Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL DI ULAK KARANG,

KOTA PADANG
Izzatul Ramadhani, Taufik, Embun Sari Ayu
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang
E-mail : izzatul_ramadhani@yahoo.com, taufikfik88@rocketmail.com,
embun_sariayu@ymail.com.

Abstrak

Kota Padang merupakan salah satu kota di Indonesia yang rawan akan gempa. Untuk itu
dalam perencanaan gedung bertingkat perlu perhitungan yang teliti dan tepat. Perencanaan
gedung bertingkat dirancang dengan menggunakan sistem rangka pemikul momen yang
mengacu kepada SNI 03-2847 : 2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung, SNI 1726 : 2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gedung untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung. Perancangan gedung bertingkat dengan sistem rangka
pemikul momen khusus (SRPMK) dirancang untuk memiliki ketahanan terhadap gempa,
dengan kategori resiko II, percepatan respons spektra perioda pendek Ss sebesar 1,398g dan
spektra percepatan perioda panjang S1 sebesar 0,6g, diperoleh gaya gempa arah-x (Vx)
sebesar 8936,50 KN dan gaya gempa arah-y (Vy) sebesar 8936,50 KN. Gedung perhotelan
ini sudah bisa dikatakan aman terhadap gempa karena telah direncananakan dengan mutu fc’
30 MPa dan fy 400 MPa, strong coloum weak beam dengan nilai Mnc 1,2 Mnb.

Kata Kunci : perencanaan, gedung, gempa.


BUILDING STRUCTURE DESIGN OF HOTEL IN ULAK KARANG,
PADANG CITY

Izzatul Ramadhani, Taufik, Embun Sari Ayu


Civil Engineering Department, Faculty of Civil Enginering and Planning, Univesity of Bung
Hatta Padang
E-mail : izzatul_ramadhani@yahoo.com, taufikfik88@rocketmail.com,
embun_sariayu@ymail.com.

Abstract

Padang city is one of the cities in Indoesian is prone to earthquakes. Therefore in planning
storey building needs careful calculation and precise. Palnning storey building designed using
truss system bearers moments that refer to SNI 03-2847 : 2013 requirements of structural
concrete for buildings, SNI 1726 : 2012 planning procedures on building resilience to the
structure of the building and non builing. Designing multi-storey building with a special
moment frame system bearers (SRPMK) is designed to have resistance against earthquakes,
the risk category II, the short period spectral response acceleration Ss at 1,398g and spectral
acceleration S1 long period of 0,6g, the acquired seismic force direction-x (Vx) is 8936,50
KN and the direction-x seismic force (Vy) is 8936,50 KN.Building g hotel have been said to
be safe against earthquake because it has been planned with the strength concrete 30 MPa,
and fy 400 MPa, the concept of strong column weak beam (ΣMnc > 1,2 ΣMnb).

Keyword : planning, building, earthquake.


1. PENDAHULUAN 2847 : 2013 tentang Persyaratan Beton
Kota Padang merupakan salah satu Struktural untuk Bangunan Gedung, SNI
kota di Indonesia yang mengalami 1726 : 2012 tentang Tata Cara
perkembangan yang cukup pesat, baik Perencanaan Ketahanan Gedung untuk
dalam kehidupan sosial maupun Struktur Bangunan Gedung dan Non
pariwisatanya. Maka dari itu dibangun Gedung,bangunan gedung dituntut
sebuah hotel untuk menambah daya memiliki perencanaan yang sesuai dengan
tampung pengunjung dan pengguna syarat-syarat bangunan tahan gempa
layanan, baik layanan inap maupun Adapun Tujuan direncanakannya
layanan ruang pertemuan. Hal ini juga struktur gedung yang tahan gempa adalah
dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk sebagai berikut :
yang cukup tinggi dan lahan perkotaan
 Menghindari terjadinya korban jiwa
yang semakin sempit.Sehingga
manusia oleh runtuhnya gedung
pembangunan gedung bertingkat dianggap
akibat gempa yang kuat.
sebagai salah satu dari beberapa
 Membatasi kerusakan gedung akibat
pemecahan masalah yang ada.
gempa ringan sampai sedang,
Dalam perencanaan bangunan
sehingga masih dapat diperbaiki.
bertingkat diperlukan perhitungan yang
 Membatasi ketidaknyamanan
sangat teliti dan tepat.mengingat wilayah
penghuni gedung ketika terjadi
Indonesia merupakan rawan gempa, maka
gempa ringan sampai sedang.
pada perencanaan struktur gedung
 Mempertahankan setiap saat layanan
bertingkat dirancang untuk memiliki
vital dari fungsi gedung.
ketahanan terhadap gempa.Dan
Sistem rangka pemikul momen
perencanaan gedung bertingkat mengacu
adalah sistem rangka ruang dalam dimana
pada peraturan yang berlaku.Namun
komponen–komponen struktur dan joint–
peraturan tersebut sudah di perbaharui
jointnya menahan gaya–gaya dalam yang
untuk penyempurnaan dari peraturan yang
bekerja melalui aksi lentur, geser dan
lama.
aksial. Perhitungan struktur dengan sistem
Adanya perubahan peraturan yang rangka pemikul momen dirancang dengan
lama ke peraturan yang baru, maka menggunakan konsep strong column weak
penulis mencoba merencanakan struktur beam yang mana kolom dirancang
gedung bertingkat dengan mengacu sedemikian rupa agar bangunan dapat
kepada peraturan yang baru yaitu, SNI 03- merespon beban gempa dengan
mengembangkan mekanisme sendi plastis seperti gaya-gaya dalam dan
pada balok–baloknya dan dasar kolom. kapasitas layan gedung.

2. METODOLOGI 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Perencanaan Struktur
Untuk menyelesaikan penulisan
Fungsi Bangunan : Hotel
studi ini diperlukan beberapa tahapan,
Jumlah lantai :8
yaitu:
Tinggi lantai : 4,2 m
a. Studi Literatur
Struktur bangunan : Beton
Studi literature seperti
Bertulang
mempelajari teori-teori yang menunjang
tentang perencanaan struktur gedung Mutu beton (fc’) :30 Mpa

tahan gempa dan standar-standar yang Mutu baja (fy) : BJ TD 400 Mpa

digunakan seperti Tata Cara Perencanaan BJ TP 240 Mpa

Ketahanan Gempa untuk Struktur


Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI B. Preliminary Desain

1726:2012), Persyaratan Beton Struktural a. Perencanaan Dimensi Balok

untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013) Berdasarkan peraturan SNI-2847-

dan lain-lain. 2013, untuk dua tumpuan sederhana

b. Pengumpulan Data tebal minimum h diisyaratkan 1/16.


Dari perhitungan didapatkan dimensi
Data-data yang dibutuhkan adalah balok :
data tanah kota Padang, gambar
perencanaan dan spesifikasi  B1 = 50 x 70 cm
teknisstruktur seperti, mutu beton (fc’)  B2 = 40 x 60 cm
dan mutu baja tulangan (fy).  BA = 35 x 50 cm
c. Analisa dan Perhitungan
 Perhitungan dimensi struktur b. Perencanaan Dimensi Pelat
 Analisa dan perhitungan beban- Berdasarkan SNI 2847:2013
beban yang bekerja, seperti beban pasal 9.5.3.3, untuk tebal pelat dengan
gravitasi dan beban gempa. balok yang membentang antara tumpuan

 Analisa dan perhitungan struktur pada semua sisinya, tebal minimumnya,

menggunakan program komputer, hmin, harus memenuhi persaratan yang


telah ditentukan.
Dari perhitungan didapatkan : Tabel 3.1 Hasil hitungan berat
Pelat atap : 120 mm bangunan
Pelat lantai : 120 mm Beban Beban Berat Beban
Mati Hidup Sendiri Total
Tingkat
Lantai
Tambahan Tambahan
c. Perencanaan Dimensi Kolom (kN) (kN)
(kN) (kN)
Kolom harus direncanakan untuk
Atap 1166,44 1177,92 8868,697 11213,057
memikul beban aksial terfaktor yang
bekerja pada semua lantai atau atapdan Lantai 7 2419,39 2192,40 8868,697 13480,487

