Disusun Oleh:
2
1. Daerah Aliran Sungai (DAS Ketro)...............................................................................28
2. Analisis Curah Hujan.....................................................................................................29
2.1 Distribusi Curah Hujan Harian Maksimum DAS Ketro..................................30
2.2 Curah Hujan Maksimum Disetiap Stasiun ......................................................31
2.3 Curah Hujan Harian Maksimum DAS Ketro...................................................32
3. Analisis Frekuensi Curah Hujan Rencana.....................................................................32
3.1 Pengukuran Parameter Statistik Data Curah Hujan.........................................34
3.2 Pemilihan Jenis Distribusi................................................................................36
3.3 Pengujian Kesesuaian Distribusi Curah Hujan................................................39
3.3.1 Uji Chi-Kuadrat................................................................................40
3.3.2 Uji Smirnov-Kolmogorof..................................................................40
4. Curah Hujan Rencana Periode Tahun............................................................................46
5. Analisis Debit Air Rencana............................................................................................42
6. Analisis Debit Puncak Saluran/Daerah Aliran Sungai..................................................42
B. Pembahasan...................................................................................................................58
1. Daerah Aliran Sungai Ketro...........................................................................................58
2. Curah Hujan Rencana Dengan Berbagai Kala Ulang....................................................58
3. Debit Banjir Rencana Dengan Berbagai Kala Ulang.....................................................58
4. Debit Banjir DAS Ketro.................................................................................................58
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................59
B. Saran .............................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................60
LAMPIRAN
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdullilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
laporan ini bisa selesai pada waktunya.
Saya berharap semoga lapoan ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Jayapura, .................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.3. Tujuan
Dalam rangka menunjang sektor pertanian, maka pembangunan
di bidang keairan yang sasarannya diarahkan untuk penyediaan air irigasi
yang cukup serta untuk mengamankan areal produksi pertanian dari
kerusakan akibat bencana banjir. Maksud dilakukannya evaluasi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Distribusi Curah Hujan
Untuk menghitung aliran-aliran yang mengakibatkan oleh suatu hujan
tertentu didalam perhitungan, perlu diketahui terlebih dahulu distribusi
intensitas hujan dalam selang waktu tertentu.
1.1 Cara Rata-Rata Aljabar.
Cara ini adalah perhitungan rata-rata secara aljabar curah hujan didalam
dan di sekitar daerah yang bersangkutan.
R = 1/n (R1+R2+..........+Rn)............................................(2.1)
dimana:
R = Curah hujan daerah
n = Jumlah titik atau pos pengamatan
R1, R2,......Rn = Curah hujan di tiap titik pengamatan.
7
berdekatan dengan sebuah garis lurus. Dengan demikian akan
terlukis jaringan segitiga yang menutupi seluruh daerah.
b. Daerah yang bersangkutan itu dibagi dalam poligon-poligon yang
didapat dengan menggambar garis bagi tegak lurus pada setiap sisi
segitiga tersebut diatas. Curah hujan dalam setiap poligon dianggap
diwakili oleh curah hujan dari titik pengamatan dalam tiap poligon
itu. Luas tiap poligon diukur dengan planimeter atau dengan cara
lain.
Cara Thiessen ini memberikan hasil yang lebih teliti dari pada cara
aljabar. Akan tetapi penentuan titik pengamatan dan pemilihan
ketinggian akan mempengaruhi ketelitian hasil yang didapat. Kerugian
yang lain umpamanya untuk penentuan kembali jaringan segitiga jika
terdapat kekurangan pengamatan pada salah satu titik pengamatan.
A ₁. R ₁+ A ₂. R ₂+… … … ..+ A n . R n
Ŕ =
A ₁+ A ₂+… … ..+ A n
...............................................(2.3)
dimana:
Ŕ = Curah hujan daerah
R1, R2,...... Rn = Curah hujan rata-rata pada bagian-bagaian A1,
A2,.........An
8
A1, A2,.......Rn = Luas bagian-bagian antar garis isohyet.
