Anda di halaman 1dari 7

Makalah Tugas UAS

Kelas Reguler Pagi

Perencanaan Geometrik Jalan (A)

Dosen :

Dr.Ir. A.R. Indra Tjahjani, M.T.,IPM

Disiapkan oleh :

Wulan Hanifah Khairunnisa

NPM : 4218210041

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
PANCASILA JAKARTA – 2020
BAB I

1.1.Latar Belakang

Dalam suatu perencanaan pembangunan jalan dibutuhkan berbagai aspek yang menjadi
pertimbangan dalam jalannya pembangunan. Dengan memahami prinsip-prinsip geometrik
jalan akan bermanfaat dalam penetapan posisi trase jalan, baik ditinjau dari segi alinemen
horizontal ataupun vertikal yang tepat bagi pengguna jalan. Kesalahan dalam pelaksanaan
pekerjaan jalan dan jembatan juga ditinjau dari aspek geometrik.

Perencanaan geometrik jalan raya adalah bagian dari perencanaan jalan dimana geometrik atau
dimensi nyata jalan beserta bagian-bagiannya yang disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat
lalu lintas. Melalui perencanaan geometrik jalan raya ini perencana berusahan menciptakan
suatu hubungan yang baik antara ruang dan waktu sehubungan dengan kendaraan yang
bersangkutan sehingga dapat menghasilkan efisiensi keamanan serta kenyamanan yang
optimal.

1.2.Maksud

Mengetahui secara teori dan pelaksanaan mengenai peran perancanaan geometrik jalan dalam
perencanaan perhitungan pembangunan jalan raya.

1.3.Tujuan
a. Memahami perencanaan alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal.
b. Mengetahui fungsi marka, rambu, dan fungsi bahu jalan.
c. Mengerti bermacam klasifikasi jalan.
BAB II

2.1. Landasan Teori

1. Perencanaan Alinyemen
a. Alinyemen Horizontal
Disebut juga trase jalan merupakan garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang
peta. Pencapaian keseimbangan antara besarnya kecepatan rencana dan bentuk keadaan
umum jalan raya agar dapat menjamin keamanan dan kenyamanan jalannya kendaraan,
merupakan situasi yang tepat untuk menjadikan alinnyemen horizontal sebagai
pegangan dalam perencanaan tersebut.
Alinyemen horizontal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung (tikungan).
Perencanaan geometri pada bagian lengkung dimaksudkan untuk mengimbangi gaya
entrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan pada kecepatan VR. Untuk
keselamatan pemakai jalan, jarak pandang dan daerah bebas samping jalan harus
diperhitungkan.
b. Alinyemen Vertikal
Alinyemen ini terdiri atas bagian landai vertikal dan bagian lengkung vertikal. Ditinjau
dari titik awal perencanaan, bagian landai vertikal dapat berupa landai positif
(tanjakan), landai negatif (turunan), atau landai nol (datar). Bagian lengkung vertikal
dapat berupa lengkung cekung atau lengkung cembung.
Lengkungan vertikal harus disediakan pada setiap lokasi yang mengalami perubahan
kelandaian dengan tujuan mengurangi goncangan dan menyediakan jarak pandang
henti.

2. Fungsi Marka, Rambu, dan Bahu Jalan


Bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan berupa perkerasan jalan
merupakan jalur lalu lintas. Pada jalur lalu lintas terdapat beberapa batas yang berupa bahu
jalan, trotoar, median, dll.
a. Bahu jalan merupakan bagian jalan yang terletak di tepi jalur lalu lintas dan harus
diperkeras. Fungsi dari bahu jalan sebagai ruang bebas bagi lalu lintas dan penyangga
sampai untuk kestabilan perkerasan jalur lalu lintas. Kemiringan pada bahu jalan
normal antara 3 - 5%.
b. Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan yang berfungsi untuk
mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.
Pengelompokan marka jalan yaitu marka membujur, marka melintang, marka serong,
dan marka lambang.
c. Rambu lalu lintas yaitu bagian dari perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf,
angka, kalimat, ataupun perpaduan. Berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah,
atau petunjuk bagi pengguna jalan.

3. Klasifikasi Jalan
Klasifikasi jalan terbagi berdasarkan fungsi, kelas jalan, medan jalan, dan wewenang
pembinaan jalan.
a. Klasifikasi menurut fungsi jalan
1. Jalan arteri
2. Jalan kolektor
3. Jalan lokal
b. Klasifikasi menurut kelas jalan
Berdasarkan tabel 11.1 pada Pasal 11, PP. No 43/1993

c. Klasifikasi menurut medan jalan


Berdasarkan kondiri sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis
kontur.

d. Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan


Sesuai PP. No.26/1985 diklasifikasikan menjadi jalan nasional, jalan propinsi, jalan
kabupaten/kotamadya, jalan desa, dan jalan khusus.
2.2. Data Primer

Kecepatan Rencana (VR) : 40 km/jam

Kemiringan melintang maksimum : 10%

Kemiringanmelintang normal :2%

Lebar perkerasan : 2 x 3,5 m

Sudut tikungan : 108⁰

Jari-jari tikungan : 50 m
BAB III

3.1.Pembahasan
Hitung jari-jari minimum untuksuerelevasi maksimum dan koefisien geser maksimum
untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Setelah itu lakukan cek jenis tikungan Full
Circle .

3.2.Kesimpulan

Alinyemen vertikal, alinyemen horizontal, dan potongan melintang jalan adalah elemen jalan
sebagai perencanaan harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu
bentuk jalan yang baik dalam arti memudahkan pengemudi dalam mengemudikan
kendaraanya.
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/28742208/Perancangan_geometrik_jalan_raya

http://docplayer.info/32065643-Soal-1-alinemen-horisontal-tikungan-tipe-s-c-s.html

https://dishub.bulelengkab.go.id/artikel/mengenal-rambu-lalu-lintas-jenis-dan-fungsinya-69

Direktorat Jendal Bina Marga, Martakim Soeharsono, 1997, Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota, Jalan No 038/TBM/1997

Anda mungkin juga menyukai