Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ahmad Irsyad Hidayat

NIM : 20180210194
Kelas : Agroteknologi D

PENTINGNYA PENGAMATAN ANASIR IKLIM DALAM PENGELOLAAN SUMBER


DAYA ALAM

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang panjang. Studi tentang iklim
dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap
bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara
umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah, dan lintang tinggi. Ilmu
yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi (Anonim, 2008).

Keadaan iklim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi.
Indonesia terletak di daerah ekuator (7° LU - 11°LS) dan diapit oleh Benua Asia dan Benua
Australia. Benua Asia dan Australia memiliki moonson foci yang menyebabkan adanya dua
periode musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Persebaran curah hujan di Indonesia yang
tidak merata disebabkan oleh sebaran pulau dan gunung yang banyak. Dengan melihat keadaan
iklim yang khas itu, maka untuk menentukan tipe iklim di Indonesia, diperlukan metode iklim
tersendiri (Subarno, 1998).
Iklim disusun oleh unsur-unsur yang sama dengan penyusun cuaca. Untuk mencari harga
rata-rata ini, tergantung pada keadaan dan kebutuhan. Hanya perlu diketahui, untuk mengetahui
penyimpangan-penyimpangan iklim harus berdasarkan pada harga normal. Yaitu harga rata-rata
selama sepuluh tahun. Angka tiga puluh tahun merupakan persetujuan internasional
(Wisnusubroto et. al., 1986).
Koppen membagi permukaan bumi menjadi lima golongan iklim (Wisnusubroto, 1986):

1. iklim hujan tropika


2. iklim kering
3. iklim sedang
4. iklim dingin
5. iklim kutub

Ragam iklim pada berbagai tempat di muka bumi ditentukan oleh beberapa gabungan
proses atmosfer yang berbeda. Sehingga perlu ada pengidentifikasian dan pengklasifikasian jenis
iklim. Meskipun semua unsur iklim penting, hubungan yang menyatakan kecukupan panas dan air
banyak mempengaruhi klasifikasi iklim. Faktor yang menentukan kondisi atmosfer dapat dipakai
dalam klasifikasi iklim. Akan tetapi, kriteria yang dipakai untuk membedakan jenis iklim
sebaiknya mencerminkan iklim itu sendiri. Pemahaman yang lebih baru tentang klasifiaksi iklim
yaitu dengan melihat hubungan sistematis antara unsur iklim dengan pola tanam dunia. Klasifikasi
iklim berdasar pola tanam biasanya dikaitkan dengan hutan, hujan, padang rumput, dan tundra
(Tjasjono, 1999).
Iklim telah terbagi sesuai lokasi atau daerah yang telah dideterminasikan tidak hanya untuk
satu elemen saja, tetapi dengan variasi kombinasi variabel meteorologi. Dua tempat mungkin
memililki temperatur yang sama, tetapi ada perbedaan curah hujan di sana. Beberapa karakteristik
dari distribusi iklim telah diketahui melalui klasifikasi secara astronomi. Ada beberapa klasifikasi
iklim sesuai parameter pengukurannya yaitu klasifikasi menurut Mohr, Schmidt dan Fergusson,
Oldeman, dan Koppen. Di antara keempat jenis klasifikasi iklim ini terdapat persamaan dan
perbedaan (Harwitz, 1944).
Iklim merupakan rata-rata kondisi cuaca di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Kondisi iklim
pada suatu daerah akan berbeda dengan daerah lainnya, hal ini disebabkan karena letak geografis
dan topografi setiap daerah berbeda-beda. Dalam penentuan iklim di suatu daerah, ada beberapa
anasir iklim yang harus diukur terlebih dahulu, yaitu diantaranya temperatur, kelembaban, curah
hujan, kecepatan dan arah angin, serta intensitas cahaya.

Bagi Indonesia yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam sektor agraris, karakter iklim
seperti curah hujan, suhu, dan musim sangat mempengaruhi pola kehidupannya. Pada zaman
dahulu ketika pengetahuan cuaca dan iklim belum berkembang, nenek moyang kita sudah
memanfaatkan datangnya musim bagi pola tanam. Mereka berpendapat bahwa bulan-bulan yang
berakhiran kata ber (September, Oktober, November, dan Desember) merupakan musim hujan.
Pada musim hujan, para petani mulai turun ke sawah dan ladang untuk mengolah lahan.
Melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, faktor-faktor iklim benar-benar
dijadikan salah satu pertimbangan dalam penentuan kecocokan jenis tanaman yang akan
dibudidayakan di suatu tempat. Misalnya, tanaman padi sangat cocok jika dibudidayakan di daerah
dataran rendah yang beriklim panas, sedangkan perkebunan hortikultur sangat baik dikembangkan
di dataran tinggi yang suhunya relatif sejuk. Para nelayan tradisional sering kali memanfaatkan
pola angin dan musim pada aktivitas mencari ikan. Sebagai contoh, pada zaman dulu para nelayan
memanfaatkan angin darat dan angin laut untuk pergi dan pulang menangkap ikan di laut. Selain
itu, para nelayan jarang mencari ikan pada periode berembusnya angin barat, karena sering terjadi
angin ribut dan disertai hujan lebat.

Suhu, curah hujan, dan pola musim sangat berpengaruh terhadap usaha pertanian. Indonesia
merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, maka sangat cocok sekali untuk usaha
pertanian, karena udaranya yang panas dan mendapatkan curh hujan sepanjang tahun. Oleh karena
itu perlu adanya pengukuran anasir iklim, agar mudah diketahui keadaan iklim di daerah tersebut,
sehingga setiap tanaman dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan cuaca dan iklim yang ada,
serta tanaman dapat dihindarkan dari kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan tanaman
tersebut. Seperti contohnya Jagung dapat tumbuh dengan baik di daerah yang kering, namun cukup
air. Sehingga tanaman Jagung kurang baik jika ditanam di daerah yang terlalu lembab. Berbeda
dengan tanaman padi yang membutuhkan jumlah air yang lebih banyak sehingga harus ditanam di
daerah yang airnya banyak. Oleh karena itu perlu adanya pengukuran anasir iklim yang tepat agar
daerah tersebut saat ditanami dapat memilih tanaman yang sesuai, serta tanaman juga dapat
tumbuh dengan baik di daerah yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga pada akhirnya didapat
hasil pertanian yang tinggi.

Secara lebih spesifik pengaruh pengukuran anasir iklim terhadap pengelolaan Sumber Daya Alam
yaitu dijelaskan sebagai berikut :

1. Pola tanam dan irigasi


Dengan mengetahui bulan basah dan bulan kering sepanjang tahun, juga
mengetahui curah hujan sepanjang tahun maka kita dapat menentukan pola tanam
seperti apa yang akan kita terapkan pada tahun itu, juga dengan itu kita dapat dengan
mudah mengatur keperluan irigasi, seberapa besar air yang dibutuhkan. Karena setiap
tanaman memiliki kebutuhan air yag berbeda-beda
2. Pertumbuhan tanaman
Pengaruh langsung cuaca terhadap pertumbuhan tanaman yang paling utama
adalah pengaruh radiasi dan suhu terhadap proses fotosintesis, respirasi, transpirasi,
dan proses metabolisme di dalam sel tanaman. Anasir iklim yang sangat
berpengaruh dalam proses ini adalah kelembaban, suhu dan cahaya matahari.
Dengan adanya pengukuran anasir iklim maka dapat diperkirakan bagaimana
tingkat pertumbuhan yang akan dialami oleh tanaman yang ditanam, maka jika ada
hal yang kurang sesuai atau dapat menghambat pertumbuhan tanaman akan lebih
mudah diantisipasi untuk mengambil tindakan, supaya dapat tumbuh lebih baik.

Secara aktual, berbagai proses fisiologi, pertumbuhan dan produksi tanaman


sangat dipengaruhi oleh unsur cuaca, yaitu keadaan atmosfer dari saat ke saat
selama umur tanaman, ketersediaan air (kelembaban tanah) sangat ditentukan oleh
curah hujan dalam periode waktu tertentu dan disebut sebagai unsur iklim, yang
pada hakikatnya adalah akumulasi dari unsur cuaca (curah hujan dari saat ke saat).
Demikian juga, pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan manivestasi
akumulatif dari seluruh proses fisiologi selama fase atau periode pertumbuhan
tertentu oleh sebab itu dalam pengertian yang lebih teknis dapat dinyatakan bahwa
pertumbuhan dan produksi tanaman dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim (sebagai
akumulasi keadaan cuaca) selama pertumbuhan tanaman.
3. Pengendalian hama dan penyakit
Cuaca dan iklim sangat berpengaruh terhadap penyakit tanaman, khususnya penyakit
yang disebabkan oleh angin, air dan serangga. Penyakit tumbuhan dapat diartikan
sebagai kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus,
mikroplasma dan yang disebabkan oleh faktor lingkungan tak cocok (kelebihan atau
kekurangan hara tertentu, polusi dan lain-lain. Diantaranya penyebab penyakit tersebut,
cendawan dan bakteri merupakan patogen yang banyak menyerang tanaman.
Cendawan umumnya disebarkan dalam bentuk spora atau potongan hifa.
Penyebarannya dapat dibantu oleh angin, air hewan, manusia, kontak langsung atau
terkandung dalam bagian tanaman (biji, umbi). Bakteri juga dapat menyebar dengan
cara yang sama. Sedangkan virus dan mikroplasma kebanyakan disebarkan serangga,
manusia sendiri atau melalui bagian tanaman.

Perubahan faktor lingkungan fisik, iklim atau cuaca akan sangat berpengaruh terhadap
penyakit pada saat patogen di luar jaringan tanaman (pre penetrasi). Pada waktu
tersebut patogen sangat peka dan menentukan apakah iklim atau cuaca cukup
menentukan perkembangan.
Dalam meninjau pengaruh iklim atau cuaca terhadap perkembangan penyakit maka
yang paling penting adalah bagaimana menjelaskan perilaku iklim mikro sekitar
pertanaman atau bahkan pada lapisan yang lebih tipis di sekitar daun atau batang yang
disebut boundary layer. Perubahan lingkungan fisik lapisan tipis atau di sekitar
pertanaman itulah yang sangat menentukan keberhasilan patogen menimbulkan
penyakit. Dalam beberapa hal masalah tersebut sulit diteliti sehingga diperlukan
pengertian mengenai hubungan antara pola iklim makro dan iklim mikro di sekitar
tanaman.
Dengan mengetahui pengukuran anasir iklim, maka para petani dapat memperkirakan
seberapa besar hama atau penyakit yang akan menyerang tanaman yang akan ditanam,
dengan itu para petani akan lebih mempersiapkan supaya tanamannya tidak rusak fatal
akibat terserang hama atau penyakit, maka kemungkinan gagal panen pun dapat
dihindarkan.
4. Penanganan Pasca Panen
Pada umumnya dalam penanganan pasca panen para petani masih bergantung secara
alamiah misalnya proses pengeringan dilakukan melalui pengangingan, penjemuran
dengan cahaya matahari, dan pemeraman pada atmosfer terbuka. Dengan adanya
pengukuran anasir iklim, maka dapat ditentukan bagaimana intensitas cahaya,
kecepatan angin, suhu udara, kelembaban, dan curah hujan pada suatu waktu, maka
jika suatu waktu terjadi anasir iklim yang kurang sesuai, dengan mudah para petani
dapat mengambil langkah tertentu dalam penanganan pasca panen.
Oleh sebab itu pengukuran anasir iklim sangat berpengaruh terhadap bidang pertanian,
karena dapat menentukan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
Daftar Pustaka

Anonim. 2013. Iklim. http://id.wikipedia.org/wiki/Iklim. Diakses tanggal 22


November 2013
Dewa, P. 2011. Iklim. http://pepradewa.blogspot.com/2012/02/iklim.html. Diakses
tanggal 22 November 2013
Febrina. 2012. Sekilas Mengenai Klimatologi Pertanian.
http://pelangimajinasi.wordpress.com/2012/09/30/sekilas-mengenai-klimatologi-
pertanian/. Diakses tanggal 24 November 2013
Kautsar, V. 2012. Mengenal Cuaca dan Iklim.
http://valkauts.wordpress.com/2012/04/20/mengenal-cuaca-dan-iklim/. Diakses
tanggal 22 November 2013
http://www.scribd.com/doc/41365059/23/C-Kaitan-antara-Cuaca-dan-Iklim-terhadap-
Kehidupan
http://www.scribd.com/doc/71939392/Pengaruh-Cuaca-Pada-Tanaman
http://ustadzklimat.blogspot.com/2010/05/hubungan-cuaca-dan-iklim-terhadap-
hama.html
http://bp4kcianjurkab.blogspot.com/2011/06/pengaruh-unsur-unsur-cuaca-dan-
iklim.html

Anda mungkin juga menyukai