Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7

Jurnal Einstein
Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LIAT SEBAGAI CAMPURAN


TERHADAP KEKUATAN BETON PASCA BAKAR

Ekasari Malau, M. H. Harahap dan Abd Hakim S*


Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Medan, Indonesia
Diterima Oktober 2014; Disetujui November 2014; Dipublikasikan Desember 2014

Abstrak
Telah dilakukan penelitian pengaruh penambahan tanah liat sebagai campuran terhadap kekuatan beton
pasca bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tanah liat dan suhu pembakaran terhadap
beton dengan menggunakan 50% pasir merah sebagai agregat halus terhadap kuat tekan dan pola
keretakan beton. Metode pembuatan yang dilakukan adalah beton dibuat berbentuk kubus 15 x 15 x 15
cm. Campuran beton yang digunakan mengacu pada beton mutu rendah K175 dengan semen : pasir :
kerikil adalah 1 : 2 : 3 dengan FAS 0,5. Beton normal sebagai pembanding dengan beton campuran tanah
liat yang masing-masing mengalami proses pembakaran. Pada penelitian ini dibuat variasi komposisi
tanah liat yaitu 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat semen yang digunakan. Setelah melalui masa
perendaman 28 hari, kemudian dilakukan pembakaran pada mesin furnance pada suhu 200⁰C, 350⁰C, dan
500⁰C dengan waktu penahanan selama 2 jam. Setelah itu, proses pembakaran dihentikan lalu direndam
ke dalam air ± 4 menit, kemudian didiamkan selama 24 jam dengan temperatur ruangan kemudian beton
diuji dengan metode uji kuat tekan dan uji pola keretakan dengan prosedur yang ada. Dari hasil penelitian
diperoleh beton pada temperatur 2000C, 3500C, dan 5000C dengan masing-masing variasi komposisi tanah
liat 0%, 5%, 10%, dan 15% mengalami penurunan kuat tekan. Kekuatan paling optimal terdapat pada
campuran 5% dengan nilai kuat tekan sekitar 27,11 MPa. Sedangkan komposisi campuran 10% dan
15% mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pola keretakan beton dengan komposisi penambahan
tanah liat pada temperatur 2000C dan 3500C menunjukkan tidak adanya retakan, tetapi pada suhu
tertinggi 5000C beton terlihat sedikit retakan dan menjadi getas. Dari hasil penelitian juga menunjukan
bahwa kenaikan temperatur memberi dampak yang besar terhadap penurunan kuat tekan. Semakin tinggi
suhu maka semakin rendah pula kuat tekan begitupun dengan sebaliknya.
Kata Kunci :Beton Pasca Bakar, Tanah Liat, Pasir Merah, Uji Kuat Tekan, Pola Keretakan.
Pengaruh Penambahan Tanah Liat Sebagai
How to Cite: Ekasari Malau, M. H. Harahap dan Abd Hakim S, (2015),
Campuran Terhadap Kekuatan Beton Pasca Bakar
, Jurnal Einsten Prodi Fisika FMIPA Unimed, 3 (1): 1-8.
*Corresponding author: p-ISSN : I2338 - 1981
E-mail : mutiaamalia9@gmail.com

