PENGERTIAN
Beton Porous atau Beton Non Pasir (Permeconcrete, No-Fine Concrete) merupakan
bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang diperoleh dengan cara menghilangkan
bagian halus agregat pada pembuatan beton.
Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem berupa
keseragaman rongga yang terdistribusi didalam massa beton, serta berkurangnya berat
jenis beton. Kadar rongga berkisar 12% sampai 25%. Rongga ini mengakibatkan
berkurangnya kepadatan dari beton serta berkurangnya jumlah luasan yang perlu
diselimuti oleh pasta semen, sehingga berdampak langsung terhadap porsi semen dalam
campuran dan mampu menghemat biaya konstruksi.
KEUNGGULAN BETON POROUS
1. Low Shrinkage
2. Light Weight
3. Thermal Insulation
4. Eliminated Segregation
5. Reduce Cement Demand
6. Environment Friendly
1. LOW SHRINKAGE
Penyusutan total beton porous saat mengeras/kering adalah sekitar setengah
dari beton padat yang dibuat dengan agregat yang sama. Tingkat penyusutan
juga jauh lebih cepat. Gerakan penyusutan total, telah ditemukan bahwa 50%
sampai 80% terjadi dalam 10 hari pertama, dimana untuk beton padat hanya 20
sampai 30 persen akan terjadi pada periode yang sama. Ini berarti bahwa bahaya
retak jauh lebih kecil terjadi jika dibandingkan dengan beton normal.
2. LIGHT WEIGHT
1. Beton Porous atau Beton non pasir tidak direkomendasikan dengan baja
tulangan apalagi jika berada pada lingkungan yang agresif, sifatnya yang
porous dapat mempercepat laju korosi pada struktur.
2. Kuat tekan rendah, karena bobot ringan maka kuat tekan beton non pasir
sangat rendah sehingga aplikasi sangat terbatas.
KARATERISTIK
Dalam hal design campuran beton porous, perbandingan air dan semen (w/c
ratio) bukan merupakan faktor kontrol utama melainkan perbandingan campuran
agregat dan semen (a/c ratio) pada posisi w/c ratio optimum yang menghasilkan
kekuatan tekan tertinggi. Kecenderungan ini dapat dilihat pada gambar dibawah
ini, yang memperlihatkan variasi a/c ratio 6:1 sampai 10:1 (berdasarkan volume),
sedangkan w/c ratio bervariasi antara 0,37 sampai 0,45 (berdasarkan berat),
dengan kepadatan beton 1940 sampai 2100 kg/m3.
KUAT TEKAN BETON NON PASIR
DIPENGARUHI OLEH :
a) Faktor air semen
b) Rasio volume aggregat dengan semen
c) Jenis aggregatnya
A. FAKTOR AIR SEMEN
Faktor air semen pada beton non pasir berkisar 0,36 dan 0,46 sedangkan nilai faktor
air semen optimum sekitar 0,40. Perkiraan faktor air semen tidak dapat terlalu besar
karena jika faktor air semen terlalu besar maka pasta semen akan terlalu encer sehingga
pada waktu pemadatan pasta semen akan mengalir ke bawah dan tidak menyelimuti
permukaan aggregat. Sedangkan jika faktor air semen terlalu rendah maka pasta
semennya tidak cukup menyelimuti butir butir agregat kasar penyusun beton. Maka pada
beton non pasir perlu ditambahkan admixture untuk menambah workability. Nilai Slump
umumnya sangat kecil bahkan mencapai 0, sehingga untuk pada pelaksanaan dalam
jumlah besar beton non pasir menggunakan conveyor dan tidak disarankan
menggunakan concrete pump. Dengan nilai faktor air semen optimum akan dihasilkan
pula kuat tekan maksimum suatu beton non pasir (Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992).
Dari gambar tesebut dapat dilihat bahwa w/c ratio yang optimum berada di
puncak kurva a/c ratio, dimana kondisi ini yang ideal untuk dipilih sebagai porsi
campuran. Karena jika w/c ratio yang digunakan lebih tinggi dari nilai optimum
akan menyebabkan segregasi butiran agregat dalam campuran sedangkan jika
lebih rendah dari nilai optimum campuran akan sulit dipadatkan.
B. RASIO VOLUME AGREGAT DENGAN SEMEN