Anda di halaman 1dari 7

ANALISA VARIABILITAS CURAH HUJAN DI PALU

BERDASARKAN DATA PENGAMATAN TAHUN 1981-2010

Wenas Ganda Kurnia


Stasiun Pemantan Atmosfer Global Lore Lindu Bariri Palu
Email: wenasbmkg@gmail.com

ABSTRAK

Curah hujan mempunyai nilai variasi sangat tinggi sehingga jauh lebih sulit untuk
diprakirakan. Maka dari itu perlu adanya kajian tentang varibilitas curah hujan di suatu
wilayah, sehingga selanjutnya dapat dijadikan dasar untuk memprakirakan pada waktu yang
akan datang. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data curah hujan bulanan
selama periode 1981-2010 dari pos hujan Stasiun Meteorologi Mutiara Palu. Analisis
menggunakan beberapa metode statistik untuk klimatologi yang umum digunakan oleh
beberapa negara sesuai ketentuan World Meteorological Organization (WMO). Periode
rata-rata yang digunakan adalah normal 10 tahunan dan standar normal 30 tahunan,
kemudian dilakukan uji Mann-Kendall’s untuk mengetahui ada tidaknya kecenderungan
pada series data curah hujan di Stasiun Meteorologi Mutiara Palu. Terjadi pergeseran hujan
maksimum dari bulan Juli ke April untuk periode 2001-2010.Variasi hujan bulanan tertinggi
terjadi pada Agustus dan variasi hujan mulai meningkat pada periode Juni, Juli, Agustus
(JJA). Curah hujan maksimum tertinggi bernilai 244 mm/bulan terjadi pada tahun 1996.
Frekuensi curah hujan terbanyak adalah curah hujan dengan kategori sangat ringan dan
mulai muncul beberapa kejadian curah hujan dengan kategori lebat – sangat lebat dalam 2
periode terakhir 10 tahunan. Stasiun Meteorologi Mutiara Palu mempunyai pola curah hujan
tipe lokal dengan rata-rata curah hujan dibawah 150 mm/bulan dengan puncak hujan
terdapat pada bulan Juli. Secara keseluruhan terjadi kecenderungan peningkatan jumlah
curah hujan maupun banyaknya hari hujan di Stasiun Meteorologi Mutiara Palu.

Kata kunci: Variabilitas Curah Hujan, Statistik, Mann-Kendall’s Test,

1. PENDAHULUAN

Badan Meterologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mempunyai salah satu tugas dan
fungsinya melakukan penelitian, pengkajian dan pengembangan di bidang meteorologi dan
klimatologi yang berhubungan langsung dengan atmosfer. Statistik dan komputer adalah
alat bantu yang sangat penting agar dari data-data tersebut di peroleh informasi yang
menyangkut perilaku (rata-rata, variabilitas, kejadian ekstrim) masing-masing data, kaitan
suatu parameter dengan parameter lainnya, untuk selanjutnya informasi-informasi tersebut
dapat dijadikan dasar dalam memperkirakan nilai parameter-pameter tersebut pada waktu
yang akan datang.

Prakiraan parameter atmosfer terutama hujan sudah menjadi kebutuhan Nasional.


Bencana banjir akibat hujan yang turun dengan jumlah di atas normal atau bencana
kekeringan akibat jumlah curah hujan yang berada di bawah normal, sering melanda
wilayah Indonesia. Semua itu dapat diantisipasi dengan informasi yang akurat tentang
berapa curah hujan yang akan turun di suatu tempat pada suatu saat, maka dari itulah kita
perlu mengetahui variabilitas curah hujan disuatu wilayah.

Terkait dengan itu, analisis variabilitas curah hujan perlu didukung oleh
ketersediaan data yang cukup panjang dan kontinu. Periode pengamatan curah hujan
selama 30 tahun (1981-2010) sangat memadai untuk digunakan dalam keperluan analisis
maupun penelitian. Hasil dalam analisis atau penelitian ini memberikan informasi tentang
variabilitas dari data hasil pengamatan selama 30 tahun tersebut. Apakah ada pergeseran
hujan yang ektrim, perubahan rata-rata curah hujan, bagaimana trend curah hujan dilihat
dari frekuensi maupun jumlahnya dan sebagainya.
2. DATA DAN METODE

2.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan hasil dari
pengamatan tahun 1981- 2010 di Stasiun Meteorologi Mutiara Palu.

2.2 Metode

2. 2.1. Penentuan Periode Normal

Tahun periode normal didasarkan pada ”Guide to Climatological Practices No. 100,
TP-44” yang diterbitkan oleh WMO, yaitu setiap kumpulan data dari 10 tahun disebut
Normal, yang dimulai dengan tahun akhiran angka 1 (satu) sampai dengan tahun angka
akhiran 0 (nol). Berdasarkan referensi tersebut, maka normal 10 tahunan selama periode
1981 sampai 2010 terbagi dalam 3 periode, yaitu : 1981-1990, 1991-2000, 2001-2010.
Penentuan standar normal, dihitung menggunakan rata-rata selama 30 tahun, sehingga
menghasilkan 1 periode, yaitu : 1981-2010. Referensi lain yang digunakan dalam analisis
adalah ”Statistical Analysis and Pronosis in Meteorology”, Technical Note No.71, TP-88,
hasil seminar internasional di Paris yang membahas secara luas mengenai klimatologi
ditinjau dari statistik secara mendalam dan populer. Analisis statistik yang digunakan antara
lain adalah rata-rata (mean), simpangan baku (standard deviation), keofisien variasi, nilai
maksimun (max), trend dan moving average. Kaitan dengan analisis ini, data curah hujan
yang digunakan adalah seluruh periode (1981-2010).

2.2. 2. Penentuan Rata-rata Curah Hujan

Data hujan dari setiap waktu (bulanan dan tahunan) dibuat rata-ratanya untuk
periode normal 10 tahunan dan standar normal 30 tahunan sesuai dengan point 2.2.1,
menggunakan aritmatik biasa yaitu :

Xr 
 Xi
n
2.2.3. Klasifikasi Curah Hujan Harian Dan Penentuan hari Hujan

Penentuan klasifikasi curah hujan harian dipergunakan untuk mengetahui distribusi


frekuensi curah hujan selama periode 30 tahun dengan dibagi menjadi 3 periode 10
tahunan yaitu tahun 1981-1990, 1991-2000, 2001-2010. Pengklasifikasian curah hujan
menggunakan klasifikasi seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Kalsifikasi Curah Hujan Harian


< 5 mm/24jam Sangat Ringan
5 - 20 mm/24jam Ringan
21 - 50 mm/24jam Sedang
50 - 100 mm/24jam Lebat
> 100 mm/24jam Sangat Lebat

Penentuan hari hujan diperuntukan untuk mengetahui peningkatan atau penurunan


hari hujan dalam periode 30 tahunan. Dengan menggunakan dasar sebagai berikut, hari
hujan adalah hari ada hujan yang (umumnya banyaknya curah hujan lebih atau sama
dengan 0,5 mm dalam sehari.

2
2.2.4. Uji Kecenderungan

Pada penelitian ini hasil dari rata-rata curah hujan dan selama periode 30 tahun
diuji dengan menggunakan software hydrospect dengan metode pengujian Mann-Kendall’s
Test. Mann-Kendall’s Test digunakan untuk melihat ada tidaknya kecenderungan pada
suatu seri data yang didasarkan atas rangking relatif dari data rentang waktu tersebut.
Adapun persamaan dari uji Mann-Kendall’s sebagai berikut:

Xi dan Xj adalah data pada waktu ke-i dan ke-j (i <j)


n adalah jumlah data

Ragam dari statistik S Kendall ditentukan dengan:

Signifikansi Trend diuji dengan membandingkan nilai Z pada α

Hipotesis yang digunakan pada uji ini yaitu, H0 yang berarti tidak terdapat
kecenderungan perubahan dan H1 berarti terdapat kecenderungan perubahan. H0 ditolak
jika:

3.1. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.2. Variasi Hujan Bulanan

3.2.1. Periode 10 Tahunan

Variasi hujan bulanan 10 tahunan didasarkan pada perhitungan menggunakan


metode rata-rata seperti telah diuraikan pada bagian 2. Pembagian periode 10 tahunan
sejak tahun 1981 hingga 2010 menghasilkan 3 periode. Grafik rata-rata hujan bulanan dan
koefisien variasi rata-rata 10 tahunan disajikan pada Gambar 1.

`
Gambar 1. Rata-rata hujan bulanan dan koefisien variasi rata-rata periode 10 tahunan

3
Rata-rata hujan bulanan pada periode 10 tahunan umumnya menunjukkan puncak
maksimum pada bulan Juli kemudian menurun hingga mencapai minimum pada bulan
Desember. Selama 3 periode 10 tahunan, terjadi satu kali pergeseran puncak maksimum
dari bulan Juli ke april, yaitu pada periode ke 3 (2001-2010). Sementara itu, pergeseran
minimum terjadi pada periode ke 1 (1981-1990) dari bulan Februrai ke Januari. Rata-rata
hujan bulanan 10 tahunan terjadi peningkatan pada periode ke 2 (1991-2000) dibandingkan
dengan periode lainnya untuk bulan Juni, Juli dan Agustus. Sebaliknya, terjadi penurunan
pada bulan September. Koefisien variasi rata-rata hujan bulanan 10 tahunan tertinggi
umumnya terjadi pada bulan Juli dan Agustus. Pada Periode Bulan Desember-Januari-
Februari (DJF) variasinya lebih kecil dibandingkan dengan bulan-bulan periode Juni-Juli-
Agustus (JJA).

3.2.2. Periode 30 Tahunan

Variasi hujan bulanan 30 tahunan didasarkan pada perhitungan menggunakan


metode rata-rata seperti telah diuraikan pada bagian 2. Grafik rata-rata hujan bulanan 30
tahunan dan koefisien variasi rata-rata hujan bulanan 30 tahunan disajikan pada Gambar 2.
Rata-rata hujan bulanan pada periode 30 tahunan menunjukkan puncak maksimum pada
bulan Juli, kemudian menurun hingga mencapai minimum pada bulan Februari dengan
curah hujan bulanan dibawah 150 mm sepanjang tahun. Variasi rata-rata hujan bulanan 30
tahunan tertinggi terjadi pada bulan Agustus. Sama seperti periode 10 tahunan, Periode
Bulan Desember-Januari-Februari (DJF) variasinya lebih kecil dibandingkan dengan bulan-
bulan periode Juni-Juli-Agustus (JJA).

Gambar 2. Rata-rata hujan bulanan dan koefisien variasi rata-rata periode 30 tahunan

3.3. Curah Hujan Maksimun dan Moving Average

Curah hujan maksimum dan moving average didasarkan pada perhitungan


menggunakan fungsi dari statistika. Dalam kurun waktu 30 tahun, curah hujan maksimum
yang berjumlah lebih dari 200 mm/bulan terdapat pada tahun 1996, 1998 dan 1999 dengan
nilai curah hujan masing-masing 244, 218, 218 mm/bulan dapat dilihat pada Gambar 3.
Moving average 3 tahunan curah hujan Stasiun Meteorologi Mutiara Palu dapat dilihat
pada Gambar 4, menunjukan adanya peningkatan.

Gambar 3. Curah hujan bulanan maksimum pada tiap tahun periode 1981-2010

4
Gambar 4. Moving average 3 tahunan curah hujan bulanan periode 1981-2010

3.4. Frekuensi Curah Hujan Harian dan Hari Hujan

Klasifikasi Frekuensi curah hujan harian dan penentuan hari hujan di dasarkan
pada perhitungan menggunakan metode klasifikasi seperti telah diuraikan pada bagian 2.
Dapat dilihat dari Gambar 5, bahwa curah hujan yang terbanyak yg turun pada pos hujan
Stasiun Meteorologi Mutiara Palu dalam kurun waktu tahun 1981-2010 yaitu curah hujan
dengan kategori sangat ringan. Secara keseluruhan dapat dilihat pada grafik tersebut,
bahwa terjadi peningkatan frekuensi curah hujan pada kategori curah hujan sangat ringan –
sedang serta mulai muncul beberapa kejadian hujan dengan kategori lebat – sangat lebat.
Frekuensi terbanyak adalah hujan dengan ketegori sangat ringan. Hari hujan yang dapat
dilihat pada Gambar 6, menunjukan bahwa dalam kurun waktu 30 tahun, hari hujan di Pos
Stasiun Meteorologi Mutiara palu menunjukan peningkatan hari hujan.

