Anda di halaman 1dari 5

Nama : Devi Yulianti

NIM : 4442220027
Kelas : 1C
TUGAS MANDIRI
REVIEW MATER PRESENTASI

1. Review Materi kelompok 2 Pengelolaan Iklim Mikro


Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu yang relative lama dan meliputi wilayah
luas. Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variable-variabel atmosfir
yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Iklim sangat berpengaruh dan sering menimbulkan
masalah bagi manusia serta makhluk hidup lainnya (Miftahuddin, 2016). Iklim mikro merupakan
kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini penting artinya
bagi kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan, karena kondisi udara pada skala mikro ini yang
akan berkontak langsung dengan (dan mempengaruhi secara langsung) makhluk-makhluk hidup
tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim yaitu suhu udara,kecepatan angin, kelembaban
udara, radiasi matahari, dan suhu radiative.
Dampak dari adanya iklim mikro yaitu Suhu yang terlalu panas dan berkurangnya
ketersediaan air akan menghambat produktivitas pertanian. Perubahan iklim juga akan
menyebabkan perubahan masa tanam dan panen ataupun menyebabkan munculnya hama dan
wabah penyakit pada tanaman yang sebelumnya tidak ada.

2. Review Materi kelompok 3 Modifikasi Cuaca


Modifikasi Cuaca adalah sebuah upaya manusia atau usaha buatan dengan menerapkan
teknologi yang mempengaruhi sistem awan untuk mengkondisikan cuaca agar lebih terarah
sesuai dengan yang dibutuhkan.
Modifikasi Cuaca adalah suatu bentuk intervensi manusia terhadap sistem awan dengan
tujuan mengkondisikan cuaca berperilaku sesuai dengan yang dibutuhkan yang umumnya
bertujuan untuk meningkatkan intensitas curah hujan ataupun mempercepat proses hujan di
suatu tempat (Wirahma et al, 2014).
Faktor- faktor yang mempengaruhi:
-Fase peralihan musim dari kemarau ke hujan
- Faktor potensinawan Cumullus
- Kecepatan angin dan arah angin
- Suhu atau kelembaban udara
Tujuan Modifikasi Cuaca
1. Untuk mengantisipasi kekeringan guna menjaga stabilitas pasokan air irigasi di
sejumlah waduk strategis yang menjadi pemasok air irigasi bagi area sentra produksi
pertanian.
2. Untuk meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat (rain enhancement), dan
menurunkan intensitas curah hujan di suatu lokasi tertentu (rain reduction).
3. Untuk menambahkan jumlah aerosol sebagai inti kondensasi ke dalam awan yang
sudah banyak mengandung uap air. Tujuannya agar proses tumbukan dan
penggabungan butir tetes air di dalam awan segera di mulai sehingga proses turunnya
hujan menjadi lebih cepat dan lebih tinggi intensitasnya.
Manfaat Modifikasi Cuaca
❑ Mengisi tampungan air waduk atau danau yang sumber airnya digunakan untuk
kebutuhan irigasi atau PLTA.
❑ Mengurangi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
❑ Sebagai bagian yang terintegrasi dengan praktek pengelolaan sumberdaya air
❑ Penipisan kabut asap ini merupakan yang paling tinggi frekuensi pemanfaatannya.
Secara terminologi, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau dikenal dengan istilah hujan
buatan adalah suatu bentuk upaya manusia untuk memodifikasi cuaca dengan tujuan tertentu
agar mendapatkan kondisi cuaca yg diinginkan. Disebut sebagai suatu teknologi karena aktivitas
memodifikasi cuaca merupakan suatu aplikasi cuaca yang memerlukan sentuhan teknologi dalam
prosesnya. TMC (teknologi modifikasi cuaca) dilakukan sejak tahun 1972 hingga 2017. BPPT
(Badan Pengkajian dan Perapan Teknologi) dalam hal ini BBTMC (Balai Besar Teknologi
Modifikasi Cuaca) terus secara intensif dan aktif mencari terobosan dan inovasi agar bisa
memberi solusi dan dapat mengurangi dampak dari kekeringan yang selalu melanda negeri kita
ini, bahkan tentunya untuk melakukan mitigasi dan pencegahan dengan basis inovasi dan
teknologi yaitu salah satunya dengan TMC.
Contoh Modifikasi Cuaca yaitu sebagai berikut
1. Modifikasi Cuaca (TMC) atau yang lebih di kenal dengan istilah hujan buatan
ini adalah pelaksanaan Yang pernah di lakukan di sejumlah provinsi di Pulau
Sumatra dan Kalimantan dengan tujuan untuk mengurangi kabut asap akibat
kebakaran lahan dan hutan yang hamper setiap tahun terjadi.
2. Modifikasi cuaca yang ditetapkan sebagai integral pengelolaan sumberdaya
air yang telah di laksanakan di kabupatan Luwu (Sulawesi Selatan) untuk
tujuan menjaga volume air danau yang di gunakan sebagai PLTA-Larona.

3. Review Materi kelompok 4 La Nina


La Nina adalah fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik
bagian tengah dan timur dibawah kondisi normal. Di sisi lain pendinginan SML di Samudra
Paifik tersebut diikuti oleh menghangatnya SML di perairan Indonesia. Terjadinya fenomena La
Nina ditandai dengan intensitas curah hujan yang tinggi pada suatu wilayah yang sedang
memasuki masa musim penghujan. La Nina tidak dapat dilihat secara pasifik, periodenya pun
tidak tetap. Rata-rata La Nina terjadi secara 3-7 tahun sekali, dan dapat berlangsung selama 12-
36 bulan. Fenomena La Nina dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas
dipantai kembali bergerak ke arah barat, suhu air laut di tempat tersebut akan kembali seperti
semula (dingin) dan up-welling muncul kembali, dengan kata lain La Nina adalah kondisi cuaca
yang normal kembali setelah terjadinya El Nino. Ketika arus air laut yang panas menuju ke arah
barat yang akhirnya sampai ke wilayah Indonesia, mengakibatkan wilayah Indonesia akan
berubah menjadi daerah bertekanan rendah dan semua angin disekitar Pasifik Selatan dan
Samudera Hindia akan bergerak menuju Indonesia.
Beberapa faktor penyebab terjadinya La Nina diantaranya anomali suhu yang mencolok di
perairan Samudera Pasifik, melemahnya angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang
menyebabkan pergerakan angin jauh dari normal, kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang
disebabkan oleh pemanasan dari perairan panas dibawahnya. Fenomena La Nina terjadi melalui
proses-proses yang bertahap. Meski sulit diperkirakan, namun secara umum proses fenomena La
Nina terjadi karena kondisi berikut :
1. Menguatnya angin di samudera Pasifik.
2. Massa air hangat terbawa arus.
3. Terjadinya Up-welling.
Pada saat fenomena La Nina berlangsung, terjadi musim hujan yang berkepanjangan yang
mengakibatkan terjadinya ancaman banjir dan longsor. Selain itu, fenomena La Nina juga
membawa dampak terhadap peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia. Namun
dampak fenomena ini tidak pernah sama karena faktor yang mempengaruhinya. Dampaknya
terhadap tanaman yaitu dapat menyebabkan kegagalan produksi pangan melalui pengaruhnya
terhadap kerusakan tanaman yang disebabkan oleh kelebihan air atau banjir dan meningkatnya
gangguan hama dan penyakit. Adapun dampak positif dari fenomena ini anatar lain peluang
percepatan tanam, perluasan area tanam padi baik di lahan sawah irigasi, tadah hujan maupun
ladang. Fenomena La Nina selain memiliki sisi ancaman, namun juga punya peluang positif yang
dapat dimanfaatkan seperti panen hujan, dan surplus air tanah, peningkatan produktivitas
pertanian yang memerlukan banyak air, dan pemanfaatan telaga yang muncul selama tahun
basah untuk membudidaya ikan air tawar semusim

4. Review Materi kelompok 6 Efek Peningkatan Kadar CO2 di Atmosfer


Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena dia menyerap gelombang
inframerah dengan kuat. Karbon dioksida dihasilkan oleh semua binatang, tumbuh-tumbuhan,
fungi, dan mikroorganisme pada ronde respirasi dan dipakai oleh tumbuhan pada ronde
fotosintesis, juga dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, gunung berapi dan mata air
panas.
CO2 merupakan gas yang mempengaruhi pada Pemanasan global , dimana pemanasan global
adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan bumi. Suhu rata-rata
global pada permukaan bumi telah meningkat selama 100 tahun terakhir. Menurut IPCC
(Intergovermental Panel on Climate Change) menyimpulkan bahwa sebagian besar peningkatan
temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke 20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktifitas manusia. Gas-gas rumah kaca,
antara lain: uap air, karbondioksida dan metana. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi, sehingga panas tersebut akan tersimpan pada
permukaan bumi. Hal ini akan terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan
bumi terus meningkat.
Peningkatan konsentrasi CO2 akibat pemanasan global dipastikan akan diiikuti oleh
peningkatan suhu yang dapat menurunkan hasil panen dan pertumbuhan kedelai. Hasil penelitian
terdahulu berhasil mengindikasikan efek negatif dari peningkatan CO2 dan suhu pada tanaman
kedelai, namun penelitian lainnya menjelaskan efek peningkatan CO2 ini akan memiliki dampak
positif terutama pada tanaman C3 dengan menurunkan aktifikas fotorespirasi berbeda dengan
tanaman C4 yang kurang terpengaruh oleh kenaikan CO2. Peningkatan konsentrasi CO2 di
atmosfer yang diikuti dengan peningkatan suhu akan menyebabkan perubahan respon tanaman
kearah penurunan produksi. Tanaman kedelai yang di tanaman di ruang terkendali dengan suhu
2°C dan konsentrasi CO2 200 ppm lebih tinggi dari keadaan ambient serta ditanam pada kondisi
konsentrasi CO2 ambient sebesar 380 ppm dengan periode waktu 52 HST,80HST,
48HST,81HST. Maka didapati hasil pada awal tumbuh di rejim CO2 tinggi tanaman mampu
memanfaatkan kelebihan CO2 untuk berfotosintesis sehingga bobot kering tanaman meningkat
signifikan namum pada tahap lanjutan yaitu pada 32 HSP peningkatan bobot tanaman mejadi
tidak signifikan menandakan ada mekanisme downregulation yaitu peningkatan CO2 tidak lagi
mampu lagi meningkatkan laju fotosintesis namum sebaliknya. Downregulation ini ditandai
dengan semakin menurunnya aktivitas pembukaan stomata, dan akan semakin buruk bila disertai
oleh peningkatan suhu. Dampak CO2 Terhadap Tumbuhan:
- Laju fotosintesis meningkat
- Kualitas tumbuhan sebagai nutrisi bagi makhluk hidup menurun
- Mengurangi kelembaban tanah
- Semakin sulit dalam memprediksi prospek pengendalian hama terhadap tanaman
- Perubahan pada pengembalian material organic
Hal yang harus dilakukan untuk mengurangi gas CO2 dan gas rumah kaca
1. Lakukan diskusi akademik intern dan Kerjasama yang diperluas dengan memperlibatkan para
ekolog, pemerhati lingkungan dan instansi terkait.
2. Peka dan peduli terhadap fenomena penebangan dan pembakaran hutan yang marak terjadi.
3. Pelestarian hutan sebagai bagian dari clean development mechanism (CDM).
4. Penambahan ruang terbuka hijau.

Anda mungkin juga menyukai