Anda di halaman 1dari 8

INOVASI PENGOLAHAN LUMPUR PANAS BUMI

(GEOTHERMAL SLUDGE) SEBAGAI ALTERNATIF


PENGGANTI SEMEN DENGAN MEMANFAATKAN UAP
PANAS SISA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS
BUMI
Innovation of Geothermal Sludge Processign as An Alternative to
Replace Cement by Utilizing The Rest of Geothermal Power Plant
Steam
Nabila Zalfaa R. A.1, Tsamaran Nabilah S.2
Universitas Gadjah Mada
nabilazalfaa88@gmail.com, tsamarahnabilah5@gmail.com

ABSTRAK
Pengolahan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik menghasilkan limbah B3
(Bahan Beracun dan Berbahaya) yang berpotensi mencemari lingkungan. Salah satu limbah
yang dihasilkan dari pengolahan panas bumi yaitu sludge yang mengandung unsur silikon,
tembaga, timbal, zink, mangan, dan besi yang merupakan logam berat. Untuk mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan, maka sludge dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti
semen yang lebih ekonomis dan mempunyai kualitas yang setara. Zat silika yang
terkandung dalam lumpur geothermal (sludge) merupakan bahan pengisi yang berperan
dalam meningkatkan kekuatan semen.
Pengolahan sludge ini dilakukan dengan cara menggabungkan semen dengan
lumpur geothermal untuk mengetahui komposisi adukan paling ideal jika ditinjau dari segi
kuat tekan pada sampel mortar. Dalam karya tulis ini, dibuat sampel kubus dengan ukuran
50 x 50 x 50 mm dengan 4 variasi mix desain yaitu adukan 1(100%PC; 0%LG), 2(90%PC;
10% LG), 3(80%PC; 20%LG) dan 4(70%PC; 30%LG). Perbandingan antara PC dan pasir
adalah 1 : 2,75 dengan FAS 0,4 semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen
portland tipe I dan ditinjau pada hari ke 7, 28, dan 56.
Kuat tekan tertinggi beton sebesar 27,09 Mpa pada hari ke 28 dan 27,20 Mpa pada
hari ke 56 yang diperoleh dengan menambahkan 20% campuran lumpur geothermal dari
kebutuhan semen portland pada umumnya. Kuat tekan beton pada umur 28 hari dan 56 hari
memenuhi persyaratan minimal kuat tekan beton 17 Mpa menurut SNI 2847:2013. Dapat
disimpulkan bahwa penggunaan sludge sebagai pengganti semen merupakan alternatif
yang efisien.
Kata Kunci : lumpur geothermal, pengganti semen, kuat tekan beton
'
ABSTRACK
the processing of geothermal energy as a powerplant produces B3 waste which has
the potential to pollute the environment. One of the wastes produced from geothermal
processing is sludge which contains elements of silicon, copper, lead, zinc, manganese, and

1
iron which are heavy metals. To reduce the negative impact, sludge is used as an
alternative to cement which is more economical. Silica contained in sludge is a filler that
plays a role in increasing the strenght of cement.
This sludge processing is carried out by combining cement with sludge to
determine the ideal mix composition from the perspective of the compressive strength of
the mortar sample. In this paper, sample cube with a size of 50 x 50 x 50 mm were made
with 4 variation of the mix design, 1(100%PC; 0%LG), 2(90%PC; 10% LG), 3(80%PC;
20%LG) dan 4(70%PC; 30%LG). the ratio between portland cement and sand was 1 : 2,75
with FAS 0,4. The cement used in this study was portland cement type I and reviewed on
day 7, 28, and 56.
The highest compressive strenght of concrete is 27,09 Mpa on the 28th day and
27,20 Mpa on the 56th dat which is obtained by adding 20% of the sludge mixture from the
needs of portland cement in general. The compressive strenght of concrete at 28 days and
56 days meets the minimum requirements for the compressive strenght of 17 Mpa concrete
according to SNO 2847:2013. It can be concluded that the use of sludge as a substitute for
cement is an efficient alternative.
Keywords : sludge, cement substitute, concrete compressive strenght.

I. PENDAHULUAN dihasilkan ini berupa lumpur geothermal


1.1 Latar Belakang atau sludge yang dapat mencemari
Indonesia adalah negara yang lingkungan dan membahayakan
memiliki potensi sumber daya panas kesehatan manusia jika dibung ke
bumi (geothermal) terbesar di dunia. lingkungan.
Berdasarkan data Kementrian Energi Lumpur geothermal (sludge)
Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun mengandung bahan silika (SiO2) yang
2016, total potensi panas bumi di dapat dimanfaatkan sebagai bahan
Indonesia sebesar 29.543,5 Mega Watt pencampur semen dalam pembuatan
(MW). Uap panas bumi ini diperoleh mortar yang dinilai dapat meningatkan
dengan cara melakukan pengeboran kuat tekan beton. Selain untuk mendaur
(eksplorasi) dan eksploitasi yaitu ulang limbah geothermal, alternatif ini
kegiatan operasi produksi panas bumi juga dapat digunakan untuk
yang telah dihasilkan. Panas bumi dalam meminimalisasi penggunaan semen
bentuk uap air adalah sumber energi bangunan yang semakin hari semakin
terbarukan (renewable) yang digunakan langka keberadaannya dan mengurangi
sebagai penggerak turbin untuk angka polutan yang merusak
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi lingkungan.
(PLTP). Penggunaan energi panas bumi Adukan disebut sebagai mortar untuk
ini memiliki nilai positif karena dapat pasangan tersusun dari bahan perekat,
menekan angka penggunaan bahan pasir (agregat halus) dan sejumlah air,
bakar fosil. Akan tetapi, penggunaan sehingga campuran memiliki kelecakan
energi panas bumi ini juga memberikan (konsistensi) yang mudah dikerjakan
dampak negatif karena pengolahannya (workable) (Kusdiyono, 2011). Fungsi
yang menghasilkan limbah B3 (Bahan mortar adalah sebagai matriks pengikat
Beracun dan Berbahaya). Limbah yang bagian penyusun suatu konstruksi baik

2
bersifat struktural maupun non – proses pembakaran akan berubah
struktural. Penggunaan mortar untuk menjadi serbuk geothermal. Serbuk
konstruksi bersifat struktural misalnya geothermal yang dihasilkan sebanyak
mortar pasangan batu belah untuk 15 – 30% dari berat lumpur yang
struktur pindasi, sedangkan untuk dibakar dan mengandung silika dengan
konstruksi non – struktural untuk kadar 75 – 85%. Silika inilah yang
pasangan batu bata dinding pengisi kemudian dimanfaatkan sebagai bahan
(Felisa O. L., dkk., 2016). campuran dalam pembuatan mortar
Karya tulis ini mengangkat kajian untuk meningkatkan kekuatan tekan
penelitian terdahulu yaitu Pemanfaatan beton.
Lumpur Geothermal (Geothermal
Sludge) untuk Pengganti Semen 2.2 Mortar
Terhadap Kuat Tekan Mortar Sebagai Berdasarkan SNI 03-6825-2002,
Suplemen Bahan Ajar Mata Kuliah mortar merupakan campuran material
Teknologi Beton Program Studi yang terdiri dari agregat halus (pasir),
Pendidikan Teknik Bangunan UNS (I. bahan perekat (tanah liat, kapur, semen
N. Meiyati., dkk, 2015) dengan hasil portland), dan air dengan komposisi
penelitian berupa substitusi lumpur tertentu.
geothermal sebagai pengganti sebagian Material – material penyusun mortar
semen akan meningkatkan kuat tekan terdiri dari air, agregat, semen
beton pada variasi tertentu saja. Hal ini portland, dan pozzolan
dibuktikan dari nilai optimum kuat tekan
mortar pada variasi lumpur geothermal a. Air
20% sebesar 27,093 Mpa pada umur Air diperlukan pada
mortar 28 hari dan 27,266 Mpa pada pembentukan semen yang akan
umur mortar 56 hari. memengaruhi kemudahan
pengerjaan adukan beton
II. PEMBAHASAN (workability), kekuatan susut, dan
2.1 Lumpur Geothermal keawetan beton. Air yang
Lumpur geothermal merupakan diperlukan untuk bereaksi dengan
salah satu limbah padat yang berasal semen hanya sekitar 25% dari berat
dari proses Pembangkit Listrik tenaga semen. Apabila penggunaan air
Panas Bumi (PLTP). Lumpur terlalu berlebihan, dapat
geothermal mempunyai potensi yang mengakibatkan bleeding atau
besar dalam industri yaitu sebagai munculnya buih pada adukan beton
sumber silika. Silika dalam lumpur sehingga menurunkan kuat tekan
geothermal ini diperoleh dengan cara beton.
membakar lumpur pada suhu tertentu
dengan bantuan uap panas sisa b. Agregat
pengolahan PLTP kemudian Agregat adalah butiran
dihasilkan abu yang berwarna mineral alami yang berfungsi
keputihan yang mengandung silika sebagai bahan pengisi dalam
sebagai komponen utama. Lumpur campuran mortar atau beton. 70%
geothermal yang telah mengalami

3
adukan mortar atau beton diisi oleh 35% berat semen. Laju kenaikan
agregat halus dan agregat kasar. kekuatannya lebih lambar dari
beton normal pada hari ke 28.
c. Semen Portland Namun setelah 90 hari kuat
Semen adalah bahan tekannya lebih tinggi dari kuat
pengikat hidrolis yang terbuat dari tekan beton normal.
klingker dan gips yang apabila
dicampur akan mengalami reaksi
kimia dan menghasilkan daya tekan 2.3 Kuat Tekan
yang kuat. Kekuatan tekan adalah kemampuan
mortar untuk menerima gaya tekan per
d. Pozzolan satuan luas, yang menyebabkan benda
Pozzolan adalah bahan alam uji beton hancur bila dibebani dengan
atau buatan yang tersusun dari gaya tekan tertentu, yang dihasilkan
unsur silikat atau aluminat yang oleh mesin tekan. Kuat tekan
reaktif (PUBI 1982). Pozzolan mengidentifikasi mutu dari sebuah
tidak mempunyai sifat seperti struktur karena semakin tinggi tingkat
semen, akan tetapi dengan kekuatan struktur yang dikehendaki,
bentuknya yang halus dan jika maka semakin tinggi pula mutu beton
ditambahkan air akan berekasi yang harus dihasilkan. Rumus umum
secara kimiawi dengan kalsium kuat tekan beton berdasarkan SNI 03-
hidroksida dan pada suhu kamar 1974-1990 adalah sebagai berikut :
akan membentuk senyawa kalsium
aluminat hidrat yang mempunyai 𝑃
sifat seperti semen. Adapun proses
𝑓′𝑐 = …………………………(1)
𝐴
kimianya dapat ditulis sebagai Dengan :
berikut : F’c = Kuat tekan (Mpa)
P = Beban Maksimum (N)
CH + S + H → C – S – H A = Luas Penampang (mm2)
dan Pengujian kuat tekan beton dilakukan
CH + A + H → C – A – H dengan menggunakan alat yang
disebut dengan Compressive Test
Dimana : Machine.
CH = Kalsium hidroksida
(Ca(OH)) 2.4 Metode Penelitian
S = Silikon dioksida (SiO) Dalam penelitian penggunaan
A = Aluminium oksida (AlO) lumpur geothermal sebagai pengganti
C-S-H = Kalsium silikat hidrat (C S semen ini, digunakan metode
H) kuantitatif dengan pendekatan
Pozzolan yang terkandung eksperimen yang dilaksanakan di
dalam lumpur geothermal (sludge) laboratorium dengan kondisi dan
dapat dipakai sebagai pozzolan perlengkapan yang disesuaikan dengan
bahan pengganti semen portland kebutuhan penelitian untuk memeroleh
dengan penggunaan sebesar 10 –

4
data kuat tekan beton pada umur 28 Tabel 1 Rincian Benda Uji
hari.
Persentase Penggantian
Umur Jumlah
Lumpur Geothermal
Mortar Sampel
0% 10% 20% 30%
28 Hari 3 bh 3 bh 3 bh 3 bh 12 bh
56 Hari 3 bh 3 bh 3 bh 3 bh 12 bh
Total Sampel 24 bh

III. PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pembahasan
Hasil pengujian rata – rata kuat
tekan beton dengan memanfaatkan
lumpur geothermal (sludge) sebagai
alternatif pengganti semen pada mortar
beton dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

Tabel 2 Hasil Pengujian Mortar

Kuat
Variasi
Umur Tekan Rata
No Lumpur
Mortar - rata
geothermal
(Mpa)
1 0% 19,80
2 10% 17,32
28 Hari
3 20% 27,09
4 30% 18,91
1 0% 26,67
2 10% 20,35
56 Hari
3 20% 27,20
4 30% 21,79

Gambar 1Alur Penelitian

Sumber : jurnal.uns.ac.id/ijcee/article

2.5 Sampel
Sampel yang digunakan dalam
pengujian kuat tekan beton ini yaitu
kubus beton sebanyak 24 buah.

5
yang dibuktikan dengan nilai F hitung
Kuat Tekan Beton (0,094) < F Tabel (3,47) dan signifikan
Umur 28 Hari kuat tekan beton sebesar 0,788 > 0,05.
Selain itu, dilihat dari nilai R sebesar
30,00
Kuat tekan rata - rata (MPa)

0,045 dan nilai R berada pada interval


25,00 0,00 – 0,199 yang artinya bahwa
20,00 tingkat hubungan antara variabel bebas
15,00
(persentase lumpur geothermal)
terhadap variabel terikat (kuat tekan
10,00
beton) berpengaruh sangat rendah.
5,00 Berdasarkan gambar 2 dan gambar
0,00 3 terlihat nilai presentase lumpur
0% 10% 20% 30% geothermal campuran 20% memiliki
Presentase variasi lumpur geothermal kuat tekan tertinggi sedangkan
persentase 10% memiliki kuat tekan
Gambar 2 Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 28 terendah. Kuat tekan mortar pada
Hari
variasi lumpur geothermal 20% lebih
tinggi daripada variasi 0% (tanpa
lumpur geothermal). Hal ini
Kuat Tekan Beton dibuktikan berdasarkan eksperimen
Umur 28 Hari yang telah dilakukan, kuat tekan
maksimum sampel didapatkan pada
30,00
persentase 20%.
Kuat tekan rata - rata (MPa)

25,00

20,00 3.3 Kenaikan Kuat Tekan Beton


15,00
Setelah Umur 28 Hari
Kenaikan terjadi pada semua
10,00 variasi. Berikut ini adalah deskripsi
5,00 kenaikan kuat tekan mortar
berdasarkan penelitian I. N. Meiyati.,
0,00
0% 10% 20% 30%
dkk.
Presentase variasi lumpur geothermal 1. Variasi lumpur geothermal sebesar
0% kuat tekan rata – rata beton
Gambar 3 Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 56 mengalami kenaikan sebesar
Hari 25,75% dari 19,80 Mpa menjadi
26,67 Mpa.
2. Variasi lumpur geothermal sebesar
3.2 Kuat Tekan Beton
10% kuat tekan rata – rata beton
Berdasarkan pengujian yang telah
mengalami kenaikan sebesar
dilakukan oleh I. N. Meiyati., dkk,
14,99% dari 17,32 Mpa menjadi
hasil pengujian hipotesis dengan
20,35 Mpa.
analisis regresi dapat diketahui lumpur
3. Variasi lumpur geothermal sebesar
geothermal tidak berbengaruh secara
20% kuat tekan rata – rata beton
signifikan terhadap kuat tekan mortar

6
mengalami kenaikan sebesar 0,39 Institut Teknologi Sepuluh
dari 27,09 Mpa menjadi 27,20 Mpa. Nopember). Hal ini sesuai dengan
4. Variasi lumpur geothermal sebesar kondisi lumpur geothermal yang
30% kuat tekan rata – rata beton mengandung silika (SiO2) dalam
mengalami kenaikan sebesar kadar yang sangat tinggi(sekitar 60-
13,25% dari 18,91 Mpa menjadi 70%).
21,79 Mpa.