Cara ini adalah cara rasional yang terbaik jika garis-garis isohyet
dapat digambar dengan teliti. Akan tetapi jika titik-titik pengamatan itu
banyak dan variasi curah hujan didaerah bersangkutan besar, maka pada
pembuatan peta isohyet ini akan terdapat kesalahan pribadi si pembuat
data.
9
a. Dilakukan dengan mengambil hanya satu besaran maksimum setiap
tahun, seri data ini dikenal dengan annual maximum series.
b. Dilakukan dengan menetapkan satu batas bawah (ambang,
threshold) tertentu dan semua besaran yang lebih besar dari ambang
ini dipilih debagai data dalam partial series.
Penentuan curah hujan rancangan mengacu pada jenis distribusi
yang sesuai dengan sifat statistik data. Jenis distribusi frekuensi yang
banyak digunakan dalam analisis curah hujan yaitu Distribusi Normal,
Distribusi Log Normal, Distribusi Log Person III, dan Distribusi
Gumbel. Perkiraan jenis distribusi yang paling sesuai ditentukan dengan
membandingkan parameter-parameter statistik berupa rata-rata, standar
deviasi (standar deviation), koefisien varians, asimetri (koefisien
skewness) dan koefisien kurtcsis.
Persamaan parameter statistik tersebut adalah sebagai berikut:
(Sumarto, 1999)
n
1
a. Rata-rata X́ = ∑ X i....................................(2.4)
n i=1
n
b. Standar Deviasi S =
1
[
∑ (Xi− X́ ) ²
n−1 i−1 ] 1/2
...............(2.5)
n
n ∑ ( Xi− X)³
c. Koefisien SkewnessCs = i=1 ...............................(2.6)
( n−1 ) ( n−2 ) s ³
n
n ² ∑ ( Xi− X)⁴
d. Koefisien Kurtosis Ck = i=1 ........................(2.7)
( n−1 ) ( n−2 ) (n−3) s ⁴
s
e. Koefisien Varians Cv = .................................................(2.8)
x́
10
2.1 Distribusi Normal
Distribusi normal disebut pula distribusi Gauss. Secara sederhana,
persamaan distribusi normal dapat ditulis sebagai berikut:
XT = X́ + KT x S.............................................................(2.9)
dimana:
XT = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang
T-tahunan
X́ = Nilai rata-rata hitung variat
S = Deviasi standar nilai variat
KT = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau
periode ulang.
Nilai KT dapat dilihat pada tabel nilai variabel reduksi Gauss
berikut:
11
14 5,000 2,00 0,84
12
Mengubah data curah hujan harian maksimum (X1, X2, Xn) dalam
bentuk logaritma (log X1, log X2, log Xn).
a. Menghitung nilai rata-rata dengan rumus:
i=n
( log Xi)
Log X́ = ∑
i=1 ....................................................(2.11)
n
Cs =
∑ ( log Xi−log X́)³ ...............................................(2.13)
i=1
(n−1)(n−2)( S 1)³
d. Menghitung logaritma curah hujan periode ulang T dengan rumus:
Log XT = Log X́ + K.s ................................................(2.14)
e. Menghitung anti Log X dengan rumus berikut:
X = anti Log X ............................................................(2.15)
dimana:
Log X = Logaritma curah hujan yang dicari
Log X́ = Logaritma rerata dari curah hujan
K = Konstanta logaritma Log Person Type III
S1 = Simpangan Baku
Cs = Koefisien kemencengan (Skewness)
N = Jumlah data
13
Persentase peluang terlampaui
50 20 10 4 2 1 0,5 0,1
(CS)
3,0 -0,396 0,420 1,180 2,27 3,15 4,05 4,97 7,25
8 2 1 0 0
2,5 -0,360 0,518 1,250 2,26 3,04 3,84 4,65 6,60
2 8 5 2 0
2,2 -0,330 0,574 1,840 2,24 2,97 3,70 4,44 6,20
0 0 5 4 0
2,0 -0,307 0,609 1,302 2,21 2,91 3,60 4,29 5,91
9 2 5 8 0
