ABSTRAK
Pengolahan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik menghasilkan limbah B3
(Bahan Beracun dan Berbahaya) yang berpotensi mencemari lingkungan. Salah satu limbah
yang dihasilkan dari pengolahan panas bumi yaitu sludge yang mengandung unsur silikon,
tembaga, timbal, zink, mangan, dan besi yang merupakan logam berat. Untuk mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan, maka sludge dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti
semen yang lebih ekonomis dan mempunyai kualitas yang setara. Zat silika yang
terkandung dalam lumpur geothermal (sludge) merupakan bahan pengisi yang berperan
dalam meningkatkan kekuatan semen.
Pengolahan sludge ini dilakukan dengan cara menggabungkan semen dengan
lumpur geothermal untuk mengetahui komposisi adukan paling ideal jika ditinjau dari segi
kuat tekan pada sampel mortar. Dalam karya tulis ini, dibuat sampel kubus dengan ukuran
50 x 50 x 50 mm dengan 4 variasi mix desain yaitu adukan 1(100%PC; 0%LG), 2(90%PC;
10% LG), 3(80%PC; 20%LG) dan 4(70%PC; 30%LG). Perbandingan antara PC dan pasir
adalah 1 : 2,75 dengan FAS 0,4 semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen
portland tipe I dan ditinjau pada hari ke 7, 28, dan 56.
Kuat tekan tertinggi beton sebesar 27,09 Mpa pada hari ke 28 dan 27,20 Mpa pada
hari ke 56 yang diperoleh dengan menambahkan 20% campuran lumpur geothermal dari
kebutuhan semen portland pada umumnya. Kuat tekan beton pada umur 28 hari dan 56 hari
memenuhi persyaratan minimal kuat tekan beton 17 Mpa menurut SNI 2847:2013. Dapat
disimpulkan bahwa penggunaan sludge sebagai pengganti semen merupakan alternatif
yang efisien.
Kata Kunci : lumpur geothermal, pengganti semen, kuat tekan beton
'
ABSTRACK
the processing of geothermal energy as a powerplant produces B3 waste which has
the potential to pollute the environment. One of the wastes produced from geothermal
processing is sludge which contains elements of silicon, copper, lead, zinc, manganese, and
1
iron which are heavy metals. To reduce the negative impact, sludge is used as an
alternative to cement which is more economical. Silica contained in sludge is a filler that
plays a role in increasing the strenght of cement.
This sludge processing is carried out by combining cement with sludge to
determine the ideal mix composition from the perspective of the compressive strength of
the mortar sample. In this paper, sample cube with a size of 50 x 50 x 50 mm were made
with 4 variation of the mix design, 1(100%PC; 0%LG), 2(90%PC; 10% LG), 3(80%PC;
20%LG) dan 4(70%PC; 30%LG). the ratio between portland cement and sand was 1 : 2,75
with FAS 0,4. The cement used in this study was portland cement type I and reviewed on
day 7, 28, and 56.
The highest compressive strenght of concrete is 27,09 Mpa on the 28th day and
27,20 Mpa on the 56th dat which is obtained by adding 20% of the sludge mixture from the
needs of portland cement in general. The compressive strenght of concrete at 28 days and
56 days meets the minimum requirements for the compressive strenght of 17 Mpa concrete
according to SNO 2847:2013. It can be concluded that the use of sludge as a substitute for
cement is an efficient alternative.
Keywords : sludge, cement substitute, concrete compressive strenght.
2
bersifat struktural maupun non – proses pembakaran akan berubah
struktural. Penggunaan mortar untuk menjadi serbuk geothermal. Serbuk
konstruksi bersifat struktural misalnya geothermal yang dihasilkan sebanyak
mortar pasangan batu belah untuk 15 – 30% dari berat lumpur yang
struktur pindasi, sedangkan untuk dibakar dan mengandung silika dengan
konstruksi non – struktural untuk kadar 75 – 85%. Silika inilah yang
pasangan batu bata dinding pengisi kemudian dimanfaatkan sebagai bahan
(Felisa O. L., dkk., 2016). campuran dalam pembuatan mortar
Karya tulis ini mengangkat kajian untuk meningkatkan kekuatan tekan
penelitian terdahulu yaitu Pemanfaatan beton.
Lumpur Geothermal (Geothermal
Sludge) untuk Pengganti Semen 2.2 Mortar
Terhadap Kuat Tekan Mortar Sebagai Berdasarkan SNI 03-6825-2002,
Suplemen Bahan Ajar Mata Kuliah mortar merupakan campuran material
Teknologi Beton Program Studi yang terdiri dari agregat halus (pasir),
Pendidikan Teknik Bangunan UNS (I. bahan perekat (tanah liat, kapur, semen
N. Meiyati., dkk, 2015) dengan hasil portland), dan air dengan komposisi
penelitian berupa substitusi lumpur tertentu.
geothermal sebagai pengganti sebagian Material – material penyusun mortar
semen akan meningkatkan kuat tekan terdiri dari air, agregat, semen
beton pada variasi tertentu saja. Hal ini portland, dan pozzolan
dibuktikan dari nilai optimum kuat tekan
mortar pada variasi lumpur geothermal a. Air
20% sebesar 27,093 Mpa pada umur Air diperlukan pada
mortar 28 hari dan 27,266 Mpa pada pembentukan semen yang akan
umur mortar 56 hari. memengaruhi kemudahan
pengerjaan adukan beton
II. PEMBAHASAN (workability), kekuatan susut, dan
2.1 Lumpur Geothermal keawetan beton. Air yang
Lumpur geothermal merupakan diperlukan untuk bereaksi dengan
salah satu limbah padat yang berasal semen hanya sekitar 25% dari berat
dari proses Pembangkit Listrik tenaga semen. Apabila penggunaan air
Panas Bumi (PLTP). Lumpur terlalu berlebihan, dapat
geothermal mempunyai potensi yang mengakibatkan bleeding atau
besar dalam industri yaitu sebagai munculnya buih pada adukan beton
sumber silika. Silika dalam lumpur sehingga menurunkan kuat tekan
geothermal ini diperoleh dengan cara beton.
membakar lumpur pada suhu tertentu
dengan bantuan uap panas sisa b. Agregat
pengolahan PLTP kemudian Agregat adalah butiran
dihasilkan abu yang berwarna mineral alami yang berfungsi
keputihan yang mengandung silika sebagai bahan pengisi dalam
sebagai komponen utama. Lumpur campuran mortar atau beton. 70%
geothermal yang telah mengalami
3
adukan mortar atau beton diisi oleh 35% berat semen. Laju kenaikan
agregat halus dan agregat kasar. kekuatannya lebih lambar dari
beton normal pada hari ke 28.
c. Semen Portland Namun setelah 90 hari kuat
Semen adalah bahan tekannya lebih tinggi dari kuat
pengikat hidrolis yang terbuat dari tekan beton normal.
klingker dan gips yang apabila
dicampur akan mengalami reaksi
kimia dan menghasilkan daya tekan 2.3 Kuat Tekan
yang kuat. Kekuatan tekan adalah kemampuan
mortar untuk menerima gaya tekan per
d. Pozzolan satuan luas, yang menyebabkan benda
Pozzolan adalah bahan alam uji beton hancur bila dibebani dengan
atau buatan yang tersusun dari gaya tekan tertentu, yang dihasilkan
unsur silikat atau aluminat yang oleh mesin tekan. Kuat tekan
reaktif (PUBI 1982). Pozzolan mengidentifikasi mutu dari sebuah
tidak mempunyai sifat seperti struktur karena semakin tinggi tingkat
semen, akan tetapi dengan kekuatan struktur yang dikehendaki,
bentuknya yang halus dan jika maka semakin tinggi pula mutu beton
ditambahkan air akan berekasi yang harus dihasilkan. Rumus umum
secara kimiawi dengan kalsium kuat tekan beton berdasarkan SNI 03-
hidroksida dan pada suhu kamar 1974-1990 adalah sebagai berikut :
akan membentuk senyawa kalsium
aluminat hidrat yang mempunyai 𝑃
sifat seperti semen. Adapun proses
𝑓′𝑐 = …………………………(1)
𝐴
kimianya dapat ditulis sebagai Dengan :
berikut : F’c = Kuat tekan (Mpa)
P = Beban Maksimum (N)
CH + S + H → C – S – H A = Luas Penampang (mm2)
dan Pengujian kuat tekan beton dilakukan
CH + A + H → C – A – H dengan menggunakan alat yang
disebut dengan Compressive Test
Dimana : Machine.
