Anda di halaman 1dari 32

ALINYEMEN HORIZONTAL JALAN

Siti Asyiah
DASAR PERENCANAAN JALAN

Jalan merupakan salah satu


prasarana transportasi darat yang
berfungsi untuk melayani
pergerakan manusia dan barang.
Jalan dikatakan baik jika
direncanakan sedemikian rupa
sehingga unsur keselamatan dan
kenyamanan pemakai jalan dapat
terjamin dengan baik .
Dasar Perencanaan Jalan

Klasifikasi Jalan

Karakteristik Lalu Lintas

Karakteristik Jalan

Dampak Lingkungan

Ekonomi

Keselamatan Lalu Lintas


KLASIFIKASI JALAN

Klasifikasi jalan yang dipakai sebagai


dasar perencanaan geometrik di
Indonesia adalah berdasarkan Tata
Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Antar Kota No 038/T/BM/1997 seperti
tabel 2.1. berikut .
KARAKTERISTIK LALU LINTAS
1. Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah
kendaraan yang melewati/
melintasi satu titik pengamatan
dalam satu satuan waktu
(kendaraan/hari, kendaraan/jam).
Volume lalu lintas dapat berupa
Volume Lalu Lintas Harian Rata-
rata (LHR), Volume Jam
Perencanaan (VJP).
KARAKTERISTIK LALU LINTAS
2. Kecepatan Rencana
Kecepatan rencana adalah kecepatan yang
dipilih untuk keperluan perencanaan setiap
bagian jalan raya seperti tikungan, kemiringan
jalan, jarak pandang, dll, atau kecepatan
maksimal yang diijinkan, sehingga tidak
menimbulkan bahaya. Kecepatan yang dipilih
adalah yang tertinggi dan menerus dengan
pertimbangan- pertimbangan :
 pengemudi / kendaraan dapat berjalan
dengan rasa aman
 tergantung dari bentuk fisik / geometrik
jalan dan cuaca
 pertimbangan biaya
KARAKTERISTIK LALU LINTAS
3. Kendaraan Rencana
Adalah kendaraan yang mewakili dari
kelompoknya yang dipergunakan untuk
merencanakan bagian–bagian dari
penampang melintang jalan.
Kendaraan yang mempergunakan jalan
dikelompokkan menjadi kelompok mobil
penumpang, bus / truk, semi trailer dan trailer.
Ukuran kendaraan rencana masing- masing
kelompok diambil ukuran yang terbesar
untuk mewakili kelompoknya. Kendaraan
rencana yang dipilih sebagai dasar
perencanaan fungsi jalan, jenis kendaraan
dominan yang memakai jalan tersebut dan
pertimbangan biaya.
KARAKTERISTIK LALU LINTAS
KARAKTERISTIK LALU LINTAS
KARAKTERISTIK JALAN

1. Tipe Jalan
Tipe jalan menentukan jumlah lajur dan arah
pada suatu ruas jalan, beberapa tipe jalan
adalah sebagai berikut :
a. Jalan 1 jalur, 2 lajur 2 arah, tanpa pembagi
arah lalu lintas (2/2 TB = Tidak terBagi)
b. Jalan 1 jalur, 2 lajur 1 arah, (2/1 TB)
c. Jalan 1 jalur, 4 lajur 2 arah, tanpa pembagi
arah lalu lintas (4/2 TB)
d. Jalan 2 jalur, 4 lajur 2 arah, dengan
pembagi arah lalu lintas (4/2 B = terBagi)
e. Jalan 2 jalur, n lajur 2 arah, dengan
pembagi arah lalu lintas (n/2 B)
TIPE JALAN
KARAKTERISTIK JALAN

2. Potongan Melintang Jalan


a. jalur lalu-lintas
b. bahu jalan
c. median
d. trotoar / jalur pejalan kaki
e. jalur sepeda (jika ada)
f. separator (jika ada)
g. jalur hijau
h. saluran samping
POTONGAN MELINTANG JALAN
POTONGAN MELINTANG JALAN
DAMPAK LINGKUNGAN

Pelaksanaan pembangunan jalan ini meliputi


tiga tahap yaitu tahap pra konstruksi,
tahap konstruksi dan tahap pasca
konstruksi. Kegiatan tersebut akan
berpengaruh terhadap berbagai komponen
lingkungan. Terdapat enam komponen
parameter yang diidentifikasi akan terkena
dampak, yaitu :
a. Persepsi/sikap masyarakat
b. Udara
c. Kebisingan
d. Air permukaan
e. Kelancaran lalulintas
f. Biotis
ELEMEN GEOMETRIK JALAN

Elemen Geometrik Jalan Raya utama


terdiri dari:
- Alinyemen horizontal,
- Aliyemen vertikal,
- Alinyemen pada persimpangan
jalan dan
- Alinyemen pada tikungan
ALINYEMEN HORIZONTAL

