Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No.

2, Juli 2011

PEMULIHAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON DENGAN VARIASI


DURASI PERAWATAN PASCA BAKAR

A.A. Gede Sutapa, I G.N. Oka Suputra, dan Karnata Mataram


Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,Denpasar

Abstrak: Penelitian perendaman beton pasca bakar dalam air memberi


harapan bahwa kekuatan beton pasca bakar dapat dipulihkan dengan cara
sederhana dan murah. Berapapun usia beton yang mengalami kebakaran
dapat dipulihkan kekuatannya dengan cara mengaktifkan kembali proses
hidrasi semen dalam beton. Waktu yang diperlukan untuk dapat
meningkatkan kembali kekuatan beton pasca bakar akan sangat tergantung
pada durasi perendaman. Oleh karena itu menjadi hal yang sangat penting
untuk mengetahui keterkaitan antara durasi perawatan dengan peningkatan
kembali kekuatan beton pasca bakar. Kuat tarik belah beton pasca dibakar
pada temperatur +800oC rata-rata sebesar 31,707 % atau mengalami
penurunan sebesar 68.393%. Sedangkan kuat tarik belah beton pasca bakar
setelah perendaman selama 7, 14 dan 28 hari masing-masing sebesar
64.808%, 67.908% dan 56.494% terhadap beton standar atau hanya terjadi
penurunan sebesar 35.192%, 32,092% dan 43,506%. Perendaman selama 14
hari mampu memberikan tingkat pemulihan kuat tarik belah beton pasca
bakar secara optimum. Perendaman yang semakin lama cenderung
mengakibatkan penurunan tingkat pemulihan kuat tarik belah beton pasca
bakar.

Kata kunci : durasi perendaman, pemulihan kuat tarik belah beton,


beton pasca bakar.

RECOVERY OF CONCRETE‘S SPLITTING TENSILE STRENGTH


WITH POST-FIRE TREATMENT DURATION VARIATION

Abstract: Research on the post-fire concrete immersed in the water expects


that its strength can be recovered with a simple and inexpensive ways. By
reactivating hydration process, the concrete’s strength can be recovered
regardless of the age of the post-fire concrete. The time needed to improve
the post-fire concrete strength depends on the immersed time duration in the
water. This research is carried out to determine the relationship between the
immersed time duration in the water and the level of concrete strength
recovery. The average of split tensile strength of concrete post-fire at a
temperature of +800 °C is of 31.707% or it is decreased by 68,393%. The
splitting tensile strength of post-fire concrete after being immerse in the
water during 7, 14 and 28 days are of 64,808%, 67,908% and 56,494% of
standard concrete respectively, or decreased by 35,192%, 32.092% and
43.506% respectively. Soaking for 14 days provides the level of recovery of
splitting tensile strength of concrete post-fire at its optimum. Soaking longer
tends to reduce the recovery rate of tensile strength of concrete post-fire.

Keywords : duration of immersion, the recovery of splitting tensile


strength of concrete, concrete post-fire

PENDAHULUAN 800oC mampu menurunkan kekuatan be-


ton hingga 68,119% (Saba, 2007). Oleh
Beton walaupun termasuk material tahan karena itu upaya memperbaiki kualitas be-
api namun kebakaran pada temperatur ton menjadi sebuah keharusan sebelum di-