CH = Kalsium hidroksida
(Ca(OH)) 2.4 Metode Penelitian
S = Silikon dioksida (SiO) Dalam penelitian penggunaan
A = Aluminium oksida (AlO) lumpur geothermal sebagai pengganti
C-S-H = Kalsium silikat hidrat (C S semen ini, digunakan metode
H) kuantitatif dengan pendekatan
Pozzolan yang terkandung eksperimen yang dilaksanakan di
dalam lumpur geothermal (sludge) laboratorium dengan kondisi dan
dapat dipakai sebagai pozzolan perlengkapan yang disesuaikan dengan
bahan pengganti semen portland kebutuhan penelitian untuk memeroleh
dengan penggunaan sebesar 10 –
4
data kuat tekan beton pada umur 28 Tabel 1 Rincian Benda Uji
hari.
Persentase Penggantian
Umur Jumlah
Lumpur Geothermal
Mortar Sampel
0% 10% 20% 30%
28 Hari 3 bh 3 bh 3 bh 3 bh 12 bh
56 Hari 3 bh 3 bh 3 bh 3 bh 12 bh
Total Sampel 24 bh
III. PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pembahasan
Hasil pengujian rata – rata kuat
tekan beton dengan memanfaatkan
lumpur geothermal (sludge) sebagai
alternatif pengganti semen pada mortar
beton dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Kuat
Variasi
Umur Tekan Rata
No Lumpur
Mortar - rata
geothermal
(Mpa)
1 0% 19,80
2 10% 17,32
28 Hari
3 20% 27,09
4 30% 18,91
1 0% 26,67
2 10% 20,35
56 Hari
3 20% 27,20
4 30% 21,79
Sumber : jurnal.uns.ac.id/ijcee/article
2.5 Sampel
Sampel yang digunakan dalam
pengujian kuat tekan beton ini yaitu
kubus beton sebanyak 24 buah.
5
yang dibuktikan dengan nilai F hitung
Kuat Tekan Beton (0,094) < F Tabel (3,47) dan signifikan
Umur 28 Hari kuat tekan beton sebesar 0,788 > 0,05.
Selain itu, dilihat dari nilai R sebesar
30,00
Kuat tekan rata - rata (MPa)
25,00
6
mengalami kenaikan sebesar 0,39 Institut Teknologi Sepuluh
dari 27,09 Mpa menjadi 27,20 Mpa. Nopember). Hal ini sesuai dengan
4. Variasi lumpur geothermal sebesar kondisi lumpur geothermal yang
30% kuat tekan rata – rata beton mengandung silika (SiO2) dalam
mengalami kenaikan sebesar kadar yang sangat tinggi(sekitar 60-
13,25% dari 18,91 Mpa menjadi 70%).
21,79 Mpa.
7
dan Tipe PCC terhadap Teknik Bangunan UNS.
Peningkatan Mutu Beton, Universitas Sebelas Maret.
Universitas Negeri Semarang. SNI 03 – 2834 – 2000, Tata Cara
SNI 2487:2013, Persyaratan Betpn Pembuatan Rencana
Struktural untuk Bangunan Campuran Beton Normal,
Gedung, Badan Standarisasi Badan Standarisasi Nasional.
nasional. Nurdiyanto, Nanang, 2011.
Meiyati, I.N., dkk, Pemanfaatan Pemanfaatan Limbah Lumpur
Lumpur Geothermal Panas Bumi dari Pembangkit
(Geothermal Sludge) untuk Listrik Tenaga Panas Bumi
Pengganti Sebagian Semen Dieng sebagai Bahan
Terhadap Kuat Tekan Mortar Pozzolan, Tesis. Yogyakarta :
Sebagai Suplemen Bahan Ajar S2 Mag. Fakultas Teknik
Mata Kuliah Teknologi Beton UGM.
Program Studi Pendidikan