momen maksimum dari beban terfaktor Lantai 6 2419,39 2192,40 8868,697 13480,487

pada satu bentang terdekat dari lantai atau Lantai 5 2419,39 2192,40 9111,906 13723,696
atap yang ditinjau
Lantai 4 2419,39 2192,40 9111,906 13723,696
Perhitungan kolom berdasarkan SNI
Lantai 3 2419,39 2192,40 9111,906 13723,696
2847-2013 pasal 10.3.6.2diperoleh :
 K1 = 80 x 80 cm Lantai 2 2419,39 2192,40 9751,88 14363,67

 K2 = 70 x 70 cm
Beban total = 93708,789

C. Beban-Beban yang Bekerja


 Beban Gempa
Beban Mati
Sebelum dilakukan analisa dan
 Berat beton bertulang= 2400 kg/m3
perhitungan beban gempa terlebih dahulu
 Berat air hujan = 1000 kg/m3
ditentukan parameter gempa rencana,
 Berat plafond= 11 kg/m2
sistem dan parameter struktur, serta
 Berat penggantung= 7 kg/m2
analisa gempa yang digunakan. Adapun
 Berat spesi per-cm = 21 kg/m2
tahapannya ditunjukkan di bawah ini :
 Berat keramik= 24 kg/m2
Berdasarkan jenis pemanfaatan
 Berat kozen = 10 kg/m2
bangunan sebagai hotel maka
 Berat sparing instalasi= 20 kg/m2
bangunan tersebut ditetapkan katagori
Beban hidup
resiko II.
 Beban lantai hidup hotel = 250
Faktor Keutamaan Bangunan
kg/m2
Terhadap Gempa (Ie) = 1,00
Respons Spektral Percepatan
periode 1,0 detik (SD1) ditentukan seperti
dibawah ini :

SDS = 2/3 SMS


= 2/3 x 1,258
= 0,839
SD1 = 2/3 SM1
Gambar 3.1 Respon Spektral Percepatan
= 2/3 x 1,440
= 0,960

 Ss = 1,398 g
Katagori Desain Seismik- KDS =
 S1 = 0,6 g
Katagori Desain Seismik D (KDS-D)
Klasifikasi Situs (jenis tanah) =
Sistem dan Parameter Struktur =
Tanah lunak (analisa didasarkan pada
Sistem Rangka Pemikul Momen
hasil N SPT boring log)
Khusus (SRPM-K)
Koefisien Situs Fa dan Fv
 R =8
 Fa = 0,9  Ω0 =3
 Cd = 51/2
 Fv = 2,4
 hn = Tidak dibatasi (TB)
Percepatan Spektral Desain
Fleksibelitas Diafragma = diafragma
Parameter spectrum respons kaku
percepatan pada perioda pendek (SMS) dan Evaluasi Sistem Struktur Terkait
perioda 1,0 detik (SM1) yang di sesuaikan dengan Ketidakberaturan Konfigurasi
dengan pengaruh klasifikasi situs seperti = Struktur digolongkan pada struktur
di bawah ini : beraturan.
Berdasarkan kondisi dua untuk
SMS = Fa Ss struktur yang dirancang untuk
= 0,9 x 1,398 katagori desain seismik D di tetapkan
= 1,258 factor redudansi (ρ) sama dengan 1,3.
SM1 = Fv S1 Prosedur Analisis Gaya Lateral =
= 2,4 x 0,600 Analisis Gaya Lateral Ekivalen
= 1,440 (Statik Ekivalen)

Parameter percepatan spectral


desain untuk periode pendek (SDS) dan
Pemodelan Struktur  Geser Dasar Seismik

Geser dasar seismik arah – X (Vx)


Vx = Cs W
= 0,105 x85109,571
= 8936,50 KN

Geser dasar seismik arah – Y (Vy)


Vy = Cs W
= 0,105 x85109,571
=8936,50 KN
Gambar 3.2 Pemodelan Struktur

 Penentuan Perioda
Kombinasi Beban
Untuk perencanaan waktu dan
Tabel Kombinasi Beban, ρ = 1,3 dan SDS =0,839
periode getar dari bangunan gedung
Nama
Kombinasi Pembebanan
dihitung secara otomatis dari hasil ragam
Pembebanan
getar dengan program ETABS dengan
1,4 D + 1,4 SW
Kombinasi 1
1,2 D + 1,2 SW + 1,6 L hasil:
Kombinasi 2
1,418 D + 1,418 SW + 1,0 L+ 0,39 QEx + 1.3 QEy
Kombinasi 3 Arah-X, T1 = 0,662 detik
0,982 D + 0,982 SW + 1,0 L - 0,39 QEx - 1,3 QEy
Kombinasi 4
Kombinasi 5
1,082 D + 1,082 SW +1,0 L + 0,39 QEx - 1,3QEy Arah-Y, T2 = 0,522 detik
1,318 D + 1,318 SW + 1,0 L + 1,3QEy - 0,39QEx
Kombinasi 6
1.418 D + 1,418 SW + 1,0 L + 1,3 QEx + 0,3 QEy
Kombinasi 7
0,982 D + 0,982 SW + 1,0 L - 1,3 QEx - 0,3 QEy
Kombinasi 8
1,082 D + 1,082 SW + 1,0 L - 1,3 QEy + 1,3 QEx
Kombinasi 9
1,318 D + 1,318 SW + 1,0 L - 1,3 QEx + 1,3 QEy
Kombinasi 10
0,682 D + 1,682 SW + 1,0 L + 0,39 QEx + 1,3 QEy
Kombinasi 11
Kombinasi 12 1,118 D + 1,118 SW + 1,0 L - 0,39 QEx- 1,3 QEy
Kombinasi 13 1,018D+1,018SW+1,0L+0,39QEx-1,3QEy
Kombinasi 14 0,782D+0,782SW+1,0L+0,39QEx+1,3QEy
Kombinasi 15
0,682 D + 0,682 SW + 1,0 L + 1,3 QEx + 1,3 QEy
Kombinasi 16
1,118 D + 1,118 SW + 1,0 L - 1,3 QEx - 1,3 QEy
Kombinasi 17
1,018 D + 1,018 SW + 1,0 L + 1,3 QEx - 1,3 QEy
Kombinasi 18
0,782 D + 0,782 SW + 1,0 L - 1,3 QEx + 1,3 QEy

Gambar 3.3 Pemodelan Struktur

Analisa Struktur Akibat Beban - Perioda fundamental pendekatan =


0,80 detik
Gempa Lateral Ekivalen
Perioda yang digunakan adalah perioda
hasil program komputer. Penulangan Pelat
 Menghitung distribusi vertikal gaya Wu = 1,2(431)+1,6(250)
gempa (Fx) = 917,2 kg/m²
Fx = Cvx V ly/lx = 3,6/3,6 = 1 (two way slab)

Cvx = Dari tabel 4.2.b buku Grafik dan Tabel


Perhitungan Beton Bertulang didapatkan:
Untuk T = 0,662 k = 1,15
Mlx = 0,001 Wu . Lx2 . x dimana x = 25
Untuk T = 0,522 k = 1,15
Mly = 0,001 Wu . Lx2 . x dimana x = 25
Mtx = -0,001 Wu . Lx2 . x dimana x = 51
Tabel 3.1 Perhitungan distribusi gaya
Mty = -0,001 Wu . Lx2 . x dimana x = 51
gempa arah-x
h h
k
Wi Fx Vx
Maka momen disain pelat atap :
Lantai Cvx
= 0,001 x 917,2 x 3,62 x 25
k
Wi h
(m) (m) (KN) (KN.m) (KN) (KN) Mlx
Atap 29,4 48.82 10388.51 507167.20 0.229 2044.86 2365.97
= 297,17 kg.m
= 0,001 x 917,2 x 3,62 x 25
Lantai-7 25,2 40.89 11945.81 488464.05 0.220 1969.45 4335.42
Mly
Lantai-6 21 33.16 11945.81 396122.96 0.179 1597.14 5932.56
= 297,17 kg.m
Lantai-5 16,8 25.65 12189.02 312648.26 0.141 1260.58 7193.14

Lantai-4 12,6 18.43 12189.02 224643.56 0.101 905.75 8098.89


Mtx = -0,001 x 917,2 x 3,62 x 51
Lantai-3 8,4 11.56 12189.02 140905.02 0.064 568.12 8667.01 = -606,23 kg.m
Lantai-2 4.2 5.21 12828.99 66839.04 0.030 269.49 8936.50 Mty = -0,001 x 917,2 x 3,62 x 51
8936.50 45850.60
Jumlah 85109.57 2216430.14 1.000
= - 606,23 kg.m
Perencanaan Tulangan Lapangan (Mlx)

Tabel 3.2 Perhitungan distribusi gaya Rn = Mn/(bd2)


gempa arah-y 3714625
=
h h
k
Wi Fx Vx 1000x(95 2 )
Lantai Wi h
k Cvx

= 0,411 N/m2
(m) (m) (KN) (KN.m) (KN) (KN)

Atap 29,4 48.82 10388.51 507167.20 0.229 2044.86 2365.97

fc ' 600
Lantai-7 25,2 40.89 11945.81 488464.05 0.220 1969.45 4335.42
ρb =0,85β1. . ;
Lantai-6 21 33.16 11945.81 396122.96 0.179 1597.14 5932.56
fy 600 fy
Lantai-5 16,8 25.65 12189.02 312648.26 0.141 1260.58 7193.14 = 0,0325
Lantai-4 12,6 18.43 12189.02 224643.56 0.101 905.75 8098.89
ρmax = 0,75 ρb
Lantai-3 8,4 11.56 12189.02 140905.02 0.064 568.12 8667.01
= 0,75 x 0,0325
Lantai-2 4.2 5.21 12828.99 66839.04 0.030 269.49 8936.50

= 0,0244
Jumlah 85109.57 2216430.14 1.000 8936.50 45850.60

Nilai ρmin<ρ<ρmax
Jadi ρ yang dipakai adalah 0,0035
= 0,5x 3434,38
Luas tulangan tarik (As) = 1717,19 mm2
As = ρ(b)d
Jumlah tulangan (n)
As = 0,0035x1000x 95
1717,19
= 332,5 mm2 n = 2
0,25 x 3,14 x(25)
Dipakai tulangan D10–250 mm
= 3,5 ≈ 4
Perhitungan Penulangan Balok Dipakai tulangan 4D25
As’ = 1962,5 mm2
Mu = 506,205 KN-m
Rn = Mn/(bd2) Analisis Balok
6
632,76 x 10 - fs = fy
2
= 400x(637,5) 0,85.fc’.a.b = (As – As’).fy
= 3,89 N/mm2 a=
ρ = 0,01
ρmax = 0,0244 = = 46,18 mm

ρmin= 0,0035 c = a/β1 = 46,18/0,85 = 54,33 mm


Nilai ρmin<ρ<ρmax εs’ = 0,003 x = 0,0005
Jadi ρ yang dipakai adalah 0,01
εs = 0,003 x = 0,032
Luas tulangan tarik (As)
εy = fy/Es = 2 x 10-3
As = ρxb x d
εs > εy (tulangan tarik leleh)…(OK)
As = 0,01 x 500x637,5
= 3187,5 mm2 - fs’ = εs’.Es dan εs’ < εy
fs’ = εs’.Es
Jumlah tulangan (n)
As = 0,003 .Es
n =
0,25 x 3,14 x D 2 Didapat nilai a = 64,95 mm

3187,5 c = 64,95/β1 = 76,41 mm


= 2
0,25x 3,14 x(25) εs’ = 0,003 = 5,5 x 10-4
= 6,5 ≈ 7 εs’<εy (tulangan tekan belum leleh).. (OK)
Dipakai tulangan 7D25 Mn = Ts(d-a/2)+Cs(a/2 - d’)
As = 3434,38 mm2 = As.fy (d-a/2) + As’.fy (a/2-d’)
Luas tulangan tekan (As’) = 807584678,8 N-mm
As’ = 0,5 As
ϕMn ≥ Mu 8 kali diameter terkecil tulangan lentur
646,07 KN-mm ≥506,205 KN-m …(Ok) = 200 mm
Jadi, dipasang sengkang D10-100
Penulangan Geser Balok
Kapasitas geser beton : Penulangan Kolom
Vc = 0,17 b.d ex = = = 0,15 m
= 0,17 x x 500 x 637,5
= 296,8 KN ey = = = 0,12 m
apr = = 134,68 mm
e =
Mpr1 = 1,25.As.fy.(d-a/2) = 192 mm
= 979,07 kN
=0,08

Ve = (Mpr1+Mpr2) / L =
= 251,68 KN =0,36
Mengacu pada SNI 2847-2013 pasal
=0,24
21.5.4.2 jika terjadi gempa untuk menahan
x = 0,086
kuat geser perlu dengan menganggap
kontribusi penampang beton dalam r = 0,01
menahan geser Vc = 0. fc’ = 35 Mpa  β1 = 1,33
ρ = r.β
Vn = Vc + Vs
= 0,01 x 1,33
335,57 = 0 + Vs
= 0,0133
Vs = 335,57 KN
 Luas Tulangan (As)
As = ρ. Agr
Vn = Ve/ø
= 0,0133 x (800 x 800)
= 251,68/0,75
= 8512 mm2
= 335,57 KN
Banyak tulangan (n)
Vn > Vc dibutuhkan tulangan sengkang
n =
Av = n x luas tulangan sengkang
= 157 mm2 = 17,34

S = Maka digunakan tulangan 18 D25 (As =


= 119,30 mm 8831,25)
d/4 = 159,4 mm
Analisa Kolom = 737,5 mm
 Kontrol kapasitas beban aksial Berasarkan SNI 2847-2013, pasal 21.6.2.2
ϕPn maks =0,85ϕ kekuatan geser kolom sebagai berikut :
Kuat gaya geser rencana (Vu)
= 13161183,05 N Vn = (Mn1+Mn2)/hn
=(2410,931+ 2410,931)/4,2
= 13161,183 KN>5109,41 KN…(OK)
= 1148.06 KN
 Kontrol kapasitas momen nominal Kapasitas geser beton (Vc)

a = Vc = 0,17 (1 + ) √fc’ b.d

= 0,17 (1 + )

