Anda di halaman 1dari 20

2.1.6.

3 Contoh perencanaan jembatan rangka baja

A. Perencanaan komponen lentur stringer


Jembatan rangka baja dengan panjang bentang 40 m. Jembatan ini terdiri dari dua lajur jalan
raya dengan tebal perkerasan aspal 5 cm. Gambar jembatan dapat dilihat pada gambar
berikut ini:

Gambar tampak samping jembatan

Gambar denah susunan lantai

Gambar potongan melintang jembatan


Berikut ini adalah data profil penampang yang digunakan pada jembatan:
Profil penampang
Elemen Dimensi
Rangka 300.300.25.16
Cross Beam 900.300.25.16
Stringer 800.300.26.14

303
Gambar stringer yang ditinjau untuk perhitungan lentur
1. Data jembatan
kN
γ c := 24
Berat jenis beton 3
m
kN
Berat jenis aspal γ a := 22
3
m
kN
Berat jenis baja γ s := 78.5
3
m
Mutu beton f'c := 30MPa
Modulus elastisitas beton Ec := 25742.96MPa
Tegangan leleh baja Fy := 345MPa
Tegangan putus baja Fu := 490MPa
Modulus elastisitas baja Es := 200000MPa

Bentang stringer Lb := 5m

Rasio modulus Es
n := =8
Ec

2. Data-data penampang
2.1 Data penampang stringer : IWF 800.300.26.14

Gambar keterangan penampang

304
Tinggi stringer d := 800mm

Lebar sayap atas bc := 300mm

Lebar sayap bawah bt := 300mm

Tebal sayap atas tc := 26mm

Tebal sayap bawah tt := 26mm

Tebal badan tw := 14mm

Tinggi badan D := d  tc  tt = 748 mm


2
Luas profil Agstr := 26740 mm

D
Titik berat penampang ystr := = 374 mm
2
4
Inersia penampang Istr := 2920000000 mm

2.2 Data pelat


Tebal pelat ts := 250 mm

Jarak antar stringer Sstr := 1700mm


2
Luas pelat Ad := ts Sstr = 425000 mm
2.3 Data aspal
Tebal aspal ta := 50 mm

3 Perhitungan gaya dalam struktur pada stringer


3.1 Gaya dalam pada jembatan akibat beban permanen
kN
Beban mati komponen stringer W str := Agstr γ s = 2.10
m
kN
Beban mati komponen pelat W s := Ad γ c = 10.20
m
kN
Beban mati perkerasan W a := Sstr ta γ a = 1.87
m
Karena beban merata, maka momen maksimum akibat beban MS dan MA ditentukan dengan
persamaan-persamaan berikut:
1 2
Momen akibat berat stringer MMS_str :=  W str Lb = 6.56 kN m
8
1 2
Momen akibat berat pelat MMS_s :=  W s Lb = 31.88 kN m
8
1 2
Momen akibat beban mati tambahan MMA :=  W a Lb = 5.84 kN m
8
W str Lb
VMS_str := = 5.25 kN
2

305
1 2
MMA :=  W a Lb = 5.84 kN m
8
W str Lb
Geser akibat berat stringer VMS_str := = 5.25 kN
2
W s Lb
Geser akibat berat pelat VMS_s := = 25.50 kN
2
W a Lb
Geser akibat beban mati tambahan VMA := = 4.68 kN
2

3.2 Gaya dalam pada gelagar akibat beban kendaraan standar


Kendaraan standar yang digunakan adalah sesuai dengan SNI Pembebanan Jembatan 1725-
2016 Pasal 8.4.1. Analisis gaya dalam dapat dilakukan dengan metoda faktor distribusi beban.
Karena struktur terletak di atas banyak tumpuan, untuk perhitungan pengaruh beban truk (T)
sebagai beban bergerak pada stringer maka digunakan analisis program komputer untuk
mendapatkan nilai momen dan geser terbesar pada struktur.
Momen tidak terfaktor akibat kendaraan standar MTS_max := 312.50kN  m

Geser tidak terfaktor akibat kendaraan standar VTS_max := 259.94kN


Faktor distribusi beban hidup balok interior
Eksentrisitas stringer eg = 525 mm

2
Luas penampang Ab := Agstr = 26740 mm
2
Parameter kekakuan longitudinal Kg := n Istr + Ab eg
10 4
Kg = 3.01  10  mm
9 12
Nilai Kg harus memenuhi syarat batas 4 10  Kg  3 10

