFTAR PUSTAKA
Warpani, S. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Agkutan Jalan. Institut Teknologi Bandung:
Bandung .
Yanti. 2011. Analisis Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandung Dengan Menggunakan Citra
Quickbird dan Sistem Informasi Geografis. Skripsi Jurusan Pendidian Geografi FPIPS UPI:
Bandung.
Khisty, Jotin C dan B. Kent Lall. 2003. Transportation Engineering : An Introduction, 3rd
Edition. Pearson Education. Prentice Hall.
http://cin7shared-artikel1.blogspot.co.id/p/kemacetan-di-kota-bandung.html
http://abhanafiah.blogspot.co.id/2014/09/identifikasi-masalah-kemacetan-di-kota.html
https://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_Lalu_Lintas/Permasalahan_lalu_lintas
https://febrilisaumi.wordpress.com/kemacetan-di-ibukota/
http://iraganean.blogspot.co.id/2012/12/kemacetan-di-kota-bandung.html
http://news.okezone.com/read/2013/11/13/526/896076/ini-50-titik-macet-di-kota-bandung-
dan-penyebabnya-bagian-i
http://sharp-cherryblossom.blogspot.co.id/2014/05/makalah-masalah-kemacetan-dan-
solusi.html
http://kulpulan-materi.blogspot.co.id/2012/04/cara-menghitung-kepadatan-penduduk.html
5
6
BAB I
PENDAHULUAN
Kemacetan pada jalan perkotaan menjadi masalah yang biasa setiap harinya. Akan
tetapi peningkatan kemacetan pada jalan perkotaan tersebut akan terus meningkat seiring
dengan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk pembangunan
jalan raya dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas. Banyaknya kendaraan
angkutan umum yang sering berhenti sembarangan padahal terdapat rambu dilarang berhenti,
keluarnya kendaraan dari bangunan dan pejalan kaki menjadi penyebab berkurangnya
kapasitas jalan yang dapat menyebabkan kemacetan. Oleh karena itu penelitian terhadap
kapasitas jalan dilakukan untuk mengetahui berapa kapasitas jalan dan berapa arus lalu lintas
yang melalui jalan tersebut untuk dicari.
7
administratif Kota Bandung yang meliputi letak, luas dan kepadatan penduduk sebagai
bahan masukan bagi penyelesaian masalah kemacetan di Kota Bandung.
1.3.2 Tujuan
Tujuan kajian adalah terumuskannya berbagai faktor kesesuaian kondisi fisik kota
Bandung, sehingga solusi dari masalah kemacetan dapat terpecahkan dapat
diimplementasikan pada proses perencanaan mengatasi masalah tersebut yang dapat
mempunyai kepastian hukum serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1.3.3 Sasaran
Berdasarkan tujuan tersebut, maka sasaran yang akan dihasilkan dari penelitian ini
adalah usulan pengelolaan transportasi akibat kepadatan lalu lintas dalam rangka
mengurangi kemacetan.
8
9
BAB II
PEMBAHASAN
Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa
Barat. Kota Bandung terletak di antara 107032’38,91” BT dan 6055’19,94” LS. Luas Kota
Bandung adalah 167,29 Km2. Secara administratif Kota Bandung terbagi menjadi 30
kecamatan. Kecamatan Gedebage merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling
luas yaitu 9,58 Km2 atau 5,7% dari luas keseluruhan Kota Bandung. Kecamatan dengan
luas terkecil adalah Kecamatan Astana Anyar dengan luas 2,89 Km 2 atau hanya 1,73 %
dari luas Kota Bandung. Adapun luas beberapa kecamatan di Kota Bandung dijelaskan
pada tabel 1.1.
