Anda di halaman 1dari 5

SKRIPSI

EVALUASI DESAIN GEOMETRIK JALAN PADA LENGKUNG


HORIZONTAL (TIKUNGAN) DI RUAS JALAN AMBARAWA -
MAGELANG

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1)


pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tidar

Disusun oleh:

Frandy Argasena
NPM.1510503001

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Tidar
Magelang
2018
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang peruntukkan
bagi lalulintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah,
dibawah permukaan tanah atau air serta diatas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun
2006).
Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu
beriringan dengan kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang
menggunakannya, karenanya jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia
supaya dapat mencapai suatu daerah yang ingin dicapai.
Bentuk geometrik jalan raya harus direncanakan dengan baik agar
jalan yang direncanakan dapat memberikan pelayanan maksimal kepada para
pengguna jalan. Pelayanan yang maksimal suatu jalan raya dapat dilihat dari
beberapa indikator diantaranya adalah tingkat keamanan dan kenyamanan
infrastruktur jalan, tingkat efisiensi pelayanan arus lalulintas dan tingkat biaya
yang dikeluarkan untuk penggunaan jalan.
Bentuk fisik jalan merupakan hal terpenting dalan desain geometrik
jalan raya untuk memenuhi indikator pelayanan yang maksimal suatu jalan
raya yang berdasarkan pengaruhnya terhadap tingkat keamanan dan
kenyamanan pengguna jalan. Desain geometrik jalan raya meliputi
perencanaan bagian-bagian jalan seperti lebar jalan, lengkung vertikal
(tikungan), kelandaian jalan, jarak pandang serta dapat juga berupa gabungan
dari bagian-bagian tersebut.
Perencanaan geometrik jalan raya didasarkan pada sifat gerakan dan
ukuran kendaraan maksimum rencana, sikap pengguna jalan dalam
mengemudikan kendaraannya dan laju pertumbuhan lalulintas jalan raya. Laju
pertumbuhan lalulintas seringkali menyebabkan berbagai permasalahan
karena geometrik jalan raya yang ada sudah tidak mampu untuk mewadahi
laju pertumbuhan yang terus meningkat.
Bagian dari geometrik jalan raya yang sering kali menimbulkan
permasalahan adalah tikungan. Tikungan yang ada banyak yang tidak sejalan
dengan pertumbuhan lalulintas sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan
maupun kemacetan di ruas jalan raya. Hal tersebut timbul diakibatkan karena
bagian tikungan seperti jarak pandang, radius tikungan dan kelandaian sudah
tidak sesuai dengan pedoman dari perencanaan yang ada, maka diperlukan
evaluasi terhadap jalan yang mempunyai tikungan ekstrim
Adanya tikungan maupun kelandaian jalan yang memenuhi standar
perencanaan dikarenakan adanya kontur yang tidak memungkinkan untuk
pembuatan jalan lurus. Pembuatan tikungan dan kelandaian jalan yang sesuai
dengan standar perencanaan Geometrik Jalan dimaksudkan, agar pengendara
kendaraan bermotor dapat dengan aman dan nyaman melintasi jalan tersebut
dan tidak menimbulkan kecelakaan pada saat kendaraan melewatinya atau
bersimpangan.
Berkurangnya tingkat keamanan dan kenyamanan jalan raya terutama pada
lengkungan, juga diakibatkan oleh factor kecepatan rencana yang sudah tidak sesuai
dengan keadaan kendaraan masa sekarang yang dirancang dengan kecepatan tinggi.
Ruas Jalan Ambarawa- Magelang banyak dilalui oleh kendaraan berat dan
mempunyai tanjakan sekaligus tikungan dengan sudut tikungan yang sudah tidak
sesuai tingkat lalulintas, sehingga pada tikungan tersebut banyak terjadi
permasalahan lalulintas berupa kemacetan, kecelakaan, maka dari itu diperlukan
evaluasi perencanaan geometriknya.

Perencanaan alinemen horizontal umumnya terdiri dari dua bagian


jalan, bagian lurus dan tikungan. Tikungan terdiri dari tiga bentuk yang sering
digunakan yaitu Lingkaran (Full Circle = F-C) Spiral-Lingkaran-Spiral,
(SpiralCircle- Spiral = S-C-S), Spiral-Spiral (S-S).

Salah satu sebab munculnya tundaan lalulintas tranportasi jalan adalah


adanya kendaraan yang mempunyai muatan berlebih yang melintasi jalan.
Ruas jalan Ambarawa-Magelang merupakan jalan penghubung antara
Semarang-Magelang-Yogyakarta. Adanya pertumbuhan ekonomi di ketiga
wilayah tersebut mengharuskan kualitas sarana dan prasarana jalan yang
mumpuni agar mampu menahan pengangkutan beban maksimum yang
diijinkan.
Ruas Jalan Ambarawa–Magelang saat ini sudah seharusnya untuk
dilakukan pelebaran jalan dan menggeser bahu jalan pada kedua sisi. Akibat
beban berlebih mnyebabkan penurunan dalam segi umur pelayanan dari umur
rencana yang semula 10 tahun. Jika tidak segera dilakukan perbaikan maka
akan menyebabkan kerusakan yang akan mengganggu kegiatan ekonomi
masyarakat pengguna jalan.

Presentase terbesar kematian atau kehilangan nyawa terbesar


disumbang oleh kecelakaan jalan raya. Faktor penyebab kecelakaan lalulintas
jalan raya diantaranya adalah perilaku pengemudi, kondisi cuaca, kondisi
kendaraan, rambu-rambu lalulintas, kendaraan lain, kondisi fisik jalan, dan
dapat juga berupa perencanaan geometrik jalan yang tidak tepat maupun
kombinasi dari berbagai faktor tersebut.

Berdasarkan studi yang dilakukan terhadap 75.000 kasus kecelakaan,


diperoleh rasio sebesar 88:10:2 dengan rincian 88% dari seluruh kecelakaan
yang diakibatkan oleh tindakan tidak aman, 10% kondisi tidak aman, dan 2%
akibat kondisi yang tidak dapat dicegah. Sesungguhnya kecelakaan
merupakan akibat dari beberapa faktor yang saling tergantung satu sama lain.

Banyaknya kejadian kecelakaan jalan raya yang diakibatkan oleh


perencanaan geometrik yang tidak tepat ditandai dengan adanya blackspot,
yaitu lokasi disalahsatu bagian jalan dimana sering terjadi kecelakaan. Namun
adanya paradigma blaming the victims, lebih mudah bagi pemerintah dan
otoritas jalan raya menjadikan human error (pengemudi, penumpang, pejalan
kaki, dsb) sebagai penyebab kecelakaan daripada mencari sebab sebenarnya,
yang kemungkinan salah satunya disebabkan oleh ketidaktepatan perencanaan
geometrik jalan.

Ketidaktepatan dalam perencanaan geometrik jalan dapat diperbaiki


sehingga bisa mengurangi korban akibat kecelakan di jalan raya. Untuk itu
perlu diketahui parameter-parameter perencanaan geometri yang paling
mempengaruhi jumlah kecelakaan.

Jalan-jalan di Indonesia terdapat ketidak konsisten desain geometri


khususnya desain alinyemen horizontal. Tingkat kecelakaan lalulintas akan
turun jika radius tikungan lebih tinggi daripada rata-rata radius tikungan
radius tikungan dari segmen jalan tinjauan, dan akan meningkat ketika radius
tikungan lebih rendah daripada rata-rata radius tikungan segmen jalan yang
ditinjau.

Perencanaan geometrik jalan harus memperhatikan konsistensi dalam


perencanaan alinyemen horizontal, khususnya dalam hal penentuan radius
tikungan. Evaluasi terhadap alinyemen horizontal yang ada harus dilakukan
karena mempengaruhi tingkat kecelakaan pengguna jalan raya. Hal tersebut
tentu harus didukung oleh pihak berwenang untuk menormalisasi alinyemen
horizontal yang tidak konsisten.

Terdapat berbagai standar dalam perencanaan tikungan jalan raya


diantaranya adalah standar Bina Marga Jalan Antar Kota. semua syarat-syarat
dari standar tersebut tersebut harus terpenuhi terutama jari-jari dan
elevasinya. Apabila tikungan pada jalan raya tidak memenuhi syarat akan
berdampak pada kenyamanan dan juga keselamatan bagi pengguna jalan
tersebut.

Dari uraian diatas maka penulis akan mengevaluasi lengkung


horizontal atau tikungan di jalan ambarawa- magelang agar sesuai dengan
kondisi terkini dan berdasarkan standar yang telah ditentukan dalam rangka
menyelesaikan skripsi atau tugas akhir sarjana S1 Teknik Sipil Universitas
Tidar, dengan mengambil judul : “Evaluasi Desain Geometrik Jalan Pada
Lengkung Horizontal (Tikungan) Di Ruas Jalan Ambarawa –
Magelang”.

Anda mungkin juga menyukai