Disusun oleh :
2 Jalan Tol
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan
tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel.
Perencanaan jalan terdiri dari dua bagian yaitu geometrik dan tebal perkerasan.
Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian perencanaan jalan yang dititik beratkan
pada perencanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsinya untuk memberikan
pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan akses antar kota.Yang menjadi dasar
perencanaan geometrik adalah sifat gerakan, sikap pengemudi dalam mengendalikan
gerakan kendaraan dan karakteristik arus lalu lintas. Sedangkan perencanaan tebal
perkerasan mempunyai lingkup perencanaan
bahan dan perencanaan tebal perkerasan menurut suatu metode tertentu. Perencanaan
geometrik baru dikenal di Indonesia sekitar pertengahan tahun
1960 kemudian mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak tahun 1980.
Perencanaan geometrik adalah bagian dari perencanaan jalan yang bersangkut paut
dengan dimensi nyata dari bentuk fisik dari suatu jalan beserta bagian-bagiannya,
masing-masing disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat lalu lintas untuk
memperoleh modal layanan transportasi yang mengakses hingga ke rumah-
rumah.Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat beberapa parameter perencanaan
seperti kendaraan rencana, kecepatan rencana, volume dan kapasitas jalan, dan tingkat
pelayanan yang diberikan oleh jalan tersebut. Parameter – parameter ini merupakan
penentu tingkat kenyamanan dan keamanan yang dihasilkan oleh suatu bentuk
geometrik jalan.
BAB II
ISI
2.1. DASAR TEORI
2.1.1. Perencanaan Alinyemen Horizontal
Perencanaan alinyemen horizontal merupakan proyeksi sumbu tegak
lurus bidang horizontal yang terdiri dari susunan garis lurus dan garis lengkung
(Direktorat Perguruan Tinggi Swasta, 1997). Alinyemen horizontal terdiri atas
bagian lurus dan bagian lengkung atau disebut juga tikungan. Perencanaan
geometric pada bagian lengkung dimaksudkan untuk mengimbangi gaya
sentrifugal yang diterima kendaraan yang berjalan dengan kecepatan VR pada
saat tikungan (Departemen Pekerjaan Umuum, 1997a). gaya sentrifugal ini dapat
mendorong kendaraan secara radial kearah luar lengkung. Gaya ini arahnya
tegak lurus terhadap arah laju kendaraan yang mengakibatkan rasa tidak nyaman
bagi pengemudi.
Keterangan:
Besarnya jari-jari yang digunakan untuk merencanakan (Rc) harus lebih besar
atau minimal sama dengan jari-jari minimum ( Rc ≥ Rmin ).
c.Lengkung Peralihan
Lengkung peralihan adalah lengkung transisi pada alinyemen horizontal dan
sebagai pengantar dari kondisi lurus ke lengkung penuh secara berangsur
angsur. Pada lengkung peralihan, perubahan kecepatan dapat terjadi secara
berangsur-angsur serta memberikan kemungkinan untuk mengatur
pencapaian kemiringan (perubahan kemiringan melintang secara berangsur-
angsur).
. Jenis Lengkung Horizontal
Dalam perancangan tikungan, dikenal 2 bentuk lengkung dasar yang
sering digunakan yaitu lengkung lingkaran (circle) dan lengkung spiral.
Lengkung spiral sering digunakan sebagai lengkung peralihan (Direktorat
Perguruan Tinggi Swasta, 1997). Penggunaan kedua lengkung disesuaikan
dengan kebutuhan dan persyaratan teknis, untuk itu dikenal beberapa bentuk
tikungan yang digunakan dalam perancangan, yaitu: