Abstrak
Ruas Jalan Patuk Dlingo merupakan akses jalan wisata alam hutan pinus yang sangat populer
di Kecamatan Dlingo sehingga keadaan infrastruktur jalan harus menunjang dalam sektor
pariwisata daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi permukaan
perkerasan jalan dan membandingkan nilai kondisi perkerasan jalan berdasarkan tiga metode,
yaitu Bina Marga, Pavement Condition Index (PCI), Surface Distress Index (SDI), yang
digunakan sebagai dasar untuk mengetahui jenis penanganan pemeliharaan jalan dan untuk
menghitung tebal perkerasan menggunakan metode Bina Marga 2013. Penilaian kondisi
visual diperoleh dengan melakukan survey lapangan secara langsung. Hasil penelitian nilai
kondisi kerusakan Jalan Patuk Dlingo pada ketiga metode yaitu metode Bina Marga nilai UP
7,92 tergolong program pemeliharaan rutin, nilai rata-rata 39,7% yang kategori jelek (poor),
metode SDI rata-rata nilai 11,8 tergolong dalam penanganan pemeliharaan secara rutin.
Dengan adanya penelitian penilaian kondisi jalan yang menggunakan metode Bina Marga,
PCI, dan SDI dapat memberikan gambaran tingkat kerusakan Jalan Patuk Dlingo, yang dapat
digunakan sebagai data base untuk perencanaan dan pelaksanaan rehabilitasi dan
pemeliharaan jalan.
15
P-ISSN: 2722-8037
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil E-ISSN: 2722-5844
v.02, n.1, p. 15-24, Agustus 2021
16
P-ISSN: 2722-8037
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil E-ISSN: 2722-5844
v.02, n.1, p. 15-24, Agustus 2021
17
P-ISSN: 2722-8037
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil E-ISSN: 2722-5844
v.02, n.1, p. 15-24, Agustus 2021
Pavement Condition Index (PCI) 4. Menentukan nilai izin dari deduct (m)
adalah sistem penilaian kondisi perkerasan a. Jika hanya satu deduct value dengan
jalan berdasarkan jenis, tingkat, dan luas nilai > 5 untuk lapangan udara dan > 2
kerusakan yang terjadi, dan dapat untuk jalan, maka total deduct value
digunakan sebagai acuan dalam usaha digunakan sebagai corrected deduct value,
pemeliharaan. jika tidak maka dilanjutkan pada tahap
1. Tingkat Kerusakan Jalan (Severty berikut ini,
Level) b. Urutkan deduct value dari nilai terbesar,
Tingkat kerusakan yang digunakan c. Menentukan nilai m dengan
dalam perhitungan PCI adalah low menggunakan rumus:
severity level (L), medium severity level m = 1 + (9/98)*(100 – HDV)
(M), dan high severity level (H). Dimana:
2. Kerapatan (Density) m = nilai izin deduct.
Kerapatan dapat dinyatakan dengan HDV = nilai tertinggi dari deduct.
persamaan berikut: d. Masing-masing deduct value
𝐴𝑑 dikurangkan terhadap m.
Density = 𝐴𝑠 𝑥 100% 5. Menentukan CDV Maksimum
Keterangan: (Corrected Deduct Value)
Ad = Luas total jenis kerusakan untuk a. Menentukan jumlah nilai deduct yang
tiap tingkat kerusakan (m²) lebih besar dari 2 (q).
As = Luas total unit segmen (m²) b. Menentukan nilai total deduct dengan
3. Menetapkan deduct value menjumlahkan tiap nilai deduct.
Deduct value adalah suatu nilai c. Menentukan CDV dari perhitungan a)
pengurang setiap jenis kerusakan yang dan b) dengan menggunakan kurva koreksi
diperoleh dari kurva hubungan kerapatan nilai deduct,
(density) dan tingkat keparahan kerusakan
(severity level).
18
P-ISSN: 2722-8037
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil E-ISSN: 2722-5844
v.02, n.1, p. 15-24, Agustus 2021
Dari nilai PCI yaitu sempurna b. Kedalaman bekas roda <1 cm (X=0,5),
(excellent), sangat baik (very good), baik maka SDI4 = SDI3 + 5 x X
(good) ,sedang (fair), jelek (poor), sangat c. Kedalaman bekas roda <1-3 cm (X=2),
jelek (very poor), dan gagal (failed). maka SDI4 = SDI3 + 5 x X
c. Metode Surface Distress Index (SDI) d. Kedalaman bekas roda >3 cm (X=5),
maka SDI4 = SDI3 + 20 x X
Menghitung besaran nilai SDI,
Pengelompokan kondisi jalan
hanya diperlukan 4 unsur yang
berdasarkan SDI disajikan dalam tabel
dipergunakan sebagai dukungan yaitu: %
2.29 berikut ini:
luas retak, rata-rata lebar retak, jumlah
Tabel 1.4 Hubungan antara nilai SDI
lubang/km dan rata-rata kedalam rutting
dengan kondisi jalan
bekas roda.
Nilai SDI Kondisi
1. Menentukan SDI1 (luas retak)
Perhitungan SDI1 pada tiap interval <50 Baik
100 m. 50-100 Sedang
% Luas retak = L x ( 100 / B ) 100-150 Rusak Ringin
Dengan: >150 Rusak Berat
L = luas total retak (m2) (Sumber: Bina Marga)
B = lebar jalan (m) d. Metode Bina Marga 2013
Berikut adalah perhitungan SDI1. Dalam mendesain tebal lapis
a. Tidak ada perkerasan lentur dibutuhkan data-data
b. Luas retak < 10 %, maka SDI1 = 5 sebagai berikut.
c. Luas retak 10 – 30 %, maka SDI1 = 20 1. Data lalu lintas seperti volume lalu
d. Luas retak > 30 %, maka SDI1 = 40 lintas, lalu lintas harian rata-rata
2. Menentukan nilai SDI2 (lebar retak) (LHRT), jenis kendaraan.
a. Tidak ada 2. Faktor pertumbuhan lalu lintas. Tabel
b. Lebar retak <1 mm (halus), maka SDI2 2.31 digunakan sebagai nilai minimum.
= SDI1 Tabel 1.5 Pertumbuhan Lalu Lintas (i)
c. Lebar retak 1–3 mm (sedang), maka
SDI2 = SDI1
d. Lebar retak >3 mm (lebar), maka SDI2 2011- <2021-
= SDI1 x 2 2020 2030
3. Menentukan nilai SDI3 (jumlah Arteri dan
5 4
lubang) perkotaan (%)
Berikut adalah perhitungan SDI3: Kolektor rural
3,5 2,5
a. Tidak ada (%)
b. Jumlah lubang < 10/100 m, maka SDI3 Jalan desa (%) 1 1
(Sumber: Bina Marga, 2013)
= SDI2 + 15
(1 + 0,01𝑖)𝑈𝑅 − 1
c. Jumlah lubang 10 – 50/100 m, maka 𝑅=
0,01𝑖
SDI3 = SDI2 + 75 dengan :
d. Jumlah lubang > 50/100 m, maka SDI3 R = Faktor pengali pertumbuhan lalu
= SDI2 + 225 lintas,
4. Menentukan SDI4 (kedalaman bekas i = Tingkat pertumbuhan tahunan (%), dan
roda) UR = Umur rencana (tahun).
3. Beban sumbu standar kumulatif atau
Nilai SDI3 kedalam perhitungan Cumulative Equivalent Single Axle Load
berikut. (CESA) merupakan jumlah kumulatif
a. Tidak ada beban sumbu lalu lintas desain pada lajur
19
P-ISSN: 2722-8037
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil E-ISSN: 2722-5844
v.02, n.1, p. 15-24, Agustus 2021
desain selama umur rencana, yang 1. Data sekunder adalah data yang
ditentukan dengan persamaan berikut. diperoleh dari instansi terkait.
𝐸𝑆𝐴 = ∑ 𝑥 𝑉𝐷𝐹 Data primer adalah data yang diperoleh
𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝐿𝐻𝑅𝑇 dari penelitian dan pengamatan langsung
𝐶𝐸𝑆𝐴 = 𝐸𝑆𝐴 𝑥 365 𝑥 𝑅
di lapangan.
dengan :
ESA = Lintasan sumbu standar ekuivalen
(equivalent standard axle) untuk 1 (satu)
hari,
Pemilihan jenis perkerasan dapat
dilihat pada Tabel 1.6 berikut.
Tabel 1.6 Pemilihan jenis perkerasan
3. METODE PENELITIAN
20
P-ISSN: 2722-8037
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil E-ISSN: 2722-5844
v.02, n.1, p. 15-24, Agustus 2021
21
P-ISSN: 2722-8037
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil E-ISSN: 2722-5844
v.02, n.1, p. 15-24, Agustus 2021
Tabel 1.9 Presentase Kerusakan di Ruas 39,7% yang menunjukkan bahwa kondisi
Jalan Patuk Dlingo ruas jalan tersebut tergolong jelek (poor).
c. Metode SDI (Suface Distress Index)
Tabel 1.11 Rekapitulasi hasil perhitungan
nilai SDI
22
P-ISSN: 2722-8037
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil E-ISSN: 2722-5844
v.02, n.1, p. 15-24, Agustus 2021
23
P-ISSN: 2722-8037
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil E-ISSN: 2722-5844
v.02, n.1, p. 15-24, Agustus 2021
24