Anda di halaman 1dari 28

MODUL KE 4

Perencanaan Tikungan Jalan

Tujuan untuk menghasilkan infrastruktur yang


aman dan efisien pelayanan arus lalu lintas
serta memaksimalkan biaya pelaksananaan
ruang, bentuk dan ukuran. Jalan dapat
dikatakan baik apabila dapat memberikan rasa
aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
PARAMETER PERENCANAAN
GEOMETRIK JALAN
• Dalam perencanaan geometric jalan
terdapat beberapa perencanaan seperti
kendaraan rencana, kecepatan
rencana, volume dan kapasitas jalan ,
dan tingkat pelayanan jalan .

• Parameter-parameter ini merupakan


penentu tingkat kenyamanan dan
keamanan yang dihasilkan oleh suatu
bentuk kapasitas jalan.
Elemen dari Perencanaan
Geometrik Jalan

1. Alinyemen Horizontal ( Trase Jalan ).


2. Alinyemen Vertikal
( Penampang memanjang Jalan )
3. Penampang Melintang Jalan
( Diagram Superelevasi Jalan )
Secara geometrik, perencanaan jalan dibagi
menjadi 2, yaitu :

1. Alinyemen horizontal atau trase suatu


jalan adalah garis proyeksi sumbu jalan
tegak lurus pada bidang peta, yang biasa
disebut tikungan atau belokan.

2. Alinyemen vertikal adalah garis potong


yangdibentuk oleh bidang vertikal melalui
sumbu jalan dengan bidang permukaan
perkerasan jalan, yang biasa disebut puncak
tanjakan dan lembah turunan (jalan turun).
PENGERTIAN
Alinyemen Horisontal
Alinyemen horisontal adalah garis proyeksi
sumbu jalan tegak lurus bidang datar
peta (trase) . Trase jalan biasa disebut
situasi jalan, secara umum menunjukan
arah dari jalan yang bersangkutan.

• Objective:
– Bentuk Geometry direncanakan untuk memastikan terdapat
jaminan :
• Keamanan (Safety)
• Kenyamanan (Comfort)
Bagian Penting
Alinyemen Horisontal
1. Bagian Lurus (Tangents)
2. Lengkung/Tikungan (Curves)
3. Transitions ( Spiral )
Tangen

– Merupakan bagian lurus dari trase


– Tangen2 dihubungkan dengan
Lengkungan2 yang berupa Busur
Lingkaran atau Busur Peralihan yang
berupa Spiral
– Lengkungan2 yang dihubungkan tangen
yang satu dan tangen yang lain disebut
dengan istilah TIKUNGAN atau
Lengkungan Horisontal
Yang perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut dala
perencanaan alinyemen horizontal :

– Sedapatnya mungkin menghindari


broken back, artinyatikungan searah yang
hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.
– Pada bagian yang relatif lurus dan
panjang, jangan sampai terdapat tikungan
yang tajam yang akan mengejutkan
pengemudi.
– Kalau tidak sangat terpaksa jangan
sampai menggunakan radius minimum,
sebab jalan tersebut akan sulit mengikuti
perkembangan- perkembangan mendatang.
– Dalam hal kita terpaksa menghadapi
tikungan dengan lengkung majemuk harus
diusahakan agar R1 > 1,5 R2.
– Pada tikungan berbentuk S maka panjang
bagian tangen diantara kedua tikungan
harus cukup untuk memberikan rounding
pada ujung-ujung tepi perkerasan.
– Menetapkan kecepatan rencana
(design speed)
Menetapkan Kecepatan Rencana
( Vr = Design Speed)
Untuk menetapkan alinyemen horizontal
pada suatu rute, section ataupun segment
dari suatu jalan, perlu diketahui terlebih
dahulu ‘Topography” yang akan dilalui oleh
trase jalan yang akan di design. Keadaan
topograpi tersebut kemudian akan
dijadikan dasar dalam menetapkan
besarnya kecepatan rencana dari jalan
yang akan direncanakan, setelah kelas
jalan tersebut ditentukan.
Rumus umum untuk lengkung
horizontal :
Dimana :
R min = jari – jari tikungan minimum . ( m )
Vr = kecepatan kendaraan rencana .( km / jam ).
e mak = superelevasi maksimum . ( % ).
f mak = Koefisien gesekan maksimum.
D = derajat lengkung. ( ͦ ).
Dmak = derajat lenkung maksimum .
Nilai Koefisien Gesekan
(f )
Type Tikungan

1. Lingkaran / Full Circle (FC)


2. Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
3. Spiral-Spiral (S-S)

Catatan : Tidak semua lengkungan dapat berbentuk


lingkaran (full circle) ini tergantung pada besarnya
kecepatan rencana serta jari-jari lingkaran dan
sudut defleksi.
Full Circle – FC
(Lengkung Penuh)

yaitu, Lengkung yang hanya terdiri dari


bagian lengkung tanpa adanya peralihan.
Yang dimaksud disini adalah hanya ada satu
jari2 lingkaran pada lengkung tersebut
Full Circle
Keterangan gambar :
PI = point intersection.
CC = center circle.
TC = tangen circle.
CT = circle tangen.
∆ = sudut tikungan.
O = titik pusat lingkaran.
T = panjang tangen , jarak dari TC – PI dan PI - CT
R = jari-jari lingkaran.
Lc = panjang busur lingkaran.
E = jarak PI ke CC
Rumus :
T c = Rc tan ½ ∆.
Ec = Tc tan ¼ ∆.
Jari-jari tikungan yg tidak memerlukan
lengkung peralihan

Vr
(Km/ jam ) 120 100 80 60 50 40 30 20

R min ( m ) 2500 1500 900 500 350 250 130 60


Spiral-Circle-Spiral

• SCS yaitu, Lengkung terdiri atas


bagian lengkungan(Circle) dengan
bagianperalihan (Spiral) untuk
menghubungkan dengan bagian yang lurus
FC. Dua bagian lengkung di kanan-kiri FC
itulah yg disebut Spiral.
Spiral-Circle-Spiral
Keterangan :
Xs = absis titik SC pada garis tangent, jarak dari titik TS
ke SC.
Ys = ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen
tegak lurus ke titik SC pada lengkung.
Ls = panjang lengkung peralihan
( panjang dari TS ke SC CS ke ST )
Lc = panjang busur lingkaran ( panjang dari SC ke CS ).
TS = titik dari tangent ke spiral.
SC = titik dari spiral ke lingkaran.
Es = jarak dari PI ke busur lingkaran.
Rc = jari-jari lingkaran.
Θs = sudut lengkung dpiral.
p = pergeseran tangent terhadap spiral.
k = absis dari p pada garis tangent spiral
Rumus – rumusnya :
Lengkung Spiral (Ls)
( Lengkung Peralihan )

Jika → digunakan Full Circle


Untuk :
• Ls = 1,0 m , maka p = p* dan k = k*.
• Ls = Ls, maka p = p* x Ls , dan k = k* x Ls.

V •e
3
VR
LS = 0,022 − 2,727 R *) Rumus Modifikasi Short
RC C C

R c = jari jari busur lingkaran ( m ).


C = perubahan percepatan , 0.3 - 1,0
disarankan 0,4 m / det³.
e = super elevasi .
Spiral-Spiral

SS yaitu, Lengkung yg hanya terdiri dari


spiral-spiral saja tanpa adanya circle.
Ini merupakan model SCS tanpa circle.
Lengkung ini biasanya terdapat di
tikungan dengan kecepatan sangat
tinggi. (lihat perbedaan dengan SCS)
Spiral-Spiral
• Rumus untuk Spiral – spiral.
Lc = 0 dan θs = ½ ∆.

Anda mungkin juga menyukai