205
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2, Juli 2011

fungsikan kembali. Berdasarkan penelitian Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan
yang dilakukan (Oka, 2009), perendaman diteliti hubungan antara durasi perenda-
beton pasca bakar selama 28 hari, mampu man dengan tingkat pemulihan kuat tarik
memulihkan kuat tekan beton sebesar belah beton pasca bakar.
60,735% dan kuat tarik belah sebesar
72,214% sehingga secara keseluruhan ha- MATERI DAN METODE
nya terjadi penurunan kuat tekan beton se-
besar 15,532% dan kuat tarik belah beton Sifat-Sifat Beton Akibat Pengaruh
sebesar 25,119%, dari kondisi semula. Pe- Temperatur Tinggi
ningkatan kembali kekuatan beton secara Pengaruh pemanasan sampai pada
drastis setelah perendaman diperkirakan temperatur 200ºC sebenarnya mengun-
disebabkan oleh adanya reaksi kembali tungkan terhadap beton, karena akan me-
butiran-butiran semen yang sebelumya be- nyebabkan penguapan dan penetrasi air ke
lum berjalan secara sempurna pada saat dalam rongga-rongga beton lebih dalam,
beton dibuat. Levi (2004) membuktikan sehingga memperbaiki sifat lekatan antar
bahwa berapapun umur beton selalu ada partikel-partikel C-S-H. Penelitian oleh
butir-butir semen yang belum bereaksi. Si- Rochman (2006) menunjukkan bahwa
sa semen yang belum bereaksi inilah yang kuat tekan beton benda uji silinder mau-
bereaksi dengan air akibat perendaman. pun kuat lentur benda uji yang dipanaskan
Kondisi ini memberi harapan bahwa dalam tungku pada temperatur 200ºC me-
berapapun usia beton yang mengalami ke- ningkat sekitar 10-15% dibandingkan de-
bakaran dapat dipulihkan kekuatannya de- ngan beton normal tanpa dipanaskan. Pada
ngan cara mengaktifkan kembali proses temperatur antara 400ºC-600ºC, penuru-
hidrasi semen dalam beton. nan kuat tekan dan kuat lentur dapat men-
Pada proses perendaman terjadi reaksi capai 50% dari kuat tekan sebelumnya.
antara air dan semen yang mengaktifkan Penurunan ini disebabkan karena adanya
kembali lekatan antara semen dan agregat. proses dekomposisi unsur C-S-H yang ter-
Reaksi tersebut memerlukan waktu seba- urai menjadi kapur bebas CaO serta SiO2
gaimana halnya pada proses perawatan yang tidak memiliki kekuatan sama sekali.
beton dimana peningkatan kekuatan naik Karena unsur C-S-H merupakan unsur
begitu pesat selama awal dari masa penge- utama yang menopang kekuatan beton,
rasan dan makin lama makin berkurang maka pengurangan C-S-H yang jumlahnya
(Murdock, 1999). Dengan demikian ma- cukup banyak akan sangat mengurangi ke-
ka waktu yang diperlukan untuk dapat me- kuatan beton. Jika suhu dinaikkan sampai
ningkatkan kembali kekuatan beton pasca mencapai 1000ºC terjadi proses karboni-
bakar akan sangat tergantung pada durasi sasi yaitu terbentuknya Calsium Carbonat
perendaman. Oleh karena itu menjadi hal (CaCO3) yang berwarna keputih-putihan
yang sangat penting untuk mengetahui ke- sehingga merubah warna permukaan be-
terkaitan antara durasi perendaman de- ton menjadi lebih terang. Disamping itu
ngan peningkatan kembali kekuatan beton pada temperatur ini terjadi penurunan
pasca bakar. drastis lekatan antara batuan dan pasta se-
Kuat tarik belah merupakan salah satu men, yang ditandai oleh retak-retak dan
sifat penting beton selain kuat tekan teru- kerapuhan beton (mudah dipecah dengan
tama untuk gedung pasca kebakaran. Me- tangan).
nurunnya kekuatan tarik belah beton pasca
bakar berpeluang munculnya retak-retak Waktu Pengikatan Reaksi Semen
baru ketika dibebani kembali. Adanya re- Pencampuran air dengan semen Port-
tak baru berpotensi menyebabkan udara land menimbulkan reaksi kimia yang di-
dan zat-zat agresif masuk sehingga berpe- namakan hidrasi yang menghasilkan pasta
ngaruh pada umur pakai beton tersebut. yang plastis dan terbentuk dalam kurun

