Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KERUSAKAN PERKERASAN DENGAN METODE

SURFACE DISTRESS INDEX (SDI) DAN PERENCANAAN


PERBAIKAN JALAN
(Studi kasus: Ruas Jalan Sidas – Simpang Tiga)
Wiro1, Komala Erwan2, Siti Nurlaily Kadarini3
1)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak
2,3
Dosen Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Pontianak
Email: Wirobrower@student.untan.ac.id

ABSTRAK
Jalan Provinsi di Kalimantan Barat salah satunya yaitu Ruas Jalan Sidas – Simpang Tiga di Kabupaten Landak.
Beberapa segmen jalan ini mengalami kerusakan sedang hingga kerusakan ringan, kerusakan jalan ini
menyebabkan beberapa akibat di antaranya kerusakan jalan membuat hilang nya kenyamanan pengguna jalan,
kerusakan jalan selalu memicu terjadinya kecelakaan, kerusakan jalan sangat mengganggu pengguna jalan seperti
bus penumpang, truk pengangkut hasil pertanian dan perkebunan serta pengguna jalan lainnya yang melintasi jalan
ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kerusakan jalan yang terjadi. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode Surface Distress Index (SDI). Dari hasil penelitian didapatkan total sebanyak
27 segmen jalan yang dilakukan pengambilan data dengan luas total 11820,00 meter2, kerusakan retak sebesar
15,56%, kerusakan lubang adalah sebesar 1,57% dan kerusakan bekas roda sebesar 0,47%. Hasil analisis
menyatakan tingkat kerusakan yang masuk dalam kondisi rusak ringan terjadi pada segmen 3, 4, 7, 8, 10, 15, 17,
19 dan 24. Kondisi rusak berat terjadi pada segmen 21 serta segmen lainnya masuk dalam kondisi sedang.
Kata kunci: Kerusakan Jalan, Surface Distress Index (SDI).

ABSTRACT
One of the provincial roads in West Kalimantan is the Sidas – Simpang Tiga Road in Landak Regency. Some of
these road segments suffered moderate to light damage, this road damage caused several consequences including
road damage causing loss of comfort for road users, road damage always triggers accidents, road damage is very
disturbing to road users such as passenger buses, trucks transporting agricultural products and plantations and
other road users who cross this road. The purpose of this study was to determine the level of road damage that
occurred. The method used in this study is the Surface Distress Index (SDI) method. From the results of the study,
it was found that a total of 27 road segments were taken for data collection with a total area of 11820.00 m2,
crack damage was 15.56%, pothole damage was 1.57% and wheel rut damage was 0.47%. The results of the
analysis stated that the level of damage that was classified as lightly damaged occurred in segments 3, 4, 7, 8, 10,
15, 17, 19 and 24. Severely damaged conditions occurred in segment 21 and other segments were in moderate
condition.
Keywords: Road Damage, Surface Distress Index (SDI).

I. PENDAHULUAN total sepanjang 1.534,75 kilo meter dengan kondisi


mantap sepanjang 921,716 kilo meter dan kondisi
Jalan merupakan penghubung dari satu titik ke tidak mantap sepanjang 613,084 kilo meter
titik lain atau dari suatu tempat ke tempat yang lain
dari satu kota ke kota lain. Keberadaan jalan sangat Ruas Jalan Sidas - Simpang Tiga merupakan
diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan jalan penghubung Kota Bengkayang dengan Kota
ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan Ngabang, secara visual beberapa bagian jalan ini
sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah- mengalami kerusakan ringan dan sedang, kerusakan
daerah terpencil. jalan ini menyebabkan beberapa akibat di antaranya
kerusakan jalan membuat hilang nya kenyamanan
Menurut data Dinas PUPR tahun 2020 Provinsi pengguna jalan, kerusakan jalan selalu memicu
Kalimantan Barat memiliki panjang jalan Provinsi terjadinya kecelakaan, kerusakan jalan sangat

1
mengganggu pengguna jalan seperti bus penumpang, persentase terhadap luas permukaan segmen jalan
truk pengangkut hasil pertanian dan perkebunan, dan yang disurvei sepanjang 100 meter.
pengguna jalan lainnya yang melintasi jalan ini.
Agar dapat mengatasi akibat dari kerusakan tersebut, 2) Lubang (Potholes)
maka perlu dilakukan penanganan kerusakan jalan. Jumlah lubang yang diperluan dalam analisis SDI
yaitu jumlah lubang yang disurvei sepanjang 1 kilo
Surface Distress Index (SDI) merupakan meter.
metode yang diberikan oleh Bina Marga untuk
menganalisis kerusakan jalan khususnya jalan 3) Bekas Roda (Whell Ruts)
beraspal. Berkaitan dengan permukaan jalan Dalam anaisis kerusakan metode SDI data yang
penelitian ini, jenis permukaan jalannya merupakan diperlukan pada kerusakan bekas roda yaitu rata rata
jalan dengan permukaan perkerasan Aspal, oleh dari kedalaman bekas roda tersebut dalam satu
karena itu metode Surface Distress Index (SDI) segmen jalan.
seusai untuk digunakan dalam penelitian ini. Perhitungan Surface Distress Index (SDI)
Setiap jenis kerusakan pada perkerasan jalan
II. TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan penilaian berdasarkan SDI yang
Survei Kondisi Jalan (SKJ) ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga
Survei kondisi jalan (SKJ) atau Road Condition tahun 2011. Penilaian terhadap jenis kerusakan
Survey (RCS) adalah pedoman atau ketentuan yang sebagai berikut (Bina Marga, 2011):
dikeluarkan oleh Bina Marga untuk melakukan
1) Total area of cracks (luas)
survei secara visual pada jalan beraspal dan jalan
Penilaian:
kerikil/tanah (IIRMS SMD-03/RCS/2011).
a) None
Informasi yang didata saat survei lapangan pada
b) <10 ; SDI = 5
jalan beraspal jalan antara lain (Bina Marga, 2011):
c) 10 – 30% ; SDI = 20
1) Permukaan Perkerasan
d) >30% ; SDI = 40 (1)
2) Retak-Retak
3) Kerusakan Lainnya
2) Average cracks width (lebar)
4) Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain
Penilaian:
Surface Distress Index (SDI) a) None
Surface Distress Index (SDI) adalah skala kinerja b) halus < 1mm
jalan yang diperoleh dari hasil pengamatan secara c) sedang 1 - 5mm
visual terhadap kerusakan jalan yang terjadi di d) lebar > 5mm ; SDI = SDI * 2 (2)
lapangan. Data-data yag diperlukan dalam analisis
kerusakan perkerasan menggunakan metode SDI 3) Total number of potholes (jumlah)
antara lain: persentase luas total retak terhadap luas Penilaian:
jalan yang ditinjau, rata-rata lebar retak, jumlah a) None
lubang dan rata-rata kedalaman bekas roda pada b) < 10 / Km ; SDI = SDI + 15
jalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar c) 10 – 50 / Km ; SDI = SDI + 75
1 sebagai berikut : d) > 50 / Km ; SDI = SDI + 225 (3)

4) Average depth of wheel rutting (bekas)


Penilaian:
a) None
b) < 1 cm ; X = 0,5 ; SDI = SDI + 5 * X
c) 1 – 3cm ; X = 2 ; SDI = SDI + 5 * X
d) > 3cm ; X = 5 ; SDI = SDI + 4 * X (4)

Program Pemeliharaan Jalan


Gambar 1. Perhitungan metode Surface Pemrograman pemeliharaan jalan meliputi kegiatan
Distress Index (SDI) (Sumber : menentukan ruas/segmen ruas jalan yang masuk
Bina Marga, 2011) dalam penanganan pekerjaan pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, rehabilitasi, dan rekonstruksi
Jenis Kerusakan Jalan Dalam Metode SDI (PERPU No.13/PRT/M/2011).
1) Retak (Cracks)
Luas retakan adalah luas bagian permukaan jalan
yang mengalami retakan, diperhitungkan secara

2
1) Pemeliharaan Rutin Jalan 6. alat bantu bahu
& rambu jalan)
2) Pemeliharaan Berkala Jalan
pengaman 4) 115 –
3) Rehabilitasi Jalan 7. lampu / retak
generator garis,
4) Rekonstruksi Jalan
set (untuk lebar <
kegiatan 2mm.
Metode Perbaikan Standar malam hari) 5) 120 –
Langkah langkah, alat, bahan, dan pekerja yang terkelupas
diperlukan dalam pelaksanaan perbaikan kerusakan
metode Perbaikan Standar sebagai berikut (Bina
Marga 1995). 3) Penutupan Retak (P3)
Peralatan yang digunakan, bahan yang digunakan,
1) Penebaran Pasir (P1) jumlah pekerja dan kode kerusakan pada metode
Peralatan yang digunakan, bahan yang digunakan, perbaikan penutupan retak seperti pada Tabel 3
jumlah pekerja dan kode kerusakan pada metode sebagai berikut.
perbaikan penebaran pasir seperti pada Tabel 1.
Tabel 3. Penutupan retak (P3) (Sumber: Bina Marga
Tabel 1. Penebaran Pasir (P1) (Sumber: Bina Marga 1995)
1995) Fleet UPR yang Bahan Pekerja Kode
Fleet UPR yang Bahan Pekerja Kode diperlukan (orang) kerusakan
diperlukan (orang) kerusakan 1. Dump truck 1. 1. 1) 117 –
1. Dump truck 1. 1. 1) 119 – 2. Flat bad truck Aspal Mandor retak garis
2. Flat bad truck Pasir Mandor1 kegemukan dilengkapi crane. emulsi 1 < 2mm.
dilengkapi crane kasar 2. pada 3. Air kompresor. atau 2. (gunakan
2. Air kompresor Operator perkerasan 4. Baby roller. “cut Operator untuk
3. Baby roller 2 3. jalan. 5. Concerete back” 2 berbagai
4.Alat bantu & Pekerja 2) 215 – mixer. 2. 3. retak)
rambu pengaman 4 kegemukan 6. Asphalt Pasir Pekerja
5.Lampu/generator aspal pada sprayer kasar 4
set (untuk kegiatan jalan yang 7. Alat bantu & 4.
malam hari) beraspal. rambu pengaman mekanik
8. Lampu / 1
generator set
2) Pengaspalan (P2) (untuk kegiatan
Peralatan yang digunakan, bahan yang digunakan, malam hari)
jumlah pekerja dan kode kerusakan pada metode
perbaikan pengaspalan seperti pada tabel 2. sebagai
berikut.
4) Pengisian retak (P4)
Tabel 2. Pengaspalan (P2) (Sumber: Bina Marga Peralatan yang digunakan, bahan yang digunakan,
1995) jumlah pekerja dan kode kerusakan pada metode
Fleet UPR Bahan Pekerja Kode perbaikan pengisian retak seperti pada Tabel 4
yang (orang) kerusakan sebagai berikut.
diperlukan
1. Dump 1. 1. 1) 116 – Tabel 4. Pengisian Retak (P4) (Sumber: Bina
truck aspal Mandor kerusakan Marga 1995)
2. Flat bad emulsi 1 2. pada tepi Fleet UPR yang Bahan Pekerja Kode
truck atau Operator bahu jalan diperlukan (orang) kerusaka
dilengkapi “cut 2 3. beraspal n
crane back” Pekerja 2) 117 – 1. Flat bad truck 1. 1. 115-
3. Air 2. pasir 4 retak dilengkapi crane Ashpal Mandor Retak
kompresor kasar 4. buaya < 2. Air t 1 garis,
4. Baby atau mekanik 2mm. kompresor Emulsi 2. lebar >
roller agregat 1 3) 214 3. Baby roller atau Operato 2mm
5. asphalt 5 mm Retak 4. Asphalt cut r 2 3.
sprayer atau buaya < sprayer atau back Pekerja
asphalt 2mm asphalt kettle 2
kettle. (pada 5. Pick up truck