Spasi antar stringer Sstr = 1700 mm


Faktor distribusi momen gelagar interior
Faktor distribusi momen gelagar interior satu lajur terbebani:
0.4 0.3 0.1
 S.str   S.str   K.g 
g.mi_1 := 0.06 +       = 0.51
 4300  mm  L.b   L  t 3
 .b .s 
Faktor distribusi momen gelagar interior dua lajur terbebani:

0.6 0.2 0.1


 S.str   S.str   K.g 
g.mi_2 := 0.075 +       = 0.61
 2900  mm  L.b   L  t 3
 .b .s 
Momen tidak terfaktor akibat kendaraan standar
(
MTS_maxs := MTS_max max gmi_1 gmi_2 = 189.584 kN m )
Faktor distribusi geser gelagar interior
Faktor distribusi geser gelagar interior satu lajur terbebani:
 S.str 
g.vi_1 := 0.36 +   = 0.58
 7600  mm
Faktor distribusi geser gelagar interior dua lajur terbebani:

306
2
 S.str   S.str  S 2
g.vi_2 := 0.2 +      =str0.65  Sstr 
 3600  mmgvi_2 
:= 0.2 +mm
 10700   = 0.65
 3600 mm   10700mm 
Geser tidak terfaktor akibat kendaraan standar
( )
VTS_maxs := VTS_max max gvi_1 gvi_2 = 168.176 kN
Untuk menghitung pengaruh beban lalu lintas rencana (beban lajur D) pada stringer, besar
beban lajur yang bekerja pada stringer juga ditentukan berdasarkan lebar tributari yang sama
dengan lebar tributari yang digunakan untuk penentuan pengaruh beban mati. Beban BTR
dikonversikan menjadi beban merata persatuan panjang. Khusus untuk beban garis terpusat
(BGT), beban ini hanya ditempatkan pada tengah bentang jembatan, sehingga tidak semua
stringer memikul beban ini. Pada kasus ini, karena jumlah panel antar cross beam berjumlah
genap, maka posisi beban BGT akan berada tepat di atas cross beam di tengah bentang,
sehingga tidak ada pengaruh beban BGT yang masuk ke stringer. Pemodelan struktur stringer
yang memikul beban lalu lntas BTR pada kasus ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar beban BTR pada stringer

Jarak antar stringer Sstr = 1700 mm

Bentang stringer Lb = 5000 mm

Lb  30m maka nilai qBTR := 9kPa Karena Lb  30m, maka nilai BTR= 9kPa

kN
Beban terbagi rata W BTR := qBTR Sstr = 15.3
m
Gaya dalam maksimum akibat beban terbagi rata (BTR):
1 2
MBTR :=  W BTR Lb = 47.81 kN m
8
1
VBTR :=  W BTR Lb = 38.25 kN
2
Bandingkan gayadalam
Bandingkan gaya dalamakibat
akibat beban
beban truktruk
dandan beban
beban BTR.BTR. Pengaruh
Pengaruh momenmomen
dan dan geser
geser maksimum disebabkan oleh beban truk T dengan jarak gandar depan ke gandar
maksimum disebabkan oleh beban truk T dengan jarak gandar depan ke gandar tengah 5m
tengah 5m dan gandar tengah ke gandar belakang 4m
dan gandar tengah ke gandar belakang 4m
Jadi, momen maksimum yang digunakan MLL := MTS_maxs = 189.58 kN m

geser maksimum yang digunakan VLL := VTS_maxs = 168.18 kN

3.3 Kombinasi pembebanan kendaraan standar


Kombinasi pembebanan ditentukan dengan mengacu kepada standar pembebanan untuk
jembatan tahun 2016 yang dirangkum pada Tabel 1 pada peraturan tersebut.

Faktor beban dinamis FBD := 0.3

307
Kombinasi pembebanan ultimit
Mu_ultimit := 1.3 MMS_s + 1.1 MMS_str + 2 MMA + ( 1 + FBD)1.8 MLL = 503.97 kN m
Kombinasi pembebanan layan
Mulayan := 1 MMS_s + 1 MMS_str + 1 MMA + ( 1 + FBD)1.3 MLL = 364.675 kN m
4. Analisis kapasitas penampang stringer
4.1 Pemeriksaan batasan penampang
Penampang harus diperiksa untuk memastikan stabilitas profil yang digunakan memenuhi
persyaratan. Stabilitas diperiksa berdasarkan rasio ketebalan lebar terhadap tebal sayap dan
pelat badan yang dihitung sebagai berikut:
Batasan penampang pelat sayap
Periksa batas proporsi penampang pelat sayap tekan dan tarik berdasarkan AASHTO LRFD
2017 Pasal 6.10.2.2.
bc bt
 12  12
2tc 2tt
bc bt
= 5.77 = 5.77
2tc 2tt

5.77 < 12 ...Oke 5.77  12 ...Oke


D D
bc  bt 
6 6
D D
= 124.67 mm = 124.67 mm
6 6
bc = 300 mm bt = 300 mm

300 mm  124.67 mm ...Oke 300 mm  124.67 mm ...Oke


tc  1.1 tw
1.1tw = 15.40 mm

tc = 26 mm

26 mm  15.40 mm ...Oke
Iyc
0.1   10
Iyt
3
tc bc 4
Iyc := = 58500000 mm
12
3
tt b t
4
Iyt := = 58500000 mm
12
Iyc
0.1   10 0.1  1  10 ...Oke
Iyt

308
Batasan rasio kelangsingan pelat badan
Berdasarkan AASHTO LRFD 2017 Pasal 6.10.2.1.1 pelat badan harus diproporsikan
sehingga memenuhi:

D
 150
tw
D
= 53.43
tw

53.43  150 ...Oke Pelat badan (web) tidak langsing


Klasifikasi penampang

Jembatan lurus dengan penampang nonkomposit harus memenuhi persyaratan bahwa, kuat
leleh minimum pelat sayap tidak boleh lebih dari 480 MPa.

Fyc := Fy = 345 MPa

Fyf := F y = 345 MPa

Fyf  480MPa

345  480MPa ...Oke

5. Pemeriksaan komponen
5.1 Constructibility
5.1.1 Akibat lentur
1) Pelat sayap stas
MMS_str = 6.56 kN m
MMS_s = 31.88 kN m
4
Istr = 2920000000 mm

Tegangan pada sayap atas:

fbu1 :=
( 1.25MMS_str + 1.3MMS_s)  ystr
Istr

fbu1 = 6.36 MPa

Karena komponen stringer adalah lurus, maka tegangan lentur lateral adalah fl=0
a) Periksa tahanan nominal leleh pada sayap atas
Tegangan pada sayap atas
Tegangan pada sayap atas
fbu1 = 3.58 MPa
fbu1 = 6.36 MPa
Faktor reduksi untuk lentur
ϕ f := 0.9
Untuk penampang dengan material yang sejenis, faktor penampang hibrid (Rh) diambil 1

309
Rh := 1

Nominal leleh sayap


ϕ f Rh F y = 310.50 MPa

fbu1 + fl  ϕ f Rh F yc

6.36 MPa  310.50 MPa ...Oke

Rasio1 :=
( fbu1 + fl) = 0.02
( ϕ f Rh Fyc)
Jadi, tegangan
b) Periksa yanglentur
tahanan terjadi pada
pada struktur
sayap ataslebih kecil dari tegangan yang diizinkan.

b) Periksa tahanan lentur pada sayap atas


- Tahanan tekuk lokal
Hitung rasio kelangsingan pelat sayap tekan λ f : ( )
bc
λ f := = 5.77
2  tc

( )
Hitung batas rasio kelangsingan untuk pelat sayap tekan kompak λ pf :
Es
λ pf := 0.38 = 9.15
F yc

Jika λ f  λ pf

5.77  9.15 Pelat sayap tekan kompak


Untuk constructibility nilai faktor web load sheddin g (Rb) adalah 1
Untuk constructibility nilai faktor web load shedding (Rb) adalah 1
Rb := 1

Maka tahanan tekuk lokal pada sayap atas adalah


FncFLB := Rb Rh Fyc = 345 MPa

-- Tahanan
Tahanantekuk
tekuktorsi
torsilateral
lateral
Lb =
L = 5000
5000 mm
mm
b
Dc adalah
Dc adalah ketinggian
ketinggian pelat
pelat badan
badan dalam
dalam tekan
tekan

:=
Dc :=
D
( dd  ttcc  tttt) == 374
374 mmmm
c 2
2
Jari-jari girasi
Jari-jari girasi
efektif
girasi efektif
untuk
efektif untuk
untuk tekuk
tekuk torsi
torsilateral
tekuk torsi
lateral(rt)
(rt)
Jari-jari lateral (rt)
bbc.c
b
rr.t :=
:= c = =78.29
0.08 mm
m
rtt :=  D  t  = 78.29  mm
Dc.c ttw.w
 1 ++ 111  D
12 1
12 c w  
12 1 + 3  b.c t.c
 3 b bc ttc 
c c 
 3
Hitung batasan panjang tanpa bracing (Lp ) untuk mencapai tahanan lentur nominal:
Es
Lp := 1.0 rt = 1884.90 mm ..
Fyc