1
Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7

PENDAHULUAN berfungsi sebagai pengikat dalam proses


Beton sebagai konstruksi bangunan pembentukan sehingga tidak mengalami
mempunyai beberapa kelebihan keretakan atau berubah bentuk, selain itu
diantaranya dapat dengan mudah dibentuk tanah liat juga memiliki kualitas kemampuan
bakar pada suhu tinggi. Tanah liat dapat
sesuai dengan kebutuhan konstruksi,
dikatakan pozolan karena mempunyai mutu
mampu memikul beban yang berat yang baik yaitu jumlah kadar SiO 2 + Al2O3 +
(Mulyono, 2004), bila dibandingkan Fe2O3 tinggi dan reaktifnya tinggi dengan
dengan material lain beton merupakan kapur (Laintarawan, 2009).
bahan bangunan yang memiliki daya tahan Berdasarkan penelitian sebelumnya
terhadap api yang relatif lebih baik, karena (Limbong, 2014) membahas mengenai
beton merupakan material yang memiliki karakteristik beton dari pasir merah labuhan
daya hantar panas yang rendah, sehingga batu selatan pasca bakar dan Hasil penelitian
dapat menghalangi rambatan panas yang diperoleh nilai kuat tekan beton normal
kebagian dalam struktur beton tersebut. pasca bakar pada tiga variasi suhu dengan
Saat terbakar beton tidak dapat komposisi 25%-75% di dapatkan hasil paling
optimal pada campuran 50% sekitar 25,0
menghasilkan api namun dapat menyerap
Mpa. Pada pengujian pola retakan beton pasca
panas sehingga akan terjadi suhu tinggi kebakaran dengan suhu 5000C dengan lama
yang berlebihan, yang akan mengakibatkan pembakaran selama 3 jam menunjukkan tidak
perubahan pada mikro struktur beton adanya retakan yang terjadi pada beton,
tersebut. Terjadinya perubahan temperatur dengan komposisi penambahan pasir merah
yang cukup tinggi, akan berpengaruh 25%-62,5% dan pada komposisi tertinggi
terhadap elemen-elemen struktur beton. yakni campuran pasir merah 75% tampak
Karena pada proses tersebut akan terjadi terlihat retakan sedikit. Retakan ini
suatu siklus pemanasan dan pendinginan disebabkan oleh penyusutan beton pada saat
yang bergantian, yang akan menyebabkan terjadi proses pembakaran.
perubahan fase fisis dan kimiawi secara Tjokrodimuljo (2000) juga
kompleks, hal ini akan menyebabkan beton mengatakan bahwa beton pada dasarnya
menjadi getas. tidak mampu menahan panas sampai di atas
Dalam proses pembuatan beton, 250°C. Akibat panas, beton akan
semen dan agregat halus, agregat kasar, serta mengalami retak, terkelupas (spalling), dan
air mempunyai proporsi yang berbeda-beda . kehilangan kekuatan. Kehilangan kekuatan
Sebagai material komposit sifat beton juga terjadi karena perubahan komposisi kimia
sangat bergantung pada interaksi antara secara bertahap pada pasta semennya.
material pembentuknya. Semen adalah unsur Penelitian tentang pengaruh
kunci dalam beton, meskipun jumlahnya temperatur dengan atau tanpa bahan
hanya 7-15 % dari campuran (Murdock,
tambahan pada beton masih merupakan
1999). Penggunaan bahan pengganti sebagian
semen (SCM) melalui komposisi campuran
topik yang hangat diteliti. Penelitian yang
yang inovatif akan mengurangi jumlah semen dilakukan salah satunya merupakan usaha
yang digunakan sehingga dapat mengurangi untuk menaksir kekuatan sisa suatu
emisi gas-gas rumah kaca dan penggunaan bangunan yang telah terbakar. Namun
konsumsi energi fosil bumi pada industri sejauh ini penelitian penaksiran tersebut
semen. Bukti-bukti yang ada menunjukkan masih belum menemukan landasan awal
kekuatan batas dengan mengganti sekurang- yang kuat (Ahmad, dkk.2009).
kurangnya 20% dari semen dengan pozzolan Secara garis besar masalah yang
hampir tak berbeda dengan, bilamana semen diteliti dalam penelitian ini adalah
saja yang digunakan (Murdock, 1999). bagaimana pengaruh komposisi tanah liat
Mineral tanah liat/ lempung merupakan
terhadap kekuatan dan pola keretakan beton
penyusun batuan sedimen dan penyusun
utama dari tanah. Tanah liat/lempung
pasca bakar, mengetahui hubungan antara
mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia yang temperatur dan kuat tekan beton yaitu pada
penting diantaranya yaitu Plastisitas yang suhu 2000C, 3500C dan 5000C. Penambahan

2
Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7

tanah liat ini juga ditujukan untuk nilai secara teoritis yaitu: nilai FAS antara
mengurangi penggunaan sebagian semen 0,25-0,65 untuk campuran beton secara
dalam adukan beton. Hasil ini diharapkan umum (Mulyono, 2004). Penentuan nilai
dapat memberikan dasar bagi FAS sebesar 0,5 dengan asumsi agar
penanggulangan bangunan yang telah adukan semen dan air (pasta beton) tidak
terbakar. terlalu encer atau terlalu kental (lengket).
Proporsi campuran dari bahan-
bahan penyusun beton ini ditentukan
METODE PENELITIAN melalui sebuah perancangan beton (mix
Pada Proses penelitian pembuatan design). Hal ini dilakukan agar proporsi
sampel dilakukan di Laboratorium beton campuran dapat memenuhi syarat teknis
Fakultas Teknik USU, Pembakaran benda serta ekonomis. Dalam menentukan
uji dilakukan di Bengkel Mesin Teknik proporsi campuran dapat digunakan
Mesin POLMED dan pengujian sampel di beberapa metode yang dikenal antara lain
Laboratorium Beton Fakultas Teknik USU metode American Concrete Institute,
pada bulan Januari - Februari 2015. Benda Portland Cement Ass ociation, Road Note,
uji yang digunakan adalah kubus beton British atau Department of Environment,
dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm. Departemen Pekerjaan Umum dan cara
Jumlah total kubus adalah 12 buah, masing- coba-coba (Mulyono, 2004).
masing divariasikan dengan penambahan Pengujian Kuat Tekan
tanah liat 0%, 5%, 10%, dan 15% dengan Untuk mengetahui besarnya kekuatan
suhu bakaran dalam mesin furnance yaitu tekan dari beton, maka perlu dilakukan
pada temperatur 2000 C, 3500C, dan 5000C. pengujian yang mengacu pada standar
Campuran adukan beton yang digunakan (ASTM C 39/C 39M-2001). Alat yang
adalah campuran dengan perbandingan 1 digunakan untuk menguji kuat tekan
semen portland : 2 pasir : 3 batu pecah. adalah Compression Testing Mechine
Metode yang digunakan pada (CTM). Prosedur pengujian kuat tekan:
penelitian ini adalah kajian eksperimental. Meletakkan benda uji pada meja
Secara umum urutan tahapan penelitian ini penekanan. Memeriksa manometer yang
meliputi : akan digunakan, memutar jarum
1. Penyediaan bahan merahnya sehingga berimpit dengan
penyusun beton jarum hitam pada skala nol, menghidupkan
2. Pemeriksaan bahan mesin penggeraknya dan handle di stel
3. Perencanaan campuran pada posisi penekanan secara perlahan-
beton lahan, mengamati pergerakan jarum
4. Pembuatan benda uji manometer tadi, pada saat jarum penunjuk
5. Pembakaran benda uji skala beban tidak naik lagi atau bertambah,
6. Pengujian beton umur 28 maka skala yang ditunjukkan oleh jarum
hari. tersebut sebagai beban maksimum yang
dapat dipikul oleh benda tersebut.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari semen tipe I, HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanah liat yang diperoleh dari Kec. Pengujian tekanan beton dilakukan
Parlilitan Kab. Humbang Hasundutan untuk melihat apakah beton memiliki
divariasikan yaitu 0% 5%, 10%, dan 15% kekuatan yang memenuhi persyaratan yang
dari berat semen yang digunakan. direncanakan. Pengujian tekanan ini
Komposisi antara pasir merah dan pasir mengacu pada standar (ASTM C 39/C
silika yaitu 50% : 50% dari volume agregat 39M-2001). Alat yang digunakan untuk
halus yang digunakan. Faktor air semen menguji adalah Compession Testing
(FAS) dalam penelitian ini ditetapkan Machine (CTM) yaitu untuk mendapatkan
sebesar 0,5 yang berada dalam rentang
3
Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7