10
11
Tabel 1.1 Kecamatan di Kota Bandung
12
Luas Prosentase
No Kecamatan
(Km2) (%) 16 Arcamanik 5,87 3,51
Bandung 17 Antapani 3,79 2,27
1 6,46 3,86
Kulon 18 Mandalajati 6,67 3,99
Babakan 19 Kiaracondong 6,12 3,66
2 7,45 4,45
Ciparay 20 Batununggal 5,03 3,01
Bojongloa Sumur
3 3,03 1,81 21 3,40 2,03
Kaler Bandung
Bojongloa 22 Andir 3,71 2,22
4 6,26 3,74
Kidul
23 Cicendo 6,86 4,10
5 Astana Anyar 2,89 1,73
Bandung
6 Regol 4,30 2,57 24 3,39 2,03
Wetan
7 Lengkong 5,90 3,53 Cibeunying
25 5,25 3,14
Bandung Kidul
8 6,06 3,62
Kidul Cibeunying
26 4,50 2,69
9 Buah Batu 7,93 4,74 Kaler
10 Rancasari 7,33 4,38 27 Coblong 7,35 4,39
11 Gedebage 9,58 5,73 28 Sukajadi 4,30 2,57
12 Cibiru 6,32 3,78 29 Sukasari 6,27 3,75
13 Panyileukan 5,10 3,05 30 Cidadap 6,11 3,65
Ujung Jumlah 167,29 100
14 6,40 3,83
Berung Sumber : Kota Bandung Dalam Angka
15 Cinambo 3,68 2,20 2010
13
a) Kepadatan Penduduk Aritmatika (Kasar)
Kepadatan penduduk fisiologis adalah jumlah penduduk setiap kilometer persegi tanah
pertanian. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk petani setiap kilometer persegi
tanah pertanian. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Kepadatan penduduk agraris = Jumlah petani suatu wilayah : Luas tanah pertanian
Jumlah penduduk kota Bandung berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda)
adalah 2.417.288. Angka tersebut menentukan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar
1,88%. Rata-rata kepadatan penduduk Kota Bandung 13.927,48 jiwa/Km 2, dilihat dari
segi kepadatan penduduk per Kecamatan, maka Kecamatan Bojongloa Kaler merupakan
daerah terpadat dengan kepadatan penduduk 39.240,26 jiwa/Km2. Adapun keberadaan
kepadatan penduduk di Kota Bandung dijelaskan pada tabel 1.2.
14
Tabel 1.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Bandung
15
Sumber : Kota Bandung Dalam Angka 2010
16
Berdasarkan acuan tersebut Kota Bandung merupakan kota yang memiliki tingkat
kepadatan sangat padat karena seluruh wilayahnya memiliki kepadatan lebih dari 400
jiwa/km2. Kota Bandung dengan penduduk yang padat membutuhkan sarana transportasi
untuk mobilitasnya. Suatu ruas jalan juga dalam kapasitasnya memperhitungkan ukuran kota
dan jumlah penduduk menjadi acuannya. Semakin padat penduduk pada suatu wilayah
semakin tinggi pergerakannya, yang menyebabkan semakin tinggi pula kebutuhan akan
transportasi.
Panjang
No. Ruas Ruas Jalan Lebar (m) Status Fungsi
(Km)
Terkait jumlah sepeda motor, kini terdapat sekitar 895 ribuan unit atau sekitar 72% dari
total komposisi kendaraan bermotor di Bandung. Sedangkan mobil pribadi sekitar 282 ribuan
unit atau sekitar 23%.
Soal angkutan umum kini terdapat 39 trayek angkutan kota di kota Bandung dengan
jumlah angkutan kota sebanyak 5.521 kendaraan. Lalu, ada bus umum yang mencapai 2.946
unit. Artinya, angkutan umum yang ada di kota Bandung sekitar 1% dari total kendaraan
bermotor yang ada di kota yang pada siang hari berpenduduk sekitar lima juta jiwa.
1) Menerapkan manajemen lalu lintas (traffic management) yang tepat dan efektif.
Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan.
Maksud inventarisasi antara lain untuk mengetahui tingkat pelayanan pada setiap ruas jalan
dan persimpangan. Maksud tingkat pelayanan dalam ketentuan ini adalah merupakan
kemampuan ruas jalan dan persimpangan untuk menampung lalu lintas dengan tetap
memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan.
Kegiatan pengaturan lalu lintas meliputi: penataan sirkulasi lalu lintas, penentuan
kecepatan minimum dan maximum, larangan atau perintah penggunaan jalan bagi pemakai
jalan.
Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan
meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti :
Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan.
Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan kepada
angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain :
Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum.
Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta
dikenal sebagai Busway.
Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai Metro di Perancis, Subway di
Amerika, MRT di Singapura.
Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam
ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan
bermotor, bea masuk kepada angkutan umum.
Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti
diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan
sepeda motormasuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.
Ada juga solusi dari dengan melibatkan peran pemerintah dan masyarakat, yaitu :
A. Peran Pemerintah
Bila pemerintah berhasil menangani laju urbanisasi dan angka kelahiran, maka jumlah
pengguna jalan juga akan terkendali. Untuk mencegah semakin parahnya keadaan lalu lintas,
pemerintah perlu megupayakan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan
memaksimalkan kendaraan umum, selain membangun ruas jalan baru, pemerintah juga harus
menetapkan batas kecepatan suatu kendaraan untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan
lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan.
B. Peran Masyarakat
Apabila menggunakan kendaraan pribadi sebaiknya gunakan kendaraan yang kecil dan
jangan mencoba untuk menerobos lampu merah jika terjadi kemacetan lalu lintas dan jangan
menggunakan kendaraan pribadi untuk keperluan yang tidak penting. Bagi para pengguna
sepeda motor gunakanlah selalu jalur kiri dan dengan kecepatan yang tidak tinggi.
3.1 Kesimpulan
Bandung merupakan suatu kota dengan desain awal hanya untuk sekitar 500 ribu jiwa,
dengan perkembangannya, saat ini penduduk Bandung mencapai 2,417.2 juta jiwa, dengan
luas wilayah 167,3 km². Dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi, diperlukan
transportasi yang memadai. Angkot merupakan sarana transportasi yang dominan di Bandung.
Angkutan umum di kota Bandung pada dasarnya belum bisa memberikan kenyamanan
berkendara secara maksimal dan membutuhkan waktu perjalanan yang relative lebih lama.
Oleh karena itu, banyak warga Bandung akhirnya memakai kendaraan pribadi, seperti motor
atau mobil sebagai sarana transportasinya. Kecenderungan seperti ini menimbulkan
konsekuensi yang kurang baik, populasi kendaraan meningkat tajam, hal ini tidak disertai oleh
pembangunan jalan, sehingga kemacetan tak terhindarkan. Kemacetan ini diperparah oleh
pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di badan jalan, angkutan kota yang berhenti dan
menunggu penumpang di sembarang tempat, alih guna jalan menjadi tempat parkir dan lain
sebagainya. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya solutif yang menguntungkan semua
pihak, agar persoalan kemacetan ini dapat terselesaikan.
Kemacetan di kota Bandung khususnya tejadi pada saat jam-jam sibuk. Sekitar pukul
07.00-08.00 pada pagi hari, dan 16.00-18.00 pada sore hari. Pada jam-jam itu volume
kendaraan meluap akibat keluar secara bersamaan, hal ini tidak ditunjang oleh infrastruktur
jalan yang memadai, juga diperparah oleh sikap serta perilaku masyarakat. Ada beberapa
faktor berpengaruh yang menjadikan kemacetan sebagai suatu masalah yang harus segera
diselesaikan, yaitu;
Dampak terhadap lalu lintas lokal Keamanan di jalan raya
Pertumbuhan ekonomi Polusi lingkungan
Kualitas hidup Boros bahan bakar, dan lainnya.
Secara garis besar kemacetan yang terjadi di Kota Bandung diakibatkan oleh hal-hal berikut
ini :
3.2 Saran
Upaya-upaya untuk menanggulangi masalah kemacetan transportasi lalu lintas ini perlu
untuk terus dilakukan agar permasalahan kemcetan lalu lintas dapat teratasi. Kesadaraan
untuk bersama-sama menggunakan sarana transportasi umum menjadi hal utama yang perlu
dilakukan. Sehingga menciptakan sarana transportasi yang aman dan lancar dapat tercapai.
Adapun cara yang harus di lakukan Pemerintah kota untuk mengatasi kemacetan lalu
lintas diantaranya :