Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG AUDITORIUM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG SUMATERA BARAT

Mario Reza Rizaldi, Ira Puspitasari


Program Studi Konstruksi Bangunan, Politeknik TEDC Bandung
Mustopa.arifski@gmail.com

ABSTRAK
Universitas Negeri Padang Sumatera Barat merupakan salah satu pendidikan tinggi di Indonesia dimana dengan
terdapatnya Universitas ini diharapkan mendukung berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia. Perkembangan
pendidikan perlu ditunjang oleh fasilitas yang memadai berupa gedung Auditorium (serbaguna), dimana gedung
serbaguna tersebut berfungsi sebagai tempat multifungsi yang sifatnya universal, sifat penggunaanya berupa tempat
pertemuan, seminar, acara keagamaan yang memungkinkan untuk menghadirkan sejumlah orang dalam kelompok
yang banyak. Gedung ini menggunakan struktur atap baja dan pada struktur bagian atas menggunakan struktur beton
bertulang. Untuk pondasi menggunakan pondasi tiang pancang dimana pondasi direncanakan diatas tanah lunak
dengan pile cap untuk menggabungkan kelompok tiang pancang. Sistem struktur yang dipergunakan yaitu struktur
rangka pemikul momen khusus (SRPMK) mengacu pada daerah gempa pada bangunan yang direncanakan pada wilayah
5. Perhitungan beban gempa dianalisis menggunakan analisis statik ekuivalen yang bekerja pada portal bagian luar
gedung. dari permasalahan yang ada penulis berniat untuk merencanakan struktur bangunan gedung auditorium
Universitas Negeri Padang, yang mengacu pada persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-
2002, Spesifikasi untuk bangunan gedung baja SNI-03-2847-2002 dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Bangunan Gedung SNI-03-1726-2003 dengan Analisis perhitungan gaya-gaya dalam dihitung menggunakan bantuan
SAP2000 v.14 Setelah dilakukan perencanaan diperoleh hasil dimensi pada balok rangka atap menggunakan circular
hollow 190,7 mm , gording menggunakan profil channels 125 x 50 X 20 X 3,2 diameter trackstang direncanakan 4
dengan sambungan yang dipergunakan yaitu las. Untuk struktur atas pada perhitungan pelat lantai diperhitungkan
tebal pelat 120 mm dengan diameter tulangan 8 dan tebal pelat atap direncanakan 100 mm dengan diameter tulangan
8. Perhitungan balok diperoleh dimensi B1 (700 x 350 mm) diameter tulangan D16, B2 (500 x 250 mm) diameter
tulangan D16 . Dimensi kolom direncanakan 400 x 400 mm diameter tulangan D16 dengan diameter sengkang
8.Diameter Pile cap (135 x 135 cm). Pondasi tiang pancang yang digunakan menggunakan tiang pancang persegi
300 x 300 mm.

Pendahuluan
Universitas Negeri Padang (UNP) adalah hasil 2002 dan Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja
konversi institut keguruan dan ilmu pendidikan (IKIP) SNI 03 – 2847 – 2002 dengan perhitungan gaya dalam
Padang menjadi universitas, yang pada mulanya menggunakan bantuan software SAP2000
bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) di Batasan Masalah
Batusangkar. Semenjak didirikan pada tanggal 1
September 1954, UNP telah mengalami banyak  Perhitungan konstruksi atap membahas tentang
perubahan Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan Kontruksi atap baja dan atap plat dak
perubahan-perubahan yang terjadi meliputi bukan saja beton sesuai dengan gambar rencana yang telah
nama dan tempat kedudukannya, tetapi juga status tersedia.
serta program-program pendidikan yang  Perhitungan struktur atas terdiri dari perhitungan
dikembangkannya, sesuai dengan kebijakan dimensi serta penulangan pelat, kolom dan balok
perubahan-perubahan dan perkembangan yang terjadi menggunakan aplikasi SAP2000 v.14
ditandai dengan meningkatnya berbagai program baik  Perhitungan struktur bagian bawah terdiri dari sloof,
akademik atau non akademik yang semakin footplate dan tiang pancang
berkualitas.  Merencanakan pondasi yang sesuai dengan kondisi
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka tanah yang ada di lokasi perencanaan.
perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung
program tersebut, salah satu sarana yang dibutuhkan Tujuan dari perencanaan ini adalah :
yaitu gedung auditorium, dimana gedung tersebut untuk (1). Merencanakan struktur beton menggunakan
difungsikan sebagai gedung serba guna Universitas Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
Negeri Padang. SNI 03– 2847 – 2002, (2). Merencanakan atap
Dalam proses pembangunannya, langkah awal berdasarkan Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja
dalam membangun sebuah gedung yaitu perencanaan. SNI 03– 2847 – 2002, (3). Merencanakan pondasi
Pada tahap perencanaan gedung perlu adanya berdasarkan pembebanan struktur di atasnya dan
perencanaan posisi, struktur, arsitektur dan mekanikal setempat sesuai dengan kondisi tanah.
elektriknya, sehingga bangunan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. II LANDASAN TEORI
Dari permasalahan yang ada dan berdasarkan Pada dasar perencanaan struktur gedung
data yang diperoleh, penulis berniat untuk ,beban-beban antara lain Beban Mati (DL), Beban
merencanakan struktur kuda-kuda menggunakan baja Hidup (LL), Beban Gempa (E), & Beban Angin (W) yang
hollow dengan harga yang relatif lebih murah dan bekerja dihitung menurut peraturan pembebanan
struktur bangunan gedung auditorium Universitas Indonesia untuk gedung (PPIUG 1983),beban-beban
Negeri Padang yang mengacu pada Persyaratan Beton tersebut adalah :
Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 03 – 2847 –
iv
pakai terhadap macam-macam kombinasi
beban,maka harus dipenuhi ketentuan dari factor
beban sebagai berikut :
 Kuat perlu
U = 1,4 DL
U = 1,2 DL + 1,6 LL
U = 1,2 DL + 1,0 LL ± 1,6 W
U = 1,2 DL + 1,0 LL ± 1,0 E

Perencanaan Struktur Atap Baja


Atap Baja
Sifat-sifat mekanis baja struktural untuk
maksud perencanaan ditetapkan berdasarkan Tata
Gambar Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
2.1 Arah Gedung SNI 03 – 1729 – 2002 ,sebagai berikut:
beban pada struktur gedung  Modulus elastisitas : E = 2,0 x 105 MPa
 Modulus geser : G = 0,8 x 105 MPa
Beban Mati  Nisbah poisson : μ = 0,3
Beban mati merupakan berat dari semua  Koefisien pemuaian : α = 12 x 10-6 /C
bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk
segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, Tabel 2.6 Sifat-sifat mekanis baja
mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari gedung itu (PPIUG 1983). Regangan
Jenis Baja fu( MPa ) fy ( MPa ) Minimum
Beban Angin (%)
Beban angin merupakan semua beban yang BJ 34 340 210 22
bekerja pada gedung atau bagian gedung yang BJ 37 370 240 20
disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Beban BJ 41 410 250 18
angin, menganggap adanya tekanan positif (pressure) BJ 50 500 290 16
dan tekanan negative/isapan (suction) bekerja tegak BJ 55 550 410 13
lurus bidang yang ditinjau (PPIUG 1983).
Sumber : SNI 03 – 1729 – 2002 “Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung”

Perhitungan gording
Perencanaan lentur pada gording
diperhitungkan terhadap sumbu x. Dan sumbu y,
dikarenakan beban atap diterima gording searah gaya
grafitasi.
Berikut adalah distribusi beban gording.

Gambar 2.2 Koefisien angin pada gedung


tertutup
Sumber : Peraturan Pembebanan untuk Rumah
dan Gedung 1987

Beban Gempa
Beban gempa adalah semua beban statik Gambar :2.4 distribusi beban pada gording
ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah
akibat gempa itu (PPIUG 1983). Standar ini Perhitungan Batang Tarik (Trackstang)
menentukan pengaruh gempa rencana yang harus Batang tarik berfungsi mengurangi lendutan
ditinjau dalam perencanaan struktur bangunan gording pada arah sumbu x (miring atap) dan sekaligus
gedung serta sebagai bagian dan peralatan secara mengurangi tegangan lentur yang timbul akibat pada
umum. Untuk berbagai kategori gedung dan arah sumbu x. yang disebabkan oleh beban mati qx
bergantung pada tingkat kepentingan gedung pasca dan beban berguna Px searah sumbu x.
gempa, pengaruh gempa rencana terhadapnya harus
dikalikan dengan suatu faktor keutamaan I .

