Tahanan lentur dihitung pada kondisi momen maksimum, momen maksimum terjadi pada
tengah bentang. Data-data yang diperlukan untuk menghitung kapasitas lentur penampang
adalah sebagai berikut:
Tebal pelat ts = 250 mm
2
Luas strand Aps_tot = 3158.72 mm
Karena pada kasus ini tidak menggunakan baja tulangan untuk tulangan tarik dan tekan, maka
persamaan di atas tereduksi menjadi:
A.ps f.pu
c=
f.pu
0.85 f`.cg β .1 b + k A.ps
d.p
Aps_tot fpu
c := = 75.76 mm
fpu
α 1 f`cg β 1 b + k Aps_tot
dp
78
f.ps := f.pu 1 k
Tegangan rata-rata tendon prategang c
= 1819.53 MPa
d.p
u
Kapasitas lentur penampang diperiksa terhadap momen ultimit akibat kombinasi pembebanan
Kapasitas lentur penampang diperiksa terhadap momen ultimit akibat kombinasi pembebanan kuat I yang
kuat I yang
dihitung dihitung
sebagai sebagai berikut:
berikut:
( ) ( ) (
Mu := 1.2 MMS_G + MMS_D + 1.3 MMS_S + MMS_RCP + 1.4 MMA_B + MMA_A + 1.8 MLL d )
( ) ( ) (
Mu := 1.2 MMS_G + MMS_D + 1.3 MMS_S + 1.4 MMA_B + MMA_A + 1.8 MLL = 3374.10 kN m )
Mu = 3505.75 kN m
Cek_Kapasitas_Lentur_Penampang := "Oke" if Mr Mu = "Oke"
Cek_Kapasitas_Lentur_Penampang := "Oke" if Mr
"Tidak Oke" Mu
sebaliknya
otherwise = "Oke"
"Tidak
Karena nilai Mr lebih besar dari Mu, maka Oke" otherwise
penampang mampu memikul beban yang bekerja.
Karena nilai Mr lebih besar dari M u, maka penampang mampu memikul beban yang bekerja.
6.2 Pemeriksaan tulangan minimum
Jumlah tendon yang digunakan harus memenuhi persyaratan tendon, nilai Mr harus lebih
besar dari nilai terkecil 2 ketentuan berikut:
1.2 M cr
1.2 atau1.33M
Mcr atau 1.33Mu
u
s
Variabel faktor retak lentur γ 1 := 1.6
Mr = 4876.79 kN m
S.bcg
.cr (
sM := γ γ f + γ f
.3 .1 .r )
S
.2 .cpe .bcg M .dnc
Sbcg S.b
1 = 2228.97 kN m
( )
Mcr := γ 3 γ 1 fr + γ 2 fcpe Sbcg Mdnc
1.2 Mcr = 2674.77 kN m
1 = 2228.97 kN m
Sb
s
79
Persyaratan_tulangan_minimum:=:=min
Persyaratan_tulangan_minimum min1.33M
(( 1.2
1.33Mu1.2
u Mcr ) )
= 2674.77
Mcr= 2674.77 kNkN
m m
Cek_syarat_tulangan_minimum:=:= "Oke"
Cek_syarat_tulangan_minimum "Oke" if ifPersyaratan_tulangan_minimum
Persyaratan_tulangan_minimum< M<r M=r "Oke"
= "Oke"
"Tidak
"Tidak Oke" sebaliknya
Oke"otherwise
otherwise
7.
s Kapasitas geser penampang
7.1 Data-data penampang geser
c C
bv
sumbu
de dv
h netral
Aps
As T
Vp = 86.89 kN
7.3
7.4Gaya Dalam Ketahanan Geser Beton
Perhitungan
Gaya geser ultimit di muka
geser kritis Vucr = 715.11 kN
7.4 Perhitungan
l Ketahanan Geser Beton
Mucr
M .ucr
+ +0.5 N u
0.5 + +Vucr
N.u Vp V.pAps
V.ucr A
0.7 fpu
.ps 0.7 f.pu
ddv.v
Regangan longitudinal εε.s. :=
s. :=
di baja tulangan E.ps
Eps A.ps
Aps
ε s. = 0.005
ε s := 0 if ε s. 0 =0
ε s. otherwise
sebaliknya
4.8
Faktor β (diasumsikan β := = 4.8
meggunakan tulangan 1 + 4.8
750ε s
Faktor β (diasumsikan β := = 4.8
minimum)
meggunakan tulangan 1 + 750ε s
minimum)
Sudut tegangan utama θ := 29 + 3500 ε s = 29
Sudut tegangan utama θ := 29 + 3500 ε s = 29
Kuat geser beton Vc := 0.083 β f`cg MPa bv dv
Kuat geser beton Vc := 0.083 β f`cg MPa bv dv
Vc = 436.096 kN
Vc = 436.096 kN
f
s
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser := (
"Ya" if Vucr > 0.5 ϕ v Vc + Vp )
sebaliknya
"Tidak" otherwise
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser = "Ya"
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser = "Ya"
Vucr
Gaya geser yang ditahan Vs_req := 81 V V
c p
baja tulangan ϕ v
Vs_req = 295.08 kN
Digunakan tulangan geser: Dv := 13 mm
Jumlah kaki nv := 2
1 2 2
Luas tulangan Av := π Dv nv = 265.46 mm
4
Kuat leleh tulangan fyv := 420 MPa
Vs = 572.22 kN
Cek_tegangan_geser :=
:= "Ya"
"Ya" ifif vvu < 0.125 f` =
= "Ya"
Cek_tegangan_geser u < 0.125 f`cg
cg "Ya"
"Tidak sebaliknya
"Tidak "" otherwise
otherwise
Karena, vuvu<<0.125
Karena, 0.125 f' cg
f'cg maka
makasyarat
syaratspasi
spasimaksimum: smax:=:=0.8
maksimum: smax d vd 600
0.8 mm
v 600 mm
d vd ==728.48 mm
v 728.48 mm
0.8
0.8
Cek_spasi_maksimum:=:= 0.8
Cek_spasi_maksimum 0.8 ddvv ifif 0.8
0.8 ddvv 600
600 mm
mm == "600
"600mm
mm""
"600 sebaliknya
"600mm mm"" otherwise
otherwise
Dapat disimpulkan, bahwa tulangan geser yang digunakan D13 -200 mm memenuhi spasi
Dapat disimpulkan, bahwa tulangan geser yang digunakan
D13 -200 mm
maksimum
memenuhi yang
spasi diizinkan.
maksimum yang diizinkan.
82
2.1.4.2 Contoh perencanaan jembatan gelagar beton pratekan tipe I segmental 40,6
m
Desainlah struktur atas jembatan gelagar I pratekan segmental bentang sederhana dengan
panjang bentang 40,6 m. Jembatan ini terdiri dari dua lajur jalan raya dengan tebal perkerasan
aspal 5 cm serta memiliki pembatas pada kedua sisi dengan berat 7,56 kN/m.
1. Data-data perencanaan
1.1 Gelagar beton
Kuat tekan beton awal saat transfer f`cig := 0.8 f`cg = 40MPa
Modulus elastisitas gelagar saat transfer Ecig := 4700 f`cig MPa = 29725.41 MPa
Modulus elastisitas gelagar saat umur Ecg := 4700 f`cg MPa = 33234.02 MPa
28 hari
kN
Berat jenis beton γ c := 25
3
m
83
1.4 Baja tulangan
Tegangan leleh baja tulangan fy := 420 MPa
nonprategang
Modulus elastisitas baja tulangan Es := 200000 MPa
nonprategang
dengan gambar detail potongan melintang gelagar dan dimensi gelagar diperlihatkan pada
gambar berikut ini:
84
Gambar potongan melintang jembatan
85
Data-data penampang dasar gelagar adalah sebagai berikut:
2
Luas penampang gelagar nonkomposit Ag := 749500 mm
4
Momen inersia gelagar nonkomposit Ig := 410870326130 mm
Ig 3
Modulus penampang serat St := = 376254877.41 mm
atas gelagar nonkomposit yt
Rasio modulus elastisitas pelat terhadap gelagar untuk menentukan lebar penampang
transformasi adalah:
Ecg
n := = 1.20
Ecd
sg
