10
11
Keterangan :
Δ = Sudut tikungan atau sudut tangen
Tc = Jarak Tc dan PI
Rc = Jari-jari
Ec = Jarak PI ke busur lingkaran
Lc = Panjang busur lingkaran
fm = Koefisien gesekan melintang = 0,19 – 0,000625 V
Tc = R tan ½ Δ ................................................................. (2.1)
Ec = T tan ¼ Δ ................................................................. (2.2)
Lc = .......................................................................... (2.3)
2. Tikungan spiral-circle-spiral
Lengkung peralihan dibuat untuk menghindari terjadinya perubahan alinemen
yang tiba-tiba dari bentuk lurus ke bentuk lingkaran (R = ∞ → R = Rc), jadi
lengkung peralihan diletakkan antara bagian lurus dan bagian lingkaran
(circle), yaitu pada sebelum dan sesudah tikungan berbentuk spiral (clothoid)
banyak juga digunakan juga oleh Bina Marga. Dengan adanya lengkung
peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S. Panjang lengkung
peralihan (Ls), menurut Tata perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997,
diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan di bawah ini :
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi
lengkung peralihan, maka panjang lengkung :
Ls = T...........................................................................(2.4)
Ls = ...............................................................(2.6)
Xs = Ls (1- ) ..............................................................(2.7)
Ys= ...........................................................................(2.8)
θs = .............................................................................(2.9)
15
p= − Rc (1 − cosθs).....................................................(2.10)
k = Ls − − Rc sin θs......................................................(2.11)
Lc = x πx Rc.............................................................(2.14)
Ltot = Lc + 2 Ls ...................................................................(2.15)
Ls = ............................................................(2.19)
melintang denga gaya normal disebut koefisien gesekan melintang (f). Nilai
panjang jari-jari minimum dapat dilihat pada tabel 2.1.
Rumus umum lengkung horizontal adalah :
Rmin = ....................................................(2.20)
D= x 360° ........................................(2.21)
Dimana :
Rmin = jari-jari tikungan minimum, (m)
VR = kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)
emak = superelevasi maksimum, (%)
fmak = koefisien gesekan melintang maksimum
D = derajat lengkung
Dmak = derajat maksimum
(Shirley L Hendarsin, 2000)
2.1.5 Stasiun
Direktorat Jendral Binamarga (1999) menyatakan, Penomoran panjang
jalan pada tahap perencanaan adalah memberi nomor pada interval-interval
tertentu dari awal sampai akhir proyek stationing jalan dibutuhkan sebagai sarana
informasi untuk dengan cepat mengenali lokasi yang sed ang ditinjau dan
sangat bermanfaat pada saat pelaksanaan dan perencanaan.
Stationing ini sama fungsinya dengan patok-patok km di sepanjang jalan, namun
juga terdapat perbedaannya yaitu:
1. Patok km merupakan petunjuk jarak yang akan di ukur dari patok km, yang
umumnya terletak di ibu kota provinsi atau kotamadya, sedangkan patok
stationing merupakan petunjuk yang di ukur dari bawah sampai akhir proyek
18
Dengan :
VR= kecepatan rencana (km/jam)
T = waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
g = percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det2
f = koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0,35-0,55.
(Sumber : Direktorat Jendral Binamarga, 1997)
2. Jarak Pandang Mendahului
Direktorat Jendral Binamarga (1997) menyatakan jarak pandang mendahului
adalah jarak yang dibutuhkan pengemudi untuk melakukan gerakan menyiap
atau menyalip kendaraan di depannya sampai kendaraan dapat kembali ke
lajur semula di depan kendaraan yang disiap dengan aman. Jarak pandang
mendahului diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah
105 cm dan tinggi halangan adalah 105 cm. Daerah mendahului harus disebar
di sepanjang jalan dengan jumlah panjang minimum 30% dari panjang total
ruas jalan tersebut.
Jarak pandang mendahului dalam satuan meter ditentukan sebagai berikut :
Jd=dl+d2+d3+d4
Dengan :
d1 = jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m),
d2 = jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke lajur
d3 = jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang datang
dari
arah berlawanan setelah proses mendahului selesai (m),
21
d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah berlawanan,
yang
besarnya diambil sama dengan 213 d2 (m).
Kemudian jarak pandang mendahului Vr ditetapkan pada table berikut :
Tabel 2.5 Jarak Pandang Mendahului
V(Km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
…………………………………………………. ( 2.24 )
√ √ …….………………..( 2.25)
√ ………………………………….. ( 2.26 )
…………………………………………………… ( 2.28 )
√ √ ……………………… ( 2.29 )
√ ………………………..……..( 2.30 )
Keterangan:
b = 2,5 m (semua kendaraan)
Rc = Jari-jari radius lengkung untuk lintasan luas untuk bagian roda depan
Rw = Radius lengkung terluar dari lintasan kendaraan
R1 = Radius lengkung terdalam dari lintasan kendaraan
2.1.9 Superelevasi
Direktorat Jendral Binamarga (1997) menyatakan superelevasi adalah
kemiringan melintang permukaan pada lengkung horizontal. Superelevasi
bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan untuk mengimbangi gaya
sentrifugal yang diterima kendaraan pada saat berjalan melalui tikungan pada
kecepatan VR. Nilai superelevasi maksimum ditetapkan 10%.
Diagram superelevasi menggambarkan pencapaian superelevasi dari lereng
normal ke superelevasi penuh, sehingga dengan mempergunakan diagram
superelevasi dapat ditentukan bentuk penampang melintang pada setiap titik di
suatu lengkung horizontal yang direncanakan. Diagram superelevasi digambar
berdasarkan elevasi tepi luar sebagai sumbu putar. Elevasi tepi perkerasan pada
saat kemiringan penuh, diberi tanda negatif. Pada saat kemiringan normal, tepi
23
minimum dengan mengabil tinggi mata pengemudi truk yaitu 1,80 m dan tinggi
objek 0,50 m (tinggi lampu belakang kendaraan). Ruang bebas vertikal
minimum 5 m, disarankan mengambil yang lebih besar untuk perencanaan
yaitu ± 5,5 m, untuk memberi keungkinan adanya lapisan tambahan
dikemudian hari. Kenyamanan mengemudi pada lengkung vertikal cekung
Panjang lengkung vertikal cekung dengan mempergunakan persamaan (36)
pendek jika perbedaan kelandaiannya kecil. Hal ini akan mengakibatkan
alinyemen vertikal kelihatan melengkung. Untuk menghindari hal itu, panjang
lengkung vertikal cekung diambil ≥ 3 detik perjalanan
Rmin = …………….(2.31)
2.2.4 Kelandaian
1. Landai Minimum
Berdasarkan kepentingan arus lalu lintas, landai ideal adalah landai datar
(0%). Sebaliknya ditinjau darikepentingan drainase jalan, jalan berlandailah
yang ideal. Dalam perencanaan disarankan menggunakan :
a. Landai datar untuk jalan – jalan di atas tanah timbunan yang tidak
mempunyai kereb. Lereng melintang jalan dianggap cukup untuk
mengalirkan air di atas badan jalan dan kemudian ke lereng jalan.
28
Kelandaian 3 3 4 5 8 9 10 10
maksimal %
3. Panjang kristis
Panjang kritis yaitu panjang landai maksimum yang harus disediakan agar
kendaraan dapat mempertahankan kecepatannya sedemikian sehingg
penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh VR. Lama perjalanan tersebut
ditetapkan tidak lebih dari satu menit. Panjang kritis ditetapkan dari tabel
panjang kritis dibawah ini :
Tabel 2.8 Panjang Kritis
Kecepatan pada awal Kelandaian (%)
tanjakan km/jam
4 5 6 7 8 9 10
TITIK X Y
Meter
A 341616.348 9623471.759
B 342562.429 9623294.234
C 343212.885 9623618.749
D 344069.348 9623487.759
C’ 342896.605 9623460.955
=√
= 962,59
DBC √
32
=√
= 726,9128
DCD √
=√
= 866,42
Tabel 2.12 Rekapitulasi Panjang Trase 1
3. Menghitung Azimut
Y 1 Ya
αA = 90º +arc tg
X 1 Xa
α1 = 90 + arctg | |
= | |
= 100,628
α2 = 360 - arctg | |
= | |
= 63,485
α3 = 90 + arctg | |
= | |
= 98,696
33
4. Menentukan Delta ( ∆ )
∆1 =| |
=| |
= 37,142
∆2 =| |
=| |
= 35,210
No Titik ∆
1 B 37,142
2 C 35,210
Θs = ( ) ( )
34
Lc = ( ( ) 504,54 m
c = Ls - ( ) = 39,997 m
Yc = = 0,317 m
p = Yc – ( R x(1-Cos θs))
= 0,2789 – (956 x (1- Cos 1,1987))
= 0,069 m
k = Xc – (R xSin θs))
= 39,997 – ( 840 x (1- Sin 1,36))
= 19,999 m
Ts = (R + P) x Tgn ∆c + k
= 302,247 m
Es = ( -R
=(
= 46,226 m
2. Tikungan 2
Data :
Kecepatan rencana (V) = 70 Km/Jam
Δ2 = 35,21o
e (dari tabel) = 0,03
Ls (dari tabel) = 40 m
R (rencana) = 840 m
Analisa Data :
Θs =28,648 x
= 28,648 x (
= 1,36 m
∆c =
= 35,21 – 2 x 1,36
Δc = 32,48
Lc = (
=
36
Lc = 476,21 m
Karena Lc >20, maka dipakai lengkung S- C-S
Ltotal= ( 2 x Ls )+Lc
= ( 2 x 40 ) + 476,21
= 556,21 m
½ L total= ½ x 556,21 = 278,11 m < kaki terpendek = 353,46 m (OK)
Jarak titik pokok :
Xc = Ls – (
= 40 – (
Xc = 39,9977 m
Yc =
Yc = 0,317 m
P = Yc – (R x (1-Cos θs))
= 0,317 – (840 x ( 1- Cos 1,36 )
P = 0,0793 m
K = Xc – (R x Sin θs)
= 39,9977 – (840 x Sin 1,36 )
K = 19,999 m
Ts = (R+p) x Tgn +k
Ts = 286,572 m
Es =( )
=( )
Es = 41,359 m
37
Xc 39,997 m
Yc 0,31 m
P 0,07937 m
K 19,999 m
Ts 286,572 m
Es 41,359 m
= 0 + ( 962,59 – 302,247)
= 0 + 660,345 m
Sta Sc1 = StaTs1+Ls1
= 0 + (660,345 + 40)
= 0 + 700,345 m
Sta Cs1 = StaSc + Lc
= 0 + (700,345 + 504,54)
= 0 + 1204,881 m
2. Tikungan 2
Stasiun B’’ = 2 + 1141,227 m
= 2 + 1249,077 m
Stasiun TS = Stasiun B + (BC – Ts)
= 2 + (0 + ( 363,228 – 360,613)
= 2 + 1251,692 m
39
Stasiun SC = Stasiun TS + Ls
= 2 + (1251,692 + 40)
= 2 + 1291,692 m
Stasiun CS = Stasiun SC + Lc
= 2 + (1291,692 + 574,715)
= 3 + 1866,407 m
Stasiun ST = Stasiun CS + Ls
= 3 + (1866,407 + 40)
= 3 + 1906,407 m
Stasiun C’ = Stasiun ST + ( CD – Ts)
= 3 + (1906,407 + (817,063 – 360,613)
= 4 + 2362,858 m
a. Rumija Kiri
143,426
87,5 - (87,5 75)
1. Potongan A – A = 143,426 478,588
= 84,617m
40
159,174
87,5 - (87,5 75)
2. Potongan 1 – 1 = 159,174 543,3301
= 84,667 m
174,9218
87,5 - (87,5 75)
3. Potongan 2 – 2 = 174,921 823,940
= 85,310 m
190,669
87,5 - (87,5 87,5)
4. Potongan 3 – 3 = 190,669 173,960
= 87,5 m
206,416
87,5 - (87,5 87,5)
5. Potongan 4 – 4 = 206,416 147,991
= 87,5 m
b. Rumija Kanan
85,439
87,5 - (87,5 87,5)
1. Potongan A - A = 85,439 349,222
= 87,5 m
98,71
87,5 - (87,5 87,5)
2. Potongan 1 - 1 = 98,71 349,222
= 87,5 m
119,745
87,5 - (87,5 87,5)
3. Potongan 2 - 2 = 119,745 684,634
= 87,5 m
41
164,482
87,5 - (87,5 87,5)
4. Potongan 3 - 3 = 164,482 206,207
= 87,5 m
133,343
87,5 - (87,5 87,5)
5. Potongan 4 - 4 = 133,343 222,251
= 362,5 m
Dari hasil kemiringan medan maka dapat disimpulkan bahwa golongan medan
merupakan pegunungan. Dibawah ini adalah hasil rekapiitulasi rumija kiri pada
trase 1.
Tabel 2.19 Rekapitulasi Rumija Kiri pada Trase 1
KIRI
Elevasi Elevasi
x1 x2
No Potongan Atas Bawah Rumija
m m m m m
1 A-A 87,500 75,000 143,427 478,588 84,618
2 1,1 87,500 75,000 159,174 543,330 84,668
3 2,2 87,500 75,000 174,922 823,940 85,311
4 3,3 87,500 87,500 190,669 173,960 87,500
42
Tabel 2.21 Kemiringan Medan dan Elevasi Tanah Dasar pada Trase 1
Data:
∑%Potongan : 4529,37
Jumlah data : 169
Kelandaian =
= 26,8%
= 65,214 m
D2 = 0.278 x Vr x T2
= 0.278 x 70 x 9,92
= 193,043 m
D3 = 50 m
2
D4 = x D2
3
2
= x 193,043
3
= 128,695 m
JPM = D1 + D2 + D3 + D4
= 65,214 + 193,043 + 50 + 128,695
= 436,952 m
1. Perhitungan Daerah Bebas Samping
a. Tikungan 1
Rc = 840 m
57
JPH = 112,845 m
R’ = Rc – (0,5 x Lebar jalur)
= 840 – (0,5 x 3,5) = 838,25 m
Lt = (2 x Ls) + Lc
= (2 x 40) + 504,54
= 584,54 m > JPH =112,845 OK
Karena JPH < Lt maka :
= 836,5 m
Rc = Ri + 0,5.b
= 836,5 + 0,5 x 2,5
= 837,75 m
Rw =√ √
=√ √
= 838,999 m
= Rw 1,25 Rw 64
2
B
ε =b–B
= 2.624 – 2,5
= 0,124 m
b. Untuk Truk
Rw =√ √
=√ √
= 838,999 m
= Rw 1,25 Rc 109,09
2
B
= 2,538 m
ε =b–B
= 2,538 – 2,5
= 0,038 m
2. Tikungan 2
Vr = 70 km/jam
Rrenc = 840 m
a. Pelebaran jalan yang dilewati semi trailer
59
Rw =√ √
=√ √
= 538,999 m
= Rw 1,25 Rw 64
2
B
= 2,6247 m
ε =b–B
= 2,6247 – 2,5
= 0,1247 m
b. Untuk Pelebaran jalan yang dilewati Truk
Rw =√ √
=√ √
= 838,999 m
= Rw 1,25 Rc 109,09
2
B
= 2,53 m
ε =b–B
= 2,53 – 2,5
= 0,038 m
60
2. Tikungan 2
en =3%
e = 3,2 %
Ls = 40 m
Lc = 476,21m
61
Elevasi Kelandaian
Stasiun
` Rencana (g)
m m %
A 68,75 0,00 0,00
PPV1 68,75 324,518 1,31
PPV 2 72,75 630,238 0,02
PPV 3 72,86 1209,446 -2,05
PPV 4 65,16 1584,518 -0,07
PPV 5 64,98 1844,518 -2,65
D 47,50 2504,518
186,26 2 x1,31
= 398
= 114,05 m
JPH 2 x 2
LV2 = 398
186,26 2 x0,02
= 398
= 112,43 m
JPH 2 x3
LV3 = 398
186,26 2 x 2,05
= 398
= 180,56 m
JPH 2 x 4
LV4 = 398
64
186,26 2 x 0,07
= 398
= 173,10 m
JPH 2 x5
LV5 = 398
186,26 2 x 2,65
= 398
= 225,08 m
Perhitungan Lv
D = JPH 186,26
Lv1 114,05
Lv2 112,43
Lv3 180,56
Lv4 173,10
Lv5 225,08
5. Perhitungan Ev
1
Ev1 = xLv1
800
1,31
= x114,05
800
= 0, 19 m
2
Ev2 = xLv 2
800
1.29
= x114,43
800
= 0,18 m
3
Ev3 = xLv3
800
2.07
= x180,56
800
= 0, 47 m
65
4
Ev4 = xLv 4
800
1,99
= x173,10
800
= 0,43 m
5
Ev5 = xLv5
800
2,58
= x 225,08
800
= 0,73 m
6. Perhitungan PPV
Tabel 2.26 Rekapitulasi Perhitungan VPI pada Trase 1
Elevasi Kelandaian Detail AV
Stasiun Lv Ev
` Rencana (g) PPV
m m % % m M
A 68.75 0,00 0,00 186,26
VPI1 68.75 324,518 1,31 68.75 1,31 114,05 0, 19
VPI2 72.75 630,238 0,02 72.75 1,29 112,43 0,18
VPI3 72.86 1209,446 -2,05 72.86 2,07 180,56 0, 47
VPI4 65.16 1584,518 -0,07 65.16 1,99 173,10 0,43
VPI5 64.98 1844,518 -2,65 64.98 2,58 225,08 0,73
D 2504,518
7. Perhitungan PVC
g1
Elevasi PVC1 = Elev PPV1 - ( 0,5 x Lv1) x
100
0,00
= 68.75- ( 0,5 x 114,05) x
100
= 375,528 m
66
g1
Elevasi PVC2 = Elev PPV2 - ( 0,5 x Lv2) x
100
1.31
= 72.75- ( 0,5 x 112,4) x
100
= 374,006 m
g1
Elevasi PVC3 = Elev PPV3 - ( 0,5 x Lv3) x
100
0.02
= 72.86- ( 0,5 x 180,56) x
100
= 364,583 m
g1
Elevasi PVC4 = Elev PPV4 - ( 0,5 x Lv4) x
100
2,05
= 65.16- ( 0,5 x 173,1) x
100
= 362,384 m
g1
Elevasi PVC5 = Elev PPV5 - ( 0,5 x Lv5) x
100
0,07
= 64.98 - ( 0,5 x 225,08) x
100
= 353,360 m
Stasiun PVC1 = Stasiun PPV1 - (0,5 x Lv1)
= 324,52- (0,5 x 114,05)
= 267,49 m
Stasiun PVC2 = Stasiun PPV2 - (0,5 x Lv2)
= 630,29 - (0,5 x 112.43)
= 574,08 m
Stasiun PVC3 = Stasiun PPV3 - (0,5 x Lv3)
= 1209.45 - (0,5 x 180.56)
= 1119,17 m
Stasiun PVC4 = Stasiun PPV4 - (0,5 x Lv4)
= 1584,68 - (0,5 x 173.10)
= 1498,13 m
Stasiun PVC5 = Stasiun PPV5 - (0,5 x Lv5)
67
6. Perhitungan PVT
g1
Elevasi PVT 1 = Elev PPV1 + ( 0,5 x Lv1) x
100
1,31
= 68.75 +( 0,5 x 114,05) x
100
= 69,50 m
g1
Elevasi PVT 2 = Elev PPV2 + ( 0,5 x Lv2) x
100
0,02
= 72.75+ ( 0,5 x 112,4) x
100
= 72,76 m
g1
Elevasi PVT 3 = Elev PPV3+ ( 0,5 x Lv3) x
100
2.05
= 72.86+ ( 0,5 x 180,56) x
100
= 71,00 m
g1
Elevasi PVT 4 = Elev PPV4 + ( 0,5 x Lv4) x
100
0,07
= 65.16+ ( 0,5 x 173,1) x
100
= 65,10 m
g1
Elevasi PVT 5 = Elev PPV5 + ( 0,5 x Lv5) x
100
68
2,65
= 64.98+ ( 0,5 x 225,08) x
100
= 62,00 m
Stasiun PVT1 = Stasiun PPV1 + (0,5 x Lv1)
= 324,52+ (0,5 x 114,05)
= 381,55 m
Stasiun PVT2 = Stasiun PPV2 + (0,5 x Lv2)
= 630,29 + (0,5 x 112.43)
= 686,51 m
Stasiun PVT3 = Stasiun PPV3 + (0,5 x Lv3)
= 1209.45 + (0,5 x 180.56)
= 1299,73 m
Stasiun PVT4 = Stasiun PPV4 + (0,5 x Lv4)
= 1584,68 + (0,5 x 173.10)
= 1671,23 m
Stasiun PVT5 = Stasiun PPV5 + (0,5 x Lv5)
= 1584,52 + (0,5 x 225,08)
= 1697,06 m
Tabel 2.28 Rekapitulasi Perhitungan PVT pada Trase 1
No Nama Elevasi Stasiun
1 PVT1 69,50 381,55
2 PVT2 72,76 686,51
3 PVT3 71,00 1299,73
4 PVT4 65,10 1671,23
5 PVT5 62,00 1697,06
7. Detail Alinyemen Vertikal
Detail alinyemen vertikal pada trase 1 (satu) dapat dilihat pada Tabel 2.28
Rekapitulasi PPV pada Trase 1 berikut ini.
69
PPV1
Titik Pias Satuan x Elevasi Sta
x1 22.81 68.78 290.30
PPV2
Titik Pias Satuan X Elevasi Sta
x1 22.49 72,28 596,56
PPV3
Titik Pias Satuan X Elevasi Sta
x1 36.11 72.77 1155.28
PPV4
Titik Pias Satuan X Elevasi Sta
x1 34.62 66.30 1532.75
meter
x2 69.24 65.79 1567.37
70
Berikut merupakan grafik alinyemen vertikal PPV1, PPV2, PPV3, PV4, dan
PPV5.
71,00
70,00
PIAS
69,00
68,00 EL
67,00
66,00
65,00
230,00 260,00 290,00 320,00 350,00 380,00 410,00
Jarak (m)
72,00
70,00
PIAS
68,00
66,00 EL
64,00
62,00
60,00
550,00 620,00 690,00
Jarak (m)
73,00
Elevasi (m)
EL
71,00 PIAS
69,00
1000,00 1080,00 1160,00 1240,00 1320,00
Jarak (m)
69,00
68,00
Elevasi (m)
67,00
EL
66,00 PIAS
65,00
64,00
1400,00 1500,00 1600,00 1700,00
Jarak (m)
64,00
Elevasi (m)
EL
62,00
PIAS
60,00
1400,00 1450,00 1500,00 1550,00 1600,00 1650,00 1700,00
Jarak (m)
Gambar 2.14 Koordinasi Alinyemen Horizontal dan Alinyemen Vertikal Trase 1 (Satu)
2.5 Perhitungan Trase 2
2.5.1 Penentuan standar Teknis jalan Trase
1. Data CBR tanah dasar
CBR tanah dasar yang digunakan untuk perancangan (CBR 90) ditentukan
berdasarkan nilai CBR yang diperoleh dari 15 (lima belas) titik sampel lapangan
sebagai berikut:
Tabel 2.30 Data CBR Tanah Dasar
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
CBR 6 5 7 6 7 8 5 6 4 5 7 6 5 4 4
(Sumber :Lampiran KAK Perancangan Jalan 2019)
=√
= 961084,176
DBC √
=√
= 829,396
DCD √
=√
= 828,040
Tabel 2.34 Rekapitulasi Panjang Trase 2
No Nama Panjang (D) , m
1 AB 1084,176
2 BC 829,396
3 CD 828,040
3. Menghitung Azimut
Y 1 Ya
αA = 90º +arc tg
X 1 Xa
α1 = 90 + arctg | |
= | |
= 82,975
76
α2 = 360 - arctg | |
= | |
= 61,357
α3 = 90 + arctg | |
= | |
= 128,385
4. Menentukan Delta ( ∆ )
∆1 =| |
=| |
= 21,617
∆2 =| |
=| |
= 67,028
Θs = ( ) ( )
Lc =( ( ) 276,93 m
c = Ls - ( ) = 39,997 m
Yc = = 0,317 m
p = Yc – ( R x(1-Cos θs))
= 0,278 – (956 x (1- Cos 1,36))
= 0,079 m
k = Xc – (R xSin θs))
= 39,997 – ( 840 x (1- Sin 1,36))
= 19,999 m
Ts = (R + P) x Tgn ∆c + k
= 180,385 m
Es =( -R
=(
= 15,252 m
78
R min 404,7
Ls 40 M
Rc 840 M
o
Δ 21,62
o
θs 1,36
o
Δc 18,89
Lc 276,93 M
Ltotal 356,93 M
1/2 Ltotal 178,46 M
Xc 39,995 M
Yc 0,317 M
P 0,0793 M
K 19,999 M
Ts 180,385 M
Es 15,252 M
2. Tikungan 2
Data :
Kecepatan rencana (V) = 70 Km/Jam
Δ2 = 67,03o
e (dari tabel) = 0,03
Ls (dari tabel) = 40 m
R (rencana) = 410 m
79
Analisa Data :
Θs =28,648 x
= 28,648 x (
= 2,79 m
∆c =
= 67,03 – 2 x 2,79
Δc = 61,44
Lc =(
Lc = 439,64 m
Karena Lc >20, maka dipakai lengkung S- C-S
Ltotal = ( 2 x Ls )+Lc
= ( 2 x 40 ) + 439,64
= 519,64 m
½ L total= ½ x 519,64 = 259,82 m < kaki terpendek = 404,7 m (OK)
Jarak titik pokok :
Xc = Ls – (
= 40 – (
Xc = 39,9904 m
Yc =
Yc = 0,317 m
P = Yc – (R x (1-Cos θs))
= 0,3174 – (410 x ( 1- Cos 2,79 )
P = 0,162 m
K = Xc – (R x Sin θs)
= 39,997 – (410 x Sin 2,79 )
80
K = 19,998 m
Ts = (R+p) x Tgn +k
Ts = 291,622 m
Es =( )
=( )
Es = 81,948 m
Xc 39,990 m
Yc 0,65 m
81
P 0,162 m
K 19,998 m
Ts 291,622 m
Es 81,948 m
3. Tikungan 2
Stasiun B’’ = 2 + 1141,227 m
= 2 + 1249,077m
Stasiun TS = Stasiun B + (BC – Ts)
= 2 + (0 + ( 363,2281 – 360,6131)
= 2 + 1251,692 m
Stasiun SC = Stasiun TS + Ls
= 2 + (1251,692 + 40)
= 2 + 1291,692 m
Stasiun CS = Stasiun SC + Lc
= 2 + (1291,692 + 574,715)
= 3 + 1866,407 m
Stasiun ST = Stasiun CS + Ls
= 3 + (1866,407 + 40)
= 3 + 1906,407 m
Stasiun C’ = Stasiun ST + ( CD – Ts)
= 3 + (1906,407 + (817,063 – 360,613)
= 4 + 2362,858 m
83
c. Rumija Kiri
141,882
87,5 - (87,5 75)
1. Potongan A – A = 141,882 478,317
= 84,64m
151
87,5 - (87,5 75)
6. Potongan 1 – 1 = 151 557,61
= 84,836 m
160,117
87,5 - (87,5 87,5)
7. Potongan 2 – 2 = 160,117 218,825
= 87,5 m
169,23
87,5 - (87,5 87,5)
8. Potongan 3 – 3 = 169,23 190,692
= 87,5 m
84
178,35
87,5 - (87,5 87,5)
9. Potongan 4 – 4 = 178,35 169,320
= 87,5 m
d. Rumija Kanan
87,41
87,5 - (87,5 87,5)
1. Potongan A - A = 87,41 350,590
= 87,5 m
109,374
87,5 - (87,5 87,5)
2. Potongan 1 - 1 = 109,374 602,377
= 87,5 m
172,436
87,5 - (87,5 87,5)
3. Potongan 2 - 2 = 172,436 195,555
= 87,5 m
155,9876
87,5 - (87,5 87,5)
4. Potongan 3 - 3 = 155,987 197,182
= 87,5 m
142,056
87,5 - (87,5 87,5)
5. Potongan 4 - 4 = 142,056 200,438
= 87,5 m
84,64039 87,5
100 % 14,298 %
1. Potongan A – A = 20
84,836 87,5
100 % 13,318 %
2. Potongan 1 – 1 = 20
Dari hasil kemiringan medan maka dapat disimpulkan bahwa golongan medan
merupakan perbukitan.
Tabel 2.41 Rekapitulasi Rumija Kiri pada Trase 2
KIRI
Elevasi Elevasi
x1 x2
No Potongan Atas Bawah Rumija
m m m m m
1 A-A 87,500 75,000 141,882 478,317 84,640
2 1,1 87,500 75,000 151,000 557,610 84,836
3 2,2 87,500 87,500 160,118 218,826 87,500
4 3,3 87,500 87,500 169,236 190,692 87,500
5 4,4 87,500 87,500 178,353 169,320 87,500
6 5,5 87,500 87,500 187,471 151,837 87,500
7 6,6 87,500 87,500 196,589 144,421 87,500
8 7,7 87,500 87,500 205,707 137,004 87,500
9 8,8 87,500 87,500 202,670 131,748 87,500
10 9,9 87,500 87,500 205,291 124,207 87,500
11 10,10 87,500 87,500 207,913 118,762 87,500
12 11,11 87,500 87,500 210,534 119,546 87,500
13 12,12 87,500 87,500 213,689 121,820 87,500
14 13,13 87,500 87,500 218,657 125,556 87,500
15 14,14 87,500 87,500 227,394 129,881 87,500
16 15,15 87,500 75,000 235,909 378,488 82,700
17 16,16 87,500 75,000 244,365 297,938 81,867
18 17,17 87,500 75,000 254,190 544,226 83,520
19 18,18 87,500 75,000 265,711 621,743 83,757
86
KANAN
Elevasi Elevasi
x1 x2
No Potongan Atas Bawah Rumija
m M m M M
1 A-A 87,500 87,500 87,414 350,590 87,500
2 1,1 87,500 87,500 109,374 602,378 87,500
3 2,2 87,500 87,500 172,436 195,555 87,500
90
Tabel 2.43 Kemiringan Medan dan Elevasi Tanah Dasar pada Trase 2
Lanjutan Tabel 2.43 Kemiringan Medan dan Elevasi Tanah Dasar Trase 2
26 25,25 0,000 0,000 87,500
27 26,26 0,000 0,000 87,500
28 27,27 0,000 0,000 87,500
29 28,28 6,584 32,922 92,321
30 29,29 4,634 23,168 89,817
31 30,30 12,500 62,500 93,750
32 31,31 12,500 62,500 93,750
33 32,32 12,500 62,500 93,750
34 33,33 0,000 0,000 87,500
35 34,34 0,000 0,000 87,500
36 35,35 0,000 0,000 87,500
37 36,36 0,000 0,000 87,500
38 37,37 0,000 0,000 87,500
39 38,38 0,000 0,000 87,500
40 39,39 0,000 0,000 87,500
41 40,40 0,000 0,000 87,500
42 41,41 0,000 0,000 87,500
43 42,42 0,000 0,000 87,500
44 43,43 0,000 0,000 87,500
45 44,44 0,000 0,000 87,500
46 45,45 0,000 0,000 87,500
47 46,46 0,000 0,000 87,500
48 47,47 0,000 0,000 87,500
49 48,48 0,000 0,000 87,500
50 49,49 0,000 0,000 87,500
51 50,50 0,000 0,000 87,500
52 51,51 0,000 0,000 87,500
53 52,52 0,000 0,000 87,500
54 53,53 0,000 0,000 87,500
55 54,54 2,061 10,305 88,531
56 55,55 0,000 0,000 87,500
57 56,56 0,000 0,000 87,500
58 57,57 0,000 0,000 87,500
59 58,58 0,000 0,000 87,500
60 59,59 0,000 0,000 87,500
61 60,60 0,000 0,000 87,500
62 61,61 0,000 0,000 87,500
63 62,62 0,000 0,000 87,500
96
Lanjutan Tabel 2.43 Kemiringan Medan dan Elevasi Tanah Dasar Trase 2
64 63,63 0,000 0,000 87,500
65 64,64 0,000 0,000 87,500
66 65,65 0,000 0,000 87,500
67 66,66 0,000 0,000 87,500
68 67,67 0,000 0,000 87,500
69 68,68 0,000 0,000 87,500
70 69,69 0,000 0,000 87,500
71 70,70 0,000 0,000 87,500
72 71,71 0,000 0,000 87,500
73 72,72 0,000 0,000 87,500
74 73,73 0,000 0,000 87,500
75 74,74 0,000 0,000 87,500
76 75,75 0,000 0,000 87,500
77 76,76 0,000 0,000 87,500
78 77,77 0,000 0,000 87,500
79 78,78 0,000 0,000 87,500
80 79,79 1,290 6,448 89,302
81 80,80 8,760 43,799 95,620
82 81,81 0,000 0,000 100,000
83 82,82 0,000 0,000 100,000
84 83,83 0,000 0,000 100,000
85 84,84 0,000 0,000 100,000
86 85,85 0,000 0,000 100,000
87 86,86 0,000 0,000 100,000
88 87,87 8,244 41,220 95,878
89 88,88 8,176 40,878 95,912
90 89,89 4,810 24,051 97,595
91 90,90 7,927 39,634 96,037
92 91,91 7,715 38,576 96,142
93 92,92 7,490 37,451 96,255
94 93,93 7,313 36,565 96,343
95 94,94 7,294 36,471 96,353
96 95,95 7,223 36,116 96,388
97 96,96 7,232 36,158 96,384
98 97,97 7,203 36,017 96,398
99 98,98 7,207 36,033 96,397
100 99,99 7,207 36,037 96,396
101 100,100 7,202 36,010 96,399
97
Lanjutan Tabel 2.43 Kemiringan Medan dan Elevasi Tanah Dasar Trase 2
102 101,101 7,224 36,122 96,388
103 102,102 0,000 0,000 100,000
104 103,103 6,798 33,991 96,601
105 104,104 6,914 34,570 96,543
106 105,105 7,036 35,180 96,482
107 106,106 7,165 35,827 96,417
108 107,107 4,607 23,033 97,697
109 108,108 3,685 18,423 93,638
110 109,109 4,111 20,553 93,556
111 110,110 4,744 23,721 93,483
112 111,111 5,433 27,164 93,409
113 112,112 6,093 30,465 93,360
114 113,113 6,482 32,412 93,384
115 114,114 6,671 33,357 93,375
116 115,115 5,873 29,366 93,843
117 116,116 4,489 22,444 93,300
118 117,117 5,364 26,822 93,725
119 118,118 5,524 27,620 93,786
120 119,119 5,731 28,655 93,864
121 120,120 5,924 29,622 93,928
122 121,121 6,112 30,558 93,982
123 122,122 6,311 31,553 94,034
124 123,123 6,494 32,468 94,071
125 124,124 6,661 33,307 94,092
126 125,125 6,777 33,887 94,078
127 126,126 6,956 34,780 94,087
128 127,127 7,117 35,583 94,078
129 128,128 7,282 36,410 94,061
130 129,129 4,291 21,454 92,126
131 130,130 4,370 21,851 92,016
132 131,131 4,267 21,333 91,805
133 132,132 1,310 6,552 90,154
134 133,133 1,405 7,025 90,018
135 134,134 1,513 7,565 89,876
136 135,135 1,635 8,174 89,729
137 136,136 1,193 5,963 88,096
138 137,137 0,976 4,880 87,988
139 138,138 0,850 4,248 87,925
98
Lanjutan Tabel 2.43 Kemiringan Medan dan Elevasi Tanah Dasar Trase 2
140 139,139 0,202 1,012 87,601
141 140,140 0,000 0,000 87,500
142 141,141 0,000 0,000 87,500
143 142,142 0,000 0,000 87,500
144 143,143 0,000 0,000 87,500
145 144,144 0,000 0,000 87,500
146 145,145 0,000 0,000 87,500
147 146,146 0,000 0,000 87,500
148 147,147 0,000 0,000 87,500
149 148,148 6,952 34,759 84,024
150 149,149 7,631 38,153 83,685
151 150,150 8,357 41,786 83,321
152 151,151 9,045 45,225 82,977
153 152,152 7,039 35,195 83,981
154 153,153 2,981 14,903 81,088
155 154,154 6,086 30,429 78,699
156 155,155 0,000 0,000 75,000
157 156,156 0,424 2,122 75,212
158 157,157 0,258 1,290 75,129
159 158,158 0,094 0,469 75,047
160 159,159 0,000 0,000 75,000
161 160,160 3,351 16,757 76,676
Data:
∑%Potongan : 2122.785
Jumlah data : 161
Kelandaian =
=
= 13,185%
T = 2,5 detik
1. Jarak Pandang Menyiap (JPM)
JPM = D1 + D2 + D3 + D4