3
6. Alat bantu 2. dilengkapi 2. Pekerja
dan rambu Pasir crane Agregat 4
pengaman kasar 3. Air untuk 4.
7.Lampu/genert kompresor campuran Mekanik
or set 4. Baby aspal 1
roller dingin: -
5. Asphalt agregat
5) Penambalan luabng (P5) sprayer 6. kasar (0,5
Peralatan yang digunakan, bahan yang digunakan, Concerete – 2 cm) -
jumlah pekerja dan kode kerusakan pada metode mixer agregat
perbaikan penambalan lubang seperti pada Tabel 5 7. Rambu halus (<
sebagai berikut. pengaman 0,5 cm) -
8. Trailer kadar
Tabel 5. Penambalan Lubang (P5) (Sumber: Bina 9. debu (<
Marga 1995) Vibrating 6%)
Fleet UPR yang Bahan Pekerja Kode roller 10.
diperlukan (orang) kerusaka Lampu /
n genertor
1. Dump truck 1. 1. 111 – set
2. Flat bad Ashpalt Mando lubang
truck dilengkapi Emulsi r 1 2. kedalam
crane atau cut Operta an >
III. METODOLOGI
3. Air back or 2 3. 50mm
kompresor 4. 2. Pekerja 117 – Lokasi Penelitian
Baby roller Agregat 6 4. retak Lokasi penelitian dilakukan pada Ruas Jalan Sidas-
5. Asphalt kelas A Mekan buaya Simpang Tiga di Kabupaten Landak Provinsi
sprayer 3. ik 1 lebar > 2 Kalimantan Barat. Berikut adalah peta lokasi
6. Concerete Agregat mm penelitian dengan ruas jalan penelitian ditandai
mixer 7. campur 113 – warna biru.
Vibrating plate an aspal alur,
tamper untuk kedalam
8. Vibrating campur an > 30
rammer an aspal mm
9. Rambu dingin:
pengaman -
10.Trailer agregat
11. Vibrating kasar
roller. (0,5 – 2
12.Lampu/gene cm) -
rtor set agregat
halus (<
6%) Gambar 2. Peta lokasi penelitian (PUPR Kalbar)

Perataan (P6)
Peralatan yang digunakan, bahan yang digunakan,
jumlah pekerja dan kode kerusakan pada metode
perbaikan penambalan lubang seperti pada Tabel 6
sebagai berikut.
Tabel 6. Perataan (P6) (Sumber: Bina Marga 1995)
Fleet UPR Bahan Pekerja Kode
yang (orang) kerusakan
diperlukan
1. Dump 1. 1. 111 –
truck Ashpalt Mandor lubang,
2. Flat bad Emulsi 1 2. kedalaman
truck atau cut Opertaor < 30 mm
back 2 3.

4
Bagan Alir Penelitian jumlah kerusakan dari bekas roda sehingga didapat
data average depth of wheel.
MULAI
5) Data geometri jalan
Persiapan alat dan
formulir
Pada bagian survei ini dilakukan pengambilan data
geometri jalan berupa panjang, lebar ruas jalan sidas-
Survei Pendahuluan
simpang tiga dengan cara mengukur langsung di
Survei Pengambilan Data lapangan.
Pengumpulan Data

Data Sekunder: Data Primer: Data Sekunder


1. Kondisi jalan
1.
2.
Peta lokasi penelitian
Peta jaringan jalan
- Lebar retak 1) Peta lokasi penelitian
- Luas retak
3.
4.
Nama ruas jalan
Jenis perkerasan
- Jumlah lubang 2) Peta ruas jalan penelitian
- Kedalaman bekas roda
2. Geometri jalan
- Panjang jalan
3) Nama dan nomor ruas jalan
- Lebar jalan 4) Jenis perkerasan jalan

Analisis Data: Instrumen Penelitian


Penilaian kondisi jalan (SDI)
1) Formulir survei (SKJ)
Hasil Nilai SDI4 2) Cat semprot atau pylox
3) Alat tulis
<50 50-100 100-150 >150
4) Penggaris
Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat 5) Jangka sorong
6) Roll meter
Solusi penanganan 7) Kamera (hp)
Pembahasan
8) Dan alat penunjang lainnya.
Kesimpulan Dan Saran
Metode Surface Distress Index (SDI)
Selesai Pada penelitian ini penulis akan melakukan analisis
dengan Surface Distress Index (SDI) yang diberikan
Gambar 3. Bagan Alir oleh Bina Marga tahun 2011, di mana data data yang
dianalisis yaitu data yang didapat dari hasil survei.
Data Primer Data yang digunakan dalam analisis SDI yaitu:
1) Total area of cracks (luas) persentase luas retak, rata-rata lebar retak, jumlah
Data total area of craks didapatkan pada saat survei lubang/km dan rata-rata kedalaman bekas roda.
dengan cara mengukur panjang dan lebar kerusakan
retak pada permukaan perkerasan di setiap segmen Perhitungan Kerusakan Jalan
jalan. Selanjutnya data luas retak dibagi luas jalan Besar persentase kerusakan jalan dihitung dengan
per segmen kemudian dikalikan 100% untuk rumus sebagai berikut:
mendapatkan persentase luas per stasiun atau 1) Luas jenis kerusakan jalan
segmen. Luas setiap jenis kerusakan jalan dihitung dengan
2) Average cracks width (lebar) rumus:
Average cracks width didapatkan dengan cara 𝐴𝑟 = 𝑃𝑟 x 𝐿𝑟
mengukur langsung lebar dari kerusakan retak. 𝐴𝑡 = 𝑃𝑡 x 𝐿𝑡
Kemudian data setiap lebar retak dijumlahkan Keterangan:
selanjutnya dibagi dengan jumlah kerusakan retak 𝐴𝑟 = luas kerusakan
yang ada dalam satu stasiun atau segmen sehingga 𝑃𝑟 = panjang kerusakan
didapat data rata-rata lebar dari kerusakan retak. 𝐿𝑟 = lebar kerusakan
𝐴𝑡 = luas total jalan
3) Total number of potholes (jumlah) 𝑃𝑡 = panjang jalan
Data Jumlah lubang atau total number of potholes 𝐿𝑡 = lebar jalan
didapatkan denga cara menghitung jumlah lubang 2) Persentase jenis kerusakan jalan
yang ada dalam satu stasiun jalan. Persentase jenis kerusakan jalan dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
4) Average depth of wheel rutting (bekas)
% r = 𝐴𝑟 / 𝐴𝑡 * 100%
Pendataan average depth of wheel atau rata-rata
kedalaman bekas roda dilakukan dengan cara Analisis Surface Distress Index (SDI)
mengukur kedalaman setiap bekas roda yang ada 1) Menghitung SDI pertama
pada perkerasan jalan per stasiun. Selanjutnya
jumlah kedalaman dijumlahkan dan dibagi dengan

5
Nilai SDI 1 dihitung berdasarkan data kerusakan Setelah didapakan nilai SDI setiap segmen atau
total of area cracks (luas) yaitu besarnya stasiun jalan penelitian, rekapitulasi penilaian
persentase luas kerusakan retak terhadap luas SDI dilakukan dari semua stasiun penelitian
jalan penelitian per stasiun. SDI 1 dihitung untuk mengetahui kondisi jalan secara
dengan rumus pada Tabel 7 sebagai berikut. keseluruhan.
Tabel 7. Penilaian Luas Retak (Bina Marga, 5) Penilaian kondisi
2011) selanjutnya dilakukan penilaian kondisi jalan
No Kategori luas retak SDI 1 pada Tabel 11 sebagai berikut.
1 Tidak ada -
2 < 10% 5 Tabel 11. Kondisi Jalan Surface Distress Index
3 10% - 30% 20 (SDI) (Bina Marga, 2011)
4 >30% 40 Kondisi jalan SDI
Baik < 50
2) Menghitung SDI ke dua Sedang 50 -100
Rusak ringan 100 – 150
Nilai SDI ke dua dihitung berdasarkan data Rusak berat >150
average cracks width (lebar) per satu segmen.
Perhtiungan SDI2 menggunakan rumus pada 6) Penanganan berdasarkan SDI
Tabel seperti pada Tabel 8 sebagai berikut: Penanganan berdasarkan SDI seperti pada Tabel
12 sebagai berikut (Bina Marga, 2011):
Tabel 8. Formulir Penilaian Lebar Retak (Bina
Marga, 2011) Tabel 12. Jenis Penanganan Jalan (Bina Marga,
No Kategori lebar retak SDI 2 2011)
1 Tidak ada - SDI
2 Halus < 1mm - <50 50-100 100-150 >150
3 Sedang 1 – 3mm - Pemelihar Pemelihar Pemelihar Peningka
4 Lebar > 3mm SDI 1 * 2 aan aan aan tan /
rutin rutin berkala rekonstru
3) Menghitung SDI ke tiga ksi
Nilai SDI ke tiga dihitung berdasarkan jumlah
lubang dengan panjang jalan yang ditinjau per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
satu kilometer (km). Perhitungan SDI 3
berdasarkan rumus pada tabel 9 sebagai berikut: Nilai Surface Distress Index Per Segmen
Tabel 9. Penilaian Jumlah Lubang (Bina Marga, Perhitungan tingkat kerusakan per segmen
2011) berdasrkan nilai SDI yang telah dihitung
sebelumnya. Rekapitulasi hasil perhitungan setiap
No Kategori jumlah lubang Nilai SDI 3
jenis kerusakan per segmen. Berikut ini adalah
1 Tidak ada -
rekapitulasi perhitungan nilai SDI 1 (pertama)
2 < 10/km SDI 2 + 15
sampai SDI ke 4 (empat) pada segmen 1 (satu),
3 10/km – 50/km SDI 2 + 75
diketahui data sebagai berikut:
4 >50/km SDI 2 + 225
Luas retak : 0%
Lebar retak : 0 mm
4) Menghitung SDI ke empat
Lubang : 30/1km
Nilai SDI akhir dihitung berdasarkan data Bekas roda :0
average depth of wheel rutting atau kedalaman
bekas roda pada permukaan per segmen jalan perhitungan nilai SDI sebagai berikut:
penelitian. Perhitungan SDI 4 menggunakan 1) SDI-1
rumus pada Tabel 10 sebagai berikut: luas retak = 0% ; maka masuk dalam kategori
“tidak ada”
Tabel 10. Penilaian Bekas Roda (Bina Marga, SDI-1 =0
2011) 2) SDI-2
No Kedalaman “x” SDI 4 lebar retak = 0 mm, maka masuk dalam kategori
1 Tidak ada - - “tidak ada”
2 < 1cm 0,5 SDI 3 + 5 * x SDI-2 =0
3 1 – 3cm 2 SDI 3 + 5 * x 3) SDI-3
4 >3cm 5 SDI 3 + 4 * x jumlah lubang = 30, maka masuk dalam kategori
“10 – 50/1km”

6
SDI-3 = SDI2 + 75 Hasil penilaian setiap segmen jalan penelitian
= 0 + 75 berdasarkan penilaian yang diberikan oleh Bina
= 75 Marga dalam metode SDI menyatakan kondisi jalan
4) SDI-4 yang ada. Kondisi jalan yang rusak rigan terjadi pada
bekas roda = 0, maka masuk dalam kategori segmen 3, 4, 7, 8, 10, 15, 17, 19 dan 24. Kondisi
“tidak ada” rusak berat terjadi pada segmen 21 serta segmen
SDI-4 = SDI3 + 0 lainnya masuk dalam kondisi sedang. Jenis
= 75 + 0 kerusakan retak yang terjadi adalah sebesar 1838,98
= 75 meter2 dari 11820,00 meter2 total luas jalan
Selanjutnya hasil penilaian setiap jenis kerusakan penelitian atau sebesar 15,56%. Kerusakan lubang
pada setiap segmen direkapitulasi ke dalam Tabel 13 adalah sebesar 186,01 meter2 dari 11820,00 meter2
sebagai berikut. luas jalan penelitian atau sebesar 1,57% dan
kerusakan bekas roda sebesar 56,00 meter 2 dari
Tabel 13. Penilaian SDI Per Segmen (sumber: Hasil 11820,00 meter2 luas jalan penelitian atau sebesar
analisis) 0,47%.
Data Kerusakan Kategori Nilai SDI
Segmen Sta Retak(%) Retak(mm) Lubang Rutting SDI-1 SDI-2 SDI-3 SDI-4
1 00+500 - 00+600 0,00 0,00 30 0 0 0 75 75
2
3
00+800
01+100
-
-
00+900
01+200
0,00
0,00
3,40
2,75
30
30
0
0
5
40
10
40
85
115
85
115
V. KESIMPULAN
4 01+200 - 01+300 0,00 2,50 30 0 40 40 115 115
5 01+300 - 01+400 0,00 2,00 30 0 5 5 80 80
6 01+500 - 01+600 0,00 1,00 30 0 20 20 95 95 Secara keseluruhan luas 27 segmen jalan
7 01+600 - 01+700 0,00 4,50 30 5 20 40 115 135
8 01+700 - 01+800 0,00 1,50 30 4 5 5 80 100 penelitian adalah 11820 meter2 dimana jenis
9 03+300 - 03+400 0,00 3,00 30 0 5 5 80 80
10 03+700 - 03+800 0,00 3,50 30 0 20 40 115 115 kerusakan retak sebesar 1838,98 meter2 atau
11 04+100 - 04+200 0,00 0,00 39 0 0 0 75 75
12
13
05+000
06+500
-
-
05+100
06+600
0,00
0,00
3,50
2,00
39
39
0
0
5
5
10
5
85
80
85
80
15,56%, lubang 186,01 meter2 atau 1,57%, rutting 56
14
15
07+100
21+000
-
-
07+200
21+100
0,00
0,00
2,33
2,00
39
39
0
6
20
20
20
20
95
95
95
115
meter2 atau 0,47%. Kerusakan jalan penelitian yang
16
17
21+100
21+300
-
-
21+200
21+400
0,00
0,00
2,00
3,00
39
39
0
0
5
40
5
40
80
115
80
115
masuk dalam kondisi rusak berat dan perlu
18
19
25+100
25+200
-
-
25+200
25+300
0,00
0,00
1,25
2,00
39
39
0
4
20
40
20
40
95
115
95
135
penanganan peningkatan atau rekontruksi terjadi
20
21
28+000
28+100
-
-
28+100
28+200
0,00
0,00
3,00
4,00
39
17
0
0
20
40
20
80
95
155
95
155
pada segmen 21, Kondisi jalan yang rusak ringan
22
23
29+000
29+100
-
-
29+100
29+200
0,00
0,00
3,00
2,90
17
17
0
0
20
20
20
20
95
95
95
95
terjadi pada segmen 3, 4, 7, 8, 10, 15, 17, 19 dan 24,
24
25
30+000
31+000
-
-
30+100
31+100
0,00
0,00
2,00
2,00
17
17
4,5
0
20
5
20
5
95
80
115
80
serta segmen lainnya masuk dalam kondisi sedang.
26 31+500 - 31+600 0,00 2,00 17 0 20 20 95 95
27 32+000 - 32+100 0,00 2,50 17 0 20 20 95 95

DAFTAR PUSTAKA
Kondisi dan Penanganan Jalan Berdasarkan
Nilai SDI Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang. (2020,
Kondisi jalan ditentukan per segmen dapat dilihat 11 02). "Sistem Geoportal Jalan Dan
pada Tabel 14. sebagai berikut. Jembatan (Dinas Pekerjaan Umum Dan
Tabel 14. Kondisi Dan Penanganan Jalan (Sumber: Penataan Ruang)". Retrieved from
Hasil analisis) geoportal.kalbar.go.id:
https://geoportal.kalbarprov.go.id/infojalan
Segmen
1 00+500
Sta
- 00+600
SDI
75
Kondisi
Sedang
Penanganan
Pemeliharaan Rutin
-104.html
2 00+800 - 00+900 85 Sedang Pemeliharaan Rutin
3 01+100 - 01+200 115 Rusak Ringan Pemeliharaan Berkala Direktorat Jenderal Bina Marga. (No.
4 01+200 - 01+300 115 Rusak Ringan Pemeliharaan Berkala
5 01+300 - 01+400 80 Sedang Pemeliharaan Rutin 001/T/Bt/1995). "Manual pemeliharaan
6 01+500 - 01+600 95 Sedang Pemeliharaan Rutin Rutin Untuk Jalan Nasional Dan Jalan
7 01+600 - 01+700 135 Rusak Ringan Pemeliharaan Berkala
8 01+700 - 01+800 100 Rusak Ringan Pemeliharaan Berkala Propinsi". Jilid I : Metode Survei:
9 03+300 - 03+400 80 Sedang Pemeliharaan Rutin
10 03+700 - 03+800 115 Rusak Ringan Pemeliharaan Berkala
Departemen Pekerjaan Umum.
11 04+100 - 04+200 75 Sedang Pemeliharaan Rutin
12 05+000 - 05+100 85 Sedang Pemeliharaan Rutin Direktorat Jenderal Bina Marga. (No.
13 06+500 - 06+600 80 Sedang Pemeliharaan Rutin
14 07+100 - 07+200 95 Sedang Pemeliharaan Rutin 002/T/Bt/1995). "Manual Pemeliharaan
15 21+000 - 21+100 115 Rusak Ringan Pemeliharaan Berkala Rutin Untuk Jalan Nasional Dan Jalan
16 21+100 - 21+200 80 Sedang Pemeliharaan Rutin
17 21+300 - 21+400 115 Rusak Ringan Pemeliharaan Berkala Provinsi". Jilid II : Metode Perbaikan
18 25+100 - 25+200 95 Sedang Pemeliharaan Rutin
19 25+200 - 25+300 135 Rusak Ringan Pemeliharaan Berkala
Standar: Departemen Pekerjaan Umum.
20 28+000 - 28+100 95 Sedang Pemeliharaan Rutin
21 28+100 - 28+200 155 Rusak Berat Peningkatan/Rekonstruksi Kementiran Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
22 29+000 - 29+100 95 Sedang Pemeliharaan Rutin
23 29+100 - 29+200 95 Sedang Pemeliharaan Rutin Bina Marga. (SMD/03/RCS/2011).
24
25
30+000
31+000
-
-
30+100
31+100
115
80
Rusak Ringan
Sedang
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan Rutin
"Paduan Survei Kondisi Jalan". Jakarta:
26 31+500 - 31+600 95 Sedang Pemeliharaan Rutin Indonesian Integrated Road Management
27 32+000 - 32+100 95 Sedang Pemeliharaan Rutin
Systems.
Pembahasan Hasil Analisis Surface Distress Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. (No.
Index (SDI) 15/PRT/M/2007). "Pedoman Survei Jalan

7
Tanah Dan Atau Kerikil Dan Kondisi Rinci
Jalan Beraspal Untuk Jalan Antar Kota".
Departemen Pekerjaan Umum.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. (No.
13/PRT/M/2011). "Tata Cara
Pemeliharaan Dan Penilikan Jalan
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Menteri Pekerjaan Umum". Departemen
Pekerjaan Umum.

Anda mungkin juga menyukai