Lebar penampang sayap transformasi be := = 1756.99 mm
n
be
250
86
Data-data penampang komposit gelagar adalah sebagai berikut:
Tinggi
Tinggi total
total sistem
sistem dek
dek komposit h := h + t = 2350 mm
komposit cg := hg
hcg g + tss = 2350 mm
2
Luas
Luas penampang
penampang gelagar
gelagar komposit A := 1188310 mm2
komposit Acgcg := 1188310 mm
4
Momen
Momen inersia
inersia gelagar
gelagar komposit IIcg := 823093100396 mm4
komposit cg := 823093100396 mm
Jarak
Jarak sumbu
sumbu netral
netral ke
ke serat
serat terbawah y := 1457 mm
gelagar komposit
terbawah bcg := 1457 mm
ybcg
gelagar komposit
Jarak sumbu netral ke serat teratas ytcg := hg ybcg = 643 mm
Jarak sumbu netral ke serat teratas ytcg := hg ybcg = 643 mm
gelagar komposit
gelagar komposit
Jarak sumbu netral ke serat teratas ytcd := hcg ybcg = 893 mm
Jarak sumbu netral ke serat teratas ytcd := hcg ybcg = 893 mm
pelat dek penampang komposit
pelat dek penampang komposit
Jarak sumbu netral ke serat terbawah
bawah ybcd := hcg ybcg ts = 643 mm
Jarak sumbu netral ke serat terbawah ybcd := hcg ybcg ts = 643 mm
pelat dek penampang
penampang komposit
komposit
pelat dek penampang komposit
Icg
I 3
Modulus penampang atas gelagar Stcg := cg = 1280082582.26 mm3
Stcg := y = 1280082582.26 mm
komposit ytcg
tcg
Icg
3
Modulus penampang bawah gelagar Sbcg := = 564923198.62 mm
komposit ybcg
Icg 3
Modulus penampang atas pelat Stcd := = 921716797.76 mm
komposit ytcd
Icg 3
Modulus penampang bawah Sbcd := = 1280082582.26 mm
pelat komposit ybcd
3. Perhitungan beban
3.1 Perhitungan beban tak terfaktor akibat beban mati struktural dan nonstruktural
Beban mati struktural
Lebar pelat tributari ws := sg = 2100 mm
kN
Berat pelat W s := ws ts γ c = 13.13
m
kN
Berat RC Plate W
Wrcp :=
:= w
w rcp ttrcp γγ c == 2.52
2.52 kN
rcp rcp rcp c m
m
kN
kN
:= A γγ c == 18.74
g := Agg c 18.74 m
Berat gelagar W
Wg
m
2
Luas penampang diafragma tengah Adp := 3036500 mm
Beban D terdiri dari beban terbagi rata (BTR) dan beban garis terpusat (BGT) yang besarnya
diatur dalam Pasal 8.3.1 SNI 1725:2016 tentang pembebanan jembatan. Dalam permodelan
analisis struktur, gelagar ditinjau sebagai elemen garis dengan lebar tributari pelat adalah
sama dengan setengah dari jarak gelagar kiri dan kanan dari gelagar yang ditinjau, dengan
demikian, lebar tributari untuk beban BTR dan BGT adalah 2100 mm.
Beban BTR
Karena panjang bentang jembatan 40,60 m, maka berdasarkan SNI Pembebanan Jembatan
Pasal 8.3.1, besar beban BTR adalah:
L = 40.6 m
Lbb = 40.6 m
0.5 + m15
qBTR := 9 0.5
m kN kN
15 mkN kN = 7.83
kN kN
:= = 7.83
BTR := 9 0.5L+ LLb 2 m22 = 7.832 m22
qqBTR
b m b m m m
kN
Beban merata per meter BTR W BTR := qBTR ws = 16.43 kN
Beban merata per meter BTR W BTR := qBTR ws = 16.43 m
m
Beban BGT
Beban BGT
Beban BGT
Beban BTR merupakan beban merata di sepanjang bentang jembatan, sedangkan beban
BGT adalah beban terpusat yang diletakkan sedemikian rupa sehingga memberikan efek
terbesar. Untuk jembatan bentang sederhana, beban BGT diletakkan di tengah bentang.
Berdasarkan SNI Pembebanan Jembatan Pasal 8.3.1, beban BGT bernilai 49 kN/m. Dengan
demikian beban BGT pada balok adalah sebesar:
kN
Beban terpusat BGT PBGT := 49 w = 102.90 kN
m s
Berdasarkan SNI
Berdasarkan SNI Pembebanan
PembebananJembatan 20162016
Jembatan PasalPasal
8.6, beban
8.6, BGT harus
beban BGTdikalikan
harus
dengan faktor beban dinamis (FBD) sebesar 0.4.