206
Pemulihan Kekuatan Tarik Belah Beton ……………………...… Sutapa, Suputra, dan Mataram

waktu tertentu, dimana karakteristiknya ti- jutan ini secara berangsur-angsur mening-
dak berubah. Kurun waktu dimana tidak katkan kekuatan dan kepadatan beton, se-
terjadi perubahan karakterisrik ini dikenal buah proses yang berkelanjutan sampai
dengan periode dorman. Selang beberapa beberapa tahun. Adanya partikel semen
saat terjadi perubahan pada pasta plastis yang belum mengalami hidrasi inilah
menjadi lebih kaku, walaupun masih lu- menjadi sebab timbulnya gejala penutupan
nak namun sudah mulai sukar dibentuk. retak oleh beton sendiri.
Fase ketika terjadi perubahan ini disebut
initial set, dimana waktu air mulai dicam- Perawatan Beton
purkan dengan initial set disebut waktu Reaksi kimia yang terjadi pada pengi-
pengikatan awal (initial setting time). Fase katan dan pengerasan beton tergantung
ini berlanjut hingga kekakuannya mencip- pada pengadaan airnya. Meskipun pada
takan padatan yang utuh, dan bila ini ter- keadaan normal, air yang tersedia pada
capai disebut fase final set, dimana waktu jumlah yang memadai untuk hidrasi penuh
yang diperlukan untuk terbentuknya pada- selama pencampuran, perlu adanya jami-
tan yang utuh disebut waktu pengikatan nan bahwa masih ada air yang tertahan
akhir (final setting time). atau jenuh untuk memungkinkan kelanju-
Menurut standar, waktu pengikatan tan reaksi kimia tersebut. Penguapan dapat
awal yang diperlukan adalah 45 menit (Vi- menyebabkan terhentinya proses hidrasi
cat test) dan 60 menit (Gillmore), sedang- dan penyusutan kering yang terlalalu ce-
kan waktu pengikatan akhir adalah 8 jam pat, sehingga berakibat berkurangnya pe-
(Vicat test) dan 10 jam (Gillmore). ngikatan kekuatan dan timbulnya te-
Dalam kenyataan di lapangan, waktu gangan tarik yang mungkin menyebabkan
setting ini sangat banyak dipengaruhi oleh retak. Selain penguapan perbedaan suhu
kondisi lingkungan yaitu temperatur lapa- yang besar baik dalam betonya sendiri
ngan dan angin dapat mempercepat waktu maupun dalam hubunganya dengan keada-
pengikatan. Selain itu, kondisi agregat ju- an sekelilingnya juga sangat berpengaruh
ga memegang peranan penting terhadap terhadap proses pengikatan kekuatan be-
waktu pengikatan ini, dimana agregat ton.
yang kering dan panas dapat juga mem- Perawatan yang baik terhadap beton
percepat waktu pengikatan. (Sjafei Amri, akan memperbaiki beberapa segi dari kua-
2005). litasnya. Disamping lebih kuat dan lebih
awet terhadap agresi kimia, beton juga le-
Hubungan Kenaikan Kekuatan dengan bih tahan aus karena lalulintas dan lebih
Umur Beton kedap air. Oleh karena itu perlu direnca-
Kecepatan penambahan kekuatan dari nakan suatu cara perawatan untuk mem-
semen dan beton, telah dibuat dan tam- pertahankan beton supaya terus menerus
paknya hal ini tergantung dari senyawa- dalam keadaan basah selama perioda be-
senyawa yang ada. Kekuatan naik dengan berapa hari atau bahkan beberapa minggu,
pesat selama awal dari masa pengerasan termasuk pencegahan penguapan dengan
dan makin lama makin berkurang. Pada pengadaan beberapa pelindung selimut
awal dari hidrasi hanya berlangsung reaksi yang sesuai maupun membasahi permuka-
kimia pada sebelah luar partikel semen. annya secara berulang-ulang.
Dan bilamana sepotong beton diperiksa
dibawah mikroskop, tampak masih adanya Perubahan Sifat Beton Pasca Dibakar
partikel yang belum mengalami hidrasi Mekanisme perubahan sifat beton pas-
dalam pasta yang mengeras. Partikel yang ca dibakar akan dijelaskan sebagai beri-
belum mengalami hidrasi ini terus menye- kut:
rap air dari udara meskipun air pencampur
telah kering. Proses kimia yang berkelan-

207
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2, Juli 2011

Reaksi hidrasi beton


2(3CaO.SiO2) + 6H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2
Trikalsium silikat gel tobermorite kalsium hidroksida