Kombinasi pembebanan
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 11,
struktur dan komponen struktur memenuhi kekutan
dan layak pakai terhadap macam-macam kombinasi Gambar : 2.5 penempatan Trackstan
beban, maka harus dipenuhi ketentuan dan layak
iv
Perhitungan ikatan angin
Ikatan angin biasa digunakan untuk
mengurangi goyangan yang ditimbulkan oleh tekanan
angin yang datang dari samping kiri dan kanan
bangunan . hal ini ditentukan oleh besarnya tiupan
angina, besarnya daerah desakan angin yang timbul.

Gambar 2.9 penempatan


beban pada tribun
Perhitungan balok
A. Penentuan dimensi balok
Tabel : 2.7 Tebal minimum balok non-prategang
atau pelat satu arah bila lendutan tidak di hitung
Gambar 2.6 penempatan ikatan angin

Perencanaan struktur beton


Beton bertulang
Berdasarkan tata cara perhitungan struktur
beton untuk bangunan Gedung SNI- 03- 2487-2002.
Nilai modulus elastisitas beton, baja tulangan, dan
tendon ditentukan sebagai berikut :
a. untuk 15 kN/m3 < ( wc ) 1,5 0,043√𝑓′c (dalam MPa).
Untuk beton normal Ec dapat diambil sebesar 4700
√𝑓′c (MPa)
b. modulus elastisitas untuk tulangan non-prategang
Es boleh diambil sebesar 2,0 x 105 MPa. B. Perencanaan tulangan balok.
Berdasarkan h yang diketahui,perkirakan
Perhitungan Pelat Lantai dengan rumus d = h-70 mm, kemudian hitung k(Rn)
Berdasarkan tata cara perhitungan struktur yang diperlukan dengan memakai persamaan:
beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-2002. Ada 𝑀𝑈
k=
𝜙.𝑏𝑑 2
dua jenis pelat lantai

 Pelat satu arah


Perhitungan kolom
system plat satu arah dipakai apabila
perbandingan sisi panjang dan sisi pendek lebih dari Cek Kelangsingan kolom
dua, dengan lenturan utama pada arah sisi yang lebih
Berdasarkan SNI 03-2847-2002. Pengaruh
pendek.
kelangsingan pada komponen struktur tekan boleh
 Pelat dua arah
diabaikan apabila memenuhi:
System plat dua arah dipakai apabila
𝑘𝑙𝑐 𝑀1
perbandingan sisi panjang terhadap sisi pendek tidak ≤34--12
𝑟 𝑀2
lebih dari dua, dimana pelat didukung keempat sisinya.
Perhitungan penulangan kolom
Untuk menentukan luas tulangan yan harus
disediakan, digunakan Grafik dan tabel Perhitungan
Beton Bertulang W.C Vis dan Gideon Kusuma sebagai
berikut :
Menghitung nilai-nilai :
𝑀𝑢
et =
𝑃𝑢
𝑃𝑢
𝑘1 =
𝜙.𝐴𝑔𝑟.𝑓𝑐

Gambar 2.8 Penyaluran beban terhadap tumpuan 𝑃𝑢 𝑒𝑡


𝑘2 = ( )
pada pelat dua arah dengan syarat yang sama 𝜙𝐴𝑔𝑟.𝑓𝑐 ℎ

pada 4 tepi Menentukan nilai r (berdasarkan harga k1 dan


Perhitungan tribun penonton k2) dimana r diperoleh dari diagram inteaksi untuk
perencanaan kolom dengan f’c=22,5 MPa, fy=240 Mpa
beban pada tangga meliputi beban mati yang dan d’/h=0,1
berupa antrede, optrede dan finishing berupa
pasangan keramik. Untuk memperoleh ukuran-ukuran Menghitung nilai 𝜌
yang sesuai dapat digunakan pendekatan sebagai 𝜌 =r .𝛽, dimana .β=0,8 untuk f’c=22,5
berikut:

iv
Perancangan stuktur Bawah Perhitungan kontrol gaya geser dua arah
Perhitungan Balok sloof
Menurut anugrah pamungkas dan Erni Harianti
(2010) Sloof adalah stuktur bangunan yang terletak
diatas pondasi bangunan. Sloof. Berfungsi
mendistribusikan beban dari atas dinding dan kolom
untuk disalurkan ke pondasi.
Pada perhitungan balok sloof diasumikan sama
dengan perhitungan pada balok

Perhitungan pondasi sumuran


𝑞𝑐.𝐴𝑃 𝑇𝑓.𝐴𝑠𝑡
1. Tentukan daya dukung tiang : Pa= +
𝐹𝐾𝐼 𝐹𝐾2
𝑃
2. Tentukan jumlah kebutuhan tiang : Np = Gambar :2.12 analisis geser dua arah
𝑃𝑎

3. Cek efisiensi Dalam kelompok tiang : Sumber : anugrah pamungkas dan erny harianty.
(𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛
Eg =1-𝜃 (2010).
90𝑚𝑛

4. Beban maksimum tiang pada kelompok tiang


: Pmaks =
𝑃𝑢
+
𝑀𝑦.𝑋 𝑚𝑎𝑥
+
𝑀𝑥.𝑌 𝑚𝑎𝑥
< Pa III METODOLOGI PENELITIAN
𝑛𝑝 𝑛𝑦.∑𝑥 2 𝑛𝑥.∑𝑦 2

5. Perhitungan penulangan pondasi


𝑀𝑢 𝑃𝑢 𝑃𝑢 𝑒𝑡
(1.) et = , (2.) kl= , (3) k2= ( )
𝑃𝑢 Ø.𝐴𝑔𝑟.𝑓𝑐 Ø.𝐴𝑔𝑟.𝑓𝑐 ℎ

Perhitungan Pile Cap


1. Penentuan dimensi pile cap

Jarak tiang pada pile cap dijelaskan pada gambar


berikut ini :

Gambar :2.10 jarak tiang pancang


Sumber : anugrah pamungkas dan erny harianty
(2010)
2. Perhitungan control gaya geser satu arah

Gambar :2.11 analisis geser satu arah

Sumber : anugrah pamungkas dan erny harianty


(2010)

iv
Perhitungan Struktur Atap

Ketentuan-ketentuan Perencanaan
Pada perencanaan bangunan gedung
Auditorium Universitas Negeri Padang khususnya
dalam merencanakan konstruksi atap digunakan
ketentuan-ketentuan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan selanjutnya diantara lain :
 Bahan penutup atap : Spandek
 Bentang kuda-kuda : 34 m
 Kemiringan atap : 27˚
 Gording direncanakan : Baja Channels
125.50.20.3,2
 Berat sendiri gording : 6,13 kg/m
 Jarak antar kuda-kuda : 5 m
 Jarak antar gording : 1,14 m
 Rangka kuda-kuda : circular hollow
 Alat sambung : Las
 Mutu baja : BJ 37
 Tegangan leleh (fy) : 240 MPa

Gambar : 4.1.6 penempatan dan distribusi


Tabel : 4.1.1 Perhitungan Momen beban pada ikatan angin

P&M Gording LL W
(Kg/m) (Kg/m) 3. Pembebanan pada kuda-kuda
(kg/m)
Sebelum mendimensi batang kuda-kuda hal
P 11,83 100 25 terpenting yang pertama dilakukan adalah
mengidentifikasi beban yang bekerja pada konstruksi.
Px 5,371 45,399 0 Beban itu akan menentukan ekonomis atau tidaknya
suatu dimensi kuda-kuda.distribusi pembebanan pada
Py 10,541 89,101 5,7 kuda-kuda.distribusi pembebanan pada kuda-kuda
atap auditorium universitas negeri padang adalah
Mx 16,783 56,749 0
sebagai berikut :
17,813
Data-data yang diperlukan :
My 32,939 111,376
 Bentang kuda-kuda = 34 m
 Jarak antar kuda-kuda =5m
 Jarak gording = 1,14 m
1. Perhitungan Batang tarik trackstang  Kemiringan atap = 27o
 Dimensi kuda-kuda = Circular hollow
190,7 mm
 Berat sendiri penutup atap = 5 kg/m
 Berat sendiri Baja = 27,3 kg/m =147 N

1. Akibat beban mati

Gambar : 4.1.5 penempatan Trackstang ,gording


dan kuda-kuda
Trackstang berfungsi untuk menahan atau Gambar : 4.1.7 penempatan beban mati pada
mengurangi lendutan pada gording arah x dan
sekaligus mengurangi tegangan lentur yang timbul kuda-kuda
pada arah sumbu x. Batang tarik menahan gaya tarik
yang disebabkan oleh beban mati (qx) dan beban 2. Akibat Beban hidup (P)
hidup (px)

2. Perhitungan ikatan angin.


Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya
normal/aksial tarik saja. Cara kerjanya apabila satu
yang bekerja sebagai batang tarik maka yang lainnya
tidak menahan apa-apa. Kalau arah angin berubah
maka secara bergantian batang tersebut sebagai
batang tarik. Gambar :4.1.8 Penempatan beban hidup pa

iv
Perencanaan Struktur Atas
Perencanaan pelat dua arah
Perencanaan tebal pelat lantai
Bidang pelat A1 : 2,5 x 5

Gambar 4.3.2 rencana tribun penonton

Gambar 4.2.1 Bidang Pelat 1


Dari hasil perhitungan tulangan pelat dapat digunakan
gambar penulangan pelat sebagai berikut :

Gambar 4.3.3 Penulangan balok bordes

Gambar 4.2.2 Penulangan pelat lantai bidang 1 Perhitungan Beban Gempa

Gambar 4.2.3 Penulangan pelat lantai bidang 1 &


2

Perhitungan tribun penonton


Perhitungan pembebanan pada tribun

Gambar 4.3.1 bentuk permodelan tribun


penonton Gambar 4.4.1 Perhitungan beban gempa atap

iv
Pembebanan struktur

Gambar 4.5.2 Balok lantai 1

Gambar 4.4.2Perhitungan beban gempa lantai 1

Perhitungan Gaya-gaya Dalam


Perhitungan gaya-gaya dalam pada
perencanaan ini diperhitungkan menggunakan
bantuan software SAP2000 v.14 dengan hasil serta
langkah perhitungan yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Menentukan geometri struktur (permodelan
struktur)

Gambar 4.5.3 Balok lantai atap

Gambar 4.5.1 Permodelan struktur pada SAP2000


v.14

Gambar 4.5.4 Posisi kolom yang menerima beban


terbesar

iv
Perencanaan Tulangan Balok Perhitungan sloof
Ø8-75 Ø8-125 Ø8-175
B A

394 B A
900
2500

5000

NAMA BALOK SL
5D16 2D16

2Ø8 2Ø8

450
450
3D16 3D16

250 250

DAERAH POTONGAN A-A POTONGAN B-B


TUL. ATAS 5D16 2D16
TUL BADAN 2Ø8 2Ø8
TUL. BAWAH 3D16 3D16
SENGKANG Ø8-75 Ø8-175

Gambar 4.5.7 penulangan balok B1 Gambar 4.6.1 Gambar tulangan balok sloof

Perencanaan Struktur Bawah

Gambar 4.7.1 Dimensi pile cap dan jarak tiang

Gambar 4.5.8 Penulangan balok B2

Perencanaan Tulangan Kolom

Gambar 4.7.2 Jarak tiang pada kelompok tiang

Gambar 4.5.9 Penulangan kolom K1

iv
3. Dimensi pile cap setelah perencanaan diperoleh
300 x 300 cm untuk 4 tiang pancang ,Tulangan pile
cap yang diperoleh yaitu D19 – 125 untuk tulangan
bawah dan D16-100 untuk tulangan atas.

Saran
1. Dalam merencanakan struktur bangunan gedung
menggunakan bantuan sofware SAP 2000
memerlukan ketelitian agar penggambaran portal,
input elemen material dan pembebanan sesuai
dengan rencana yang diinginkan.
2. Dalam merencanakan struktur atap diusahakan
memaksimalkan dimensi terhadap beban yang
bekerja terutama pada perencanaan balok rangka
atap.
Gambar 4.7.3 Penulangan pile cap
3. Perlu adanya ketelitian dalam mengelompokkan
balok lantai serta dalam perencanaan kolom,
V KESIMPULAN DAN SARAN perhatikan rasio tulangan yang akan digunakan
Kesimpulan sehingga beban maupun momen yang terjadi
Dari hasil perhitungan dapat di simpulkan hal – masih dalam batasan kuat nominal yang mampu
hal sebagai berikut : diterima balok dan kolom.
1. Perencanaan pembebanan pada atap baja 4. Diperlukan pengetahuan dan ketelitian untuk
diperhitungkan terhadap beban mati, hidup dan menyesuaikan standar perencanaan dengan tata
angin dengan analisa gaya-gaya dalam peraturan yang berlaku.
menggunakan bantuan sofware SAP 2000 Versi 5. Diharapkan mahasiswa dapat mengoptimalkan
14. hasil perencanaan struktur atap dijelaskan waktu sehingga dapat mempersiapkan tugas akhir
sebagai berikut : dengan maksimal.
a. Jarak antar kuda – kuda yang direncanakan 5
m.
b. Penutup atap direncanakan menggunakan DAFTAR PUSTAKA
Spandek.
c. Jenis baja direncanakan menggunakan BJ 37  Badan Penelitian Dan Pengembangan PU.
dengan : Oktober 1987. “SKBI - 1.3.53.198,. “Pedoman
Tegangan leleh (fy) : 240 Mpa Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan
Tegangan putus (fu): 370 MPa Gedung ”. Yayasan Badan Penerbit PU. Jakarta.
d. Dimensi gording yang direncanakan  Badan Standarisasi Nasional. Juli 2003. “SNI – 03
menggunakan profil Channels 125 x 50 x 20 x – 1726 – 2003, Tata Cara “Perencanaan
3,2 Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung”.
e. Dimensi balok kuda-kuda yang direncanakan Departemen Pemukiman Dan Prasarana Wilayah.
menggunakan profil circular hollow 190,7 mm Jakarta.
f. Ikatan angin direncanakan mengunakan 6  Badan Standarisasi Nasional. April 2002. “SNI – 03
dengan Ag = 28,26 mm2 – 1726 – 2002, “Tata Cara Perencanaan Struktur
2. Perencanaan struktur atas (pelat, balok dan klom) Beton untuk Rumah dan Gedung” Departemen
yang direcanakan diperoleh dimensi sebagai Pemukiman Dan Prasarana Wilayah. Jakarta.
berikut:  Badan Standarisasi Nasional. Juni 2002. “ SNI –
a. Tebal pelat lantai pada lantai 2,3,4 diperoleh 03 – 1729 – 2002, “Tata Cara Perencanaan
120 mm dan pada atap diperoleh 100 mm. Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung”.
tulangan yang digunakan pada pelat lantai dan Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
pada pelat atap 8.  Dipohusodo, Istimawan. 1993. “Beton Bertulang
b. Dimensi dan penulangan balok : Istimawan” . Departemen Pekerjaan Umum.
Jakarta.
Dimensi yang  G.Nawry,P.E, Dr.Edward. 1998. “Beton Bertulang
Tulangan suatu Pendekatan Dasar”. PT Revika Aditama.
digunakan
Type Bandung.
D
Balok b h
tulangan Ꝋ sengkang  Gunawan Rudi. 1988. “Tabel Profil Konstruksi
Baja”.kanisius. Yogyakarta.
mm m mm mm
 HS,Ir.Sardjono.”Pondasi Tiang Pancang”.Sinar.
K1 400 400 19 8
 Pamungkas, Anugrah, Erni Harianti. 2013. “Desain
Pondasai Tahan Gempa”. Andi Yogyakarta.
c. Dimensi dan penulangan kolom :
Yogyakarta
Dimensi  Tri Cahyo A,Hanggoro. 2006. “Hand Out Rekayasa
yang Tulangan Pondasi 2 Pondasi tiang pancang”.Universitas
Type digunakan Negeri Semarang. Semarang.
Balok D  Vis.,Ir.W.C. ,Ir.Gideon H.Kusuma,M.eng. 1993.
b h
tulangan Ꝋ sengkang “Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang”.
mm m mm mm Stuvo. Jakarta
B1 700 350 16 8
B2 250 500 16 8

iv

Anda mungkin juga menyukai