gaya maksimum yaitu gaya pada saat beton MPa. Kode sampel C1, C2, dan C3
hancur ketika menerima tekanan tersebut. menyatakan beton dengan campuran tanah
Pengujian tekanan beton dilakukan setelah liat sebesar 10% yang kemudian benda uji
beton berumur 28 hari sejak pengecoran. dibakar berturut-turut pada suhu 200oC,
Besarnya tekanan beton dipengaruhi oleh 350oC, 500oC memiliki nilai kuat tekan
komposisi bahan pembentuknya, dan (13,95 – 17,51) MPa. Kode sampel D1, D2,
lekatan pasta semen dengan agregat. dan D3 menyatakan beton dengan
Bentuk sampel uji pada penelitian ini campuran tanah liat sebesar 15% yang
adalah berbentuk kubus dengan panjang kemudian benda uji dibakar berturut-turut
sisi 15 cm. Tekanan beton adalah salah pada suhu 200oC, 350oC, 500oC memiliki
satu dari sifat dari beton yang paling nilai kuat tekan (12,97 – 16,80) MPa.
umum diuji, apabila tekanannya baik maka Untuk lebih jelasnya ditampilkan pada
sifat beton lainnya pada umumnya grafik dibawah ini.
mengikuti baik. Hasil pengujian
selengkapnya disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 1. Data Hasil Tekanan dan Pola
Keretakan Beton Pasca Bakar
Kode Varias Luas Gaya Tekanan Kondisi Gambar 1. Grafik Hubungan Suhu
Samp i Suhu Permukaan (F) (kN) (MPa) Retakan
el Kubus (m2) dengan Kuat Tekan Beton Pasca
A1 200 0,02250,0015 (530 ± 5) 23,56 Tidak ada Bakar Tanpa Penambahan Tanah
Retakan
A2 350 0,02250,0015 (438 ± 1) 19,48 Tidak ada Liat (Beton Normal)
Retakan Penambahan tanpa penambahan tanah
A3 500 0,02250,0015 (382 ± 1) 16,98 Retak-retak
B1 200 0,02250,0015 (610 ± 5) 27,11 Tidak ada liat (beton normal) dengan suhu 2000C
Retakan tekanannya 23,56 MPa, suhu 3500C
B2 350 0,02250,0015 (462 ± 1) 20,53 Tidak ada
Retakan tekanannya 19,48 MPa, suhu 5000C
B3 500 0,02250,0015 (432 ± 1) 19,20 Retak-retak tekanannya 16,98 MPa. Beton pasca bakar
C1 200 0,02250,0015 (394 ± 1) 17,51 Tidak ada
Retakan
tanpa penambahan tanah liat mengalami
C2 350 0,02250,0015 (348 ± 15,47 Tidak ada penurunan kuat tekan pada masing-masing
1) Retakan variasi suhu, semakin tinggi suhu bakaran
C3 500 0,02250,0015 (314 ± 1) 13,96 Retak-retak
D1 200 0,02250,0015 (378 ± 1) 16,80 Tidak ada semakin rendah kuat tekanan, begitupun
Retakan sebaliknya.
D2 350 0,02250,0015 (336 ± 1) 14,93 Tidak ada
Retakan
D3 500 0,02250,0015 (292 ± 1) 12,98 Retak-retak Gambar 2. Grafik Hubungan Suhu
dengan Kuat Tekan Beton Pasca
Berdasarkan tabel 1. di atas beton Bakar dengan Penambahan Tanah
dengan campuran 0%, 5%, 10% dan 15% Liat 5%
tanah liat dan 50% pasir merah dan Penambahan tanah liat 5% dengan
dilakukan pembakaran pada mesin suhu 2000C tekanannya 27,11 MPa, suhu
furnance dengan suhu 200oC, 350oC, dan 3500C tekanannya 20,53 MPa, suhu 5000C
500oC selama 2 jam pada masing-masing tekanannya19,20 MPa. Beton dengan
sampel uji. Kode sampel A1, A2, dan A3 campuran tanah liat 5% pada masing-
menyatakan beton tanpa penambahan tanah masing suhu dapat digolongkan kedalam
liat yang kemudian dibakar berturut-turut beton mutu sedang K250 - <K400.
pada suhu 200oC, 350oC, 500oC memiliki
nilai kuat tekan (16,97 – 23,55) MPa. Kode Gambar 3. Grafik Hubungan Suhu
sampel B1, B2, dan B3 menyatakan beton dengan Kuat Tekan Beton Pasca
dengan campuran tanah liat sebesar 5% Bakar Tanpa dengan Penambahan
yang kemudian benda uji dibakar berturut- Tanah Liat 10%
turut pada suhu 200oC, 350oC, dan 500oC Beton dengan penambahan tanah
memiliki nilai kuat tekan (19,20 – 27,11) liat 10% dengan suhu 2000C tekanannya

4
Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7

17,51 MPa, suhu 3500C tekanannya 15,47 disimpulkan bahwa penggantian semen
MPa, suhu 5000C tekanannya 13,96 MPa. dengan tanah liat sebesar 5% kuat tekan
Pada beton dengan campuran tanah liat beton mencapai maksimum, yaitu 27,11
10% tersebut suhu 2000C dan 3500C MPa, sedangkan pada penambahan tanah
digolongkan dalam beton mutu rendah sebesar 15% mengalami penurunan yang
K175 -<K250, suhu 5000C mutu K125 - cukup signifikan yaitu 12,98 MPa.
<K175, Berdasarkan referensi diperoleh
penurunan kuat tekan dari penambahan
SiO2 yang terus menerus karena semakin
Gambar 4. Grafik Hubungan Suhu banyak penambahan SiO2 pada beton,
dengan Kuat Tekan Beton Pasca kekuatannya juga ikut bertambah. Tetapi
Bakar Tanpa dengan Penambahan pada titik tertentu, kekuatan tekannya ini
Tanah Liat 15% turun. Penurunan ini timbul karena kadar
Penambahan tanah liat 15% dengan SiO2 pada beton sudah jenuh sehingga
suhu 2000C tekanannya 16,80 MPa, suhu kristalinitasnya berkurang dan disebabkan
3500C tekanannya 14,93 MPa, suhu 5000C pada saat pengadukan beton pada molen
tekanannya 12,98 MPa. Beton dengan kurang maksimal sehingga tidak homogen
campuran tanah liat 15% masing-masing (Hadiyarman, dkk.,2008).
pada suhu digolongkan dalam beton mutu Berdasarkan grafik pada gambar
rendah K125 - <K175. 4.1.1 sampai dengan grafik pada gambar
Berdasarkan grafik pada gambar 4.1.4 pertambahan suhu bakaran
4.1.1 sampai dengan grafik pada gambar berpengaruh pada perubahan tekanan. Pada
4.1.4 pertambahan suhu berpengaruh pada suhu bakaran 2000C, 3500C , dan 5000C
perubahan tekanan. menunjukkan bahwa terlihat bahwa tekanan yang paling tinggi
beton pada suhu 2000C, 3500C, dan 5000C terdapat pada suhu 2000C pada masing-
mengalami penurunan kuat tekan pada masing variasi komposisi tanah liat jika
masing-masing variasi campuran tanah liat. dibandingkan pada suhu 3500C dan pada
Kenaikan suhu dengan penambahan tanah suhu 5000C. sehingga dapat disimpulkan
liat diharapkan mampu memperbaiki bahwa semakin tinggi suhu bakaran maka
struktur dan kekuatan beton. Tetapi hasil tekanan beton semakin rendah begitu pun
penelitian ini berbeda, indikasi adanya sebaliknya.
kenaikan kekuatan seiring bertambahnya Menurut departemen pekerjaan
suhu dengan penambahan tanah liat dengan umum tahun 2007 (Gunawan, 2000) beton
variasi 0%, 5%, 10%, dan 15% tidak dengan campuran tanah liat 5% masing-
terjadi secara keseluruhan. Kenaikan masing suhu dapat digolongkan kedalam
kekuatan pada masing-masing suhu beton mutu sedang K250 - <K400,
bakaran hanya terjadi pada penambahan campuran tanah liat 10% pada suhu 200 0C
tanah liat 5%, sedangkan pada penambahan dan 3500C digolongkan dalam beton mutu
10% dan 15% tidak semua tercapai. Hal ini rendah K175 -<K250, suhu 5000C mutu
disebabkan pada komposisi 5% tanah liat K125 - <K175, campuran tanah liat 15%
dapat menutupi rongga-rongga pada beton masing-masing pada suhu digolongkan
sehingga air yang terperangkap di dalam dalam beton mutu rendah K125 - <K175.
beton hanya sedikit sehingga akan Sehingga dapat disimpulkan bahwa
memperbesar kekuatan tekan beton. campuran yang optimum terdapat pada
Sedangkan penambahan campuran beton penambahan 5% tanah liat masuk pada
10% dan 15% tanah liat tidak selamanya kategori mutu sedang K250 - <K400,
mengalami peningkatan kuat tekan beton sedangkan beton dengan campuran 5%
disebabkan pencampuran yang tidak merata tersebut pembuatannya berdasarkan mutu
atau homogen sehingga di dalam campuran rendah K175 -<K250 sehingga dengan
itu tidak saling mengikat. Sehingga dapat

5
Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7

penambahan tersebut meningkatkan kuat ini disebabkan oleh penyusutan beton


tekan beton. pada saat terjadi proses pembakaran.
Pada pengujian pola retakan beton 4. Suhu tinggi berpengaruh pada
pasca kebakaran pada variasi 0%, 5%, kekuatan beton dan nilai keoptimalan
10%, dan 15% tanah liat dengan suhu ditunjukkan pada benda uji dengan
2000C 3500C, dan 5000C dengan lama suhu 200⁰C jika dibandingkan dengan
pembakaran selama 2 jam menunjukkan benda uji pada 3500C dan 5000C.
tidak adanya retakan yang terjadi pada suhu
2000C dan 3500C tetapi pada pada sampel
yang dibakar pada suhu 5000C tampak SARAN
terlihat retakan seperti retak-retak rambut. Dari penelitian yang telah dilakukan
Karena pemanasan pada suhu yang cukup dengan mengacu pada hasil penelitian
tinggi juga akan menyebabkan stabilitas yang diperoleh, maka saran yang
ikatan jel semen pada beton menjadi hilang, dikemukakan oleh penulis adalah bahwa
sehingga terjadi penyusutan pada beton Tanah liat kurang optimal digunakan
dan pada proses tersebut juga terjadi suatu sebagai campuran pada beton pasca bakar,
siklus pemanasan dan pendinginan yang jadi perlu dilakukan penelitian selanjutnya
bergantian yang akan menyebabkan untuk menggunakan bahan material yang
struktur beton sehingga beton menjadi lain pada teknolgi beton.
getas dan terdapat retakan.
KESIMPULAN I. DAFTAR PUSTAKA
Dari penelitian mengenai pengaruh Ahmad, Aswanni. I.,Nur, AST., dan
penambahan tanah liat sebagai campuran Abdul, H.A., (2009), Analisis
terhadap kekuatan beton pasca bakar dapat Pengaruh Temperatur Terhadap
disimpulkan sebagai berikut: Kuat Tekan Beton, Jurnal Teoritis
1. Berdasarkan nilai kekuatan yang Dan Terapan Bidang Rekayasa
diperoleh dari pengujian beton, Sipil, 18 (2): 0853-2952
bahwa tanah liat tidak optimal Departemen Pekerjaan Umum, (1971),
digunakan sebagai campuran untuk Peraturan Beton Bertulang
kategori beton pasca bakar karena Indonesia (PBI 1971), Bandung ,
hanya pada penambahan 5% tanah Badan Penelitian dan Pengembangan
liat kekuatannya lebih besar jika Departemen Pekerjaan Umum
dibandingkan dengan beton normal Gunawan, (2000), Konstruksi Beton I,
2. Dari keseluruhan sampel, untuk Jakarta, Penerbit Delta Teknik group
komposisi terbaik beton pasca bakar Laintarawan, P., Nyoman, S.W., dan
pada tiga variasi suhu diperoleh pada Wayan, A., (2009), Buku Ajar
penambahan tanah liat 5% dengan Konstruksi Beton, Denpasar, FT
kuat tekan sekitar 27,11 MPa. Universitas Hindu Indonesia
Sedangkan komposisi campuran 10% Limbong, L., (2014), Karakteristik Beton
dan 15% tanah liat mengalami Dari Pasir Merah Labuhan Batu
penurunan. Selatan Pasca Bakar, skripsi,
3. Pada pengujian pola retakan beton FMIPA, UNIMED, Medan
pasca kebakaran dengan penambahan Mulyono, T., (2004), Teknologi Beton,
tanah liat pada suhu 2000C dan 3500C Yogyakarta, Penerbit Andi
dengan lama pembakaran selama 2 Tjokrodimuljo, K.I., (2000), Teknologi
jam menunjukkan tidak adanya Beton, Yogyakarta: Biro Penerbit
retakan yang terjadi, tetapi pada suhu
tertinggi 5000C tampak terlihat sedikit
retakan seperti retak-retak. Retakan

Anda mungkin juga menyukai