3.4 Nilai Optimum Campuran IV. KESIMPULAN


Mortar Secara Keseluruhan Setelah umur 28 hari, beton dengan
Berdasarkan hasil pengujian kuat kombinasi lumpur geothermal masih
tekan beton dari gambar grafik 2 dan mengalami peningkatan kekuatan tekan.
3 diperoleh kuat tekan maksimum Nilai kuat tekan tertinggi ditunjukkan
beton pada variasi lumpur geothermal oleh variasi lumpur geothermal 20%
20%. Pada variasi 20% menghasilkan dengan kuat tekan beton sebesar 27,09
nilai kuat tekan rata – rata 27,09 Mpa Mpa pada umur beton 28 hari dan 27,20
pada umur beton 28 hari dan 27,20 Mpa pada umur 56 hari. Apabila
Mpa pada umur beton 56 hari. Lumpur digunakan dalam pekerjaan konstruksi,
geothermal sebagai pengganti semen maka presentase pemakaian lumpur
berfungsi sebagai perekat karena geothermal yang dapat digunakan yaitu
dimungkinkan terjadi reaksi kimia sebesar 20% dari total jumlah semen
pada lumpur geothermal terhadap seharusnya yang digunkan sehingga
bahan penyusun mortar lainnya dapat tercapai nilai kuat tekan
sehingga menyebabkan maksimum selain itu dengan adanya
karakteristiknya sebagai pengganti inovasi ini dapat menunjang
semen hanya mencapai nilai optimum pembangunan berkelanjutan
pada variasi 20%. (sustainable develompment) karena
Untuk keperluan konstruksi yang mereduksi limbah geothermal yang ada
menghendaki pemakaian lumpur di lingkungan sehingga mengurangi
geothermal dapat digunakan variasi angka polutan.
lumpur geothermal sebesar 20%
sehingga akan didapatkan kuat tekan
beton yang maksimal. V. DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, Fatmah (2007) . Optimasi
3.5 Argumen Pendukung Proporsi Material Pozzolan
Dari hasil analisis di atas dapat Trass sebagai Bahan
dilihat bahwa Lumpur geothermal Pengganti Semen pada Beton
dapat digunakan sebagai alternatinif
Mutu Tinggi, Jurnal. Tersedia
pengganti semen. Secara umum,
di: http://elib.pdii.lipi.go.id/
semen portland, tersusun dari tiga
material utama, yaitu batu kapur,
Afif Muhammad, 2013. Pengaruh
lempung, dan campuran pasir silika, Penambahan Silika Fume dan
dan diolah dengan zat aditif lainnya Superplasticizer dengan
(Prof Dr Darminto, Msc, Guru Besar Pemakaian Semen Tipe PPC

7
dan Tipe PCC terhadap Teknik Bangunan UNS.
Peningkatan Mutu Beton, Universitas Sebelas Maret.
Universitas Negeri Semarang. SNI 03 – 2834 – 2000, Tata Cara
SNI 2487:2013, Persyaratan Betpn Pembuatan Rencana
Struktural untuk Bangunan Campuran Beton Normal,
Gedung, Badan Standarisasi Badan Standarisasi Nasional.
nasional. Nurdiyanto, Nanang, 2011.
Meiyati, I.N., dkk, Pemanfaatan Pemanfaatan Limbah Lumpur
Lumpur Geothermal Panas Bumi dari Pembangkit
(Geothermal Sludge) untuk Listrik Tenaga Panas Bumi
Pengganti Sebagian Semen Dieng sebagai Bahan
Terhadap Kuat Tekan Mortar Pozzolan, Tesis. Yogyakarta :
Sebagai Suplemen Bahan Ajar S2 Mag. Fakultas Teknik
Mata Kuliah Teknologi Beton UGM.
Program Studi Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai