Disusun Oleh :
Aliran air dalam suatu pipa dapat berupa aliran saluran-terbuka (open channel flow)
maupun aliran pipa (pipe-flow). Kedua jenis aliran itu banyak memilikii kesamaan
tetapi juga banyak memiliki perbedaan. Jika dibandingkan, aliran saluran terbuka
harus memiliki permukaan bebas (free surface), sedangkan aliran-pipa tidak
memiliki itu karena aliran harus mengisi seluruh saluran. Selain itu, permukaan
bebas pada aliran saluran-terbuka dipengaruhi oleh tekanan udara, sedangkan pada
aliran-pipa yang alirannya terkurung di pipa tidak langsung dipengaruhi tekanan
udara karena salurannya terutup kecuali tekanan Hidrolik. Berikut adalah Skema
Kedua aliran tersebut:
Meskipun kedua jenis aliran ini hampir sama, penyelesaian masalah aliran dalam
saluran terbuka lebih rumit daripada aliran pipa. Ini didasarkan pada kenyataan
bahwa kedudukan permukaan bebas yang cenderung berubah tergantung waktu dan
ruang, kedalaman aliran, debit, kemiringan dasar aliran serta permukaan bebas yang
tergantung satu sama lain. Selain itu, kondisi fisik saluran terbuka yang bervariasi
dibandingkan pipa serta penampang aliran melintang saluran terbuka yang beraneka
ragam tidak hanya bundar seperti aliran pipa, juga menyebabkan saluran terbuka jadi
lebih rumit ketimbang aliran-pipa. Kekasaran dari permukaan saluran terbuka juga
dapat mempersulit penyelesaian massalah saluran ini mengingat kekasarannya
tergantung pada kedudukan permuaaan bebas, maka dari itu pemilihan koefisien
gesekan saluran terbuka lebih tidak pasti dibandingkan aliran-pipa. Dalam kehidupan
kita, saluran pembuang air banjir yang merupakan saluran tertutup, biasanya
dirancang untuk alran saluran terbuka sebab aliran dlaam saluran pembuang
diperkirakan hampir setiap saat memiliki permukaan bebas.
Jenis Aliran
Jika debit sebarang aliran dinyatakan dengan Q=VA. Maka, dalam sebagian besar
persoalan aliran tunak debit dianggap tetap di sepanjang bagian saluran yang lurus
atau bersifat kontinu dan dapat dinyatakan dengan :
Q=VA=V1A1=V2A2.=…
Aliran berubah
Merupakan jenis aliran yang terjadi bila kedalaman dan kecepatannya berubah di
sepanjang saluran, terdiri atas:
a. Aliran berubah lambat laun
Aliran ini terjadi apabila perubahan kecepatan terjadi secara lambat laun
dengan jarak yang panjang.
Sumber: Aliran Saluran Terbuka, 2010
Gambar 2.1 Aliran Berubah Lambat Laun
3. Keadaan Aliran
Keadaan aliran di saluran terbuka ditentukan oleh pengaruh kekentalan dan gravitasi
sehubungan dengan gaya-gaya inersia aliran. Tegangan permukaan air dalam
keadaan tertentu dapat pula mempengaruhi perilaku aliran, tetapi pengaruh ini tidak
terlalu besar dalam masalah saluran terbuka.
Pengaruh kekentalan pada suatu aliran di saluran terbuka ini terhadap kelembaman
(gaya inersia) dapat dinyatakan dlaam bilangan Reynolds:
Keterangan:
vs = kecepatan fluida,
L = panjang karakteristik,
μ = viskositas absolut fluida dinamis,
ν = viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
ρ = kerapatan (densitas) fluida.
Laminar
Aliran ini terjadi bila butir-butir air seolah-olah bergerak menurut suatu lintasan
yang teratur atau lurus dan selapis cairan yang sangat tipis seperti menggelincir
datas lapisan sebelahnya. Pengaruh kekentalan pada aliran ini sangat besar
daripada gaya inersianya. Aliran laminar memiliki bilangan Reynold < 500.
Turbulen
Aliran ini terjadi butir-butir air bergerak menurut lintasan yang tidak teratur, tidak
lancar dan tidak tetap, walaupun butir-butir tersebut tetap bergerak maju didalam
aliran secara keseluruhan. Aliran ini juga terjadi karena gaya kekentalan relatif
lemah dibandingkan dengan gaya inersia. Aliran laminar akan terjadi dalam aliran
saluran terbuka harga bilangan Reynold yang besarnya >1000 atau kurang.
Peralihan
Aliran ini adalah aliran campuran yang merupakan suatu keadaan peralihan
dangan kapasitas bilangan Reynold berkisar antara 500-1000.
Resim Aliran
Resim aliran adalah merupakan pola tertentu ketika suatu fluida mengalir yang
diakibatkan sifat fisik fluida, interaksi antara cairan dan gas, flow rate, ukuran,
kekasaran dan orientasi pipa. Kombinasi pengaruh kekentalan dan daya tarik bumi
dapat menimbulkan salah satu dari empat resim aliran dalam saluran terbuka, yakni:
1. Laminar Subkritis (subcritical-laminar)
Terjadi bila F kecil dari 1 dan R terletak dalam daerah laminar.
2. Laminar Superkritis (supercritical-laminar)
Terjadi bila F besar dari 1 dan R terletak dalam daerah laminar.
3. Turbulen Superkritis (supercritical-turbulen)
Terjadi bila F besar dari 1 dan R terletak dalam daerah turbulen.
4. Turbulen Subkritis (subcritical-laminar)
Terjadi bila F kecil dari 1 dan R terletak dalam daerah turbulen.
Gambar Hubungan Antara Kedalaman dan Kecepatan untuk Keempat Macam Resim
Aliran Saluran Terbuka
Untuk F sendiri merupakan bilangan Froud yang merupakan besaran tanpa dimensi
yang digunakan untuk menentukan suatu aliran itu subkritikal atau superkritikal.
Sedangkan R sendiri merupakan bilangan Reynold. Pada gambar diatas,garis tebal
untuk F=1 dan jalur arsir untuk peralihan laminar-turbulen berpotongan pada gambar
tersebut dan membaginya menjadi empat bagian, masing-masing menyatakan suatu
resim aliran. Dua resim aliran yang pertama, laminar subkritis dan laminar
superkritis tidak abanyak dijumpai dalam praktek hidrolika saluran terbuka, karena
alirannya biasanya bersifat turbulen. Namun, resim-resim ini kadang-kadang terjadi
bilamana air sangat dangkal, dikenal sebagai aliran dangkal (sheet flow) dan tampak
jelas dalam percobaan dengan model hidrolik, penelitian aliran permukaan dan
pencegahan erosi.
Sumber: Mekanika Fluida dan Hidrolika, 2005
1. Saluran alam (natural channel), yaitu saluran yang terbentuk secara alami tanpa
campur tangan manusia. Contoh : sungai-sungai kecil di daerah hulu
(pegunungan) hingga sungai besar di muara.
2. Saluran buatan (artificial channel), yaitu saluran yang dibuat dan direncanakan
oleh manusia. Contoh : saluran drainase tepi jalan, saluan irigasi untuk mengairi
persawahan, saluran pembuangan, saluran untuk membawa air ke pembangkit
listrik tenaga air, saluran untuk supply air minum, dan saluran banjir.
Sedangkan klasifikasi berdasarkan konsistensi bentuk penampang dan
kemiringan dasar, sebagai berikut :
Aliran Seragam disebut apabila kedalaman aliranya dan kecepatan rata-ratanya tetap konstan
tetapi konstan, jika tidak maka disebut aliran tak seragam. Sedangkan Aliran Tak Seragam yaitu
kedalaman airnya berbeda-beda disepanjang aliranya, begitu juga kecepatan rata-ratanya. Aliran
Tak seragam dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
1. Aliran berubah cepat / RVF (Rapidly Varied Flow) disebut demikian jika kedalaman alirannya
berubah sangat cepat dalam jarak yang relative singkat
2. Aliran Berubah beraturan / GVF (Gradually Varied Flow) disebut demikian jika kedalaman
aliranya berubah beraturan dalam jarak yang panjang
Elemen Geometri
Terdiri dari Luas Penampang (Area), Lebar Permukaan (top width), Keliling Basah (Wetted
Parimeter) dan Jari-jari Hydraulik (Radius).
Luas Penampang
Bentuk Penampang Trapesium adalah bentuk yang biasa digunakan untuk saluran-saluran
irigasi karena menyerupai bentuk saluran alam, dimana kemiringan tebingnya menyesuaikan
dengan sudut lereng alam dari tanah yang digunakan untuk saluran tersebut.