1,8 -0,282 0,643 1,318 2,19 2,84 3,49 4,14 5,66
3 8 9 7 0
1,6 -0,254 0,675 1,329 2,16 2,78 3,38 6,99 5,39
3 0 8 0 0
1,4 -0,225 0,705 1,337 2,12 2,70 3,27 3,82 5,11
8 6 1 8 0
1,2 -0,195 0,732 1,340 2,08 2,62 3,14 3,66 4,82
7 6 9 1 0
1,0 -0,164 0,758 1,340 2,04 2,54 3,02 3,48 4,54
3 2 2 9 0
0,9 -0,148 0,769 1,339 2,01 2,49 2,95 3,40 4,39
8 8 7 1 5
Lanjutan Tabel 2.2 Nilai K Untuk Distribusi Log Person Type III
14
0,3 -0,050 0,824 1,309 1,849 2,211 2,544 2,856 5,525
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,5220
20 0,5236 0,5252 0,5263 0,5283 0,5296 0,5309 0,5320 0,5332 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,5380 0,5388 0,5396 0,5403 0,5410 0,5418 0,5424 0,5436
40 0,5436 0,5442 0,5443 0,5453 0,5458 0,5463 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5535 0,5538 0,5540 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,5600 0,5601 0,5603 0,5604 0,5606 0,5607 0,5608 0,5609 0,5610 0,5611
10 0,9490 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1080
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
16
Lanjutan Tabel 2.4 Reduced Standard Deviation (Sn)
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,1480 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,1590
50 1,1607 1,1623 1,1638 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,1770 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1873 1,1881 1,1890 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,1930
80 1,1938 1,1945 1,1953 1,1959 1,1967 1,1973 1,1980 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2013 1,2020 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2049 1,2055 1,2060
100 1,2065 1,2069 1,2073 1,2077 1,2081 1,2084 1,2087 1,2090 1,2093 1,2096
17
(Sumber: Harto, 1986)
Jenis Distribusi Kriteria
Cs = 0,00
Distribusi Normal
Ck = 3,00
Cs = 3 (Cv)
Log Normal
Cs > 0,00
Cs = 1,1396
Gumbel
Ck = 5,4002
Log Person Type III Tidak sama dengan distribusi lain, Cs ≠ 0
4. Uji Kesesuaian
Pengecekan terhadap penyimpangan distribusi terpilih terhadap fungsi distribusi
teoritik dapat dilakukan dengan uji Chi-kuadrat (X²) dan uji Smirnov-
Kolmogorof. Pengujian kesesuaian terhadap curah hujan ini dimaksudkan untuk
mengetahui kebenaran distribusi yang digunakan.
]
............................................................(2.17)
dimana:
X2 = nilai Chi-kuadrat
E = frekuensi yang diharapkan untuk kelas ke-i
O = frekuensi terbaca pada kelas ke-i
K = banyaknya kelas
Prosedur uji Chi-kuadrat adalah sebagai berikut:
a. Mengurutkan data pengamanan dari kecil ke besar.
18
b. Mengelompokan data menjadi K sub-grup yang masing-masing
beranggotakan minimal 4 data pengamatan.
c. Menjumlahkan data pengamatan sebesar Oi tiap-tiap sub-grup.
d. Menjumlahkan data dari persamaan distribusi yang digunakan
sebesar Ei.
e. Pada tiap-tiap sub-grup dihitung nilai (Oi + Ei)2dan ¿ ¿
f. Menjumlahkan seluruh K sub-grup nilai ¿ ¿ untuk menentukan
nilai Chi-kuadrat hitung.
g. Menentukan derajat kebebasan dk = K – R – 1 (nilai R=2 untuk
distribusi normal dan binormal)
Interprestasi hasil uji adalah sebagai berikut:
a. Apabila X hitung¿X tabel 5%, maka persamaan distribusi yang
digunakan dapat diterima
b. Apabila X hitung¿X tabel 5%, maka persamaan distribusi yang
digunakan tidak dapat diterima
c. Apabila peluang 1- 5%, maka tidak mungkin mengambil keputusan,
misal perlu data tambahan.
19
b. Jika D hitung > D tabel, maka sampel bukan berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
20
Perhitungan intensitas curah hujan dengan data pengamatan jangka
pendek sesuai durasi dipakai rumus-rumus sebagai berikut:
21
i = Presitas/intensitas curah hujan jangka pendek t menit.
a, b, n = Konstanta yang tergantung pada lamanya curah hujan
N = Jumlah pengamatan
dimana:
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
TC = Waktu hujan atau durasi (menit)
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
6. Debit Puncak
6.1 Koefisien Pengaliran (Run Off Coeficient)
Pada saat terjadi hujan pada umumnya sebagian air hujan akan
menjadi limpasan dan sebagian mengalami infiltrasi dan efaporasi.
Bagian hujan yang mengalir diatas permukaan tanah dan saat
sesudahnya merupakan limpasan/pengaliran. Besarnya koefisien
pengaliran untuk daerah perencanaan disesuaikan dengan karateristik
daerah pengaliran yang dipengaruhi oleh tata guna lahan (Land Use)
yang terdapat dalam wilayah pengaliran tersebut. Besarnya koefisien
pengaliran dapat dilihat pada tabel berikut
22
Pusat Perdagangan 0,70- Permukaan Aspal 0,70-0,95
0,95
23
6.2 Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air untuk
mengalir dari titik terjauh catchment menuju suatu titik tujuan. Besar
waktu konsentrasi dihitung dengan rumus:
Tc = to + td (menit) .......................................................(2.36)
dimana:
to = Waktu pengaliran air pada permukaan tanah dapat dianalisa
dengan gambar
td = Waktu pengaliran pada saluran, besarnya dapat dianalisa
dengan rumus:
L
=
V
dimana:
L = Jarak aliran dari tempat masuknya air sampai ke tempat
yang dituju (m)
V = Kecepatan aliran (m/dtk)
24
Keterangan:
Rumus Rasional Metode sesuai digunakan untuk daerah pengaliran
yang kecil dengan batasan 20 sampai 300 ha, sedangkan Rasional
Modifikasi dapat digunakan untuk daerah pengaliran sampai 1300 ha.
Sedangkan untuk daerah pengaliran yang lebih besar dari itu maka
digunakan Snyder Synthetic Unit Hidrograph Method.
25
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
26
Gambar.2 Peta Pembagian DAS Ketro
27
Tabel 2. Curah Hujan Harian Maksimum Das Deli
Tanon Tahun Jennar Munggur
no Tahun curah hujan curah hujan Tahun curah hujan
(mm) (mm) (mm)
1 1983 130 1983 126 1983 123
2 1984 139 1984 131 1984 142
3 1985 138 1985 172 1985 176
4 1986 129 1986 125 1986 167
5 1987 158 1987 179 1987 143
6 1988 140 1988 102 1988 112
7 1989 99 1989 100 1989 109
8 1990 145 1990 190 1990 181
9 1991 161 1991 198 1991 181
10 1992 145 1992 192 1992 182
Jika titik-titik pengamatan di dalam daerah itu tidak tersebar merata, maka cara
perhitungan curah hujan rata-rata itu dilakukan dengan memperhitungkan daerah
pengaruh tiap titik pengamatan, untuk memperhitungkan luas daerah yang
diwakili oleh masing-masing stasiun digunakan koefisien dalam menghitung
hujan maksimum harian rata-rata daerah, atau biasa disebut koefisien Thiessen
(C). Rumus untuk menghitung koefisien Thiessen ( Ci) adalah :
Ai
C i=
At
dimana :
C i = Nilai koefisien Thiessen pada stasiun i
Ai = Luas daerah tangkapan pada stasiun i (km2)
At = Luas total daerah tangkapan (km2)
28
= 1.3 Km2/ 5 km2
= 0.26
C2 = Luas daerah tangkapan A2/Total luas
= 3.2 Km2 / 5 Km2
= 0.64
C3 = Luas daerah tangkapan A3/Total luas
= 0.5 Km2 / 5 Km2
= 0.1
Tabel 3. Koefesien Thessien Das Ketro
no nama stasiun luas daerah koefisien thiessen persentase
tangkapan Ai (km) (Ci)
1 Tanon 0.013 0.26 26%
2 Jennar 0.032 0.64 64%
3 Munggur 0.005 0.10 10%
TOTAL 0.05 1.00 100%
dimana :
Dimana :
Perhitungan curah hujan maksimum hari an ra ta-rata daerah
i n
R C i . R i
dimana :
dimana :
dimana :
29
= (139 x 0,26) + (131 x 0,64) + (142 x 0,1)
= 134.2 mm
dimana :
30
Tabel 5. Curah Hujan Das Ketro
no tahun curah hujan (mm)
1 1983 126.7
2 1984 134.2
3 1985 163.6
4 1986 130.2
5 1987 169.9
6 1988 112.9
7 1989 100.6
8 1990 177.4
9 1991 186.7
10 1992 178.8
31
(Xi - Ẍ), (Xi - Ẍ)2, (Xi - Ẍ)3, (Xi - Ẍ)4 terlebih dahulu, dimana :
Xi = besarnya curah hujan daerah (mm)
Ẍ = rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm)
n
1
a. Rata-rata X́ = ∑ Xi
n i=1
n
3
n ∑ ( Xi−X )
c. Koefisien Skewness i=1
Cs=
( n−1 ) ( n−2 ) s 3
n
4
n 2 ∑ ( Xi− X )
d. Koefisien Kurtosis i=1
Ck=
( n−1 )( n−2 ) (n−3) s4
S
e. Koefisien Varians Cv=
x́
32
4 130.2 130.24 16962
5 186.7 186.68 34849
6 112.9 112.88 12742
7 134.2 134.18 18004
8 100.6 100.64 10128
9 177.4 177.40 31471
10 126.7 126.74 16063
Σ 1481.040 1481.04 227814
Ẍ 148.1040
a) Rata – Rata
n
x́ = ∑ xi
i=1
n
1481,04
=
9
= 148,104
b) Standar Deviasi
n
S=
√ ∑ ( x ¿¿ i− x́)²
i
227814
n−1
¿
=
√ 9
= 159,099
C). Hitung (K)
Dengan periode ulang (Tahun) = 2,5,10,25,50,100
1. Yt (2) = 0.3065
2. Yt (5) = 1.4999
3. Yt (10) = 2.2504
4. Yt (25) = 3.1255
5. Yt (50) = 3.9019
6. Yt (100) = 4.6001
33
Sn = 0.9497
K = Yt 2−Yn
Sn
0.3065−0.4952
K=
0.9497
K = -0.1987
Tabel 7. Perubahan Rencana Tabel Ulang Gumbel
No. Periode Ulang X S Yn Sn Yt Kt Xt
(Tahun)
1 2 148.104 159.09 0.4952 0.9497 0.3065 -0.1987 116.491
9
2 5 148.104 159.09 0.4952 0.9497 1.4999 1.0579 316.415
9
3 10 148.104 159.09 0.4952 0.9497 2.2504 1.8482 442.151
9
4 25 148.104 159.09 0.4952 0.9497 3.1255 2.7696 588.745
9
5 50 148.104 159.09 0.4952 0.9497 3.9019 3.5871 718.808
9
6 100 148.104 159.09 0.4952 0.9497 4.6001 4.3223 835.778
9
34
c) Hitung Nilai Xt
T2 = 0
T5 = 0.84
T10 = 1.28
T25 = 1.7083
T50 = 2.05
T100 = 2.33
Xt = S x Kt + X
Xt = 159,099 x 0 + 148,104
Xt = 148,104
Tabel 9. Curah Hujan Renacana Periode Ulang Normal
No. Periode X S Kt Xt
Ulang
(Tahun)
1 2 148.104 159.099 0 148.104
2 5 148.104 159.099 0.84 281.747
3 10 148.104 159.099 1.28 351.751
4 25 148.104 159.099 1.7083 419.893
5 50 148.104 159.099 2.05 474.257
6 100 148.104 159.099 2.33 518.805
7.2 Pemilihan Jenis Distribusi Normal, Log Normal, & Log Perseon Type III
Ketentuan dalam pemilihan distribusi curah hujan didasarkan pada kriteria yang tercantum
pada tabel parameter pemilihan distribusi dengan melihat hasil perhitungan dari parameter
statistik yang telah dilakukan.
35
No Xi Log Xi
¿¿
1 163.6 2.214 0.001
2 169.9 2.230 0.002
3 178.8 2.252 0.004
4 130.2 2.115 0.005
5 186.7 2.271 0.007
6 112.9 2.053 0.018
7 134.2 2.128 0.003
8 100.6 2.249 0.004
9 177.4 2.249 0.004
10 126.7 2.103 0.007
JUMLAH 1481.0400 21.863 0.055
Ẍ 148.1040 2.186
S Log X = ∑ ¿¿ ¿ ¿
i=1
0.05546 0.0261678
=
S Log X = 52450.5 45
A. HITUNG Kt
T2 = 0
T5 = 0.84
T10 = 1.28
T25 = 1.7083
T50 = 2.05
T100 = 2.33
36
Tabel 11.Curah Hujan Rencana Periode Ulang Tahun (Kt)
No. Periode Ulang Log X Kt S Log X Xt log Xt
(Tahun)
1 2 2.18 0 0.026 2.186 153.577
6
2 5 2.18 0.84 0.026 2.208 161.550
6
3 10 2.18 1.28 0.026 2.220 165.890
6
4 25 2.18 1.7083 0.026 2.231 170.227
6
5 50 2.18 2.05 0.026 2.240 173.768
6
6 100 2.18 2.33 0.026 2.247 176.725
6
37
n
S Log X =∑
i=1
¿¿ ¿ ¿
0.05546524505. 0.02616784
=
S Log X = 9 5
Berdasarkan Tabel 12. Diperoleh Log S Log X
Cs = ∑ ¿¿ ¿
i=1
Cs= 10 x -0.00205
9 x 8 x 0.02616784
Cs= 0.0000
38
Berdasarkan parameter data hujan maka dapat diperkirakan distribusi curah
hujan yang sesuai, adapun distribusi yang sesuai dalam perhitungan ini adalah metode
Log Pearson Tipe III. Untuk menguatkan perkiraan distribusi curah hujan yang dipilih,
maka dilakukan pengujian distribusi menggunakan uji Chi-kuadrat dan uji Smirnov-
Kolmogorof.
-Parameter (p)=2
-Derajat Kebebasan (Dk)=K-(p+1)=5-(2+1)=2
-Nilai dengan jumlah data (n)=10,α =5% dan Dk=2
adalah= 5,9910
39
8. Menghitung Kelas Distribusi
5
Kelas Distribusi = x 100 %=¿ 20%, Interval Distribusi adalah 20%;40%;60%;80%
10
1 1
persentase 20% = (Px)=20% Diperoleh T = = =5 tahun
p (x) 0,20
1 1
persentase 40% = (Px)=40% Diperoleh T = = =2,5 tahun
p (x) 0,40
1 1
persentase 60% = (Px)=60% Diperoleh T = = =1,67 tahun
p (x) 0,60
1 1
persentase 80% = (Px)=80% Diperoleh T = = =1,25 tahun
p (x) 0,80
Yn = 0.4952
Sn = 0.9497
T −1
-Ln - Ln T
Yt =
Yt−Yn Yt−0,4952
=¿
Sn 0,9497
Kt =
40
T = 2,5 ; Yt =1.6717 ; maka; Kt = 0.1859
Nilai = 184.104
Nilai =159.099
X̌ + S
Maka Interval Kelas = Xt =
= 148.104 + 159.099
= 307.203
Sehingga X5 = 324.990
X2.5 = 57,109
X1.67 = -130.838
X1.25 = -314.155
Nilai X = 184.104
Nilai =159.099
X̌ + S x Kt
Maka Interval Kelas = Xt =
= 148.104 + 159.099 x Kt
= 307.2
41
Sehingga X5 = 281.747
X2.5 = 187.879
X1.67 = -76.801
X1.25 = -258.051
Nilai X = 184.104
= 2.186325955 + Kt x 0.0262
Sehingga X5 = 1.8585
X2.5 = 0.5531
X1.67 = -0.5531
X1.25 = -1.858
d. Distribusi Probabilitas Log Pearson Type III
Nilai Kt dihitung berdasarkan nilai Cs atau G = 0.0686 dan T = untuk berbagai
periode ulang
T = 5; ; maka ; Kt = 0.8379
42
T = 1.67 ; maka ; Kt =-0.1061
Nilai X = 2.186
= 2.186325955 + Kt x 0.0262
Sehingga X5 = 1.854
X2.5 = 0.287
X1.67 = -0.235
X1.25 = -0.049
6. Perhitungan nilai X²
43
Table 18. Perhitungan Nilai x 2 untuk Distribusi Gumbel
kelas Interval Ef Of Of - Ef (Of −Ef )²
Ef
1 324.990 2 2 0 0
2 57.109 2 2 0 0
3 -130.838 2 2 0 0
4 -314.115 2 1 -1 0.5
5 <-314.115 2 3 1 0.5
jumlah 10 10 X²
44
3 178.8 177.4
4 130.2 169.9
5 186.7 163.6
6 112.9 134.2
7 134.2 130.2
8 100.6 126.7
9 177.4 112.9
10 126.7 100.6
Jumlah 1481
Dari perhitungan nilai D pada tabel diatas. Diperoleh nilai Dmax = 0,2020
pada data peringkat n = 10. Dengan melihat tabel nilai D kritis untuk uji Smirnov-
Kolmogorof dengan derajat kepercayaa α = 5% pada n = 10 diperoleh nilai Dk = 0,41.
Dengan demikian karena nilai Dmax lebih kecil dari nilai Dkritis (0,2020 < 0,41)
maka distribusi yang digunakan dapat diterima.
Tabel 22. Perhitungan Uji Distribusi Probabilitas Normal dengan Metode Smirnov-
Kolmogrov
1 2 3 4 5 6=5-3
i Xi P(Xi) f(t) P`(Xi) ΔP
1 186.7 0.09 0.186 0.4562 0.37
2 178.8 0.18 0.133 1.4562 1.28
3 177.4 0.27 0.124 2.4168 2.15
4 169.9 0.36 0.073 3.2206 2.86
5 163.6 0.45 0.030 4.3707 3.92
6 134.2 0.55 -0.168 5.5438 4.99
7 130.2 0.64 -0.195 6.5438 5.90
8 126.7 0.73 -0.219 7.5871 6.86
9 112.9 0.82 -0.312 8.6293 7.81
10 100.6 0.91 -0.395 9.6293 8.72
45
Xt
= Xt − X́ sehingga ;
Kt S Kt
= Atau =
X́
dimana Kt = f(t)
contoh kolom 5 baris 1 :
nilai = 148.104
Xi− X́
nilai
f(t) S = 159.099
S
= = 186.7 - 159.099 = 0.186
148.104
Kolom 5 =
peluang teroritis = 1 - luas dibawah kurve normal sesuai nilai f(t), yang
di tentukan dengan tabel.
contoh : untuk nilai f(t) = 0.186
maka luas wilayah di bawah kurve normal adalah
1
sehingga nilai kolom 5 baris 1 = -
demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara perhitungannya sama.
Tabel 23. Perhitungan Uji Distribusi Probabilitas Log Normal dengan Metode Smirnov-
Kolmogrov
1 2 3 4 5 6 7=6-4
i Xi Log Xi P(Xi) f(t) P`(Xi) ΔP
1 186.7 2.271 0.09 3.241 0.4562 0.37
2 178.8 2.252 0.18 2.524 1.4562 1.28
3 177.4 2.249 0.27 2.393 2.4168 2.15
4 169.9 2.230 0.36 1.008 3.2206 2.86
5 163.6 2.214 0.45 1.001 4.3707 3.92
6 134.2 2.128 0.55 0.961 5.5438 4.99
7 130.2 2.115 0.64 0.955 6.5438 5.90
8 126.7 2.103 0.73 0.950 7.5871 6.86
46
9 112.9 2.053 0.82 0.927 8.6293 7.81
10 100.6 2.003 0.91 -7.021 9.6293 8.72
log Xt −
´Xlog´ X
Ktlog
= Xt −Slog atau Kt =
log X
S log X
dimana Kt = f(t)
nilai log´ X =
2.1057
nilai S Log X = 0.032249
contoh untuk kolom 6 baris 1 :
f(t) = 186.7 - 2.1863
0.0262
= 7051.162
contoh : untuk nilai f(t) = 0 maka luas wilayah di bawah kurve normal adalah sehingga nilai
kolom 5 baris 1 = 1- demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara perhitungannya sama.
berdasarkan tabel 23. dapat dilihat bahwa : Simpangan Maksimum (ΔP Maksimum) = jika
jumlah data 10 dan α (derajat kepercayaan) adalah 5% maka di dapat ΔP kritis = jadi, ΔP
47
maksimum < ΔP kritis. oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Log Normal dapat diterima
untuk menganalisis data huja
Tabel 24. Perhitungan Uji Distribusi Probabilitas Log Pearson Type III dengan Metode
Smirnov-Kolmogrov.
1 2 3 4 5 6 7=6-4
i Xi Log Xi P(Xi) f(t) P`(Xi) ΔP
1 186.7 2.271 0.09 3.241 103.150 103.060
2 178.8 2.252 0.18 2.524 95.250 95.070
3 177.4 2.249 0.27 2.393 93.850 93.580
4 169.9 2.230 0.36 1.676 86.350 85.990
5 163.6 2.214 0.45 1.049 80.050 79.600
6 134.2 2.128 0.55 -2.238 50.650 50.100
7 130.2 2.115 0.64 -2.741 46.650 46.010
8 126.7 2.103 0.73 -3.193 43.150 42.420
9 112.9 2.053 0.82 -5.107 29.350 28.530
10 100.6 2.003 0.91 -7.021 17.050 16.140
48
dimana Kt = f(t)
nilai log´ X =
2.186
nilai S Log X = 0.026
Tabel 25. Perhitungan Uji Distribusi Probabilitas Gumbel dengan Metode Smirnov
Kolmogrov.
1 2 3 4 5 6 7=6-4
i Xi Log Xi P(Xi) f(t) P`(Xi) ΔP
1 186.7 2.271 0.09 -81.279 103.1499 103.0599
2 178.8 2.252 0.18 -81.298 95.250 95.0699
3 177.4 2.249 0.27 -81.301 93.850 93.5799
4 169.9 2.230 0.36 -81.320 86.350 85.9899
5 163.6 2.214 0.45 -81.336 80.050 79.5999
6 134.2 2.128 0.55 -81.422 50.650 50.0999
7 130.2 2.115 0.64 -81.436 50.650 50.0099
8 126.7 2.103 0.73 -81.447 43.150 42.4199
49
9 112.9 2.053 0.82 -81.497 29.350 28.5299
10 100.6 2.003 0.91 -81.548 17.050 16.1399
Xt = log X + S x K
sehingga :
S 0.026
nilai S = 0.026
50
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
a. Agar tidak terjadi luapan air pada sungai maka disarankan dilakukan
normalisasi sungai.
b. Agar masyarakat yang memanfaatkan daerah aliran sungai (DAS)
tersebut, menjaga kelestarian hutan, tumbuhan penutup lahan, yang akan
meningkatkan kemampuan DAS menahan air sehingga menurunkan jumlah
air aliran permukaan.
51
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bpusdataru-bs.jatengprov.go.id/index.php?do=w_ketro
Linsley Ray K, 1986, Teknik Sumber Daya Air Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
52
LAMPIRAN
53