2(2CaO.SiO2) + 4H2O → 3CaO.2SiO2.2H2O + Ca(OH)2


Dikalsium silikat gel tobermorite kalsium hidroksida

Reaksi pembakaran
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O + panas
Reaksi karbonisasi pada saat pembakaran beton
Ca(OH)2 + CO2 → CaCO3 + 2 H2O

Kalsium karbonat

Dengan terjadinya reaksi karbonisasi dalam beton dan bereaksi dengan senyawa
atau neutralization, pH beton yang sebe- C2S pada semen akibat beton terbakar.
lumnya berkisar 12,5 akan turun menjadi Hasil dari reaksi ini adalah CSH dan
lebih kecil dari 9. beton menjadi seperti Ca(OH)2.
dinetralkan. Berdasarkan uraian reaksi Secara umum tingkat pemulihan ke-
karbonisasi di atas, dapat dikatakan bahwa kuatan beton pasca bakar dengan perenda-
pengaruh pembakaran terhadap perubahan man berhubungan dengan mutu beton ya-
karakteristik beton hanya sedalam lapisan itu dengan melihat perbandingan air dan
beton yang mampu ditembus oleh gas kar- semennya. Semakin kecil kadar air berarti
bon dioksida (CO2) sehingga hanya seda- jumlah semen yang belum bereaksi sema-
lam itulah terjadi reaksi karbonisasi yang kin banyak sehingga tingkat pemulihan
mengubah pH beton menjadi lebih kecil beton akan semakin tinggi dan cepat. Se-
dari 9. lain itu semakin lama beton terbakar be-
rarti panas yang diterima beton akan se-
Gambaran Umum Recovery makin tinggi. Akibatnya proses pemulihan
Pembakaran beton dengan suhu 500°C yang harus dilakukan semakin lama dan
– 700°C selain akan mengalami kerusakan tingkat pemulihan beton justru tidak terla-
dan penurunan kekuatan, beton tersebut lu tinggi (Partowiyatmo, 2005).
juga akan berubah menjadi semen kemba- Fenomena kembalinya strength setelah
li. Ketika beton terbakar dengan suhu post-fire-recuring dilaporkan pertama kali
300°C air dari pori-pori beton akan me- oleh Crook (1970), yang melakukan pem-
nguap. Pada temperature 450°C hingga bakaran blok-blok beton pada suhu 620°C.
550°C senyawa Ca (OH)2 terurai menjadi Kekuatan beton mengalami penurunan
CaO dan H2O. Saat temperatur mencapai oleh karena suhu yang tinggi, tetapi ketika
600°C – 700°C senyawa CSH akan terurai blok-blok beton dibasahi dalam air untuk
menjadi butiran semen dengan kata lain waktu yang singkat maka kekuatan yang
beton kembali kebentuk awal sebagai sebenarnya dapat kembali. Disimpulkan
semen. Levi (2004) secara mikroskopis bahwa blok capillaries awal oleh gel C-S-
membuk-tikan adanya butiran semen dan H dibuka dalam proses pembakaran / pe-
retakan-retakan didalam beton. Berapa manasan dan diisi oleh hasil rehydrasi
pun umur beton didalamnya tetap terdapat yang lebih kecil yang dihasilkan oleh pro-
butiran semen yang belum bereaksi. Hal ses karbonasi dalam keadaan basah. Pro-
inilah yang memungkinkan dilakukan ses rehydration ini mengurangi tingkat
pemulihan beton dengan menyiramnya porositas atau daya serap dari beton dan
dengan air. Treatment penyiraman air berakibatkan pada kembalinya kekuatan
pada proses pemulihan kekuatan beton beton.
terbakar bertujuan agar air meresap ke

208
Pemulihan Kekuatan Tarik Belah Beton ……………………...… Sutapa, Suputra, dan Mataram

Rancangan kegiatan pengaturan temperatur menggunakan


regulator tekanan gas.
Benda Uji
Dalam penelitian ini dipergunakan Pengujian Benda Uji
benda uji berbentuk silinder dengan dia- Uji tarik belah terhadap beton standar,
meter 150 mm dan tinggi 300 mm. Benda beton pasca bakar tanpa perendaman dan
uji dikelompokan dalam 4 (empat) perla- beton pasca bakar dengan perendaman
kuan antara lain beton standar, beton pas- selama 7, 14 dan 28 hari dilakukan
ca bakar, beton pasca bakar direndam 7 bersamaan pada umur 56 hari. Penurunan
hari, 14 hari dan 28 hari. Setiap perla- dan pemulihan kuat tarik belah beton
kuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 dirumuskan sebagai berikut :
kali dan setiap ulangan dibuat tiga benda
uji, sehingga jumlah keseluruhan benda BS BPB
Penurunan x100%
uji adalah 45 buah. BS
BDP BPB
Pemulihan x100%
Tabel 1. Rancangan jumlah benda uji un- BS BPB
tuk pengujian kuat tarik belah Dimana :
Perlakuan Jumla BDP = Beton Pasca Bakar Dengan
Ulangan
I II III IV V h Perendaman
BPB = Beton Pasca Bakar
1 3 3 3 3 3 15
BS = Beton Standar
2 3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 3 3 15 HASIL DAN PEMBAHASAN
Total 9 9 9 9 9 45
Pembakaran Beton
Hasil pengamatan terhadap tempera-
Keterangan :
tur pembakaran diplot dalam suatu sistem
Perlakuan I : Beton Standar.
diagram garis seperti terlihat pada Gambar
Perlakuan II : Beton pasca bakar (tanpa
1.
perendaman).
Perlakuan III : Beton pasca bakar dengan
Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
perendaman selama 7 hari.
Hasil pengujian kuat tarik belah beton
Perlakuan IV : Beton pasca bakar dengan
dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2,
perendaman selama 14 hari.
yang menunjukkan bahwa kuat tarik belah
Perlakuan V : Beton pasca bakar dengan
rata-rata beton standar sebesar 3.357 MPa
perendaman selama 28 hari.
dan beton pasca bakar (tanpa perendaman)
sebesar 1.061 MPa. Sedangkan kuat tarik
Pembakaran Beton.
belah beton pasca bakar yang direndam
Pembakaran benda uji dilakukan
selama 7, 14 dan 28 hari masing-masing
dengan menggunakan tungku pembakaran
sebesar 2.170 MPa, 2.277 MPa, 1.895
keramik BPPT. Pembakaran dilakukan
MPa.
pada suhu ruangan (27°C), suhu yang
Selanjutnya, Tabel 3 dan Gambar 3
ditargetkan adalah 800°C yang direncana-
menunjukkan bahwa beton yang terbakar
kan tercapai pada menit ke-180 (3 jam)
pada temperatur 800oC yang dicapai
kemudian dipertahankan selama 20 menit
dalam waktu 180 menit mengalami
sehingga proses pembakaran berlangsung
penurunan kuat tarik belah sebesar 2.296
selama 200 menit. Setelah itu proses
MPa atau 68.393 % terhadap kondisi
pembakaran dihentikan dan didiamkan
semula.
agar mencapai suhu ruangan. Pencatatan
suhu menggunakan Pyrometer digital dan

209
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2, Juli 2011

Gambar 1. Hubungan antara waktu dan temperatur tungku pembakaran

Tabel 2. Hasil pengujian kuat tarik belah beton


Kuat Tarik Belah Beton (MPa)
Beton Pasca Bakar
Ulangan Beton
Tanpa Dengan Perendaman
Standar
Perendaman 7 hari 14 hari 28 hari
3.114 1.132 2.264 2.193 1.981
1 3.680 1.273 2.122 2.236 2.051
3.255 1.203 2.194 2.264 1.981
3.537 0.919 2.264 2.335 1.945
2 3.680 0.991 2.193 2.476 2.122
3.607 0.962 2.122 2.406 1.768
3.114 1.026 2.264 2.193 1.698
3 3.114 0.919 2.122 2.264 1.768
3.114 1.132 1.981 2.122 1.741
Rata-rata 3.357 1.061 2.170 2.277 1.895

Gambar 2. Kuat tarik belah beton rata-rata

210
Pemulihan Kekuatan Tarik Belah Beton ……………………...… Sutapa, Suputra, dan Mataram

Tabel 3. Persentase penurunan kuat tarik belah rata-rata beton pasca bakar
Kuat Tarik Belah Beton Rata-Rata (MPa)
Penurunan Kuat
Beton Pasca Bakar Tarik Belah (%)
Beton Standar Penurunan
(Tanpa Perendaman)
a b c = a-b c/a * 100%

