Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 7

GABRIEL BATISTUTA SIMANUNGKALIT


(1853050020)
ANDREAS SAMUEL KRISTOFEL
(1953050014)
Dosen Pembimbing :
Sudarno P. Tampubolon, S.T., M.Sc
Bab 2
KUAT TEKAN BETON
Kuat Tekan Beton adalah inti dari sebuah kualitas dan mutu beton.
Uji Kuat Tekan Beton dengan metode ASTM C39/ C39M-12a “Standard Test Method for Compressive Strength of
Cylindrical Concrete Specimens” menggunakan benda uji berupa silinder.

 
Beban P tersebut juga mengakibatkan bentuk fisik silinder beton berubah menjadi lebih pendek, sehingga timbul regangan
tekan pada beton (εc’) sebesar perpendekan beton (∆L) dibagi dengan tinggi awal silinder beton (Lo) ditulis dengan
rumus:

 
Faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton :

1. Sifat dan Proporsi campuran Beton


beberapa sifat dan proporsi yang memiliki pengaruh dominan yaitu rasio air/semen, tipe
semen, air campuran, agregat dan bahan tambahan

2. Kondisi pemeliharaan

3. Faktor pengujian
uji kuat tekan beton adalah saat beton berusia 3 hari, 7 hari dan 28 hari dengan minimal
pengujian pada 2 beton setiap kali pengujian dilakukan.
POLA KERUNTUHAN BETON

Keterangan :
1. Bentuk kehancuran kerucut
2. Bentuk kehancuran kerucut dan belah
3. Bentuk kehancuran kerucut dan geser
4. Bentuk kehancuran geser
5. Bentuk kehancuran sejajar sumbu tegak (Kolumnar)
Uji kuat tekan beton adalah saat beton berusia 3 hari, 7 hari dan 28 hari dengan minimal pengujian pada 2 beton setiap
kali pengujian dilakukan. Mengapa?

Umur Beton Setelah Pencetakan Presentase Kekuatan Beton


1 hari 16%
3 hari 40%
7 hari 65%
14 hari 90%
28 hari 99%
Nilai kuat tekan suatu beton yang umum dicantumkan dalam gambar kerja proyek dan digunakan dalam perhitungan
adalah nilai kuat tekan beton yang berumur 28 hari dengan persentase kekuatan sebesar 99%. Untuk mencapai nilai kuat
tekan yang diisyaratkan, f’c maka nilai kuat tekan rerata, f’cr harus ditentukan sebagai berikut:

• Untuk f’c kurang atau sama dengan 35 MPa, diambil nilai terbesar dari :
• f’cr = f’c + 1,34s
• f’cr = f’c + 2,33s - 3,5

• Untuk f’c lebih dari 35 MPa, diambil nilai terbesar dari :


• f’cr = f’c + 1,34s
• f’cr = 0,9f’c + 2,33s
Dengan S adalah nilai deviasi standar
Kuat mutu beton memenuhi syarat apabila :
• Nilai rata-rata dari 3 benda uji kuat tekan yang berurutan mempunyai nilai
yang sama atau lebih besar dari pada f’c
• Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari dua
hasil uji contoh silinder mempunyai nilai di bawah f’c melebihi dari 3,5
MPa.
Kuat Tarik
Beton merupakan material yang bersifat getas dan tidak dapat memikul tegangan tarik yang besar.
Uji Kuat Tarik Beton
Standar pengujian mengacu pada ASTM C496/ C496M-04e1 “Standard Test Method for Compressive Strength of
Cylindrical Concrete Specimens”. Benda Uji diletakkan pada alat uji tekan dengan posisi rebah.

 
Kuat Lentur
Dapat diuji menggunakan bahan uji beton berbentuk balok dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm dengan mengacu pada
standar ASTM C78/ C78 M-10 “Standard Test Method for Flexural Strength of Concrete (Using Simple Beam with Third
Point Loading)”.

Modulus keruntuhan beton berkisar antara 11% hingga 23% dari kuat
tekannya. Korelasi antara modulus keruntuhan beton dengan kuat tekan,
yaitu:
DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.uki.ac.id/7923/1/BukuStrukturBeton1.pdf
2. https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126829-R010833-Studi%20perilaku-Literatur.pdf
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai