Anda di halaman 1dari 29

STUDI PENGARUH PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA TERHADAP KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALAN RAJA INAL

SIREGAR KOTA PADANGSIDIMPUAN


(Studi Kasus STA 09+000 s/d STA 09+600)

Oleh :
ILHAM PERDANA POHAN
NPM : 201013082

PENDAHULUAN
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan uuntuk melewatkan lalu
lintas dari suatu tempat ke tempat lain. Arti lintasan disini dapat
diartikan sebagai tanah yang diperkeras atau jalan tanah tanpa
perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah semua benda atau makhluuk
hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan bermotor, tidak
bermotor, manusia, ataupun hewan.
Demi kelancaran berlalu lintas, jalan raya harus lah memenuhi syarat
selamat, aman, nyaman, dan efisien.
Perencanaan geometrik sangat penting dalam suatu konstruksi jalan
raya demi mendukung kelancaran saat berlalu lintas.
Apabila perencanaan geometrik jalan tidak tepat ,bisa jadi dapat
menyebabkan kecelakaan dalam berlalu lintas.

Rumusan Masalah
1. Sering terjadi kecelakaan
2. Jarak pandang ditikungan terhalang oleh tebing
3. Tikungan sempit dan berbalas
4. Lebar jalan tidak sesuai dengan standar Bina Marga
5. Lampu penerangan tidak berfungsi

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara kecelakaan dengan
alinyemen horizontal (tikungan) dan alinyemen vertikal (tanjakan
dan turunan)

Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas


Defenisi kecelakaan lalu lintas menurut Undang-undang lalu lintas
dan angkutan jalan No.22 Tahun 2009 menyatakan bahwa
kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa dijalan yyang tidak
diduga atau tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau
tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia
atau kerugian harta benda.

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan


Faktor Manusia, yaitu :
1. Pengemudi
2. Pejalan Kaki (Pedestrian)
Faktor Kendaraan
Faktor Jalan
Faktor Lingkungan

Perencanaan Geometrik Jalan


Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan dai suatu ruas jalan secara
lengkap,, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan
data dasar dari hasil survey lapangan dan telah dianalisis dengan suatu
standar perencanaan.
Tujuan Perncanaan Geometrik Jalan adallah untuk menghasilkan kondisi
geometrik jalan yang mampu memberikan pelayanan lalu lintas secara
optimal dan jga memberikan kenyamanan dan keamanan dalam berlalu
lintas bagi pemakai jalan.

Ketentuan Perencanaan
Faktor-faktor yang menjadi dasar dalam perencanaan geometrik jalan
yaitu:
1.
Fungsi Jalan Raya
2.
Kondisi Medan
3.
Volume Lalu lintas

Alinyemen Horizontal (Trase Jalan)


Alinyemen Horizontal terutama dititk beratkan pada perencanaan sumbu
jalan dimana akan terlihat jalan tersebut merupakan jalan lurus dan
menikung. Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis lurus , lengkung
berbentuk lingkaran dan lengkung peralihan. Besarnya radius lengkung
hoizontal dipengaruhi oleh nilai kecepatan rencana, elevasi dan gaya
geseknya.

Kecepatan Rencana (Vr)


Kecepatan rencana (Vr) adalah kecepatan yang dipilih untuk kkeperluan
perencanaan setiap bbagian jjalan raya seperti tikungan, kemiringan jalan,
jarak pandang dan lain-lain. Kecepatan yang dipilih tersebut adalah
kecepatan tertinggi menerus dimana kendaraan dapat berjalan dengan
aman dan nyaman dan itu seenuhnya tergantung pada bentu jalan.

Gaya Gesek Melintang (Fs)


Gaya gesek melintang (Fs) adalah besarnya gesekan yang timbul antara
ban dengan permukaan jalan dalam arah melintang jalan yyang berfungsi
untuk mengimbangi gaya sentrifugal.

Kemiringan Melintang Jalan (Superelevasi)


Komponen berat kendaraan untuk mengimbangi gaya sentrifugal
diperoleh dengan membuat kemiringan melintang jalan. Kemiringan
melintang jalan pada lengkung horizontal yang bertujuan untuk
mengimbangi gaya sentrifugal disebut Superelevasi. Indonesia pada saat
ini mengambil nilai superelevasi maksimum 8% - 10%.

Bentuk Lengkung Horizontal


Berdasarkan jari-jari tikungan, tikungan dapat dibagi dalam 3 bentuk, yaitu :
1.
Tikungan Full Circle
2.
Tikungan Spiral-Circle-Spiral
3.
Tikungan Spiral-Spiral

Tikungan Full Circle


Bentuk tikungan ini disebut juga bentuk busur lingkaran sederhana dan
hanya digunakan pada lengkung yang memiliki jari-jari besar dan suduut
tangen yang kecil.

Tikungan Spiral-Circle-Spiral
Pada umumnya digunakanjika nilai superelevasi lebih besar dari 3% dan
panjang lengkung circle >25m

Tikungan Spiral-Spiral
Pada umumnya digunakan jika nilai superelevasi lebih besar dari 3% dan
panjang lengkung circle (Lc) < 25m. Bentuk tikungan ini biasanya
digunakan pada tikugan tajam.

Alinyemen Vertikal
Alinyemen vertikal atau penampang memanjang jalan didefenisikan
sebagai perpotongan antara potongan bidang vertikal dengan badan jalan
arah memanjang (Sukirman,1994). Disini akan terlihat apakah jalan
tersebut tanpa kelandaian, mendaki, atau menurun.

Daerah Bebas Samping di Tikungan


Daerah bebas samping dimaksudkan untuk memberikan kemudahan
pandangan ditikungan dengan membebaskan objek-objek pengahalang
sejauh M (m), diukur dari garis tengah lajur dalam sampai objek
penghalang pandangan sehingga persyaratan Ss dipenuhi.

Jarak Pandang
Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan seorang pengemudi
pada saat mengemudi,sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan
yang membahayakan,pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk
menhindari bahaya tersebut dengan aman.
Dilihat dari kegunaannya, jarak pandang dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu :
1. Jarak Pandang Henti (JPH)
Jarak Pandang Henti (JPH) adalah jarak pandang minimum yang
diperlukan oleh setiap pengemudi untuk menghentikan kendaraannya
dengan aman begitu melihat adanya halangan di depan.
2. Jarak Pandang Menyiap (JPM)
Jarak Pandang Menyiap adalah jarak yang memungkinkan suatu
kendaraan mendahului kendaraan lain dengan aman sampai
kenderaan tersebut kembali ke lajur semula.

Penampang Melintang Jalan


Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang tegak lurus
jalan. Pada potongan melintang jalan dapat terlihat bagian-bagian jalan
yang terdiri atas jalur lalu lintas, lajur lalu lintas, median, bahu jalan, jalur
pejalan kaki, selokan dan lereng.

Penampang Melintang Jalan Tipikal

Penampang Melintang Jalan Tipikal dilengkapi dengan trotoar

Alur Langkah Kerja


Penelitian

Tujuan Penelitian
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan
Data

Data Primer :
Data Geometrik
Volume Lalu Lintas

Data Sekunder :
Data Kecelakaan

Ekstraksi dan
Kompilasi Data
Pengamatan
Lapangan
Analisa dan
Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Analisis Data
Analisis Deskriptif akan dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui
hubungan alinyemen horizontal (tikungan) dengan angka kecelakaan. Demikian
juga untuk hubungan antara alinyemen vertikal (vertikal dan turunan) dengan
angka kecelakaan.

Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2014 di Jalan Raja
Inal Siregar tepatnya di Km 09+000 s/d Km 09+600
Kota Padangsidimpuan.

Sekian dan Terima


Kasih

Anda mungkin juga menyukai