= x 800 .737,5
= 593,61 kN
= 110 mm
Mengacu pada SNI 2847-2013, pasal
Mn =As x fy x d -
21.5.4.2 jika terjadi gempa untuk menahan
= 8831,25 x 400 x (737,5 - ) kuat geser perlu dengan menganggap
= 2410931250 N.mm kontribusi penampang beton dalam
= 2410,931 KN.m menahan geser Vc = 0.
Kontrol : Vn = Vc + Vs
Φ Mn ≥ Mu 1148.06 = 0 + Vs
Vs = 1148.06 kN
0,75 x 2410,931 ≥ 745,74 KNm
Vs (1148.06 kN) > Vc (0 kN)Tulangan
1845,65 ≥ 745,74 KNm …..(OK)
sengkang dibutuhkan
 Kekuatan lentur minimum kolom Menghitung jarak antar sengkang :
Mnc 1,2 Mnb
Av = n x luas tulangan sengkang
Mnb = 1352,194KNm
S =
1,2 Mnb = 1622,633KNm
Mnc = 2109,686 KNm = 81 mm
Jadi, 2109,686>1622,633KN…(OK) Berdasarkan SNI 3847;2013 pasal
21.6.4.3, spasi tulangan transversal
Penulangan Geser Kolom sepanjang panjang lo tidak boleh
d = h – p – ½ tul.utama – melebihi:
tul.sengkang  Seperempat dimensi terkecil
komponen struktur = 200 mm
 6 kali diameter tulangan Np = = =2,3 ≈ 4 tiang
longitudinal = 150 mm
Jarak antar tiang (s) = (2,5 s/d 4) D
 150 mm
= 2,5 (0,60)
Maka dipasang Sengkang :
= 1,5 m
2
D10-100 mm di daerah plastis
D10-150 mm2 di luar sendi plastis Efesiensi Kelompok Tiang
Kontrol Persyaratan Kolom Terhadap θ = arctg
SRMPK
= arctg = 21,80O
- Gaya aksial terfaktor pada kolom
Eg = efisiensi tiang kelompok
dibatasi maksimum 0,1xAgxfc’
D = ukuran penampang tiang
Pu >0,1 x Ag x fc’
S = jarak antar tiang
5109,41 KN > 2240 KN… (Ok)
m = jumlah tiang dalam 1
- Sisi terpendek kolom tidak boleh
kolom
kurang dari 300 mm
n = jumlah tiang dalam 1 baris
800 mm > 300 mm … (Ok)
Eg = 1- θ .
- Rasio dimensi tidak boleh kurang dari
0,4 = 1 – 21,80 .
b/h = 800/800 = 1. = 0,69
1> 0,3 … (Ok) Daya dukung vertikal kelompok tiang
- Kekuatan lentur minimum kolom =Eg . jumlah Tiang . daya dukung tiang
Mnc 1,2 Mnb =0,69 . 4. 152,98
Mnb = 1352,194KNm = 422,22 ton > Pu = 337,29 ton ... (OK)
1,2 Mnb = 1622,633KNm
Beban Maksimum Tiang
Mnc = 2109,686 KNm
Σx2 = (2 x 0,752) x 2
Jadi, 2109,686>1622,633KN…(OK)
= 2,25
Penentuan Daya Dukung Pondasi
Σy2 = (2 x 0,752) x 2
Ap =0,2826 m2 = 2,25
Li = 2m
Qc = 40 N Beban pada tiang pancang
Ast = 1,884 m2 P = ± ±

= ± ±
= 9,04 ton = 93,60 ton
Jumlah Tiang yang diperlukan
Jadi : L = 270 cm
93,60 < Daya dukung ijin tekan tiang =
152,98 ton...OK G’ = L–

= 2700 –
Dimensi Pile Cap
Vu : 191,87 x 103 N = 246 mm

Mutu beton : 30 Mpa Vu = 19,187. 2,70 . 0,246

Mutu Tulangan : 400 Mpa = 12,74 ton

Diameter tiang : 60 cm Vc =
Jarak 1 tiang pancang dari as ke as = =
2,5 D
= 1735185,06 N
Jarak tiang ke tepi pile cap =Dx2
= 173,52 ton
Keliling penampang kritis (bo)= 4 (750 +
d)
ΦVc = 0,75 . 173,52 ton
Kuat geser beton :
= 130,14 ton
Vc = 1/3. . bo . d ΦVc > Vu
= 1/3. . 4 (750 + d). d 130,14 ton > 19,187 ton ...... (OK)
2
= 5477,23 d + 7,30 d
Vu < ф Vc Kontrol gaya geser 2 arah :
3
191,87 x 10 = 0,75 x (5477,23 d + 7,30 Lebar penampang kritis (B’)
d2) = lebar kolom + 2(1/2)d
2 3
5,48 d + 4107,92 d – 191,87 x 10 = 0 = 80 + 2(1/2) . 70,4
Didapatkan d = 699,57 mm = 130,4 cm
h = d + selimut beton Gaya geser yang bekerja pada penampang
= 699,57 +75 kritis :
= 774,57 mm ≈ 0,8 m Vu = σ (L2 + B’2)
= 46,27. (2,72– 1,3042)
Kontrol gaya geser 1 arah : = 258,63 ton
Gaya geser yang bekerja pada penampang β =
kritis adalah :
bo = 4.B’= 4 . 130,4=521,6 cm
Vu = σ . L . G’
= 5216 mm
σ = = = 46,27
Vc =
t/m2
= Mu =

= 6704240,951 N = 250,56 t.m


= 670,42 ton = 2505,6 KN.m

= = 1872,42 KN/m2

Vc = Didapatkan ρ = 0,0093

= 18097337,54 N Luas tulangan tarik (As) =ρ . b .d


= 1809,73 ton =6360,12 mm2
N = = 16 D 22
Vc =
a =
= 6704240,95 N
= 670,42 ton = 36,95 mm
Jadi Vc yang dipakai adalah 670,42 ton ΦMn =Φ . As . fy
Φ Vc = 0,75 . 670,42
=0,9. 6360,12 . 400 .
= 502,815 ton
Φ Vc > Vu =1569664896 KN.m>2505,6 KN.m
502,815 ton > 258,63ton ........ (OK)
Penurunan Pondasi
Perhitungan Penulangan Pile Cap
Penurunan elastisitas tiang pancang
Data-data : e= = =

Mutu beton : 30 Mpa 12,87 mm


Mutu tulangan : 400 Mpa Perpindahan titik tiang pancang
Diameter tiang : 60 cm N= = = 0,02343
Pmak : 337,2 ton Dengan nilai N, M=z/D dan = 0,3
maka diperoleh nilai Kz
Lebar penampang kritis (B’)

= = = = 0,01
= 950 mm
H pile point = = = 16 mm
Berat Pile Cap pada Penampang kritis (q’)
= 2400 . L Total penurunan :

= 5184 kg/m’ H total =e+ H pile point

≈ 5,184 t/m’ = 12,87 + 16


= 28,87 mm
Jadi, penurunan yang terjadi pada
pondasi sebesar 2,887 cm. Penurunan
maksimum yang diijinkan adalah 10 cm.
H total < H maks
2,887 cm < 10 cm

Analisa dan Desain Struktur

Analisa dan desain struktur Gambar 3.6 Diagram aksial


dilakukan menggunakan program
komputer sehingga didapatkan berupa
gaya-gaya dalam yang bekerja, hasil dari
gaya-gaya dalam digunakan untuk
melakukan desain kebutuhan tulangan
struktur, hasil gaya-gaya dalam
ditunjukkan dengan diagram pada gambar
di bawah ini : Gambar 3.7 Diagram torsi

Detail Penulangan Pelat

Gambar 3.4 Diagram momen

Detail Penulangan Balok Induk

Gambar 3.5 Diagram geser


Detail Penulangan balok Anak Detail Penulangan Pile Cap

Deatail Penulanagan Kolom


KESIMPULAN
Dari hasil perencanaan struktur
gedung Hotel ini dapat disimpulkan
bahwa struktur yang direncanakan dengan
sistem struktur rangka pemikul momen
khusus (SRPM-K), analisa beban gempa
statik ekivalen dengan gaya geser dasar
seismik arah-x (Vx) sebesar 8936,50 KN
dah arah-y (Vy) sebesar 8936,50 KN,
konsep strong column weak beam (ΣMnc
> 1,2 ΣMnb) dengan besaran ΣMnc
Jumlah Tiang Pancang
sebesar 2109,686KN-m dan ΣMnb sebesar
1352,194KN-m maka beberapa ketentuan-
ketentuan dari perencanaan bangunan
aman gempa ini sudah terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013, Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
(SNI 03:2847:2013), Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta.
Anonym. 2012, Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
Gedung (SNI 03:1726:2012), Badan
Standarisasi Nasional, Jakarta.
Anonim.2013,Pedoman Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
(PPPURG:1987), Yayasan Badan
Penerbit PU, Jakarta.
Bowles, J.E. 1999, Analisa dan Desain
Pondasi Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Imran Iswahdi dan Hendrik Fajar. 2011,
Perencanaan Struktur Sedung Beton
Bertulang Tahan Gempa, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Mccormac, Jack C. 2003, Desain Beton
Bertulang Edisi Lima, Erlangga, Jakarta.
Pamungkas, A dan Harianti, E. 2013,
Desain Pondasi Tahan Gempa, Andi,
Yogyakarta.
Vis, W.C dan Kusuma G. 1993, Dasar-
dasar Perencanaan Beton Bertulang,
Erlangga, Jakarta.
Vis, W.C dan Kusuma G. 1993, Grafik
dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang,
Erlangga, Jakarta.
Asroni Ali. 2010, Balok dan pelat beton
bertulang. Graha ilmu, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai