Bimbingan Teknis
Bidang Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan
Yes No
New Road
?
Yes No
Have acc.
data?
iRAP
BSM (Blackspot
RSA (Road Safety Management); RSI (Road Safety
Audit) NSM (Network Safety Inspection)
Management)
Blackspot
Road Safety Safety
Road Safety Road Inspections Managemnet
Impact Road Safety Assessment (RSI) (BSM) and
Assessment Audits (RSA) Program Road Network
(RIA) (iRAP) Safety
Management
(NSM)
PRO-
PRO-AKTIF (PENCEGAHAN) REAKTIF
KLASIFIKASI JALAN
Muatan Sumbu
Fungsi Kelas
Terberat, MST (ton)
I > 10
Arteri II A 10
II B 8
III A 8
Kolektor
III B <8
Klasifikasi Jalan Menurut Medan Jalan
Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi
sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak
lurus garis kontur.
Keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus
mempertimbangkan keseragaman kondisi medan
menurut rencana trase jalan dengan mengabaikan
perubahan-perubahan pada bagian kecil dari segmen
rencana jalan tersebut.
1 Datar D 0–3
2 Bukit B 3 – 25
3 Gunung G > 25
Klasifikasi Jalan
Menurut Jenis Konstruksi Perkerasan
1. PIEV Time
Perception : Pandangan terhadap rangsangan luar
melalui mata, telinga,badan.
Intelection : proses pemikiran tehadap rangsangan
tersebut
Emotion : Proses emosi terhadap rangsangan
tersebut.
Volition : kemauan untuk mengambil tindakan sesuai
dengan pertimbangan yang diambil.
2. Brake reaction time : Waktu yang diperlukan untuk rem.
Formulasi
Piev Time & Brake Reaction Time
dr = V2 / 254( f ± L )
dimana :
L = besarnya landai jalan dalam desimal
(+) = pendakian
(-) = penurunan
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Keterangan :
**) = Mengacu pada persyaratan ideal
*) = 2 jalur terbagi, masing – masing n × 3, 5m, di mana n = Jumlah lajur per jalur
- = Tidak ditentukan
Jalur, Lajur, & Arah Lalulintas
Jalan 1 jalur – 2 lajur – 2 arah Jalan 1 jalur – 2 lajur – 1 arah Jalan 2 jalur – 4 lajur – 2 arah
(2/2 TB) (2/1 TB) (4/2 TB)
Lajur Lalulintas
B. MEDIAN DITINGGIKAN
Jalur Lalu Lintas Jalur Lalu Lintas
3% 3% 3%
Median
Jalur Tepian Jalur Tepian
Fasilitas Pejalan Kaki
di mana:
R = Jari jari tikungan (m)
Jh = Jarak pandang henti (m)
Lt = Panjang tikungan (m)
Jarak Pandang Henti: Kebebasan Samping
Tabel untuk menetapkan E,
untuk Jh < Lt, VR (km/jam) dan Jh (m)
Tabel untuk menetapkan E,
untuk Jh > Lt, VR (km/jam) dan Jh (m), di mana Jh – Lt = 25 m
Alinemen Horizontal
T = R x tg½ x ∆ ∆
Lc = 2πR
E = T x tg¼ x ∆ 360
TC = 0+506,22 CT = 0+609,48
STA = ? e=?
STA = ? e=?
e=?
STA = ?
STA = ?
e=?
Lengkung Spiral Circle Spiral (SCS)
Gambar
Metoda pencapaian superelevasi pada tikungan
tipe SCS
Metode Pencapaian Superelevasi Pada Tikungan SCS
Lengkung Spiral-Spiral (SS)
1. SC berimpit dengan CS
2. Lc = 0
∆
3. θs =
2
Jadi urutan menghitung sbb:
πR
Ls = θs
900
P&K
T, E, L
Pencapaian Superelevasi
– Superelevasi dicapai secara bertahap dari kemiringan
melintang normal pada bagian jalan yang lurus sampai
kekemiringan yang penuh (superelevasi) pada bagian
lengkung
– Pada tikungan SCS, Pencapaian superelevasi dilakukan
secara linier, diawali dari bentuk normal, sampai awal
lengkung peralihan (TS) pada bagian lurus jalan, lalu
dilanjutkan sampai superelevasi penuh pada akhir bagian
lengkung peralihan (SC)
– Pada tikungan FC, pencapaian superelevasi dilakukan
secara linier, diawali dari bagian lurus sepanjang 2/3 LS
sampai dengan bagian lingkaran penuh sepanjang 1/3
bagian panjang LS
– Pada tingkat S-S, pencapaian superelevasi seluruhnya
dilakukan pada bagian spiral
Tikungan Gabungan
Ev
y
PLV x PTV
L
g1 g2
1 A 2 − Ax 2
y=− x
→ y =
2 100 L 200 L
2
1 A L AL2
Ev = − → Ev = −
2 100 L 2 800
Dimana :
y = tinggi lengkung
x = panjang proyeksi lengkung dari tepi lengkung
L = panjang lengkung vertikal
Ev = tinggi ditengah lengkung
A = jumlah aljabar g1 – g2
Panjang Lengkung Vertikal Cembung & Cekung
Contoh Soal
Diketahui : g1 = +5%; g2 = -4%; Vr = 60 km/jam; PPV STA = 1+100 dengan elevasi
= +500 m dpl (diatas permukaan laut).
Hitung dan gambar desain alinemen vertikal tersebut.
Penyelesaian :
1. Lihat Grafik III : Vr = 60 km/jam; perbedaan aljabar kelandaian =
5 – (-4) = 9, A = 9 L = 120 m
2. AL2 0,09 ×120 2
Ev = − → Ev = = 1,62m(cembung)
800 800
3. Elevasi lengkung di STA 1+100 = +500 – 1,62 = +498,38 m
4. Elevasi di PLV STA 1+040 = +500 – ((120 / 2) x 0,05) = +497m
5. Elevasi di PTV STA 1+160 = +500 – ((120 / 2) x 0,04) = +497,6m
6. Elevasi di STA 1+050 = +500 – (50 x 0,05) = +497,5m – y = +497,54m
2
− Ax 2 − 5 + 4 × (1050 − 1040) − 900
y=
→ y = = = −0,038m
200 L 200 × 120 24000
Kelandaian Maksimum
di mana :
L = Panjang lengkung vertikal (m),
A = Perbedaan grade (m),
Jh = Jarak pandangan henti (m),
Y = Faktor penampilan kenyamanan, didasarkan pada
tinggi obyek 10 cm dan tinggi mata 120 cm.
Penentuan Faktor penampilan kenyamanan, Y
Kecepatan Rencana Faktor Penampilan
(km/Jam) Kenyamanan, Y
< 40 1,5
40 – 60 3
>60 8