AGRIKLIMATOLOGI
DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMAD SAFI’I
NIM : C1G020162
KELAS :D
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Swt, karena berkah dan rahmat-Nya lah saya
dapat menyelesaikan laporan ini dalam mata kuliah Agroklimatologi.Agroklimatologi adalah salah
satu mata kuliah wajib pada Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
Mata kuliah ini akan ditempuh selama satu semester yaitu pada semester dua. Jumlah beban SKS
(satuan kredit semester) mata kuliah Agroklimatologi yaitu tiga SKS.Dari beban SKS tersebut
terdiri atas 2 SKS teori dan 1 SKS praktikum.
Dengan menulis laporan ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, untuk menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan. Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun tetap dinantikan demi kesempurnaan makalah ini.
MUHAMAD SAFI’I
BAB I
PENDAHULUAN
(1) Mahasiswa diharapkan mempunyai ketrampilan yang sempurna dalam menyajikan data
curah hujan
(2) Mahasiswa mampu menginterpretasi dinamika curah hujan bulanan dan tahunan
BAB II
2.1 Hasil
No Bulan Rata-rata
1 Januari 311
2 Februari 274
3 Maret 276
4 April 135
5 Mei 57
6 Juni 30
7 Juli 33
8 Agustus 17
9 September 61
10 Oktober 64
11 November 208
12 Desember 209
350
300
250
200
150
100
50
0
Series1
• Rata- rata bulan terbasah adalah bulan dengan presitipasi di atas 100mm dan dilihat
dari grafik selama 15 tahun terkahir bulan yang menjadi bulan terbasah adalah bulan
Januari dengan presitipasi 311 mm.
• Untuk bulan terkering adalah bulan dengan pretisipasi dibawah 60 mm dan dilihat
dari grafik selama 15 tahun terakhir bulan yang menjadi terkering adalah bulan
Agustus dengan presitipasi 17 mm.
Tabel rata-rata curah hujan tahunan selama 15 tahun terakhir :
NO Tahun Rata-rata
1 1992 111
2 1993 75
3 1994 137
4 1995 230
5 1996 104
6 1997 108
7 1998 189
8 1999 137
9 2000 110
10 2001 96
11 2002 111
12 2003 105
13 2004 104
14 2005 105
15 2006 92
• Rata-rata tahun terbasah adalah pada tahun 1995 dan
• Rata-rata tahun terkering adalah pada tahun 1993.
3.2 Pembahasan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat
untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Ombrometer. Curah hujan diukur dalam
harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain adalah bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang
sejajar dengan garis pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan
peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke
permukaan bumi.
Sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan
dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. Sifat hujan dibagi
menjadi 3 kriteria, yaitu:
• Atas normal (A) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata lebih besar dari 115%.
• Normal (N) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata antara 85%-115%.
• Bawah normal (BN) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata kurang dari 85%.
(Anonim,2011).
Air hujan yang turun dapat difungsikan sebagai pengairan dilahan pertanian untuk budidaya
tanaman, namun jika turunnya hujan tidak sesuai kehendak atau diwaktu yang tidak tepat dan
bahkan sampai menyebabkan bencana alam maka hal tersebut sangat merugikan para peani.
Untuk itu perlunya pengamatan dan menganalisis tentang curah hujan dan pemanfaatannya.
Maka dari itu diharapkan faktor iklim ini dapat dimanfaatkan untuk membuat suatu analisa
baik itu kapan datangnya musim hujan dan musim kemarau. Sehingga para petani tidak
kebingungan dan khawatir jika ingin bercocok tanaman.
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
1. Pada praktikum kali ini jumlah curah hujan di NTB di tampilkan dalam bentuk grafik. Baik
itu curah hujan bulanan 15 tahun (1992-2006), curah hujan perbulan dan pertahun.
Sehingga dari grafik curah hujan tersebut dapat ditemukan bulan terbasah dan bulan
terkering. Pada grafik tersebut bulan terbasah terdapat pada bulan januari dengan rata-
rata curah hujan sebesar 311 mm. Sementara itu, bulan terkering terdapat pada pada
bulan agustus dengan rata-rata curah hujan sebesar 17 mm. Sedangkan tahun terbasah
ditunjukkan pada tahun tahun 1995 dengan jumlah rata-rata curah hujan sebesar 230
mm dan tahun terkering terdapat pada tahun 1993 dengan jumlah rata-rata curah hujan
sebesar 75 mm.
2. Dalam mengalalisis data meteorologi diperlukan data yang sangat banyak dari setidaknya
memiliki data pengamatan minimal 5 tahun sebelumnya, data tersebut biasa didapatkan
dari Badan Meteorologi Komunikasi dan Geofisika atau stasiun pengamatan lainnya,
sehingga ketika melakukan pengamatan dengan hasil yang cukup akurat atau
pembanding untuk menarik kesimpulan.
3. Intensitas curah hujan yang berlebih sangat buruk untuk lahan pertanian, terlebih sampai
menyebabkan banjir. Namun kekurangan air dapat menurunkan hasil produksi. Oleh
karena itu, curah hujan dapat berpengaruh terhadap lingkungan dan lahan pertanian
yang membutuhkan air dalam jumlah besar. Sehingga para pengamat harus selalu
memberikan data yang actual tentang perkiraan cuaca kepada masyarakat agar dalam
melakukan aktivitas seperti dibidang pertanian lebih terbantu dalam hal menangani dan
mengelola katersediaan air.
3.2 Saran
Saran saya dalam praktikum ini seharusnya dilakukan dengan turun langsung ke
lapangan, agar kami dapat mengerti bagaimana proses praktikum. Semoga kedepannya
praktikum bisa dilaksanakan secara langsung tanpa adanya halangan yang menghambat
(penyebaran virus telah hilang).
DAFTAR PUSTAKA
Jumin, Hasan Basri. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta