gelagar komposit
Jarak sumbu netral ke serat atas ytcg := hg ybcg = 643 mm
gelagar komposit
Icg 3
Modulus penampang atas Stcd := = 921716797.76 mm
pelat komposit ytcd
Icg 3
Modulus penampang bawah Sbcd := = 1280082582.26 mm
pelat komposit ybcd
3. Perhitungan beban
3.1 Perhitungan beban tak terfaktor akibat beban mati struktural dan nonstructural
Beban mati struktural
kN
Berat pelat lantai W s := ws ts γ c = 13.13
m
Lebar RC Plate wrcp := 1440 mm
kN
Berat RC Plate W rcp := wrcp trcp γ c = 2.52
m
kN
Berat gelagar W g := Ag γ c = 18.74
m
2
Luas penampang diafragma tengah Adp := 3036500 mm
CATATAN: untuk mempermudah, berat diafragma diasumsikan terbagi merata di atas gelagar
160
Beban mati nonstruktural (MA)
Beban mati nonstruktural, pada contoh ini hanya berasal dari berat perkerasan aspal setebal
5 cm di atas jembatan.
kN
Berat volume aspal γ a := 22
3
m
Tebal aspal ta := 50 mm
kN
Berat aspal W a := ws ta γ a = 2.31
m
Beban barrier kN
W b := 7.56
m
Jumlah barrier nb := 2
nb kN
Berat barrier W br := W b = 3.02
ng m
Momen maksimum akibat MS dan MA adalah:
1 2
Momen akibat berat pelat lantai MMS_S := W s Lb = 2704.341 kN m
8
1 2
Momen akibat berat gelagar MMS_G := W g Lb = 3860.768 kN m
8
1 2
Momen akibat berat RC plate MMS_RCP := W rcp Lb = 519.23 kN m
8
1 2
Momen akibat berat diapragma MMS_D := W dp Lb = 231.15 kN m
8
1 2
Momen akibat berat barrier MMA_B := W br Lb = 623.08 kN m
8
Momen akibat berat aspal 1 2
MMA_A := W a Lb = 475.96 kN m
8
Gaya geser maksimum akibat MS dan MA adalah:
1
Geser akibat berat pelat lantai VMS_S := W s Lb = 266.44 kN
2
Geser akibat berat gelagar 1
VMS_G := W g Lb = 380.37 kN
2
1
Geser akibat berat RC plate VMS_RCP := W rcp Lb = 51.16 kN
2
1
Geser akibat berat diapragma VMS_D := W dp Lb = 22.77 kN
2
1
VMA_B := W br Lb = 61.39 kN
Geser akibat berat barrier 2
1
Geser akibat berat aspal VMA_A := W a Lb = 46.89 kN
2
161
3.2 Perhitungan beban tak terfaktor akibat beban hidup kendaraan
Beban D terdiri dari beban terbagi rata (BTR) dan beban garis terpusat (BGT) yang besarnya
diatur dalam SNI 1725:2016 tentang pembebanan jembatan. Dalam permodelan analisis
struktur, balok ditinjau sebagai elemen garis dengan lebar tributari pelat lantai adalah sama
dengan setengah dari jarak gelagar kiri dan kanan dari gelagar yang ditinjau, dengan
demikian, lebar tributari untuk beban BTR dan BGT adalah 2100 mm.
Beban BTR
0.5 m kN kN
q := 9 = 7.83
BTR L 2 m2
b m
kN
Beban merata per meter BTR W BTR := qBTR ws = 16.43
m
Beban BGT
Beban BTR merupakan beban merata di sepanjang bentang jembatan, sedangkan beban
BGT adalah beban terpusat yang diletakkan sedemikian rupa sehingga memberikan efek
terbesar. Untuk jembatan bentang sederhana, beban BGT diletakkan di tengah bentang.
Berdasarkan SNI 1725:2016 Pasal 8.3.1, beban BGT bernilai 49 kN/m. Dengan demikian
beban BGT pada balok adalah sebesar:
kN
Beban terpusat BGT PBGT := 49 w = 102.90 kN
m s
Berdasarkan SNI
Berdasarkan Pembebanan
SNI PembebananJembatan 2016 Pasal
Jembatan 8.6, beban
2016 PasalBGT
8.6,harus dikalikan
beban BGT harus
dengan faktor beban dinamis (FBD) sebesar 1.4.
memperhitungkan pengaruh beban dinamis kendaraan sehingga beban BGT diperbesar
dengan suatu faktor beban dinamis (FBD) yang pada kasus ini BGT diperbesar 40% sehingga:
FBD := 0.4
1 2
MBTR := W BTR Lb = 3385.89 kN m
8
1
MBGT := PBGT Lb ( 1 + FBD) = 1462.21 kN m
4
162
Gaya geser tak terfaktor akibat beban D adalah:
W BTR Lb
VBTR := = 333.58 kN
2
PBGT ( 1 + FBD)
VBGT := = 72.03 kN
2
Jumlah strand prategang yang diperlukan biasanya ditentukan berdasarkan tegangan tarik
pada serat bawah balok akibat kombinasi pembebanan Layan III dimana besarnya tegangan
tarik pada sisi bawah tersebut akibat kombinasi beban layan III adalah:
Batasan tegangan yang terjadi pada saat beban layan ditentukan pada bab 7, yaitu:
Tegangan izin saat kondisi beban servis ftallowservis := 0.5 f'cg MPa = 3.54 MPa
Dengan demikian, besar tegangan pratekan yang dibutuhkan, fpb, pada bagian bawah
Dengan
ar tegangan pratekan yangdemikian, besar
dibutuhkan , f tegangan
, pada pratekan
bagian bawah yang dibutuhkan , f pb, pada bagian bawah gelagar
gelagar
gelagar
adalah: adalah: pb
Lokasi pusat gaya prategang diasumsikan sekitar 5-15 persen dari tinggi gelagar yang diukur
dari sisi bawah gelagar. Dan pada kasus ini, dipilih sebesar 10 persen.
fpb Ag Sb
Gaya prategang efektif Pe := = 7054.34 kN
Sb + ec Ag
163
Gaya prategang akhir per strand Ppe_strand = Astrand fpi ( 1 losses)
Catatan: losses
Catatan: losses adalah
adalah kehilangan
kehilangangaya
gayaprategang
prategangdalam persen
dalam persen.
Diasumsikan kehilangan prategang akhir sebesar 10% dan tegangan prategang awal adalah
0.75fpu, sehingga prategang efektif adalah 65%.
losses := 10%
digunakan adalah fpi :=f fpbt
pi := fpbt , namun setelah jumlah
untuk perhitungan
untuk perhitungan awal,
awal,nilai fpifyang
nilai , namun setelah jumlah
pi yang digunakan adalah
strand diketahui, gunakan fpi sebenarnya untuk perhitungan selajutnya.
strand diketahui, gunakan fpi sebenarnya untuk perhitungan selajutnya.
Gaya prategang akhir di tiap strand Pe_strand := Astrand fpbt ( 1 losses) = 123.93 kN
Pe
Jumlah strand yang diperlukan adalah nstrand_req := = 56.92
Pe_strand
2
Luas baja prategang yang digunakan Aps := nstrand Astrand = 5626.47 mm
164
4.2.1 Posisi tendon tengah bentang
2
Luas total tendon Aps_tot := Aps1 + Aps2 + Aps3 = 5626.47 mm
Jarak pusat penampang rata-rata tendon ke sisi terbawah gelagar di tengah bentang:
Letak sumbu tengah tendon dari sisi bawah di tengah bentang
c1 Aps1 + c2 Aps2 + c3 Aps3
ymid :=c1 Aps1 + c2 Aps2 + c3 Aps3 = 141.67 mm
cmid := Aps_tot = 141.67 mm
Aps_tot
4.2.2 Posisi tendon tumpuan
Tanda (-) pada eksentrisitas tendon rata-rata di tumpuan menunjukkan bahwa eksentrisitas
tendon berada di atas titik berat penampang di tumpuan.
Jarak pusat penampang rata-rata tendon ke sisi terbawah gelagar di tumpuan yaitu:
Aps1 ce1 + Aps2 ce2 + Aps3 ce3
yend := = 600 mm
Aps1 + Aps2 + Aps3
Pada kasus ini, metode perhitungan kehilangan prategang jangka panjang ditentukan dengan
refined method. Jika metode refined method digunakan, maka karakteristik penampang yang
digunakan ditentukan berdasarkan transformasi penampang. Perhitungan karakteristik
penampang gelagar dengan menggunakan konsep penampang transformasi adalah sebagai
berikut:
166
Data penampang gelagar transformasi saat transfer
Penampang Luas, A i (mm2) y i(mm) Ai(y i)(mm3) Ycg (mm) A(y i-y cg)2 Io
Gelagar 749500 1008 755496000 972.89 924134743 410870326130
Strands* 31661.98 141.67 4485457.72 972.89 21876047861 0
Total 781161.98 759981458 22800182604 410870326130
Catatan: Strand ditransformasi menggunakan (n i-1)
Tinggi gelagar (hg) 2100 mm
ni = Eps /Eci 6.63
y bti = Ycg 972.89 mm
y tti = hg-y bti 1127.11 mm
2 4
Iti =SIo+SA(y i-y cg) 433670508733.97 mm
3
Sbti = Iti/y bti 445756814 mm
3
Stti = Iti/y tti 384761844.2 mm
eti =Ycg-y mid 831.22 mm
2
Luas penampang saat transfer Agti := 781161.98 mm
167
2
Luas penampang saat final Agtf := 777225.34 mm
4.3.1.3 Karakteristik
4.3.1.3 Properti gelagar komposit
gelagar transformasi
komposit transformasi
Ecg
Rasio modulus elastistias beton nc := = 1.20
Ecd
sg
Lebar pelat efektif bec := = 1756.99 mm
nc
168
2
Luas penampang transformasi ge lagar Acgtf := 1216471.84 mm
komposit saat final
Jarak sumbu netral ke serat teratas ytct := 922.31 mm
penampang gelagar komposit
transformasi saat final
4
Momen inersia penampang gelagar Ict := 870416845591.49 mm
komposit transformasi saat final
fpj 1 e
( Kx + a )
f pG
2ep
a
Lp
dimana fpi adalah prategang saat jacking, K adalah koefisien gesek wobble dan μ adalah
koefisien gesek kelengkungan, x adalah panjang tendon yang diukur dari ujung jacking ke titik
yang ditinjau, α adalah penjumlahan dari nilai absolut perubahan sudut pada jalur baja
prategang dari jacking hingga ujung jacking. Perhitungan kehilangan prategang akibat
gesekan pada tendon dilakukan berdasarkan nilai rata-rata pada geometri tendon.
169
Grafik kehilangan prategang di sepanjang penampang akibat gesek diperlihatkan pada grafik
di bawah ini:
TEGANGAN DI TENDON
1400
Dari grafik di atas terlihat bahwa pada tengah bentang, 20300 mm, grafik kehilangan rata-rata
akibat friksi berada pada angkadi1360.98
Dari grafik MPa,
atas terlihat dengan
bahwa padademikian kehilangan
tengah bentang, prategang
20300 mm, grafikdikehilangan rata-
tengah bentang adalah: friksi berada pada angka 1360,98 MPa, dengan demikian kehilangan prategang di tengah
adalah:
Δ fpF := 34.02 MPa
E ( Δ L) LpF
LpA =
Δ fpF
2Δ fpF LpF
Δf =
LpF
Jika diplotkan
Jika diplotkandalam
dalamgrafik,
grafik,maka
makamodel
modelkehilangan prategangakibat
kehilangan prategang akibat anchorage
anchorageset
set dan
dan friksi
friksi
adalahsebagai
adalah sebagaiberikut:
berikut:
170
f pj
?∆ff x ? ∆f
f pF
pF
LpA
LpF
f pA
Nilai kehilangan prategang akibat anchorage set dihitung dan dirangkum pada tabel dan
gambar di bawah ini:
Modulus elastisitas angkur Es = 200000 MPa
Asumsi panjang slip tendon yang terjadi Δ L := 9.525 mm
(AASHTO LRFD C.5.9.3.2.1)
Model grafik kehilangan prategang akibat friksi dan pergeseran angkur diperoleh dengan
memplotkan nilai rata-rata f pF dan selisih rata-rata f pF dan f pA sebagai berikut:
171
TEGANGAN DI TENDON
1420
Tegangan di Pusat Tendon (MPa)
1400
1380
1360 y = -0.0017x + 1394.9
1340 0 1395
40600 1327.80
1320
1300 y = 0.0016x + 1282.7
1280
1260
0 10150 20300 30450 40600
Titik yang ditinjau (mm)
Tegangan di tendon setelah kehilangan prategang akibat friksi terjadi
Tegangan di tendon setelah kehilangan prategang akibat pergeseran angkur
Dari grafik di atas terlihat bahwa grafik kehilangan prategang akibat anchorage set memotong
grafik kehilangan prategang akibat friksi di titik sejauh 33,93 m dari ujung gelagar, sehingga
pada kasus ini, kehilangan akibat anchorage set di tengah bentang adalah 45.11 MPa.
Δ fpA := 45.11 MPa
JumlahJumlah
tendon tendon Nps := 3Nps := 3
MomenMomen akibatsendiri
akibat berat berat gelagar
sendiri gelagar MMS_GM=MS_G = 3860.77
3860.77 kN m kN m
Tegangan
Tegangan pada tendon
pada tendon saat transfer
saat transfer fpi1 := fpbt (
fpi1:= Δfpbt (
fpF+ Δ fpA )
pF +=Δ1315.87 )
fpA = 1315.87
MPa MPa
Gaya prategang
Gaya prategang awal awal Pi := fpi1 (
Pi :=
Aps_tot ()
fpi1 Aps_tot
= 7403.703 )
= 7403.703
kN kN
2 2
Pi PiPeimidPi emid
MMS_GM mid emid
eMS_G
Tegangan
Tegangan di betondipada
beton pada
level level baja
baja fcgp := fcgp+:= + = 15.26=MPa
15.26 MPa
Ag AgIg Ig Ig Ig
Eps 1 Eps
Nps 1Nps
Kehilangan
Kehilangan prategang
prategang Δ fpES :=
Δ fpES := = 33.72
fcgp fcgp =MPa
33.72 MPa
2 Nps 2E N ps Ecig
cig
172
4.3.3 Kehilangan saat transfer hingga pengecoran pelat
4.3.3.1 Kehilangan prategang akibat susut pada gelagar
3
Volume gelagar Vg := Ag Lb = 30429700000 mm
r := 85%
Kelembapan
H relatif Hr := 85%
35 MPa
Faktor pengaruh kuat tekan beton kf := = 0.74
7 MPa + f'cig
tdi
Faktor perpanjangan waktu pengecoran ktddi := = 0.60
pelat f'cig
61 0.58 + tdi
MPa
3
Regangan susut gelagar antara waktu ε bid := ks khs kf ktddi 0.48 10 3 = 0.000424
transfer dansusut
Regangan gelagar antara waktu
pengecoran ε bid := ks khs kf ktddi 0.48 10 3 = 0.000424
Regangan
transfer dansusut gelagar dek
pengecoran antara
pelat waktu
dek ε bid := ks khs kf ktddi 0.48 10 = 0.000424
transfer dan pengecoran pelat
Faktor kelembaban rangkak khc := 1.56 0.08 Hr = 1.49
Faktor kelembaban rangkak khc := 1.56 0.08 Hr = 1.49
m
m s
tfi := tf ti = 9996 hari
tfi
Faktor perpanjangan waktu final ktdfi := =1
f'cig
61 0.58 + tfi
MPa
0.118
Koefisien rangkak gelagar saat waktu ψtfti := 1.9 ks khc kf ktdfi ti = 1.79
final karena pembebanan saat transfer
Untuk kasus gelagar non segmental, kehilangan prategang akibat susut pada saat transfer
m
hingga penempatan pelat bernilai 0 (AASHTO LRFD 2017 Pasal 5.9.5.4.5), sehingga:
Kehilangan akibat susut Δ fpSR := 0
Koefisien penampang
Koefisien penampang transformasi
transformasiyang
yang memperhitungkan interaksi pengaruh 1 waktu antara
memperhitungkan
beton interaksi dalam
dan baja terlekat pengaruhpenampangKdf :=yang ditinjau untuk periode waktu antara = 0.80
Eps Aps Acg ecg
waktu antarapelat
betondan
danfinal:
baja terlekat 2
pengecoran
dalam penampang yang ditinjau untuk 1+
Ecig Acg
1+ (
1 + 0.7 ψtfti )
periode waktu antara pengecoran pelat 1
Icg
dan final K := = 0.80
Eps Aps Acg ecg
df 2
1+ 1+ (1+ 0.7 ψtfti )
E A cg Icg
cig
174
4.3.4.2 Tambahan prategang akibat penyusutan pelat
Lebar sayap efektif bef := 2100 mm
2
Luas penampang pelat Ad := bef ts = 525000 mm
35 MPa
faktor pengaruh kuat tekan beton kfd := = 0.95
7 MPa + f'cid
3
Regangan susutpelat antara ε ddf := ksd khsd kfd ktddf 0.48 10 = 0.0009
pengecoranpelat dan final
0.118
Koefisien rangkak pelat saat waktu ψtftdd := 1.9 ksd khc kfd ktddf ti = 2.27
final karena pembebanan saat awal
pembebanan
Eksentrisitas pelat terhadap titik ts
berat penampang komposit ed := ytcg + = 768.00 mm
2
Eksentrisitas tendon pada ecg = 1315.33 mm
penampang komposit
Rangkak pada pelat beton: ε ddf Ad Ecd 1 ecg ed
Rangkak pada dek beton ddf ΔAfdcfd :=
1
Ecd cg d
f cfd := ( e
)
e
1 + 0.7ψtftdd Acg Icg
(
1 + 0.7 tftdd )
Acg Icg
175
Δ fcfd = 1.96 MPa
Tanda (-) pada rangkak gelagar f cfd menandakan bahwa adanya prategang tambahan.
j
Besar gaya prategang tambahan akibat susut di pelat:
Eps
f pSS :=
Ecg
(
f cfd Kdf 1 + 0.7 tftdd )
j
4.3.4.3 Kehilangan prategang akibat rangkak pada gelagar
a) Kehilangan akibat rangkak rentang waktu dari transfer hingga pengecoran pelat
Berdasarkan AASHTO LRFD 2017 Pasal 5.9.5.4.5, nilai kehilangan prategang akibat rangkak
pada rentang waktu dari transfer hingga penempatan pelat bernilai 0, sehingga:
b) Kehilangan akibat rangkak rentang waktu penempatan pelat hingga waktu final
h
Perubahan tegangan di beton antara saat transfer dan penempatan pelat karena kehilangan
prategang, penempatan pelat, berat pelat dan beban mati tambahan:
Koefisien rangkak
Koefisien rangkak gelagar
gelagar waktu
waktu antara pengecoran 0.118
antara pengecoran dek dan final ψtftd := pelat
1.9 ksdan
khcfinal:
kf ktdfd td = 1.3
0.118
ψtftd := 1.9 ks khc kf ktdfd td = 1.3
Momen akibat berat pelat, RC plate dan diafragma yang bekerja pada gelagar nonkomposit
, RCplate MS := MMS_S
transformasi + MMS_RCP + MMS_D = 3454.73 kN m
final:
ada gelagar
,l RCplate MS := MMS_S + MMS_RCP + MMS_D = 3454.73 kN m
ada gelagar
l
Momen akibat berat aspal dan MA := MMA_A + MMA_B = 1099.04 kN m
MA := MMA_A + MMA_B = 1099.04 kN m
barrier
d
Aps
2
Ag emid MSetf (MA) ect
(
f cd := f pSR + f pCR + f pR1 1 +
Ag
) I +
Ig tf Ict
176
Kehilangan akibat rangkak:
Eps Eps
Δ fpCD :=
Ecig
( )
fcgp ψtfti ψtdti Kdf +
Ecg
Δ fcd ψtftd Kdf = 6.73 MPa
Kehilangan akibat relaksasi saat transfer hingga penempatan Δ fpR1 = 0.00 MPa
pelat:
Kehilangan akibat relaksasi saat penempatan pelat hingga final: Δ fpR2 := 8 MPa
4.3.3.6
4.3.5 Perhitungangaya
Perhitungan gayaprategang
prategangefektif
efektifakhir
akhir
Δ fpLT := Δ fpSR + Δ fpCR + Δ fpR1 + Δ fpSD + Δ fpR2 + Δ fpCD Δ fpSS = 35.49 MPa
f
b) Perhitungan gaya prategang final efektif
fpe:=:=0.75
fpe 0.75 fpu
fpuΔΔfpT
fpT== 1246.67 MPa
1219.08 MPa
d
177
5. Pemeriksaan tegangan
Pemeriksaan
5.1 Tegangantegangan
izin dilakukan pada pengaruh beban maksimum dan pada posisi eksentrisitas
tendon maksimum.
Pemeriksaan
h tegangan dilakukan pada pengaruh beban maksimum dan pada posisi
eksentrisitas tendon maksimum.
Tegangan izin beton kondisi transfer
Tarik σti := 0.25 f'cig MPa = 1.58 MPa
178
Diagram tegangan pada penampang saat transfer sebagai berikut:
Pada masa konstruksi beban yang bekerja pada gelagar berupa beban pelaksanaan seperti
beban pengecoran pelat, barrier, dan diafragma. Pada kondisi ini belum terjadi aksi komposit
antara gelagar dan pelat jembatan, sehingga semua beban yang bekerja dipikul oleh gelagar.
ft_kons :=
Ptransfer
+
Ptransfer emid
+
( ) ( )
MMS_S + MMS_G + MMS_D + MMS_RCP
( )
Ag St St
fb_kons :=
Ptransfer
+
Ptransfer emid
+
( ) ( ) (
MMS_S + MMS_G + MMS_D + MMS_RCP ) ( )
Ag Sb Sb
179
Ptransfer/Ag Ptransferemid/S MS/S MA/S MLL/S Total
Kondisi Lokasi
MPa MPa MPa MPa MPa MPa
Sisi atas gelagar -9.63 16.61 -19.44 - - -12.46
Konstruksi
Sisi bawah gelagar -9.63 -15.33 17.95 - - -7.01
180
fb_serv_III_bot := fb_serv_III_ps + fb_serv_III_load = 2.49 MPa
Tegangan tarik serat bawah gelagar yang terjadi saat layan yaitu 2,49 MPa sedangkan
tegangan yang diizinkan 3,54 MPa. Untuk antisipasi agar serat bawah gelagar tidak
mengalami retak, maka akan ditambahkan tulangan tarik nonprategang.