3.357 1.061 2.296 68.393

Persentase
Penurunan :
68,393%

Gambar 3. Penurunan kuat tarik belah rata-rata beton pasca bakar

Pemulihan Kuat Tarik Belah Beton gat disebabkan adanya penguapan air dan
Pasca Bakar setelah Perendaman terurainya semen menjadi butiran sehing-
Selama perendaman air meresap ke ga pola pecah pada beton pasca bakar cen-
dalam beton, dan mengaktifkan kembali drung terjadi pada bagian pasta. Namun
lekatan antara semen dengan agregat kasar untuk beton pasca bakar dengan perenda-
sehingga mampu memulihkan kuat tarik man menunjukkan pola pecah sebagian
belah beton pasca bakar. Gambar 4 me- besar kembali terjadi pada agregat. Hal
nunjukkan perbedaan pola pecah beton tersebut membuktikan bahwa terjadinya
standar, beton pasca bakar dan beton pas- reaksi kembali antara air dengan semen
ca bakar dengan perendaman. Pada beton pada saat perendaman yang mengaktifkan
standar pola pecah sebagian besar terjadi kembali lekatan antara pasta dan agregat
pada agregat. Temperatur tinggi meyebab- sehingga lekatan pada agregat semakin
kan turunnya kekuatan lekat antara spesi kuat.
dengan agregat. Penurunan lekatan agre-

Beton Standar Beton Pasca Bakar Beton Pasca Bakar Dengan


Perendaman

Gambar 4. Pola pecah beton

211
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2, Juli 2011

Tabel 4. Kuat kuat tarik belah rata-rata beton pasca bakar setelah perendaman
Kuat tarik belah rata-rata beton pasca bakar setelah perendaman
MPa %
Standar Direndam Direndam Direndam Direndam Direndam Direndam
7 Hari 14 Hari 28 Hari 7 Hari 14 Hari 28 Hari
b/a x
A b c d c/a x 100% d/a x 100%
100%
3,357 2,17 2,277 1,895 64,808 67,908 56,494

Tabel 4 dan Gambar 5 menunjukkan


kuat tarik belah beton pasca bakar setelah Korelasi Antara Durasi Perendaman
dilakukan perendaman selama 7, 14 dan Dengan Tingkat Pemulihan Kuat Tarik
28 hari masing-masing sebesar 64.808%, Belah Beton Pasaca Bakar
67.908% dan 56.494% atau secara keselu- Korelasi antara durasi perendaman de-
ruhan terjadi penurunan masing-masing ngan tingkat pemulihan kuat tarik belah
sebesar 35.192%, 32,092% dan 43,506% beton pasca bakar dapat dilihat dari nilai
terhadap beton standar. Pemulihan beton rata-rata tingkat pemulihan kuat tarik be-
pasca ba-kar dengan perendaman tidak lah beton pasca bakar seperti ditunjukkan
mampu memberikan tingkat pemulihan pada Tabel 5 dan Gambar 6.
yang mencapai kekuatan awal dari beton
standar.

Gambar 5. Persentase kuat tarik belah rata-rata beton pasca bakar setelah perendaman

Tabel 5. Pemulihan rata-rata kuat tarik belah beton pasca bakar


Pemulihan rata-rata kuat tarik belah beton pasca bakar

Perendaman 7 hari Perendaman 14 hari Perendaman 28 hari


MPa % MPa % MPa %

1,109 48,444 1,216 52,835 0,834 36,218

212
Pemulihan Kekuatan Tarik Belah Beton ……………………...… Sutapa, Suputra, dan Mataram

Gambar 6. Korelasi antara durasi perendaman dengan tingkat pemulihan kuat tarik
belah beton pasca bakar

Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa banyak akan sangat mengurangi kekuatan
tingkat pemulihan optimum beton pasca beton. Penurunan dapat juga disebabkan
bakar terjadi pada perendaman selama 14 perbedaan perubahan volume antara ba-
hari kemudian mengalami penurunan se- gian luar beton yang panas dan bagian da-
iring dengan bertambahnya umur peren- lam beton yang masih dingin. Terhambat-
daman. Korelasi antara durasi perendaman nya uap air yang mengalir melalui pori ke
dengan tingkat pemulihan kuat tarik belah dalam daerah yang lebih dingin pada saat
beton pasca bakar dinyatakan dalam terjadinya peningkatan temperatur secara
persamaan : cepat, diikuti hambatan air disebelah da-
lam pori rapat dan uap air jenuh akan ber-
Y = -0,086 X2 + 2,441X + 35,58 potensi menimbulkan ledakan (Irzal,
2005). Menurut Jayadi (2009) penurunan
dengan: kuat tarik belah beton pasca bakar diaki-
Y = Korelasi antara durasi perendaman batkan oleh adanya perbedaan angka muai
X = Durasi perendaman dan perbedaan sifat pemuaian antara agre-
gat dan spesi. Seiring peningkatan tempe-
Pembahasan ratur agregat akan mengembang sedang-
Kuat tarik belah maupun kuat tekan kan spesi menyusut. Kondisi ini menye-
merupakan suatu komponen struktur yang babkan kerusakan lekatan antara agregat
saling berhubungan. Jika terjadi penuru- yang akhirnya menurunkan kekuatan be-
nan maupun peningkatan pada kuat tekan ton.
tentunya diikuti oleh penurunan maupun Treatment penyiraman air pada proses
peningkatan kuat tarik belah beton. Penu- pemulihan kekuatan beton terbakar bertu-
runan kekuatan beton pasca bakar dise- juan agar air meresap ke dalam beton dan
babkan ketika temperatur mencapai diatas bereaksi dengan senyawa C2S pada semen
250º terjadi perubahan komposisi kimia akibat beton terbakar. Hasil dari reaksi ini
secara bertahap pada pasta semen dimana adalah CSH dan Ca(OH)2. Fenomena
dekomposisi unsur C-S-H terurai menjadi kembalinya strength setelah post-fire-re-
kapur bebas CaO serta SiO2 yang tidak curing dilaporkan oleh Crook (1970),
memiliki kekuatan sama sekali. Karena yang melakukan pembakaran blok-blok
unsur C-S-H merupakan unsur utama beton pada suhu 620°C. Kekuatan beton
yang menopang kekuatan beton, maka pe- mengalami penurunan oleh karena suhu
ngurangan C-S-H yang jumlahnya cukup yang tinggi, tetapi ketika blok-blok beton

