Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi kartografi adalah pemindahan informasi yang terpusat pada basis


data spasial yang dapat dipertimbangkan dengan sendirinya menjadi suatu model
yang beranekaragam mengenai kenyataan geografi. Objek kartografi adalah
pembuatan peta sebagai refleksi dunia atau alam nyata (real world) yang setepat
mungkin dan berdasarkan jenis penyajian gambaran dari wilayah permukaan
bumi, peta dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, peta garis (berupa data
vektor) dan peta foto atau citra (berupa data raster). Dalam melakukan pemetaan
ini, penulis menggunakan peta foto yang berupa citra satelit yang berasal dari
aplikasi Google Earth (GE) yang merupakan hasil dari teknologi penginderaan
jauh dengan pencitraan tahun 2012. Pemetaan suatu bidang tanah dilaksanakan
dengan cara terestrial, fotogrametris, atau metode lainya. Saat ini metode
penentuan posisi suatu titik di permukaan bumi mengalami kemajuan
(Kertanegara, 2015).
Merancang atau merencanakan suatu jalan, dibutuhkan sebuah analisa
yang akurat terkait dengan kondisi medan. Kondisi medan yang dimaksud
mencangkup adanya belokan jalan yang akan direncanakan. Untuk itu dibutuhkan
suatu solusi mengenai hal tersebut, seperti membuat jalan dengan bentuk
lengkungan. Untuk merencanakan suatu lengkungan maka diperlukan metode-
metode tertentu salah satunya adalah pematokan. Metode pematokan antara lain
adalah metode selisih busur, metode perpanjangan tali busur, dan metode
koordinat polar. Metode-metode pematokan ini bertujuan untuk mempermudah
pelaksanaan pematokan, salah satu metode pelaksanaan pematokan lengkung
horizontal adalah metode perpanjangan tali busur. Alasan penggunaan metode
perpanjangan tali busur pada pematokan ini karena pada metode perpanjangan
tali busur, alat akan berdiri pada setiap titik sehingga dapat membuat pekerjaan
menjadi lebih teliti dan akurat (Syaifullah, 2017).
Geometrik merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititikberatkan
perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dari jalan yaitu
memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke
rumah–rumah. Tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah menghasilkan
infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan
ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan
dikatakan baik jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai
jalan. Keadaan geometrik jalan pada ruas jalan yang rawan kecelakaan sangat
perlu diketahui karena faktor geometrik jalan inilah yang sangat mempengaruhi
terjadinya daerah rawan kecelakaan lalu lintas, disamping faktor-faktor lainnya
yang ditinjau. Pengetahuan mengenai dasar-dasar perencanaan geometrik jalan
dibutuhkan untuk dapat mendefinisikan kriteria penilaian pada informasi kondisi
geometrik terutama tinjauan terhadap alinyemen horizontal (Arbahiyah, 2015).
Alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal
yang terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung.
Garis lengkung terdiri atas busur lingkaran dan busur peralihan atau busur
lingkaran saja dan busur peralihan saja. Perencanaan alinyemen horizontal ini
berfungsi untuk menyeimbangkan gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan
yang berjalan pada kecepatan rencana. Alinyemen horizontal jalan terbagi
menjadi bagian lurus dan bagian tikungan. Bagian lurus merupakan bagian jalan
yang tidak memiliki lengkungan pada jalan. Bagian tikungan merupakan bagian
jalan yang memiliki lengkungan dengan sudut tertentu secara horizontal yang
dibuat mengikuti kondisi kontur tanah yang memiliki elevasi sama. Jari-jari
tikungan merupakan panjang kelengkungan jalan yang diperlukan agar kendaraan
aman melintas dengan kecepatan tertentu. Pertemuan antara jalan lurus dan
menikung perlu disisipkan bagian peralihan yang melengkung dengan jari-jari
tetap. Lengkung peralihan dibuat untuk menghindari dari adanya perubahan
alinyemen yang mendadak agar melindungi pengguna (Syifaurrahman, 2019).
Kerangka dasar adalah sejumlah titik yang diketahui koordinatnya dalam
sistem tertentu yang mempunyai fungsi sebagai pengikat dan pengontrol titik
baru. Titik kerangka dasar harus ditempatkan menyebar merata di seluruh daerah
yang akan di petakan. Kerangka dasar terdiri dari kerangka dasar horizontal yang
mempunyai koordinat bidang datar (x,y) dan kerangka dasar vertikal yang
mempunyai nilai ketinggian (z). Kerangka dasar untuk pengukuran kerangka
dasar yang di petakan, menggunakan instrumen Total Station Sokkia dan data
yang diambil koordinat x dan y, z (Utomo, 2015).
Radius belokan merupakan jari – jari dari suatu tikungan pada suatu jalan.
Segmen jalan paling banyak di Perkotaan berupa jalan lurus, sedangkan segmen
jalan paling sedikit berupa belokan melingkar atau bundaran. Belokan atau
bundaran banyak terdapat pada ujung ruas jalan dan merupakan bagian dari
persimpangan jalan. Interpretasi jalan lurus ditunjukan dengan bentuk jalan yang
lurus dan memanjang, dan marka jalan berupa garis putus-putus. Belokan >90º
merupakan belokan yang agak tajam dan pada belokan ini biasanya terdapat
marka garis tengah jalan berupa garis tanpa putus. Belokan bersudut = 90º
tergolong belokan yang tajam sehingga pengemdi kendaraan harus berhati-hati
ketika melintasi belokan ini (Pratama, 2015).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.60 Tahun 2012
suatu tikungan/belokan pada koridor dapat dikatakan memenuhi persyaratan
lengkung horizontal apabila nilai jari-jari minimum lengkung yang dihasilkan
pada tikungan/belokan tersebut lebih dari atau sama dengan nilai jari-jari
minimum lengkung pada suatu kelas jalan rel, sedangkan apabila nilai jari-jari
minimum lengkung yang dihasilkan kurang dari nilai jari-jari minimum lengkung
pada suatu kelas jalan rel maka tikungan/belokan tersebut dianggap belum
memenuhi persyaratan lengkung horizontal. Tingkat ketajaman sudut belokan
dibagi menjadi 3 klasifikasi , Sudut Belokan (°)0 - 60 = Tajam, 61 – 120= Sedang,
dan 121 – 180= Rendah (Djie, 2018).
Bagian yang paling kritis dari suatu alinyemen horizontal ialah bagian
lengkung (tikungan). Atas dasar ini maka perencanaan tikungan agar dapat
memberikan keamanan dan kenyamanan perlu mempertimbangkan hal-hal seperti;
Jari-jari lengkung minimum, untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka
untuk kecepatan tertentu ditentukan jari-jari minimum untuk supereleavsi
maksimum 10 %. Bentuk tikungan dalam perencanaan tersebut adalah : 1. Bentuk
tikungan full circle, digunakan pada tikungan yang mempunyai jari-jari besar dan
sudut tangen yang relatif kecil. 2. Bentuk tikungan spiral-circlespiral, digunakan
pada daerah-daerah perbukitan atau pegunungan, karena tikungan jenis ini
memiliki lengkung peralihan yang memungkinkan perubahan menikung tidak
secara mendadak dan tikungan tersebut menjadi aman. 3. Tikungan spiral-spiral,
bentuk tikungan ini digunakan pada tikungan yang tajam (Triyono, 2019).
Syaifullah, Mochammad. 2017. Pematokan Lengkung Horisontal Metode
Perpanjangan Tali Busur. Jurnal Teknik Sipil. 1(1): 17-25.

Arbahiyah. 2015. Analisis Geometrik Tikungan Padangluhong Pasir Pengaraian.


Padangluhong. Jurnal Tikungan Luas. 1(3): 1-2.

Syifaurrahman, Dzaky, Fauzan, M., Sudibyo, T. 2019. Evaluasi Geometri dan


Perlengkapan Jalan Lingkar Leuwiliang Bogor. Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan. 3(1): 51-60.

Utomo, Nur, A., Kahar, S., Suprayogi, A. 2015. Monitoring Pergerakan Struktur
Jembatan di Semarang Berbasis Fotogrametri Jarak Dekat (Studi Kasus:
Jembatan Tol Semarang Solo Seksi 1 Semarang – Ungaran di Km 20
Diwilayah Susukan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang). Jurnal
Geodesi UNDIP. 2(2): 23-27.

Pratama, H,P., Sunaryo, D,K., Sari, S. 2016. Analisis Daerah Rawan Kecelakaan
Untuk Pembuatan Peta Rawan Kecelakaan. Institut Teknologi Nasional.
Malang.

Djie, N, T., Sumarno. Evaluasi Teknis Rencana Jalur Light Rail Transit (LRT) Di
Wilayah Bandung Raya. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. No.2
Vol. 2018

Kartanegara, Laila, Sudarso. 2015. Peninjauan Secara Kartografis Dalam


Pembuatan Peta Kampus UNDIP. Jurnal Geodesi UNDIP. 2(4): 85-91.

Triyono, T., Mudianto, A., Purawanti, H. 2019. Perbandingan Perencanaan


Geometrik Jalan Menggunakan Aplikasi Autocad Civil 3d Dengan Metode
Bina Marga. Jurnal Online Mahasiswa. Vol 1 No. 1

Anda mungkin juga menyukai