Bentuk Penampang Persegi empat atau segitiga merupakan penyederhanaan dari bentuk
trapezium yang biasanya digunakan untuk saluran-saluran drainase yang melalui lahan
sempit
Bentuk Penampang Lingkaran biasanya digunakan pada perlintasan dengan jalan saluran ini
biasa disebut gorong-gorong
Element geometri penampang memanjang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
dy
Adalah lebar penampang saluran pada permukaan bebas pada gambar yang berada dibawah.
Notasi atau symbol yang digunakan untuk lebar penampang ini adalah T dan satuannya adalah
cos
satuan panjang.
Luas Penampang (Area)
y atau
Mengacu pada luas penampang melintang dari aliran didalam saluran. Notasi atau symbol yang
digunakan untuk luas penampang adalah A dan satuanya adalah satuan luas.
cos
Keliling Basah (Wetted Parimeter).
d
Suatu penampang aliran didefenisikan sebagai/porsi dari parameter penampang aliran yang
bersentuhan (Kontak) dengan batas benda padat yaitu dasar/dinding saluran. Dalam Hal aliran
didalam saluran terbuka batas tersebut adalah dasar dan dinding / tebing pada gambar dibawah
ini.Notasi atau symbol yang digunakan keliling basah ini adalah P,dan satuanya adalah satuan
panjang.
Jari-jari Hydraulic
Dari suatu penampang aliran bukan merupakan karakteristik yang dapat diukur langsung, tetapi
sering sekali digunakan didalam perhitungan. Definisi dari Jari jari Hydraulik adalah luas
penampang di bagi keliling basah, oleh karena itu mempunyai satuan panjang : Notasi atau
symbol yang digunakan R, dan satuannya adalah satuan panjang.
Untuk kondisi aliran yang spesifik, jari jari hydraulic sering dapat dihubungkan langsung
dengan parameter geometric dari saluran. Misalnya, Jari-jari hydraulic dari suatu aliran penuh
didalam pipa (Penampang lingkaran dengan diameter D) dapat dihitung besarnya jari-jari
hydraulic sebagai berikut :
Dimana :
R = Jari-jari Hydraulic (ft/m)
A = Luas Penampang (ft^2 atau m^2)
Pw = Keliling basah (ft atau m)
D = Diameter pipa (ft atau m)
Factor penampang untuk perhitungan aliran seragam
Garis energi : garis yang menyatakan ketinggian dari jumlah tinggi aliran. Kemiringan garis
energi = gradien energi (energy gradien) = sf Kemiringan muka air = sw Kemiringan dasar saluran
= so. Untuk aliran seragam (uniform flow), sf = sw = so (dasar saluran sejajar muka air dan sejajar
kemiringan garis energi). Jumlah tinggi energi pada penampang 1 di hulu akan sama dengan
jumlah tinggi energi pada penampang 2 di hilir, hal ini dinyatakan dengan :
v1 v2
z 1+ y 1+ α 1 =z 2+ y 2+ α 2 + hf
2g 2g
Jika α 1=α 2=1 dan hf = 0 maka persamaan diatas menjadi :
v1 v2
z 1+ y 1+ α 1 =z 2+ y 2+ α 2 + kons tan
2g 2g
Persamaan diatas dikenal sebagai persamaan bernouli
Energi Spesifik
Untuk saluran dengan kemiringan dasar kecil dan α = 1 (koefisien energy = 1) Energi spesifik
adalah jumlsh kedalaman air ditambah tinggi kecepatan atau :
v2 Q2
E= y + atau E= y+
2g 2 g A2
Kurva energy spesifik untuk harga E tertentu mempunyai 2 kemungkinan kedalaman yaitu y1
dan y2
dE Q 2 dA dA
=1− mengingat bahwa dA = A.dy atau = T maka:
dy 3
2 g A dy dy
dE Q2 dE v2 A
=1− . T atau =1− .T mengingat bahwa D = maka :
dy 2gA 3
dy gA T
dE v2
=1−
dy gD
Perubahan momentum per satuan waktu pada aliran diantara penampang (1) dan
penampang (2) adalah : (Persamaan Momentum)
Oleh seorang insinyur Perancis Antoin Chezy pada tahun 1769 yang dikenal
dengan persamaan persamaan Chezy
Dengan catatan bahwa aliran harus uniform,Sf harus sama dengan kemiringan
dasar saluran.
Persamaan Strickler
Persamaan Manning