1. Dampak biofisika antara lain mencakup: (a) efek fisiologis pada tanaman, hutan, dan
ternak (kuantitas dan kualitas), (b) perubahan lahan, dan sumberdaya lahan dan air
(kuantitas dan kualitas), (c) meningkatnya gangguan gulma dan penyakit, (d)
pergeseran spasial dan temporal (a)-(c), (e) peningkatan permukaan air laut dan
salinitas, (f) perubahan habitat biota laut, termasuk sumberdaya perikanan laut.
2. Dampak sosial ekonomi antara lain mencakup: (a) turunnya produktivitas dan
produksi, (b) penurunan marginal GDP sektor pertanian, (c) fluktuasi harga di pasar
internasional, (d) perubahan distribusi geografis rejim perdagangan, (e)
meningkatnya jumlah penduduk rawan pangan, dan (f) migrasi dan civil unrest.
Af = iklim hutan hujan tropis; curah hujan bulanan tidak kurang dari 60 mm (2,4 in)
pada setiap bulan.
Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 60 19’00” – 60 28’00” Lintang
Selatan dan 106043’00” – 106055’30” Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan ke
Utara merupakan daerah dataran rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi
antara 50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15
persen. Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas
wilayah sekitar 20.029 ha
Iklim Depok yang tropis mendukung untuk pemanfaatan lahan pertanian ditambah
lagi dengan kadar curah hujan yang kontinu di sepanjang tahun. Permasalahan mendasar
walaupun di satu sisi di dukung oleh iklim tropis yang baik yaitu alokasi tata guna lahan yang
harus mempertimbangkan sektor lain terutama lahan hijau dan permukiman. Kondisi curah
hujan di seluruh wilayah di daerah Depok relatif sama, dengan rata-rata curah hujan sebesar
3332 mm/tahun atau rata rata 278 mm per bulan (data tahun 2009). Data Curah hujan di
wilayah Depok untuk Stasiun pengamatan Pancoran Mas pada tahun 2009 dapat dilihat pada
Tabel 2.2 dan Gambar 2.3. Dari data sersebut di atas dapat dilihat bahwa curah hujan terkecil
(musim kering) terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September. Kondisi curah hujan seperti
di atas, mendukung kegiatan di bidang pertanian terutama pertanian lahan basah di areal
irigasi teknis. Sedangkan untuk daerah tinggi dan tidak ada saluran irigasi teknis akan lebih
sesuai untuk tanaman palawija kombinasi dengan padi/lahan basah pada musim hujan sebagai
pertanian tadah hujan. Selain penting sebagai sumber irigasi, curah hujan juga penting untuk
pemberian gambaran penentuan lahan, terutama lokasi, pola cocok tanam, dan jenis tanaman
yang sesuai.
Tabel 2.2 : Data Curah Hujan Di Wilayah Depok Pada Tahun 2009.
4. Iklim Boyolali,AMW
Am = iklim muson tropis; curah hujan bulan terkering kurang dari 60 mm (2,4 in)
tetapi melebihi dari 4% curah hujan tahunan.
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten / Kota di Propinsi Jawa
Tengah, terletak antara 110° 22' - 110° 50' Bujur Timur dan 7° 7' - 7° 36' Lintang
Selatan, dengan ketinggian antara 75 - 1500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten
Boyolali terdiri atas 19 kecamatan, yang dibagi lagi atas 260 desa dan 7 kelurahan.
Luas wilayah Kabupaten yaitu ± 1.015,10 km². Jumlah Penduduk: 967.197 jiwa
(2014)
Iklim di wilayah Kabupaten Boyolali termasuk iklim tropis dengan rata – rata curah
hujan sekitar 2000 milimeter / tahun.
5. Iklim CFB
Cfb = iklim laut; dengan suhu rata-rata pada bulan terdingin di atas 0 °C (32 °F) dan memiliki
setidaknya empat bulan dengan suhu rata-rata di atas 10 °C (50 °F) dan di bawah 22 °C
(72 °F). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara curah hujan bulanan.
1. Iklim tropis, terletak pada garis 23,5oLU - 23,5oLS. Memiliki ciri antara lain suhu
udara yang tinggi, curah hujan yang tinggi, dan juga terdiri dari dua musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Negara-negara beriklim tropis antara lain Indonesia, Brasil,
Madagaskar, dan Kenya.
2. Iklim subtropis, terletak pada garis 23,5o - 35oLU dan 23,5o - 35oLS. Memiliki ciri
yaitu tekanan udara tinggi dan kering, serta terdiri dari empat musim yang mana musim
dingin tidak terlalu dingin dan musim panas tidak terlalu panas. Negara-negara beriklim
subtropis antara lain Afrika Selatan, Australia bagian selatan, Turki, Jepang, dan Mesir.
3. Iklim sedang, terletak pada garis 40o - 66,5oLU/LS. Iklim sedang terdiri dari empat
musim, dan amplitudo suhu tahunan lebih besar dibandingkan amplitudo suhu tahunan pada
daerah beriklim tropis. Negara-negara beriklim sedang antara lain Inggris, Irlandia, Perancis,
Italia, dan Jerman.
4. Iklim dingin, terletak pada garis 66½o – 90oLU/LS. Memiliki ciri antara lain musim
dingin berlangsung lebih lama dan musim panas berlangsung sangat singkat, udaranya
kering, sepanjang musim dingin tanah tertutup es dan salju, serta umumnya vegetasi berupa
lumut dan semak-semak. Negara-negara beriklim dingin antara lain Swedia, Norwegia,
Finlandia, Rusia bagian utara, dan Kanada.