Tatap Muka Ke : 1
MATERI YANG AKAN DISAMPAIKAN DAN REFFRENSI
Reffrensi:
PBI 1971
Materi Yang Akan Disampaikan : SNI Pembebanan
Pendahuluan SNI 2847-2019
Pengertian SNI Baja Tulangan Beton
Spesifikasi Teknis dan Pembebanan SNI T-15-1991-03; Standar Tata Cara
Analisis Struktur Bangunan Teknik Menghitung Struktur Beton
Peraturan Pembebanan Indonesia
Lingkungan Peraturan Perencanaan Tahan Gempa
Indonesia
Tabel dan spesifik pabrikan
2
Sistem Penilaian/Evaluasi :
3
A. PENDAHULUAN
4
B. PENGERTIAN
1. Pengertian Teknik/Rekayasa
6
3. Pengertian Struktur:
Struktur adalah
pengaturan dan
pengorganisasian
unsur-unsur yang
saling terkait dalam
suatu objek material
atau sistem, atau
objek atau sistem
yang terorganisasi.
Struktur Bawah
Struktur Atas
7
3.1. Pengertian Struktur Bawah
Struktur bawah
(lower structure)
Struktur bawah
merupakan
bagian-bagian
bangunan yang
terletak di bawah
permukaan
tanah, yang
sering disebut
Pondasi
8
3.2. Pengertian Struktur Atas
Struktur atas
(upper structure)
struktur atas,
dibangun di atas
struktur bawah
9
4. Pengertian Bangunan dan Struktur Bangunan
Bangunan adalah
Struktur buatan
manusia.
Struktur Bangunan
dapat diartikan sebagai
bagian-bagian yang
membentuk berdirinya
sebuah Bangunan
Struktur Bangunan
berfungsi sebagai syarat
berdirinya sebuah
Konstruksi.
10
5. Pengertian Konstruksi
12
7. Pengertian Teknologi Informasi
13
8. Pengertian Desain/Rancangan dan Perencanaan
14
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI SAPTA TARUNA
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Tatap Muka Ke : 2
9. Pengertian Gaya
16
9. Pengertian Gaya
17
9. Pengertian Gaya
18
…………….. pengertian gaya
19
…………….. pengertian gaya
20
…………….. pengertian gaya
9.5. Gaya tekuk
Gaya tekuk adalah fenomena yang sangat tidak stabil yang akan menyebabkan
element tidak dapat menahan beban tambahan sedikitpun bisa terjadi tanpa
kelebihan bahan yang disebut dengan tekuk (buckling). Gaya tekuk dapat
menyebabkan sesuatu struktur patah hingga hancur. Bahan yang paling banyak
digunakan dan paling baik digunakan dan untuk menahan gaya tekuk tersebut
adalah beton.
21
…………….. pengertian gaya
9.6. Gaya dalam
Gaya dalam adalah gaya yang terjadi didalam penampang potong komponen
konstruksi yang diakibatkan adanya gaya luar yang ditimbulkan dari pembebanan
yang diberikan. Besarnya gaya dalam sama dengan besarnya gaya luar dengan
arah berlawanan, gaya dalam ini merupakan gaya reaksi yang melawan gaya luar
(gaya aksi), jenis gaya dalam, dilihat dari arah gayanya terhadap penampang
potong batang yang menahannya, terdiri dari 2 jenis, yaitu :
▪ Gaya normal, Fn (Gaya axial) adalah gaya dalam yang bekerja tegak lurus
penampang potong atau sejajar sumbu batang
▪ Gaya tangensial, Ft (Gaya melintang) adalah Gaya dalam yang bekerja tegak
lurus sumbu batang atau sejajar penampang potong
Fx
Fn
Fx
Ft
22
10. Pengertian Momen
½h
10.3. Momen tahanan (W)
Momen tahanan adalah luas penampang yang menahan h
momen, didapat dari momen Inersia dibagi jarak dari sumbu
ke sisi terluar, e atau r. Contoh inersia balok : I = 1/12 bh³
W = 1/12 bh³ / ½ h = 1/6 bh² b
24
11. Pengertian Tegangan
F
25
………………. pengertian tegangan
26
Contoh Tegangan :
a. Tegangan tekan (σ ) F
27
Contoh Tegangan :
Jawab:
Luas sling baja As = ¼ π d² = ¼ x 22/7 x (3 cm)²
As = 7,0714 cm²
F
Tegangan terjadi pada sling σs = F/A
σ = 20.000 kg / 7,0714 cm² = 2828,28 kg/cm²
28
Contoh Tegangan :
29
Contoh Tegangan :
d. Tegangan puntir (τ) l
30
12. Pengertian Spesifikasi Teknis
31
13. Pengertian Pembebanan
Pembebanan adalah adalah gaya atau aksi lainnya yang dikenakan pada suatu
elemen struktur. Pembebanan pada struktur dapat menyebabkan adanya tegangan,
deformasi, dan perpindahan yang berpotensi merusak struktur tersebut. Di
Indonesia, peraturan pembebanan untuk bangunan gedung dan struktur
lain diatur dalam SNI 1727:2013.
Jenis Beban :
Beban Mati, umumnya berat sendiri struktur (al. lantai, kolom, balok, atap, dls)
Beban hidup, beban yang bergerak/bisa berpindah posisi (al. kendaraan,
orang, alat berat, khewan dls.)
Beban lingkungan, beban yang disebabkan kekuatan alam ( al. angin, hujan,
gempa, salju, debu, dls.)
32
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI SAPTA TARUNA
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Tatap Muka Ke : 3
C. SPESIFIKASI TEKNIS
Ada dua kata spesifikasi dan teknis, untuk spesifikasi sendiri pengertiannya adalah uraian
secara rinci mengenai persyaratan barang dan jasa yang dibutuhkan atau kriteria-kriteria
dari suatu barang atau jasa yang diperlukan untuk mencapai kualitas dan kinerja.
Berdasarkan pengertian dari spesifikasi teknis, maka spesifikasi teknis harus dibuat yang
dapat menjamin terlaksanannya pengadaan barang dan jasa sesuai dengan yang
diharapkan baik kualitas, kuantitas, tepat sasaran dan tepat waktu.
34
1. Standar Pembebanan
Beban Nominal
Besaran beban yang ditentukan dalam SNI 1727:2013 untuk; beban mati,
beban hidup, angin, hujan, banjir dan gempa.
Beban Nosional
Beban virtual yang dipekerjakan pada suatu analisis struktur untuk
memperhitungkan efek destabilisasi yang tidak diperhitungkan dalam
ketentuan-ketentuan desain.
35
……………. standar pembebanan
Kuat Nominal
Kemampuan suatu struktur atau komponen struktur untuk
menahan efek beban, yang dihitung dengan menggunakan
kekuatan bahan yang disyaratkan serta dimensi dan rumus
yang diturunkan dari prinsip mekanika rekayasa yang diakui
atau memiliki hasil uji lapangan atau hasil uji laboratoriumdari
model yang dilaksanakan yang memperhitungkan perbedaan
kondisi laboratorium dan lapangan.
36
……………. standar pembebanan
37
……………. standar pembebanan
Kombinasi Beban :
1. D
2. D + L
3. D + Lr atau S atau R
4. D + 0,75 L + 0,75 (Lr atau S atau R)
5. D + 0,6 (W atau 0,7 E)
6. D + 0,75 L + 0,75 (0,6 W) + 0,75 (Lr atau S atau R)
D + 0,75 L + 0,75 (0,7E) + 0,75 S
7. 0,6 D + 0,6 W
8. 0,6 D + 0,7 E
38
……………. standar pembebanan
Kombinasi dasar:
Struktur, komponen dan fondasi harus dirancang sedemikian rupa
sehingga kekuatan desainnya sama atau melebihi efek dari beban
faktor dalam kombinasi berikut:
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau S atau R)
39
……………. standar pembebanan
Kombinasi Dasar :
40
2. Berat Jenis Bahan
41
………………………………. berat jenis bahan
Berat jenis bahan, dalam konstruksi untuk perhitungan struktur akan menjadi
beban mati akibat berat sendiri struktur.
Contoh:
Pada balok beton bertulang dengan ukuran 30 cm x 40 cm, membentang dan
diletakan pada tumpuan dengan Panjang L, maka beban mati atau berat sendiri
dapat dihitung dengan cara mencari volume dikalikan berat jenisnya;
Begitu juga bentuk struktur lain seperti; plat lantai beton bertulang, plat baja,
rangka baja, balok baja, atap kayu, atap baja ringan, plapond, dan sebagainya.
42
3. Tegangan/Daya Dukung Yang Diizinkan
Tegangan/daya dukung yang diizinkan tergantung dari jenis material dan mutu
material, untuk struktur tegangan/daya dukung yang diizinkan umumnya sudah
dimasukan angka keamanan/factor keamanan yang biasa digunakan lebih besar dari
1, besar factor tergantung dari fungsi struktur semakin besar kerugian/bencana/akibat
yang ditimbulkan kalua gagal maka harga factor ini semakin besar.
Bahan/elemen struktur tegangan/daya dukung yang diizinkan tidak boleh dilampaui
doleh tegangan/daya dukung yang timbul/terjadi.
Beberapa bahan struktur sudah ada spesifikasi-nya untuk masing-masing bahan yang
dikeluarkan oleh pabrikan yang dijamin berdasarkan regulasi yang berlaku, pada
umumnya tertuang dalam spesifikasi bahan tersebut, dan ada yang sudah dibuktikan
dalam sertifikat
Bahan bangunan diantaranya: Semen, pasir, tulang besi/baja untuk beton, besi siku,
besi kanal, pipa baja, pipa PVC, Pipa PE, kayu, bata merah dan lain-lain.
43
…………… tegangan/daya dukung yang diizinkan
44
…………… tegangan/daya dukung yang diizinkan
45
Contoh bahan konstruksi prpfil baja
46
Contoh bahan konstruksi prpfil baja
47
…………… tegangan/daya dukung yang diizinkan
48
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI SAPTA TARUNA
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Tatap Muka Ke : 4
D. ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN TEKNIK LINGKUNGAN
50
Contoh bangunan teknik lingkungan
51
Contoh bangunan teknik lingkungan
52
Contoh bangunan teknik lingkungan
53
Contoh bangunan teknik lingkungan
54
Contoh bangunan teknik lingkungan
55
1. Pondasi Pasangan Batu Kali
Pondasi sederhana pasangan batu kali, umumnya dipakai
untuk bangunan-bangunan sederhana dan beban yang dipikul
oleh fondasi dan disalurkan ketanah tidak terlalu berat dan
momen-momen terjadi pun kecil diselesaikan di bagian atas
oleh tiang dan slop. Beban yang disalurkan hanya dari berat F
diatasnya
Lihat gambar di sebelah. Gaya horizontal yang timbul dianggap
dilawan dinding-dinding galian pasangan batu kali tidak mampu σt
menahan momen yang menimbulkan tegangan positif
b
σt = F/A
σt = tegangan yang terjadi dipikul oleh tanah (kg/cm²) .
F = gaya yang dipikul fondasi (kg) a A=axb
A = luas telapak fondasi (cm²)
σa = tegangan tanah yang diijinkan (kg/cm²)
Persyaratan :
σt < σa
56
Contoh pondasi pasangan batu kali
Diketahui: a
Lihat gambar di sebelah kanan
a = 60 cm σtanah ijin = 2 kg/cm²
b = 150 cm Koefisien Cg = 0,65
h1= 50 cm
h2= 200 cm
c = 30 cm
h2
ϒpasangan batu = 2000 kg/m³ (ϒpb)
ϒtanah = 1600 kg /m³ (ϒt)
Sudut geser dalam tanah Ɵ = 30º
Diminta:
h1
a. Gaya berat sendiri dinding & tanah (V)
b. Tegangan tanah yang timbul akibat gaya c
c
vertical V
b
c. Gaya horizontal tanah H
d. Momen guling (Mg)
e. Momen tahan (Mt)
f. Tegangan tanah akibat momen
g. Stabilitas strutur
57
……………………… pondasi pasangan batu
kali
Jawab:
Perhitungan dibuat Panjang pondasi 1 m a
a. Gaya berat dinding + tanah = V
G1 = a x (h2-h1) x ϒpb x 1m
G1 = 0,6 x (2 – 0,5) x 2000 x 1 m = 1.800 kg
G2 = ½ x (b – 2c – a) x (h2- h1) x ϒpb x 1 m G4
h2
G2 = ½ x {1,5 –( 2x0,30) – 0,6} x (2- 1,5) x 2000 x 1 m = 750 kg
G3 = h1 x b x ϒpb x 1 m G1
G5
G2
G3 = 0,5 x 1,5 x 2000 = 1.500 kg
G4 = ½ (b-2c- a) x (h2-h1) x ϒt x 1 m
h1
G4 = ½ (0,3) x (1,5) x 1.800 = 405 kg
G5 = c x (h2-h1) x ϒt x 1m c
c G3
G5 = 0,3 x (2-0,5) x 2000 x 1m = 900 kg
G = G1+G2+G3+G4+G5
V = 1.800 + 750 + 1.500 + 405 + 900 = 5.055 kg b
V = 5.055 kg
58
……………………… pondasi pasangan batu
kali
λa = tg (45º - Ø/2) λp = tg (45º+ Ø/2)
λa = tg (45º - 30/2) λp = tg (45º + 15º) a
λa = tg (30º) = 0,577 λp = tg (60º) = 1,732
Ha = ½ x (λa x ϒt x h2 x h2 x 1 m
Ha = ½ x λa x ϒt x h2² x 1 m
Ha = ½ x 0,577 x 1600 x 2² x 1 m
Ha = 1.846,4 kg h2
Hp = ½ x (λa x ϒt x h1 x h1 x 1 m Ha
Hp = ½ x λa x ϒt x h1² x 1 m
Hp = ½ x 0,577 x 1600 x 0,5² x 1 m h1 Hp
Hp = 346,4 kg T
λp x ϒt x h1
λa x ϒt x h2
b
59
……………………… pondasi pasangan batu
kali Y
Menghitung Momen terhadap sumbu Y-Y:
Momen Guling (Mg) a=0,60 m d=0,3 m
Mg = Ha x h2/3
Mg = 1.846,4 kg x 2/3 m = 1230,933 kgm L4
G4
Momen tahan (Mt) L1
Mt =Hp x t1/3 + G1L1+G2L2+G3L3+G4L4+G5L5 L5 h2=2 m
Hp x t1/3 = 346,4 x 0,5/3 = 57,733 kgm L2
G1L1 = 1800 x 0,6 = 1080 kgm G1 Ha
G2 G5
G2L2 = 750 x 1 = 750 kgm
G3L3 = 1500 x 0,75 = 1125 kgm Hp t2
G4L4 = 405 x 1,1 = 445,5 kgm h1=0,5 m
t1
G5L5 = 900 x 1,35 = 1215 kgm c=0,3 m G3 C =0,30m
Mt = 4673,233 kgm L3 λa x ϒt x h2
Me = 4673,233 – 1230,933 λp x ϒt x h2
b = 1,5 m
Me = 3442,3 kgm Y
60
Stabilitas pondasi pasangan batu kali
b. Tegangan tanah yang timbul akibat V f. Tegangan tanah akibat momen
61
……………………… pondasi pasangan batu
kali
Ambles σt < σi
62
Pondasi pasangan batu kali untuk reservoir
Diketahui :
Seperti gambar di sebelah kanan.
Reservoir :
Ukuran dalam: 10 m x 20 m x 5 m
Ukuran luar : 10,60 m x 20,60 m x 5,60 m
Tinggi air maksimum h = 4,50 m
Bahan dari beton bertulang
Pondasi pasangan batu kali :
Lebar 11,20 m
Panjang 21,20 m
Tinggi 0,60 m
Diminta:
Tanpa beban gempa
Hitung gaya-gaya yang bekerja pada pondasi batu
kali
Hitung tegangan tanah yang terjadi
Bila tegangan diijinkan σi =0,80 kg/cm²
63
……………… pondasi reservoar
Jawab:
Beban yang terjadi (V) V = G + W + Bk + P
Berat sendiri reservoir dari beton bertulang (G) V = 1.720.186 kg
Berat air pada reservoir (W)
Berat sendiri pasangan batu kali (Bk) σt. = V/A
Berat operasional orang dan lain-lain (P) σt. = 1.720.186/(11,2 x 21,20)
σt. = 7244,7187 kg/m²
G = Vol. Luar – Vol. Dalam x ϒbt σt. = 0,7245 kg/cm²
VL = 10,60 m x 20,60 m x 5,60 m = 1222,816 m³ σt. = 0,7245 kg/cm² < 0,8 kg/cm²
Vd = 10 m x 20 m x 5 m = 1000 m³ Struktur tidak ambles. OK
G = 1222,816 m³ – 1000 m³ x 2400 kg/m³ = 534.758,4 kg
W = lebar x panjang m x tinggi air x ϒa
W = 10 m x 20 m x 4,5 m x 1000 kg/m³ = 900.000 kg
Bk = lebar x panjang x tinggi x ϒbk
Bk = 11,20 m x 21,20 m x 0,60 m x 2000 kg/m³ = 284928 kg
P = 500 kg ditaksir
64
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI SAPTA TARUNA
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Tatap Muka Ke : 5
Soal Latihan
Diketahui :
Seperti gambar di sebelah kanan.
Gorong-gorong
Ukuran buis beton bertulang diameter D = 1,5 m
Jalan diatasnya bobot tersalur satu ban G = 8 ton
Berat jenis beton tulang = 2400 kg/m³
Air yang lewat bisa penuh gorong-gorong
Pondasi pasangan batu kali, spesi 1:3
Lebar 2,50 m
Panjang diambil untuk perhitungan 1 m
Tinggi 0,60 m
Diminta:
Tanpa beban gempa
Hitung gaya-gaya yang bekerja pada pondasi batu
kali
Hitung tegangan tanah yang terjadi
Bila tegangan diijinkan σi =0,80 kg/cm²
66
Soal Latihan :
Diketahui :
Bentang jembatan L = 3 m
Diameter pipa 600 mm (DIP)
Dipasang air valve di Tengah b
Berat orang P = 100 kg memasang
air valve 2 orang ditengah-Tengah d
Berat air valve 100 kg
Tekanan tanah pasif tidak dihitung
Sudut geser dalam 28º
ϒt =1600 kg/m³ berat jenis tanah
ϒpb =1900 kg/m³ berat jenis ps. Batu Lebar pondasi b = 120 cm
ϒa =1000 kg/m³ berat jenis air Panjang pondasi d = 150 cm
Daya dukung tanah σ = 0,85 kg/cm² Bentang jembatan L = 300 cm
67
……………… pondasi jembatan pipa
a
Jawab:
Beban vertikal yang terjadi (V)
Berat pasangan batu
Berat pipa (Wp)
Berat air dalam pipa (Wa)
Berat operasional orang (P)
h
Gaya horizontal (H)
Tekanan tanah (Ht) h1
Tekanan air dalam pipa (Ha)
t
Momen:
Momen guling b c
Momen tahan
68
2. Pondasi Plat Beton Bertulang
b a b
N adalah gaya beban total V
Mo momen terjadi pada kolom dengan
pondasi sebagai jepit Mo
d adalah tebal plat pondasi
a adalah sisi-sisi kolom
L adalah sisi-sisi plat pondasi
b adalah jarak ujung sisi kolom dan d
ujung plat pondasi
Tegangan yang timbul pada tanah L
menjadi beban untuk penulangan plat
pondasi b
Tegangan yang timbul akibat V (-) dan
akibat momen (±) L a
Beban makimum adalah tegangan
akibat super posisi akibat V dan M b
69
………………….. pondasi plat beton bertulang
b a b
V adalah gaya beban total
Mo momen terjadi pada kolom dengan V
pondasi sebagai jepit
d adalah tebal plat pondasi Mo
a adalah sisi-sisi kolom
L adalah sisi-sisi plat pondasi d
b adalah jarak ujung sisi kolom dan T
ujung plat pondasi
Tegangan yang timbul pada tanah - σ
Akibat V
menjadi beban untuk penulangan plat σ +
pondasi
Akibat momen - σ
Tegangan yang timbul akibat V (-) dan
akibat momen (±) σmak
Beban makimum adalah tegangan super + σmak
posisi, akibat V dan Mo Super posisi
70
………………………… pondasi plat beton bertulang
71
……………. pondasi plat beton bertulang
½L ½L
Momen untuk penulangan plat pondasi (MT)
Q = ½ L x σmak x L
MT = Q x ¼ L
Persyaratan :
Tegangan yang terjadi tidak boleh ada nilai d
positif seluruhnya harus negative, digunakan T
nilai maksimum hasil super posisi. σmak
72
Contoh:
200 cm
Diketahui:
Seperti gambar sebelah kanan
Konstruksi Tiang baliho 100 cm
100 cm
Dimensi lihat gambar
Berat baligo V1 = 250 kg
Beban angin wt = kg/m²
Berat jenis beton tulang = 2400 kg/m³
Berat jenis tanah = 1800 kg/m³
Beban berguna P = 100 kg 200 cm 30/30 300 cm
Daya dukung tanah yang diizinkan = 0,95 kg/ cm² cm
Diminta:
Kontrol tegangan tanah yang terjadi
Penulangan pondasi plat beton 100 cm
30 cm
100 cm
100 cm
73
……………. pondasi plat beton bertulang
½L ½L
Momen untuk penulangan plat pondasi (MT)
Q = ½ L x σmak x L
MT = Q x ¼ L
Persyaratan :
Tegangan yang terjadi tidak boleh ada nilai d
positif seluruhnya harus negative, digunakan T
nilai maksimum hasil super posisi. σmak
74
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI SAPTA TARUNA
(STTST)
Sekian,
Daun Selasih
Daun Kayu
75