T1 = 2.12 + ( 0.026 x Vr)
= 2.12 + ( 0.026 x 70 )
= 3,94 detik
T2 = 6.56 + ( 0.048 x Vr)
= 6.56 + ( 0.048 x 70 )
= 9,92 detik
a = 2.052 + ( 0.003 x Vr)
= 2.052 + ( 0.003 x 70)
= 2,304 km / jam / detik
m = 15 km / jam
a × T1
D1 = 0.278 x T1 x ( Vr – m + )
2
= 65,214 m
D2 = 0.278 x Vr x T2
= 0.278 x 70 x 9,92
= 193,043 m
D3 = 65 m
2
D4 = x D2
3
2
= x 193,043
3
= 128,695 m
JPM = D1 + D2 + D3 + D4
= 451,953 m
2. Perhitungan Daerah Bebas Samping
100
a. Tikungan 1
Rc = 840 m
JPH = 186,257 m
R’ = Rc – (0,5 x Lebar jalur)
= 840 – (0,5 x 3,5) = 838,25 m
Lt = (2 x Ls) + Lc
= (2 x 40) + 276,93
= 356,93 m > JPH =186,257 OK
Karena JPH < Lt maka :
b. Tikungan 2
Rc = 410 m
JPH = 186,257 m
Lt = (2 x Ls) + Lc
= (2 x 40) + 439,64
Rw =√ √
=√ √
= 838,999 m
= Rw 1,25 Rw 64
2
B
ε =b–B
= 2.624 – 2,5
= 0,124 m
b. Untuk Truk
Rw =√ √
=√ √
= 838,999 m
= Rw 1,25 Rc 109,09
2
B
= 2,538 m
102
ε =b–B
= 2,538 – 2,5
= 0,03814 m
8. Tikungan 2
Vr = 70 km/jam
Rrenc = 410 m
Rw =√ √
=√ √
= 408,999 m
= Rw 1,25 Rw 64
2
B
= 2,7563 m
ε =b–B
= 2,75637 – 2,5
= 0,124 m
Rw =√ √
103
=√ √
= 408,999 m
= Rw 1,25 Rc 109,09
2
B
= 2,53 m
ε =b–B
= 2,53 – 2,5
= 0,03 m
e = 6,2 %
Ls = 40 m
Lc = 418,519 m
Kelandaian (g2) =
Kelandaian (g3) =
Kelandaian (g4) =
Kelandaian (g5) =
Kelandaian (g6) =
Kelandaian (g7) =
105
Elevasi
Stasiun Kelandaian
Rencana
m m m
A 62,69 0.00 0
PPV1 62,69 525,00 0
PPV2 77,02 788,68 5,44
PPV3 72,35 1012,93 -2,08
PPV4 72,35 1344,26 0,00
PPV5 91,61 1464,38 16,03
PPV6 91,62 1813,59 0,01
PPV7 66,52 2299,04 -5,17
D 35,60 2650,00 -8,81
g4 =0%
g5 = 16,03 %
Δ4 = | 16 ,03- 0 | = 16,03%
c. PPV 5
g5 = 16,03%
g6 = 0,01 %
106
1. Perhitungan LV
JPH 2 x1
LV1 = 398
=
= 473,75 m
JPH 2 x 2
LV2 = 398
=
= 655,13 m
107
JPH 2 x3
LV3 = 398
=
= 181,38 m
JPH 2 x 4
LV4 = 398
=
= 1397,14 m
JPH 2 x5
LV5 = 398
=
= 1396,47 m
JPH 2 x 4
LV6 = 398
=
= 415,25 m
JPH 2 x5
LV7 = 398
=
= 317,05 m
Perhitungan LV
D = JPH 186.26
LV1 473.75
LV2 655.13
LV3 181.38
LV4 1397.14
LV5 1396.67
LV6 451.25
LV7 317.05
108
2. Perhitungan Ev
1
Ev1 = xLv1
800
=
= 3,22 m
2
Ev2 = xLv 2
800
=
= 6,15 m
3
Ev3 = xLv3
800
=
= 0,47 m
4
Ev4 = xLv 4
800
=
= 27,99 m
5
Ev5 = xLv5
800
=
= 27,97 m
4
Ev6 = xLv 4
800
=
= 2,92 m
5
Ev7 = xLv5
800
=
= 1,44 m
Perhitungan Ev
EV1 3,22
EV2 6,15
109
EV3 0,47
EV4 27,99
EV5 27,97
EV6 2,92
EV7 1,44
3. Perhitungan PPV
Tabel 2.48 Rekapitulasi Perhitungan VPI pada Trase 2
Elevasi Detail AV
Stasiun Kelandaian (g) Lv Ev
Rencana PPV D
m m % % m m
VPI1 62,69 525,00 5,435 525 7,52 473,754 3,218
VPI2 77,02 788,68 -2,080 264,070 2,08 655,130 6,154
VPI3 72,35 1012,93 0 224,296 16,03 181,375 0,471
VPI4 72,35 1344,26 16,028 331,334 16,02 1397,136 27,992
VPI5 91,61 1464,38 0,005 121,649 5,18 1396,671 27.974
VPI6 91,62 1813,59 -5.171 349,212 3,64 451,253 2.920
VPI7 66,52 2299,04 -8.809 486,099 8,81 317,051 1.441
4. Perhitungan PVC
g1
Elevasi PVC1 = Elev PPV1 - ( 0,5 x Lv1) x
100
= 77 - ( 0,5 x 655,13) x
= 59,19 m
g1
Elevasi PVC2 = Elev PPV2 - ( 0,5 x Lv2) x
100
= 74,24 m
g1
Elevasi PVC3 = Elev PPV3 - ( 0,5 x Lv3) x
100
= 72,35 m
110
g1
Elevasi PVC4 = Elev PPV4 - ( 0,5 x Lv4) x
100
= 20,58 m
g1
Elevasi PVC5 = Elev PPV5 - ( 0,5 x Lv5) x
100
= 91,61 m
g1
Elevasi PVC6 = Elev PPV6 - ( 0,5 x Lv6) x
100
= 75,75 m
g1
Elevasi PVC7 = Elev PPV7 - ( 0,5 x Lv7) x
100
= 69,54 m
Stasiun PVC1 = Stasiun PPV1 - (0,5 x Lv1)
= 798,46- (0,5 x 655,13)
= 461,90 m
Stasiun PVC2 = Stasiun PPV2 - (0,5 x Lv2)
= 1013,03 - (0,5 x 181,38)
= 922,34 m
Stasiun PVC3 = Stasiun PPV3 - (0,5 x Lv3)
= 1344,26 - (0,5 x 1397,14)
= 645,70 m
Stasiun PVC4 = Stasiun PPV4 - (0,5 x Lv4)
= 1467,5 - (0,5 x 1396,7)
= 769,13 m
Stasiun PVC5 = Stasiun PPV5 - (0,5 x Lv5)
= 1813,6 - (0,5 x 451,25)
111
= 1587,97 m
Stasiun PVC6 = Stasiun PPV6 - (0,5 x Lv6)
= 2300,34 - (0,5 x 317,05)
= 2141,81 m
Stasiun PVC7 = Stasiun PPV7 - (0,5 x Lv7)
= 2652,72 - (0,5 x 767,84)
= 2268,80 m
9. Perhitungan PVT
= 77 + ( 0,5 x 655,13) x
= 70,18 m
g2
Elevasi PVT 2 = Elevasi PPV 2 + (0,5 x Lv2 x ( ))
100
= 72,35 m
g2
Elevasi PVT 3 = Elevasi PPV 3 + (0,5 x Lv3 x ( ))
100
= 184,32 m
g2
Elevasi PVT 4 = Elevasi PPV 4 + (0,5 x Lv4 x ( ))
100
112
= 91,39 m
g2
Elevasi PVT 5 = Elevasi PPV 5 + (0,5 x Lv5 x ( ))
100
= 79,96 m
g2
Elevasi PVT 6 = Elevasi PPV 6 + (0,5 x Lv6 x ( ))
100
= 52,59 m
g2
Elevasi PVT 7 = Elevasi PPV 7 + (0,5 x Lv7 x ( ))
100
= 35,72 m
Stasiun PVT 1 = Stasiun PPV 1+ (0,5 x LV1)
= 789,5 + (0,5 x 473,75)
= 1117,03 m
Stasiun PVT 2 = Stasiun PPV 2 + (0,5 x LV2)
= 1013,03 + (0,5 x 655,13)
= 1103,71 m
Stasiun PVT 3 = Stasiun PPV 3+ (0,5 x LV3)
= 1344,26 + (0,5 x 181,38)
= 2042,83 m
Stasiun PVT 4 = Stasiun PPV 4 + (0,5 x LV4)
= 1467,47 + (0,5 x 1397,14)
= 2165,8 m
Stasiun PVT 5 = Stasiun PPV 5 + (0,5 x LV5)
= 1813,6 + (0,5 x 1396,7)
= 2039,22 m
113
PPV 1
Titik
Satuan X Elevasi Stasiun
Pias
X1 94,750 63,202 382,873
X2 189,501 64,747 477,624
X3 Meter 284,252 67,322 572,375
X4 379,003 70,927 667,126
X5 473,754 75,562 761,877
PPV 2
Titik
Satuan X Elevasi Stasiun
Pias
X1 131,026 65,330 592,921
X2 262,052 69,497 723,947
X3 Meter 393,078 71,695 854,973
X4 524,104 71,923 985,999
X5 655,130 70,181 1117,026
114
PPV 3
Titik
Satuan X Elevasi Stasiun
Pias
X1 36,275 73,561 958,613
X2 72,550 73,033 994,888
X3 Meter 108,825 72,655 1031,164
X4 145,100 72,429 1067,439
X5 181,375 72,353 1103,714
PPV 4
Titik
Satuan X Elevasi Stasiun
Pias
X1 279,427 76,831 925,122
X2 558,854 90,268 1204,55
X3 meter 838,281 112,662 1483,977
X4 1117,709 144,014 1763,404
X5 1397,136 184,323 2042,832
PPV 5
Titik
Satuan X Elevasi Stasiun
Pias
X1 279,334 19,720 1048,464
X2 558,668 51,066 1327,798
X3 meter 838,002 73,460 1607,133
X4 1117,337 86,9032 1886,467
X5 1396,671 91,393 2165,801
PPV 6
Titik
Satuan X Elevasi Stasiun
Pias
X1 90,250 91,149 1678,216
X2 180,501 89,752 1768,466
X3 meter 270,751 87,421 1858,717
X4 361,002 84,155 1948,967
X5 451,253 79,955 2039,218
PPV 7
Titik
Satuan X Elevasi Stasiun
Pias
X1 63,410 71,240 2205,225
X2 126,820 67,269 2268,636
X3 meter 190,231 62,836 2332,046
X4 253,641 57,942 2395,456
X5 317,051 52,587 2458,867
115
Berikut merupakan grafik alinyemen vertikal PPV1, PPV2, PPV3, PV4, dan
PPV5.
80,00
75,00
70,00
65,00
60,00
55,00
50,00
280,00325,00370,00415,00460,00505,00550,00595,00640,00685,00730,00775,00
PIAS EL
75,00
70,00
65,00
60,00
55,00
450,00505,00560,00615,00670,00725,00780,00835,00890,00945,001000,00
1055,00
1110,00
PIAS EL
80,00
79,00
78,00
77,00
76,00
75,00
74,00
73,00
72,00
71,00
70,00
780,00 880,00 980,00 1080,00 1180,00 1280,00
EL PIAS
EL PIAS
90,00
75,00
60,00
45,00
30,00
15,00
0,00
750,00 900,001050,001200,001350,001500,001650,001800,001950,002100,00
EL PIAS
95,00
93,00
91,00
89,00
87,00
85,00
83,00
81,00
79,00
77,00
75,00
73,00
71,00
69,00
67,00
65,00
1450,00 1550,00 1650,00 1750,00 1850,00 1950,00 2050,00 2150,00 2250,00
EL PIAS
95,00
90,00
85,00
80,00
75,00
70,00
65,00
60,00
55,00
50,00
45,00
40,00
35,00
30,00
1800,00 1900,00 2000,00 2100,00 2200,00 2300,00 2400,00 2500,00 2600,00 2700,00
EL PIAS
Gambar 2.24 Koordinasi Alinyemen Horizontal dan Alinyemen Vertikal Trase 2 (Dua)
120
Trase 2 didapatkan jenis medan perbukitan dengan volume galian dan timbunan
yang lebih kecil dengan perbandingan galian:timbunan sebesar 1,18 dan tinggi
galian serta timbunan maksimum lebih kecil dari Trase 1. Dari segi biaya pun
untuk galian dan timbunan pada trase 2 akan lebih minimum dibandingkan trase
1. Sehingga pemilihan trase yang digunakan pada pembuatan jalan baru ini yaitu
trase 2, karena adanya pertimbangan-pertimbangan diatas.