213
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2, Juli 2011

dibasahi dalam air untuk waktu yang sing- 180 menit dapat mengalami penuru-
kat maka kekuatan yang sebenarnya dapat nan tarik belah rata-rata sebesar
kembali. Disimpulkan bahwa blok 68.393%.
capillaries awal oleh gel C-S-H dibuka  Kuat tarik belah beton pasca bakar
dalam proses pembakaran / pemanasan setelah direndaman selama 7, 14 dan
dan diisi oleh hasil rehydrasi yang lebih 28 hari 64.808%, 67.908% dan
kecil yang dihasilkan oleh proses karbona- 56.494% atau hanya terjadi penuru-
si dalam keadaan basah. Proses rehydra- nan masing-masing sebesar 35.192%,
tion ini mengurangi tingkat porositas atau 32,092% dan 43,506% terhadap beton
daya serap dari beton dan berakibat pada standar.
kembalinya kekuatan beton.  Perendaman selama 14 hari mampu
Menurut penelitian Poon, et al. (2001) memberikan tingkat pemulihan kuat
yang meneliti tentang pengaruh lamanya tarik belah beton pasca bakar secara
waktu perawatan untuk mendapatkan kuat optimum. Perendaman yang semakin
tekan dan durability beton akibat kerusa- lama cenderung mengakibatkan penu-
kan karena terbakar pada temperatur ber- runan tingkat pemulihan kuat tarik
kisar hingga 600ºC dan 800ºC menyata- belah beton pasca bakar.
kan bahwa semakin lama perendaman,
tingkat pemulihan kuat tekan dan kuat ta- Saran
rik belah beton pasca bakar cenderung Dari hasil penelitian yang telah dilaku-
mengalami penurunan. Pengisian oleh ka- kan, maka dapat diberikan saran-saran se-
pilari selama periode pemulihan beton bagai berikut :
pasca bakar sangat mempengaruhi pening-  Perlu dilakukan penelitian pengaruh
katan kekuatan. mutu beton dengan tingkat pemulihan
Perbedaan hasil tingkat pemulihan be- kekuatan beton pasca bakar .
ton pasca bakar dengan metode perenda-  Perlu adanya penelitian secara kimia
man maupun perawatan dengan udara sa- terhadap pengaruh tingkat pemulihan
ngat tergantung pada durasi dari proses beton pasca bakar
perawatan, temperatur pembakaran dan
mutu beton yaitu dengan melihat perban- DAFTAR PUSTAKA
dingan air dan semennya. Semakin kecil
kadar air berarti jumlah semen yang be- Badan Standarisasi Nasional. 1989. SNI
lum bereaksi semakin banyak sehingga 03-1740-1989, Cara Uji Bakar Bahan
tingkat pemulihan beton akan semakin Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya
tinggi dan cepat. Selain itu semakin lama Kebakaran Pada Bangunan Rumah
beton terbakar berarti panas yang diterima dan Gedung, Website: http://
beton akan semakin tinggi. Akibatnya pro- www.Google.com.
ses pemulihan yang harus dilakukan se- Crook. 1970. Fenomena Kembalinya
makin lama dan tingkat pemulihan beton Kekuatan Setelah Pembakaran Beton.
justru tidak terlalu tinggi (Partowiyatmo, Website : http ://www.google.com
2005). Irzal, A. 2005. Pengaruh Variasi Faktor
Air Semen Dan Temperatur Terhadap
SIMPULAN DAN SARAN Kuat Tekan Beton. Website : http
://www.google.com
Simpulan Levi, 2008. Alternatif perbaikan beton
Dari penelitian perendaman beton pas- pasca pembakaran.
ca bakar dapat ditarik kesimpulan sebagai Website : http ://www.Untarconstruction.-
berikut: com
 Beton pasca dibakar dengan tempera- Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton.
tur 800oC yang dicapai dalam waktu Penerbit Andi Yogyakarta, Jakarta.

214
Pemulihan Kekuatan Tarik Belah Beton ……………………...… Sutapa, Suputra, dan Mataram

Murdock. L.J. 1999. Bahan dan Praktek Samekto, W dan Rahmadiyanto, C. 2005.
Beton, Edisi Keempat,. Penerbit Teknologi Beton Edisi Kelima,
Erlangga, Ciracas, Jakarta. Kanesius, Deresan Yogyakarta.
Oka, H. 2009. Pengaruh Perendaman Sjafei, A. 2005. Perbandingan Waktu
terhadap Pemulihan Kekuatan Tekan Pengikatan dan Permeabilitas Beton
Beton Pasca Pembakaran, Tugas dengan Semen-Portland Tipe-I dari
Akhir, Program Studi Teknik Sipil Tiga Pabrik Semen di Indonesia.
Fakultas Teknik Universitas Udayana, Beton. Website: http ://www.google.-
Denpasar. com
Poon, Chi-Shun. 2001. Strength and Sukarmi, Y. A. 2008. Pengaruh Tempera-
Durability Recovery of Fire Damaged tur Tinggi tehadap Kuat Tekan dan
Concrete After Post Fire Curing. Kuat Tarik Belah Beton dengan
Website : http :// www.sciencedirect.- Agregat Kasar Batu Kapur Kristalin.
com Tugas Akhir, Teknik Sipil Universitas
Rochman, A. 2006. Gedung Pasca Bakar Udayana, Denpasar.
Estimasi Kekuatan Sisa dan Tekno-
logi Perbaikannya. Dinamika Teknik
Sipil.
Saba, A. 2007. Pengaruh Variasi
Temperatur Tinggi Terhadap Kuat
Tekan Beton,Tugas Akhir, Fakultas
Teknik Universitas Udayana,
Denpasar.

215

Anda mungkin juga menyukai