Pada saat layan, pada pelat lantai beban yang bekerja yaitu beban akibat barrier, aspal dan
beban hidup kendaraan yang dipikul oleh penampang komposit. Dengan demikian,
perhitungan tegangan pada pelat adalah sebagai berikut:
f.t_s :=
(M.MA_B M.MA_A) M.LL = 5.40 MPa
S.tcd n
Periksa_Tegangan_Top_Saat_Layan_I := "Oke" if f.t_s σc.serv_s = "Oke"
sebaliknya
"Tidak ok" otherwise
f.b_s :=
(
M.MA_B M.MA_A M.LL)= 3.89 MPa
S.bcd n
Periksa_Tegangan_Bot_Saat_Layan_I := "Oke" if f.b_s σc.serv_s = "Oke"
181
6. Kapasitas lentur penampang
Tahanan lentur dihitung pada kondisi momen maksimum, momen maksimum terjadi pada
tengah bentang. Data-data yang diperlukan untuk menghitung kapasitas lentur penampang
adalah sebagai berikut:
Tebal pelat ts = 250 mm
Tinggi efektif penampang dari serat tekan
terluar ke pusat tendon prategang dp := hcg ymid = 2208.33 mm
Tebal
Tebal pelat deck pelat deck t
ts = 250 mm s = 250 mm
Lebar sayap tekan b := sg = 2100 mm
Lebar
Lebar sayap sayap tekan
tekan b := sg =b2100 := sg mm = 2100 mm
Kuat tekan beton gelagar f'cg = 50 MPa
Kuat tekanKuat tekan
beton beton gelagar
gelagar cg = 50 MPa
f'cg = 50f' MPa
2
Luas strand
Luas strand Aps_tot = = 5626.47
2 mm
5626.47 2
mm22
Luas
Luas strand strand A A
Aps_tot =Aps_totps_tot =
5626.47= 5626.475626.47
mm mm
mm
ps_tot
Tegangan putus
Tegangan putus tendon
tendon fpu = = 1860
1860 MPaMPa
Tegangan putus tendon fpu = 1860 pu == 1860
fffpu 1860 MPa
Tegangan putus tendon
putus tendon pu MPa MPa
kk := fpy py
fffpy
== 0.28
:=
1.04
= 0.28
22 1.04
1.04 py 0.28
KoefisienKoefisien
friksi wobble
friksi wobble k := 2 k
1.04 :=
2
= 0.28
f
Koefisien friksi
friksi wobble
wobble
:= 0.85 pu
f ff pu
pu
pu
Faktor
Faktor blok
blok blok tegangan
tegangan
tegangan beton beton
beton := 0.85 β 1 := 0.85
Faktor blok tegangan beton 1 β1 1 := 0.85
a 1 := 0.85 a α11 :=:= 0.85
0.85
α1 := 0.85
Lebar web
webLebar web bw := 250mm b bw :=
:= 250mm
250mm
Lebar web bw w := 250mm
182
Dengan demikian, letak sumbu netral adalah:
Kapasitas lentur penampang diperiksa terhadap momen ultimit akibat kombinasi pembebanan
kuat I yang dihitung sebagai berikut:
( ) ( ) (
Mu := 1.2 MMS_G + MMS_D + 1.3 MMS_S + MMS_RCP + 2 MMA_B + MMA_A + 1.8 MLL )
Mu = 20025.61 kN m
u = 28635.99 kN m
Momen
1.33M tidak terfaktor akibat beban mati komponen struktur:
Mdnc := MMS_S + MMS_G + MMS_D + MMS_RCP = 7315.50 kN m
Momen tidak terfaktor akibat beban mati komponen struktur
Modulus retak beton fr := 0.63 f'cg MPa = 4.45 MPa
183
Pe Pe emid
fcpe := + = 24.41 MPa
Ag Sb
Mr = 21058.45 kN m
Sbcg
3 1 (
Mcr := fr + fcpe S
2
-M )
bcg dnc S
-1 = 16369.08 kN m
b
1.2 Mcr = 19642.901 kN m
( )
Syarat_Tulangan_Minimum := min 1.33Mu 1.2 Mcr = 19642.90 kN m
c C
bv
sumbu
de dv
h netral
Aps
As T
Titikberat
Titik berattendon
tendondidi mid == 141.67
yymid 141.67 mm
mm
tengahbentang
tengah bentang
LLbb
Panjangsetengah
Panjang setengahbentang
bentang LLmid
mid :=
:= == 20.30
20.30m
m
22
Panjangtendon
Panjang tendondidisetengah
bentang(asumsi
bentang
setengah
(asumsilinear)
linear)
rrtendon :=
tendon:= ((yyend mid)) ++LLmid
endyymid
22
mid
22
tendon== 20.31
rrtendon 20.31m
m
Gayaprategang
Gaya prategangefektif
efektif ef == 7014.34
PPef 7014.34 kN
kN
:= PPef
((yyend mid))
endyymid
Kontribusigaya
Kontribusi gayaprategang
prategang VVpp:= ef
terhadap ketahanan geser
terhadap ketahanan geser rrtendon
tendon
VVpp == 158.33
158.33 kN
kN
7.3
7.4Gaya
7.4 dalam Ketahanan
Perhitungan
Perhitungan KetahananGeser
GeserBeton
Beton
Gaya geser ultimit di muka
geser kritis Vucr := 1674.41kN
ε s := 0 if ε s. 0 =0
ε s. otherwise
sebaliknya
4.8
Faktor β (diasumsikan β := = 4.80
meggunakan tulangan 1 + 750ε s
minimum)
Sudut tegangan utama θ := 29 + 3500 ε s = 29
185
Kuat geser beton Vc := 0.083 β f'cg MPa bv dv
Vc = 1175.60 kN
ε s. = 0.004
ε s := 0 if ε s. 0 =0
ε s. otherwise
4.8
Faktor β (diasumsikan β := = 4.80
meggunakan tulangan 1 + 750ε s
minimum)
Sudut tegangan utama θ := 29 + 3500 ε s = 29
Vc = 1175.60 kN
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser := (
"Ya" i if Vucr > 0.5 ϕ v Vc + Vp )
"Tidak" sebaliknya
otherwise
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser = "Ya"
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser = "Ya"
Vucr
V
Gaya geser
Gaya geser yang
yang ditahan
ditahan V := ucr V V
s_req := ϕ
Vs_req Vcc Vp
p
baja tulangan
baja tulangan ϕ vv
= 898.62 kN
Vs_req =
Vs_req 898.62 kN
Digunakan tulangan geser: Dv := 13 mm
nv := 2
Jumlah kaki
1 2 2
Luas tulangan Av := π Dv nv = 265.46 mm
4
Kuat leleh tulangan fyv := 420 MPa
Vs = 1311.17 kN
( )
Kuat geser nominal yang
Vn := min Vn1 Vn2 = 2645.10 kN
digunakan
186
V.ucr ϕ ϕ.v
V V
ucr v Vp .p
Tegangan geser di beton :=
vv.u := = 4.97
= 4.97 MPa MPa
u b bv.vdvd.v
ϕϕv.v
Cek_tegangan_geser :=
Cek_tegangan_geser := "Ya"
"Ya" ifif vvu << 0.125 f'
u 0.125 f'cg
= "Ya"
cg = "Ya"
u cg
"Tidak
"Tidak""" otherwise
sebaliknya
otherwise
"Tidak otherwise
f
Berdasarkan perhitungan di atas, sketsa penampang gelagar nonkomposit yang digunakan
adalah sebagai berikut:
187
2.1.5.2 Contoh perencanaan jembatan voided slab
7700
6700
188
2. Data material
Modulus elastisitas gelagar saat layan Ec := 4700 f'c MPa = 33234.02 MPa
Modulus elastisitas saat transfer Eci := 4700 f'ci MPa = 29725.41 MPa
Modulus elastisitas shear key Ecs := 4700 f'cs MPa = 29725.41 MPa
kN
Berat volume beton γ c := 24
3
m
2.2 Material baja prategang
2.2 Material baja prategang
Tegangan baja prategang saat transfer fpi := 0.75 fpu = 1395 MPa
Icg 3
Modulus penampang atas Stcg := = 50829974.92 mm
ytcg
4. Perhitungan beban
4.1 Perhitungan beban tak terfaktor akibat beban mati struktural dan non struktural
2
Luas penampang shear key Ask := 15000 mm2
Jumlah gelagar ng := 8
kN
Berat volume aspal γ a := 22
33
m
kN
Berat gelagar W g := Ag γ c = 10.55
m
kN
Berat shear key W sk := Ask γ c = 0.36
m
kN
Berat aspal W a := ba ta γ a = 1.07
190 m
nb kN
Berat barrier W b := wb = 1.90
ng m
m
kN
Berat gelagar
Berat gelagar := A
W g :=
W Ag γγ c = = 10.55
10.55 kN
g g c m
m
kN
Berat shear
Berat shear key
key := A
W sk :=
W Ask γγ c = = 0.36
0.36 kN
sk sk c m
m
kN
Berat aspal
Berat aspal := b
W a :=
W ba tta γγ a =
= 1.07
1.07 kN
a a a a m
m
nb
n kN
Berat barrier
Berat barrier W
Wb := w
b := wb
b n =
b = 1.90 kN
1.90 m
ngg m
Momen maksimum akibat MS dan MA adalah:
1 2
Momen akibat berat gelagar MMS_G := W g Lb = 57.46 kN m
8
1 2
Momen akibat shear key MMS_SK := W sk Lb = 1.96 kN m
8
1 2
Momen akibat aspal MMA_A := W a Lb = 5.81 kN m
8
1 2
Momen akibat barrier MMA_B := W b Lb = 10.35 kN m
8
Geser maksimum akibat MS dan MA adalah: 1
Geser akibat berat gelagar VMS_G := W g Lb = 34.83 kN
2
1
Geser akibat berat
shear gelagar VMS_G :=:= 1 W L = 34.83 kN
Geser akibat key VMS_SK 22 Wgskb Lb = 1.19 kN
1
Geser akibat shear key VMS_SK :=1 W sk Lb = 1.19 kN
Geser akibat aspal VMA_A := 2 W a Lb = 3.52 kN
2
1
Geser akibat aspal VMA_A := 1 W a Lb = 3.52 kN
Geser akibat barrier VMA_B := 2 W b Lb = 6.27 kN
2
1
Geser akibat barrier VMA_B := W br Lb = 6.27 kN
2
Beban BTR merupakan beban merata di sepanjang bentang jembatan, sedangkan beban
BGT adalah beban terpusat yang diletakkan sedemikian rupa sehingga memberikan efek
terbesar. Untuk jembatan bentang sederhana, beban BGT diletakkan di tengah bentang.
Berdasarkan SNI 1725:2016 Pasal 8.3.1, beban BGT bernilai 49 kN/m. Dengan demikian
beban BGT pada gelagar adalah sebesar:
kN
Berat beban garis PBGT := 49 b = 47.53 kN
m a
BerdasarkanSNI
Berdasarkan SNI1725:2016
1725:2016Pasal
Pasal8.6,
8.6,beban
bebanBGTBGT harus
harus memperhitungkan
memperhitungkan pengaruh beban
pengaruh
beban dinamis
dinamis kendaraan
kendaraan sehingga
sehingga bebanbebanBGTBGT diperbesardengan
diperbesar dengan suatu faktor
faktorbeban
beban dinamis
dinamis (FBD)
(FBD) yang yangkasus
pada padaini
kasus
BGTinidiperbesar
BGT diperbesar 40% sehingga:
40% sehingga:
191
Faktor beban dinamis FBD := 0.4
1 2
Momen akibat beban BTR MBTR := W BTR Lb = 47.53 kN m
8
1
Momen akibat BGT MBGT := PBGT Lb ( 1 + FBD) = 109.79 kN m
4
Momen akibat beban lalu lintas MLL := MBTR + MBGT = 157.33 kN m
1
Geser akibat beban BTR VBTR := W BTR Lb = 28.81 kN
2
PBGT ( 1 + FBD)
Geser akibat beban BGT VBGT := = 33.27 kN
2
Gaya geser akibat beban lalu lintas VLL := VBTR + VBGT = 62.08 kN
Jumlah strand prategang yang diperlukan biasanya ditentukan berdasarkan tegangan tarik
pada serat bawah gelagar akibat kombinasi pembebanan Layan III dimana besarnya
tegangan tarik pada sisi bawah tersebut akibat kombinasi beban layan III adalah:
Batasan tegangan yang terjadi pada saat beban layan ditentukan pada bab 7, yaitu:
Tegangan izin saat kondisi beban servis ftallowservis := 0.5 f'c MPa = 3.54 MPa
Dengan demikian, besar tegangan pratekan yang dibutuhkan, f pb, pada bagian bawah
emikian, besar tegangan pratekan yang dibutuhkan
pb, pada
, f bagian bawah gelagar
gelagar adalah:
Lokasi pusat gaya prategang diasumsikan sekitar 5-15 persen dari tinggi gelagar yang diukur
dari sisi bawah gelagar. Dan pada kasus ini, dipilih sebesar 10 persen.
Pusat gaya prategang ybs := 0.1 hg = 57 mm
Tegangan pada dasar gelagar akibat gaya prategang efektif, Pe, bisa ditentukan dengan
persamaan berikut:
192
Pe Pe ec
fpb = +
A Sb
fpb Ag Sb
Gaya prategang efektif Pe := = 62.87 kN
Sb + ec Ag
Gaya prategang akhir per strand adalah:
losses := 10%
untuk perhitungan awal, nilai fpi yang digunakan adalah fpi := fpbt , namun setelah jumlah
Gaya prategang akhir di tiap strand Pe_strand := Astrand fpi ( 1 losses) = 124.02 kN
strand diketahui, gunakan fpi sebenarnya untuk perhitungan selajutnya.
Pe
Jumlah strand yang diperlukan nstrand_req := = 0.51
Pe_strand
Jumlah strand yang digunakan nstrand := 6
2
Luas baja prategang yang digunakan Aps := nstrand Astrand = 592.68 mm
193
5.2.2 Kehilangan akibat pengaruh waktu (kehilangan jangka panjang)
Untuk gelagar pratarik, kehilangan prategang akibat pengaruh waktu dapat ditentukan dengan
metode approximate of time dependent losses.
Kelembaban relatif tahunan Hr := 85%
sebaliknya
"Tidak oke" otherwise
6. Pemeriksaan tegangan
6.1 Tegangan izin
Pemeriksaan tegangan dilakukan pada pengaruh beban maksimum dan pada posisi
eksentrisitas tendon maksimum.
Tegangan izin beton kondisi transfer:
Tarik σti := 0.25 f'ci MPa = 1.58 MPa
194
6.2 Tegangan penampang pada saat transfer
Kondisi transfer adalah kondisi awal pemberian gaya prategang awal pada penampang. Pada
kondisi ini gaya prategang yang bekerja maksimum sedangkan beban yang bekerja minimum
(hanya berat sendiri gelagar).
Pada masa konstruksi beban yang bekerja pada gelagar berupa beban pelaksanaan seperti
beban pengecoran pelat lantai, barrier, dan diafragma. Pada kondisi ini belum terjadi aksi
komposit antara gelagar dan pelat lantai jembatan, sehingga semua beban yang bekerja
dipikul oleh gelagar.
Tegangan pada serat atas penampang:
ft_kons :=
Ptransfer
Ptransfer ec
+ +
MMS_G + MMS_SK( ) (
= 0.65 MPa
)
Ag St St
Periksa_Tegangan_Top_Saat_Konstruksi := "Oke" if f.t_kons σt.i = "Oke"
fb_kons :=
Ptransfer
+
Ptransfer ec
+
( MMS_G) + ( MMS_SK) = 4.25 MPa
Ag Sb Sb
195
6.4 Tegangan penampang kondisi layan
Pada kondisi layan semua beban rencana sudah bekerja, pada kondisi ini sudah terbentuk
aksi komposit antara gelagar dengan pelat lantai. Sehingga beban yang bekerja maksimum
sedangkan gaya prategang yang bekerja minimum (sudah terjadi kehilangan prategang
jangka panjang). Pemeriksaan tegangan dilakukan terhadap Kombinasi Layan I untuk
pengecekan tegangan tekan dan Kombinasi Layan III untuk pengecekan tegangan tarik.
Kehilangan prategang pada saat layan:
Gaya prategang awal Peff := Aps fpe = 725.64 kN
:=
M MS_GM
MMS_G MMS_SK
MS_SK
++
((MMMA_B
MA_BM MA_A)) M
MMA_A 0.8M
LL LL
t_serv_I_load :=
fft_serv_III_load
SSt t Stcg
Stcg
:= ft_serv_I_ps
t_serv_I_top :=
fft_serv_III_top + f+t_serv_I_load
ft_serv_III_ps = =
ft_serv_III_load 2.34
2.96 MPa
MPa
Periksa_Tegangan_Top_Saat_Layan := "Oke" if f.t_serv_I_top σc.serv = "Oke"
( )( ) ( )( )( )
g M
MS_G + MMS_SK M
MA_B
+ M
MA_A
+ 0.8M
LL
f := +
b_serv_III_load S S
b bcg
fb_serv_III_bot := fb_serv_III_ps + fb_serv_III_load = 0.89 MPa
Periksa_Tegangan_Bot_Saat_Layan
f := "Oke" if f.b_serv_III_bot σt.serv = "Oke"
196
7. Kapasitas lentur penampang
Tahanan lentur dihitung pada kondisi momen maksimum, momen maksimum terjadi pada
tengah bentang. Data-data yang diperlukan untuk menghitung kapasitas lentur penampang
adalah sebagai berikut:
2
Luas strand Aps = 592.68 mm
f
Koefisien friksi wobble
Koefisien friksi wobble - pyfpy = 0.28
k := 2 1.04
k := 2 1.04 f = 0.28
pu
fpu
Faktor
Faktor blok
blok tegangan
tegangan beton β 1 :=
1 := 0.85
beton β 0.85
α 1 :=
1 := 0.85
α 0.85
Aps fpu
c=
fpu
0.85 f'c β 1 b + k Aps
dp
197 a
Mn := Aps fps dp = 540.21 kN m
2
c
Tegangan rata-rata tendon prategang fps := fpu 1- k = 0.28
dp
a
Kapasitas lentur nominal pada tengah penampang Mn := Aps fps dp - = 540.21 kNm
2
Faktor reduksi lentur ϕ f := 0.9
Jumlah tendon
Jumlah tendon yang
yangdigunakan
digunakanharus memenuhi
harus persyaratan
memnenuhi tendon,
persyaratan nilai Mrnilai
tendon, harusMrlebih besar
harus dari
lebih
besar dari nilai
nilai terkecil terkecil 2berikut
2 ketentuan ketentuan
: berikut:
1.2 Mcr atau 1.33Mu
Mr = 486.187 kN m
Sbcg
Mcr
M cr :=
:= γ
γ ((
γ
33 11 r f
f +
+ γ f
2 cpe))
f S
S
cpe bcgbcg
- M
M
dnc S -11= =387.20kNm
387.20 kN m
b b
1.2 Mcr = 464.645 kN m
( )
Syarat_Tulangan_Minimum := min 1.33Mu 1.2 Mcr = 464.645 kN m
198
Cek_Syarat_Tulangan_Minimum := "Oke" if Syarat_Tulangan_Minimum < Mr = "Oke"
sebaliknya
"Tidak oke" otherwise
( )
ld K 0.15 fps 0.097 fpe Dps Dps
( )
1
K 0.15 fps 0.097 fpe Dps = 1971.36 mm
MPa
ld 1971.36 mm
1 Lb
....Oke
ld := 1971.36 mm < bentang = 3.3m
2 2
Jadi, panjang ld sebesar 1971.36 mm diukur dari end zone pada voided slab.
8. Tulangan geser
Tinggi efektif geser voided slab diambil yang terbesar dari: 0.9dp dan 0.72h
199
8.1 Gaya geser ultimit dan perhitungan kuat geser nominal
Gaya geser ultimit di muka Vucr := 174.54 kN
geser kritis
ε s. = 0.004
ε .s := 0 if ε .s. 0 =0
ε s := 0 if ε s. 0 =0
ε .s. otherwise
sebaliknya
ε s. otherwise
4.8
Faktor β (diasumsikan β := = 4.8
meggunakan tulangan 1 + 750ε s
minimum)
Sudut tegangan utama θ := 29 + 3500 ε s = 29
Vc = 533.27 kN
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser := "Ya" if (
V.ucr > 0.5 ϕ .v V.c + V.p )
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser := "Ya" if
"Tidak" sebaliknya
otherwise
(
Vucr > 0.5 ϕ v Vc + Vp )
"Tidak" otherwise
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser =
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser = "Tidak"
"Tidak"
V
Vucr
ucr
Gaya
Gaya geser
geser yang
yang ditahan
ditahan V
Vs_req :=
:=
VVcc
VVp
s_req ϕ
ϕ vv p
baja tulangan
baja tulangan
= 300.55 kN
s_req = 300.55 kN
V
Vs_req
Digunakan
Digunakan tulangan
tulangan geser:
geser
geser: Dvv :=
D 13mm
:= 13 mm
Jumlah
Jumlah kaki
kaki nvv :=
n := 33
11 2 2
Avv :=
A := π Dvv2nnvv == 398.2
πD mm2
398.2mm
Luas 44
Luas tulangan
tulangan
ffyv := 420 MPa
Kuat
Kuat leleh
leleh tulangan
tulangan yv := 420 MPa
Coba
Coba jarak
jarak antar
antar Svv :=
S 300 mm
:= 300 mm
tulangan
tulangan geser
geser
Avv ffyv
A d cot ( θ)
yv dvv cot ( θ)
Kekuatan geser
Kekuatan geser tulangan
tulangan Vss :=
V :=
S
Svv
200