Pada alinyemen horizontal terdapat


elemen geometrik:
 Jalur samping (frontage road)
 Jalur masuk (accses road)
 Jalur pendakian horizontal
 Tikungan gabungan searah
 Tikungan gabungan berlawanan
 Koordinasi alinyemen, dll.
ALINYEMEN VERTIKAL

Pada alinyemen vertikal terdapat


elemen geometrik:
 Ruang bebas jalan (clearance of
road)
 Panjang kritis tanjakan
 Jarak antar dua jalur pendakian
 Koordinasi alinyemen
DEFINISI ALINYEMEN
HORIZONTAL

 Alinyemen Horisontal adalah proyeksi


sumbu jalan pada bidang horizontal atau
proyeksi horisontal sumbu jalan tegak
lurus bidang horisontal/kertas .
 Alinyemen horizontal dikenal juga dengan
nama "situasi jalan" atau "trase jalan".
 Alinyemen horisontal merupakan trase
jalan yang terdiri dari garis lurus dan garis
lengkung. Garis lengkung ditempatkan
antara 2 garis lurus untuk mendapatkan
perubahan jurusan yang bertahap
ALINYEMEN HORIZONTAL

Pada umumnya Alinyemen Horizontal terdiri


dari :
 Serangkaian garis lurus yang
menggambarkan bagian jalan dengan titik
patah atau titik belok.
 Lengkungan horizontal yang
menggambarkan potongan garis lurus
antara yang satu dengan yang lain.
Garis lengkung horizontal sering disebut
“Tikungan jalan”. Pada alinyemen horizontal
tikungan merupakan bagian jalan yang paling
kritis bila ditinjau dari faktor keamanan dan
kenyamanan bagi penumpang.
ALINYEMEN HORIZONTAL

 Garis lurus sebagai penunjuk jalan


lurus disebut tangen horizontal
 Garis lengkung sebagai penunjuk
belok ke kiri atau ke kanan disebut
lengkung horizontal
 Lengkung horizontal terdiri dari
busur lingkaran dengan atau tanpa
lengkung peralihan atau lengkung
peralihan saja.
JENIS-JENIS
ALINYEMEN HORIZONTAL

1 •Tikungan Full Circle

2 •Tikungan Spiral-Circle-Spiral

3 •Tikungan Spiral-Spiral
TIKUNGAN FULL CIRCLE

Digunakan hanya pada tikungan


dengan radius lengkung yang
besar dan sudut tangent relatif
kecil.
Pada tikungan tajam bentuk ini
akan menyebabkan perubahan
kemiringan melintang yang besar
sehingga terkesan patah pada sisi
luar.
RUMUS TIKUNGAN FULL CIRCLE

TC = titik peralihan tangen – circle


CT = titik peralihan circle – tangen
PI = titik perpotongan horizontal
∆ = sudut tangen/ sudut perpotongan
Tt = Jarak antar TC – PI
R = Radius Lengkung
Lc = Panjang Lengkung Circle

4
RUMUS TIKUNGAN FULL CIRCLE
TIKUNGAN SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL

Bentuk ini dipakai untuk


tikungan landai dan
mempunyai R sangat besar.
Digunakan dengan syarat
besarnya lengkung lingkaran
di dalam perhitungan pada
tikungan S-C-S kurang dari 20
meter.
TIKUNGAN SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL
Lengkung TS-SC adalah lengkung
peralihan berbentuk spiral yang
menghubungkan bagian lurus dengan
radius tak berhingga diawal spiral (kiri
TS) dan sebagian berbentuk lingkaran
dengan radius = R di akhir spiral
(kanan SC).
Titik TS adalah titik peralihan bagian
lurus ke bagian berbentuk spiral dan
titik SC adalah titik peralihan bagian
spiral kebagian lingkaran.
TIKUNGAN SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL
RUMUS
TIKUNGAN SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL
TIKUNGAN SPIRAL-SPIRAL

 Tikungan ini terdiri dari dua buah


kurva, yaitu lingkaran dan spiral.
 Fungsi lengkung spiral: untuk
menjaga agar gaya sentrifugal yang
timbul pada waktu
memasuki/meninggalkan tikungan
dapat terjadi secara berangsur-
angsur, tidak mendadak.
 Dipakai jika Lc>20 meter.
TIKUNGAN SPIRAL-SPIRAL
RUMUS
TIKUNGAN SPIRAL-SPIRAL

Dimana:
B = Lebar jalan
m = tabel
e = Superelevasi
maksimum
en = Seperelevasi normal
p = pergeseran busur
lingkaran terhadap
tangen asli
k = jarak antara TS atau
ST terhadap tangen asli

Anda mungkin juga menyukai