Gambar 5. Distribusi Frekuensi Curah Hujan harian 10 tahunan periode 1981-2010

Gambar 6. Hari hujan Stasiun Meteorologi Mutiara Palu periode 1981-2010

5
3.5. Hasil Uji Kecenderungan

Uji kecenderungan di dasarkan pada perhitungan menggunakan metode Mann-


kendall’s Test seperti telah diuraikan pada bagian 2. Didapat hasil dari kedua parameter
yang diukur yaitu curah hujan dan hari hujan, keduannya memiliki nilai Test Statistic
masing-masing 4,34 dan 7,77 dan Significant Level sama-sama bernilai 99.99%. Hal ini
menunjukan bahwa uji kecenderungan ini diterima yang berarti terjadi kecenderugan
peningkatan jumlah curah hujan dan hari hujan si di Kota Palu.

4. KESIMPULAN

a) Pada rata-rata periode 10 tahunan, terjadi pergeseran hujan maksimum dari bulan Juli
ke April untuk periode akhir (2001-2010) dan pada rata-rata periode 30 tahunan puncak
hujan berada pada bulan Juli.
b) Koefisien Variasi hujan bulanan tertinggi terjadi pada Agustus dan variasi hujan mulai
meningkat pada periode Juni, Juli, Agustus.
c) Stasiun Meteorologi Mutiara Palu mempunyai pola curah hujan tipe lokal dengan rata-
rata curah hujan dibawah 150 mm/bulan sepanjang tahun dengan curah hujan
maksimum tertinggi bernilai 244 mm/bulan terjadi pada periode tahun 1996.
d) Curah hujan dengan frekuensi terbanyak yg turun pada pos hujan Stasiun Meteorologi
Mutiara Palu dalam kurun waktu tahun 1981-2010 yaitu curah hujan dengan kategori
sangat ringan dan mulai muncul beberapa kejadian curah hujan dengan kategori lebat –
sangat lebat dalam 2 periode terakhir 10 tahunan.
e) Jumlah curah hujan dan banyaknya hari hujan di Stasiun Meteorologi Mutiara Palu
cenderung mengalami peningkatan.

5. SARAN

Perlu adanya data curah hujan yang lebih panjang dan kontinu serta diperlukan
pengkaitan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi curah hujan di Stasiun
Meteorologi Mutiara Palu sehingga diperoleh hasil analisis yang lebih representatif. Analisis
variabilitas seperti ini, bisa dicoba untuk berbagai parameter cuaca atau iklim.

DAFTAR PUSTAKA

Juaeni, Ina. 2006. Analisis Variabilitas Curah Hujan Wilayah Indonesia. LAPAN. Bandung.

Nuryadi. 1998. Tinjauan Curah Hujan di Jakarta Selama 131 Tahun (1866-1996). Laporan
Tugas FMIPA IPB. Bogor.

Ridhoningsih, A.U. Analisis Trend menggunakan Regresi Kuantil Dan Uji Mann-Kendall.
Jurusan Statistika, FMIPA, Universitas Hasanuddin. Makassar.

Sandy, I.M. 1996. Geografi Regional Republik Indonesia. Jurusan Geografi, FMIPA,
Universitas Indonesia. PT Indograph Bakti. Jakarta.

Siregar, S. 2004. Statistik Terapan. PT Grasindo. Jakarta.

Sudjono. 1974. Analisa Statistik untuk Klimatologi. Pusat Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Wirjohamidjojo, S. 1983. Teknik dan Penggunaan Informasi Cuaca. Proceding Lokarya


Pertemuan Teknis Klimatologi Pertanian. Ditlin, 15 –17 Nopember 1983. Cisarua
Bogor.

6
WMO. ”Guide to Climatological Practices No. 100, TP-44”.

www.bmkg.go.id/profil/?p=tugas-fungsi. Diakses pada tanggal 01 November 2017.

Anda mungkin juga menyukai