PENDAHULUAN
Kota Denpasar adalah Ibu Kota dari Provinsi Bali. Sebagai ibu kota
provinsi, Kota Denpasar menjadi pusat kegiatan pemerintahan, sosial
budaya, perkembangan ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Jalan sebagai
prasarana yakni penghubung utama yang baik antar desa, kota maupun
antarnegara mempunyai peran dalam mewujudkan pembangunan daerah itu
sendiri. Hal tersebut membuat banyak masyarakat dari desa atau kabupaten
lain datang untuk menetap di Kota Denpasar untuk bekerja atau sekolah.
Keberadaan jalan raya juga sangat diperlukan sebagai penunjang laju
pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan sarana transportasi yang dapat
menjangkau daerah-daerah yang terpencil.
Ketidakseimbangan antara perkembangan prasarana transportasi
dibandingkan dengan laju pertambahan kepemilikan kendaraan bermotor
merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya kinerja suatu ruas jalan.
Perjalanan lebih banyak dilakukan dengan kendaraan pribadi, sehingga
kemacetan tidak dapat dihindari. Kemacetan ini dapat mengakibatkan
bertambahnya waktu perjalanan seseorang dari tempat asal dan tujuan yang
diinginkan, sehingga kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kerugian
bahan bakar mesin, tingkat kenyamanan yang rendah, serta efisiensi waktu
dan tenaga, telebih lagi jika pada waktu berangkat dan pulang kerja.
Salah satu ruas jalan yang mengalami penurunan kinerja ruas jalan
dalam hal ini, kemacetan adalah Jl. Imam Bonjol, Denpasar. Hal tersebut
yang membuat kami ingin menganalisis kinerja jalan tersebut dengan
menghitung volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) pada ruas jalan
tersebut guna mewujudkan lalu lintas dan angkutan yang selamat, aman,
cepat, lancar, tertib dan teratur.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Dalam melakukan percobaan ini kami menekankan data yang kami survey
untuk mencari volume lalu lintas harian rata rata di kawasan Jalan Imam Bonjol
Denpasar. Jadi dalam survey ini akan dilakukan percobaan untuk mencari
banyaknya kendaraan yang lewat pada ruas jalan tersebut. Survey yang kami
lakukan berlangsung selama 1,5 jam dalam 1 hari.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Klasifikasi jalan menurut fungsinya
Klasifikasi jalan di Indonesia berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku antara lain:
1. Jalan Arteri, adalah jalan umum yang berfungsi untuk melayani angkutan
utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rencana > 60 km/jam,
lebar badan jalan > 8 m, kapasitas jalan lebih besar daripada volume lalu
lintas rata-rata, tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal, dan jalan primer
tidak terputus, dan sebagainya.
2. Jalan Kolektor adalah jalan yang digunakan untuk melayani angkuatan
pengumpul/pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rencana
>40 km/jam, lebar badan jalan > 7 m, kapasitas jalan lebih besar atau sama
dengan volume lalu lintas rata-rata, tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal,
dan jalan primer tidak terputus, dan sebagainya.
3. Jalan Lokal adalah jalan umum yang digunakan untuk melayani angkutan
setempat denan ciri perjalanan dekat, kecepatan rencana > 40 km/jam, lebar
jalan > 5 m
4. Jalan Lingkungan adalah jalan umum yang digunakan untuk melayani
angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-
rata rendah.
3
Klasifikasi berdasarkan administrasi pemerintah
4
1. Jalan kelas I adalah jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2500 milimeter, ukuran
panjang tidak melebihi 18000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang
diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang saat ini masih belum digunakan di
Indonesia namun sudah mulai dikembangkan di berbagai negara maju seperti
Perancis yang telah mencapai muatan sumbu terberat sebesar 13 ton.
2. Jalan kelas II adalah jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi dari 2500 mm. Ukuran
panjang tidak melebihi 18000 mm dan muatan sumbu terberat yang diizinkan
10 ton. Jalan kelas ini merupakan jalan yang sesuai untuk angkutan peti
kemas.
3. Jalan kelas III A adalah jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi
2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18000 mm dan muatan sumbu
terberat yang diizinkan 8 ton.
4. Jalan kelas III B adalah jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2500 mm,
ukuran panjang tida melebihi 12000 mm. dan muatan sumbu terberat yang
diizinkan 8 ton.
5. Jalan kelas III C adalah jalan lokal dan lingkungan yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi
2100 mm, ukuran panjang tidak melebihi 9000 mm dan muatan sumbu
terbera yang diizinkan 8 ton.
5
kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan
satuan mobil penumpangper jam atau (smp)/jam.
6
Sedang 0,89 0,92 0,95 0,89
Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
Sangat
0,73 0,79 0,85 0,91
tinggi
(Sumber : MKJI, 1997)
7
Faktor Penyesuaian Untuk
Ukuran Kota (Juta
Ukuran
Penduduk)
Kota
< 0,1 0,86
0,1 - 0,5 0,90
0,5 - 1,0 0,94
1,0 - 3,0 1,00
> 3,0 1,04
(Sumber : MKJI, 1997)
PHV : Peak Hour Volume yaitu volume jam puncak yang tersusun dari
volume 15 menitan tersibuk berurutan selama 1 jam
PHF : Peak Hour Factor yaitu factor jam puncak yang diperoleh dari PHV
dibagi dengan 4 kali volume maksimal pada volume 15 menitan di PHV
8
BAB III
PENGUMPULAN DATA
9
BAB IV
HASIL DISKUSI
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
07.30 – 07.45 – 08.00 – 08.15 – 08.30 – 08.45 – 09.00 – 09.15 –
07.45 08.00 08.15 08.30 08.45 09.00 09.15 09.30
10
PHV, PHF, LHR(jika PHV= 9% LHR) ?
Jawab :
11
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Dari hasil survey tersebut, didapatkan bahwa volume lalu lintas harian rata rata di
ruas jalan Imam Bonjol adalah 155.633 kendaraan per hari. Dari survey lalu lintas
diketahui arus puncak lalu lintas tejadi pada periode jam 07.30 – 08.30 dengan
volume lalu lintas sebesar 155.633 kendaraan per hari. Kepadatan lalu lintas hari
efektif sebesar 3500 dengan volume kendaraan sebesar 21004. Dengan angka itu
dapat disimpulkan bahwa volume lalu lintas harian rata rata melebihi dari
kapasitas jalan yang telah disediakan.
5.2Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran yang
berkaitan dengan tingkat kepadatan lalu lintas di Kecamatan Denpasar Barat, yaitu
sebagai berikut: (1) Bagi masyarakat Kecamatan Denpasar Barat diharapkan
untuk tertib lalu lintas. Tertib lalu lintas yang dimaksud adalah menaati rambu-
rambu lalu lintas. Selain mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas dengan tertib
lalu lintas di Kecamatan Denpasar Barat, juga mencegah hal-hal yang dapat
merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu lintas atau yang dapat
menimbulkan kerusakan jalan di Kecamatan Denpasar Barat, Pemerataan
bangkitan lalu lintas dan permukiman yang berpengaruh terhadap kepadatan lalu
lintas juga perlu untuk dikaji lebih lanjut, sehingga akan memperbaiki tata ruang
12
kota di Kecamatan Denpasar Barat. Peningkatan kualitas utilitas terhadap
angkutan umum dan penambahan unit angkutan umum di Kecamatan Denpasar
Barat akan mengurangi kepadatan lalu lintas yang terjadi di Kecamatan Denpasar
Barat. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur sarana juga perlu
ditingkatkan demi kelancaran dan keselamatan berlalu lintas.
Daftar Pustaka
13
14