Hitung batas panjang tidak terkekang ( Lr ) untuk mencapai leleh nominal awal
310
pada kedua pelat sayap :
Hitung batas panjang tidak terkekang ( Lr ) untuk mencapai leleh nominal awal pada kedua
pelat sayap :
Es
Lr := π rt = 5921.58 mm
Fyc

LLp.p<<LL  LrL.r
b.b
Maka tahanan tekuk torsi lateral pada sayap atas adalah:
Fyr := 0.7 Fyc = 241.50 MPa
Cb := 1

  FyrF.yr  Lb LL.bp  L.p 


:=   
      L LRbR hR  R.h F.yc
RF  F.yc
FFncLTB
.ncLTB:= CC 
b.b 1 1 1 
1  F.byc
    Rh .h yc   Lr  L.rp  .p 
FncLTB = 265.13 MPa

FncLTB  Rb Rh Fyc


Tahanan lentur pada sayap atas gunakan nilai Fnc terkecil dari 2 kondisi, sehingga:
d
FTahanan ( )
nc := min F ncFLB F ncLTB = 265.13 MPanc
lentur pada sayap atas gunakan nilai
F terkecil dari 2 kondisi, sehingga:

fbu1 = 6.36 MPa


1
fbu1 + f = 6.36 MPa
3 l

ϕ f F nc = 238.62 MPa

1
fbu1 + f  ϕ f Fnc
3 l
6.36 MPa  238.62 MPa ...Oke
1
fbu1 + f
3 l
Rasio2 := = 0.03
ϕ f F nc
Jadi, tegangan yang terjadi pada struktur lebih kecil dari tegangan yang diizinkan.
2. Pelat sayap bawah
2. Pelat sayap bawah
(
1.25MMS_str + 1.3MMS_s  ystr )
fbu2 := = 6.36 MPa
Istr

fbu2 = 6.36 MPa

Pelat sayap tarik harus memenuhi persamaan berikut:


fbu2 + fl  ϕ f Rh F yt

F yt := F y = 345 MPa

ϕ f Rh F yt = 310.50 MPa

fbu2 + fl  ϕ f Rh F yt

6.36 MPa  310.50 MPa ...Oke

fbu2 + fl
Rasio3 := = 0.02
311
ϕ f Rh F yt
f.bu2 + f.l
Rasio.3 := = 0.02
ϕ .f  R.h F.yt
Jadi, tegangan yang terjadi pada struktur lebih kecil dari tegangan yang diizinkan.

3) Pelat badan (web)


Untuk memastikan tidak terjadinya tekuk lentur pada web selama proses konstruksi, maka
persyaratan berikut harus dipenuhi:

fbu3  ϕ Fcrw
9 9
Tekuk lentur koefisien k := k := = 36 = 36
2
 Dc  D.c  2
  
Tekuk lentur koefisien  D  D 
0.9 E.s k
F.crw := = 2270.011  MPa
2
D
t 
Tahanan tekuk di badan  .w
Akan tetapi, nilai Fcrw tidak boleh lebih besar dari:
F yw := F y = 345 MPa

Rh F yc = 345 MPa


Fyw
= 492.86 MPa
0.7
Maka tahanan tekuk di badan adalah:
 F.yw
F.crw. := minF.crw R.h F.yc   = 345  MPa
 0.7 
ϕ f F crw. = 310.50 MPa

Periksa ketahanan lentur di badan


fbu3  ϕ f F crw.

fbu3 := fbu1 = 6.36 MPa

6.36 MPa  310.50 MPa ...Oke


fbu3
Rasio4 := = 0.02
ϕ f F crw.
Jadi, tegangan yang terjadi pada struktur lebih kecil dari tegangan yang diizinkan.

5.1.2 Akibat geser

312
5.1.2 Akibat geser

Tahanan geser harus memenuhi persamaan di bawah ini:


Vu  ϕ v Vcr
Tahanan
Tahanan geser nominal pada
geser nominal padapelat
pelatbadan
badantidak
tidakdiperkaku
diperkaku (unstiffened
(Unstiffened web)
web) : :
Vn = Vcr = CVp
Jarak antara pengaku tranversal untuk panel ujung dengan atau tanpa pengaku longitudinal
tidak boleh melebihi 1.5D. Pada kasus ini, tidak terdapat pengaku sehingga:
Vp := 0.58fy Dw  tw = 1344.67 kN
do := 0 mm
do  1.5 D
1.5 D = 1122 mm
0 mm  1122 mm ...Oke
x
 Hitung gaya geser pada saat konstruksi

Vu := 1.25VMS_str + 1.3VMS_s

Vu = 39.71 kN
 Hitung gaya geser plastis (Vp)
 Hitung gaya geser plastis (Vp)
Vp := 0.58Fyw D tw = 2095.45 kN

 Hitung rasio antara tahanan tekuk geser terhadap tahanan leleh geser (C)
c
 Koefisien
Hitung tekuk
rasio geser
antara untuktekuk
tahanan pelatgeser
badan adalahtahanan leleh geser (C)
terhadap
k := 5
Es k
1.12 = 60.30
F yw
D
= 53.43
tw
D Es k
 1.12 
tw F yw

53.43  60.30 ....Oke

Sehingga C := 1
d
 Nilai geser nominal pada penampang adalah (Vn) :
Vcr := C Vp = 2095.45 kN

Vn := Vcr = 2095.45 kN

ϕ v := 1.0

ϕ v Vn = 2095.45 kN

313
 Periksa gaya geser yang terjadi dengan tahanan nominal geser :

Vu  ϕ v Vn

23.13 kN  2095.45 kN ...Oke


Vu
Rasio5 := = 0.02
ϕ v Vn
Jadi, gaya dalam (geser) yang terjadi pada struktur lebih kecil dari kapasitas geser struktur
yang disediakan.
5.2 5.2
Kondisi batas
Kondisi layan
batas layan
Pada batas kondisi layan harus diperiksa tegangan pada Kombinasi Layan II
1. Pelat sayap atas

Untuk kedua pelat sayap baja dari penampang nonkomposit dimana tegangan pada sayap
atas adalah sama dengan tegangan pada sayap bawah karena penampang simetris, maka:

fbu4 :=
( +
)
1.0 MMS_str + MMS_s + MMA  ystr ( 1 + FBD)  1.3MLL ystr
= 46.71 MPa
Istr Istr
Rh = 1
0.80 Rh Fyc = 276 MPa
fl
fbu4 +  0.80 Rh Fyc
2
45.25 MPa  276MPa fl ...Oke
fbu4 +
2
Rasio6 := = 0.17
0.8 Rh Fyc

Jadi, tegangan yang terjadi pada struktur lebih kecil dari tegangan yang diizinkan.
2.2.Pelat
Pelat sayap
badan (web)
( web)
Dc = 374 mm

fbu_web :=
( +
)
1.0 MMS_str + MMS_s + MMA  Dc ( 1 + FBD)  1.3MLL  Dc
= 46.71 MPa
Istr Istr

k = 36
fy
0.9 Es.s k k
0.9E tetapi tidak lebih dari yang terkecil antara Rh fy 
Fcrw:=:=
Fcrw 0.7
2
 D 
 tt  fy
 .ww tetapi tidak lebih dari yang terkecil antara Rh  fy 
0.7

314
sehingga Fcrw = 2270.01 MPa
,
Fcrwb := Rh Fy = 345 MPa

Fy
= 492.86 MPa
0.7

fbu_web  Fcrwb

46.71 MPa  345MPa ...Oke


fbu_web
Rasio7 := = 0.14
Fcrwb

Jadi, tegangan yang terjadi pada struktur lebih kecil dari tegangan yang diizinkan.
5.3 Kondisi batas fatik
Untuk kombinasi beban fatik, nilai FBD adalah 0.15
5.3 Kondisi batas fatik
FBDF := 0.15

Fraksi lalu lintas truk dalam satu lajur p := 0.85

Jumlah truk per hari LHR := 10000


Jumlah truk per hari pada jalur tunggal LHRsl := p LHR = 8500
Jumlah truk per hari pada jalur tunggal LHRsl := p  LHR = 8500
Kategori desain untuk beban induksi fatik: Kategori C
Kategori desain untuk beban induksi fatik: Kategori C 11 3
Konstanta A := 14.4 1011 MPa3
A := 14.4  10 MPa
Siklus per lintasan truk nt := 1
Ambang batas konstan amplitudo Δ F TH := 69MPa
75 TahunLHRsl LHRsl75 := 1680
sJika LHRsl besar dari 75 Tahun LHRsl maka gunakan kombinasi Fatik I
LHRsl  LHRsl75

8500  1680

Untuk Kombinasi Fatik I, maka:


Δ Fn := Δ FTH = 69 MPa
Δ Fn := Δ F TH = 69 MPa
(( ))
MuFatik := 1 + FBDF  1.75 MLL = 381.54 kN m
MuFatik := 1 + FBDF  1.75 MTS = 390.39 kN m
MuFatik ystr
fbufatik := MuFatik ystr = 48.87 MPa
fbufatik := Istr = 50 MPa
Istr
γ Δ F := fbufatik = 48.87 MPa
γ Δ F := fbufatik = 50 MPa
γ Δ F  Δ Fn
γ Δ F  Δ Fn
48.87 MPa  69 MPa ...Oke
50 MPa  69 MPa ...Oke
γΔ F
Rasio8 := γ Δ F = 0.71
Rasio8 := Δ Fn = 0.72
Δ Fn
Jadi, tegangan yang terjadi pada struktur lebih kecil dari tegangan yang diizinkan.
s
5.4 Kondisi batas ultimit 315
5.4 Kondisi batas ultimit
5.4.1 Lentur
Jembatan lurus dengan penampang nonkomposit, menurut AASHTO LRFD 2017 Pasal
6.10.6.2.3 harus memenuhi persyaratan berikut untuk dihitung berdasarkan Lampiran A6
AASHTO LRFD 2017:
1. Kuat leleh minimum pelat sayap tidak boleh lebih dari 480 Mpa.
Fyf  480MPa

345  480MPa ...Oke


2. Pelat badan memenuhi batas kelangsingan nonkompak.
s
2Dc
= 53.43
tw

Es
5.7 = 137.24
F yc

2Dc Es
 5.7
tw Fyc

53.43  137.24 ...Oke


3.s Rasio pelat sayap
Iyc
 0.3
Iyt

1  0.3 ...Oke
Karena
s semua persyaratan di atas memenuhi, untuk perhitungan kondisi batas ultimit
diperhitungkan berdasarkan Lampiran A6 AASHTO LRFD 2017.
Pada gambar berikut di bawah ini dalam penentuan momen plastis adalah umum digunakan
untuk komponen komposit dan nonkomposit. Namun pada kasus nonkomposit dalam
menentukan momen plastis pengaruh dari pelat dan tulangan longitudinal dapat diabaikan,
sehingga nilai Prt, Ps, dan Prb adalah nol.
Penentuan sumbu netral plastis
Lebar sayap tekan bc = 300 mm

Tebal sayap tekan tc = 26 mm

Lebar sayap tarik bt = 300 mm

Tebal sayap tarik tt = 26 mm

Tinggi web D = 748 mm


Tebal web tw = 14 mm

Gaya aksial pada sayap atas Pc := bc tc F yc = 2691 kN

Gaya aksial pada web Pw := D tw Fyw = 3612.84 kN

Gaya aksial pada sayap bawah Pt := bt tt F yt = 2691 kN

Kasus I
Pt + Pw = 6303.84 kN Pc = 2691 kN
316
Pt + Pw  Pc
a
w
Gaya aksial pada sayap atas Pc := bc tc F yc = 2691 kN

Gaya aksial pada web Pw := D tw Fyw = 3612.84 kN

Gaya aksial pada sayap bawah Pt := bt tt F yt = 2691 kN

Kasus I
Pt + Pw = 6303.84 kN Pc = 2691 kN

Pt + Pw  Pc
a
Karena Kasus I memenuhi persyaratan maka PNA berada pada pelat badan (web), sehingga:

Gambar dimensi, gaya, dan posisi gaya untuk menentukan besarnya momen plastis

 D    P.t  P.c + 1
Y :=   
 2   P.w 
Y = 374 mm
cPenentuan momen plastis
Penentuan plastis pada
padapenampang
penampangnonkomposit
nonkomposit
tt
dt := + D  Y = 387 mm
2
tc
dc := + Y = 387 mm
2
c
Sehingga momen plastis dapat dihitung dengan:

Pw 2
Mp := Y + ( D  Y) 2 + P  d + P  d
( )
2D c c t t

Mp = 2758.44 kN m

c
Penentuan momen leleh pada penampang nonkomposit

Snc adalah modulus elastis penampang nonkomposit


Istr
3
Snc := = 7807486.63 mm
ystr

My := Fy Snc = 2693.58 kN m

My = 2693.58 kN m

Rh = 1
l

317
Penentuan nilai Dcp
Dcp adalah ketinggian pelat badan dalam tekan pada momen plastis, karena garis netral
berada di pelat badan (web), maka:Untuk penampang nonkomposit dimana:
Fyw A w  Fyc Ac - F A
yt t
2
Luas sayap := b
Af := bc ttc =
= 7800 mm2
Luas sayap Af c c 7800 mm
2
Luas badan
Luas badan := tw D
Aw :=
A D== 10472
10472 mm
mm2
w tw
Fyw A
F = 3612.84
Aw = 3612.84 kN
kN
yw w
Fyc A
A = 2691 kN
F yc ff = 2691 kN
ss
Karena nilai fy dan luas dari pelat sayap tarik dan tekan sama, maka:
F.yc A.f  F.yt A.f = 0 kN
3612.84 kN  0 kN ...Oke

sehingga:

( )
D
Dcp := F  A + Fyw Aw  Fyt Af = 374 mm
2Aw Fyw yc f

Faktor plastifikasi pelat badan


Batas
Faktorrasio kelangsingan
plastifikasi pelat badan kompak:
pelat badan
E.s
Es
F.y
λ .pwDcp := Fy = 112.32
λ pwDcp := =2 112.32
 M.p 2
0.54  Mp  
 0.09
0.54 R.h M.y 0.09 
 Rh My 
Dcp
=1
Dc
s
Hitung batas rasio kelangsingan untuk pelat badan nonkompak:
E.s
λ .rw := 5.7 = 137.24
F.y

 D.cp 
λ .pwDcp  λ .rw  
 D.c 
112.32  137.24
s
Penampang yang memenuhi ketentuan berikut dapat dikualifikasikan sebagai penampang
dengan pelat badan kompak. (AASHTO LRFD 2017 Pasal A6.2.1)

2Dcp
λ 
tw pw  Dcp 
 
Dcp
2 = 53.43
tw

53.43  90.11 ...Oke Penampang dengan pelat badan kompak


318
s
Dcp
2 = 53.43
tw

53.43  90.11 ...Oke Penampang dengan pelat badan kompak


Faktor
s plastifikasi pelat badan harus diambil sebagai berikut:
Mp
Rpc := = 1.02
My

Mp
Rpt := = 1.02
My
s
 Hitung ketahanan terhadap tekuk lokal pelat sayap tekan
Untuk pelat sayap tekan dengan bracing tidak menerus, maka berdasarkan AASHTO LRFD
2017 Pasal A6.3.2:
Tentukan rasio kelangsingan untuk pelat sayap tekan:
λ f = 5.77 rasio kelangsingan untuk pelat sayap tekan:
Tentukan
λ f = 5.77
Tentukan rasio kelangsingan untuk pelat sayap kompak:
Tentukan
λ pf = 9.15rasio kelangsingan untuk pelat sayap kompak:
λ pf = 9.15
Jika λ f  λ pf
Jika λ f  λpf9.15
5.77 ...Oke Penampang dengan pelat sayap kompak
5.77  9.15
Sehingga tekuk lokal pelat sayapPenampang
...Oke dengan pelat sayap kompak
tekan adalah
Sehingga
Mnc1 := Rtekuk lokal pelat sayap tekan adalah
pc My = 2758.44 kN m
Mnc1 := Rpc My = 2758.44 kN m
s
 s Periksa tekuk torsi lateral pelat sayap tekan
Jari -- jari
Jari jari girasi
girasiefektif
efektif:
rt() :
rt = 78.29 mm
( )
Panjang tanpa bracing Lb adalah 5000 mm
s
Panjang tanpa bracing (Lb) adalah 5000 mm
Lb = 5000 mm
Hitung
Hitung batasan panjang tanpa
batasan panjang tanpabracing
bracing
Lp( (Lp) untuk
) untuk mencapai
mencapai tahanan
tahanan lenturlentur nominal:
nominal:
Lp = 1884.90 mm
Jadi :
Lb  Lp
5000 mm  1884.90 mm
s
Hitung tegangan pelat sayap tekan pada saat mencapai leleh nominal penampang (Fyr):
Hitung tegangan pelat sayap tekan pada saat mencapai leleh nominal penampang
0.7F y = 241.50 MPa
(Fyr):

Sxt :Modulus elastis penampang terhadap sumbu mayor dari penampang ke pelat
sayap tarik
My 3
Sxt := = 7807486.63 mm
F yt
Sxc :Modulus elastis penampang terhadap sumbu mayor dari penampang ke pelat
sayap tekan
My 3
Sxc := = 7807486.63 mm
F yc
319
Sxt
Rh F y = 345 MPa
Sxc
Tegangan leleh pelat badan (f)
My
3
Sxt := = 7807486.63 mm
F yt
Sxc :Modulus elastis penampang terhadap sumbu mayor dari penampang ke pelat
sayap tekan
My
3
Sxc := = 7807486.63 mm
F yc
S
Sxt
R  F yS =
xt 345 MPa
h y Sxc = 345 MPa
Rh F
xc
Tegangan
Tegangan leleh
leleh pelat
Tegangan leleh pelat badan
pelat F((f
badan
badan )
)(Fyw):
yw yw
Fyw = 345 MPa
 SxtS
.xt  
yr. := min 0.7 Fy.yRRh.h
FF.yr.  FyF  Fyw
.y F 
 S.xc .yw
Sxc

Fyr. = 241.50 MPa

0.5Fy = 172.50 MPa


Fyr.  0.5Fy

241.50 MPa  172.50 MPa ...Oke


Konstanta torsi
Konstanta torsi St.Venant
St.Venant(Js)
(Js)
3 3 3
D t.w b.c t.c  t.c  b.t t.t  t.t 
J.s := +   1  0.63  +   1  0.63  
3 3  b.c  3  b.t 

4
Js = 4007440.75 mm

Hitung ketinggian antara garis pusat pelat sayap (h)


h := 0.5tc + D + 0.5 tt = 774 mm

Hitung
Hitung batas panjang
panjangtidak
tidakterkekang
terkekang
L(r )(Lr) untuk
untuk mencapai
mencapai leleh nominal
leleh nominal awal awal pada kedua
pelat sayap :
pada kedua pelat sayap :
2 2
EEs.s JsJ.s  Fyr.F.yr.  h.xc
SxcS  h
r. := 1.95 r.t
LL.r. t FF   SS  hh 1 +1 + 1 +1 6.76      
+ 6.76
yr.
.yr. xc.xc  EsE.s Js J.s 
Lr. = 7866.72 mm
Lp < Lb < Lr.

1884.90 mm < 5000 mm  7866.72 mm

Jika Lp < Lb < Lr maka:


Cb = 1
c
Sehingga tekuk torsi lateral pelat sayap tekan berdasarkan AASHTO LRFD 2017 Pasal A6.3.3
adalah:
  F.yr.  S.xc  L.b  L.p 
M.nc2 := C.b 1  1     R  M = 2303.85  kN m
  R.pc M.y   L.r.  L.p  .pc .y

320
Rpc My = 2758.44 kN m
Mnc2  Rpc My

2303.85 kN m  2758.44 kN m


(
Mnc := min Mnc1 Mnc2 )
Mnc = 2303.85 kN m

fl = 0
Mu_ultimit = 503.97 kN m

Mnc = 2303.85 kN m

ϕ f = 0.9
ϕ f Mnc = 2073.46 kN m
1
Mu_ultimit + f  S  ϕ f Mnc
3 l xc
503.97 kN m  2073.46 kN m ... Oke
1
Mu_ultimit + f S
3 l xc
Rasio9 := = 0.24
ϕ f Mnc

c gaya dalam (momen) yang terjadi pada struktur lebih kecil dari kapasitas momen nominal
Jadi,
yang disediakan.
5.4.2 Geser
Tahanan geser harus memenuhi persyaratan berikut ini berdasarkan AASHTO LRFD 2017
Pasal 6.10.9:
Vu  ϕ .v V.n
 Hitung gaya geser pada saat ultimit

Vu := 1.1VMS_str + 1.3VMS_s + 2VMA + ( 1 + FBD)1.8VLL


Vu = 441.80 kN
 Hitung gaya geser plastis (Vp)
 Hitung
Vp. := gaya
0.58Fgeser plastis (Vp)
y D tw = 2095.45 kN
Vp. = 2095.45 kN
 c Hitung rasio antara tahanan tekuk geser terhadap tahanan leleh geser (C) berdasarkan
AASHTO LRFD Pasal 6.10.9.3.2
k=5
Es k
1.12 = 60.30
Fyw
D
= 53.43
tw

Dw Es k
 1.12 
tw F yw
321
53.43  60.30 ...Oke
Sehingga C=1
c
Es k
1.12 = 60.30
Fyw
D
= 53.43
tw

Dw Es k
 1.12 
tw F yw

53.43  60.30 ...Oke


Sehingga C=1
c
 Nilai geser nominal pada penampang adalah (Vn) :

Vcr := C Vp. = 2095.45 kN

Vn := Vcr = 2095.45 kN

ϕv = 1

ϕ v Vn = 2095.45 kN
 Periksa
c gaya geser yang terjadi dengan tahanan nominal geser :

Vu  ϕ v Vn

441.80 kN  2095.45 kN ...Oke


Vu
Rasio10 := = 0.21
ϕ v Vn

Jadi, gaya
c dalam (geser) yang terjadi pada struktur lebih kecil dari kapasitas geser struktur
yang disediakan.

322

Anda mungkin juga menyukai