memperhitungkan pengaruh beban dinamis kendaraan sehingga beban BGT diperbesar
dengan suatu faktor beban dinamis (FBD) yang pada kasus ini BGT diperbesar 40% sehingga:
FBD := 0.4
1 2
MBTR := W BTR Lb = 3385.89 kN m
8
1
MBGT := PBGT Lb ( 1 + FBD) = 1462.21 kN m
4
W BTR Lb
VBTR := = 333.58 kN 89
2
PBGT ( 1 + FBD)
VBGT := = 72.03 kN
2
1
1 2
MBTR := W BTR Lb = 3385.89 kN m
8
1
1
MBGT := P L ( 1 + FBD) = 1462.21 kN m
4 BGT b
MLL := MBTR + M BGT = 4848.10 kN m
W BTR Lb
BTR :=
VBTR = 333.58 kN
2
PBGT ( 1 + FBD)
BGT :=
VBGT = 72.03 kN
2
2
LL := VBTR
VLL BTR + VBGT
BGT = 405.62 kN
fbserv :=
(MMS_G + MMS_S + MMS_D + MMS_RCP) yb + (MMA_B + MMA_A )
+ 0.8 MLL ybcg
Ig Icg
Batasan tegangan yang terjadi pada saat beban layan ditentukan pada bab 7, yaitu:
Tegangan izin saat kondisi beban servis ftallowservis := 0.5 f`cg MPa = 3.54 MPa
Dengan demikian, besar tegangan pratekan yang dibutuhkan, f pb, pada bagian bawah
angan pratekan yang dibutuhkan , f pb, pada bagian bawah gelagar
gelagar adalah:
fpb := fbserv ftallowservis = 23.22 MPa
Lokasi pusat gaya prategang diasumsikan sekitar 5-15 persen dari tinggi gelagar yang diukur
dari sisi bawah gelagar. Dan pada kasus ini, dipilih sebesar 10 persen.
fpb Ag Sb
Gaya prategang efektif Pe := = 7054.34 kN
Sb + ec Ag
H
90
Pe Pe ec
fpb = +
A Sb
fpb Ag Sb
Gaya prategang efektif Pe := = 7054.34 kN
Sb + ec Ag
H
Catatan: losses adalah kehilangan gaya prategang dalam persen
Diasumsikan kehilangan prategang sebesar 22% dan tegangan prategang awal adalah
0.75fpu sehingga prategang efektif adalah 53%.
losses := 22%
untuk perhitungan awal, nilai fpi yang digunakan adalah fpi = fpbt , namun setelah jumlah
strand diketahui, gunakan fpi sebenarnya untuk perhitungan selajutnya.
Perlu diperhatikan bahwa penentuan jumlah strand awal bisa berbeda dengan jumlah strand
akhir yang digunakan. Misalnya pada contoh ini, jumlah strand awal yang diperlukan adalah
64, namun pada kondisi akhir digunakan 73 strand. Hal ini disebabkan oleh penentuan strand
awal pada contoh ini ditentukan berdasarkan kondisi di tengah bentang. Namun, pada
jembatan gelagar pratekan segmental, sering kali perencanaan ditentukan oleh kondisi di
sambungan di mana di sambungan gelagar tidak boleh terjadi tegangan tarik sehingga jumlah
strand akhir lebih banyak dari estimasi awal.
2
Luas baja prategang yang digunakan Aps := nstrand Astrand = 7205.83 mm
4.2 Posisi tendon
91
4.2.1 Posisi tendon tengah bentang
Eksentrisitas
Eksentrisitas tengah
tengah tendon
tendon 1
1 di
di tengah
tengah := :=
ec1
ec1 yb yb c1 c=1 783
= 783 mm
mm
bentang
bentang
Eksentrisitas tengah tendon 2 di tengah ec2 := yb c2 = 908 mm
bentang
ec3 := yb c3 = 908 mm
Eksentrisitas tengah tendon 3 di tengah
bentang
Eksentrisitas ec4 := yb c4 = 908 mm
Eksentrisitas tengah
tengah tendon
tendon 4
4 di
di tengah
tengah
bentang
bentang
2
Aps1 := 16 Astrand = 1579.36 mm2
Luas tendon 1 Aps1 := 16 Astrand = 1579.36 mm
2
Luas tendon 2 Aps2 := 19 Astrand = 1875.49 mm
2
Luas tendon 3 Aps3 := 19 Astrand = 1875.49 mm
2
Aps4 := 19 Astrand = 1875.49 mm
Luas tendon 4
h
Luas total tendon:
2
Aps_tot := Aps1 + Aps2 + Aps3 + Aps4 = 7205.83 mm
mpuan
v
ndon 1 ke serat ce1 := 1200 mm
an
92
4.2.2 Posisi tendon tumpuan
Jarak pusat penampang tendon 1 ke serat ce1 := 1200 mm
terbawah gelagar di tumpuan
Jarak pusat penampang tendon 2 ke serat ce2 := 900 mm
terbawah gelagar di tumpuan
Jarak pusat penampang tendon 3 ke serat ce3 := 600 mm
terbawah gelagar di tumpuan
Tanda (-) pada eksentrisitas tendon rata-rata di tumpuan menunjukkan bahwa eksentrisitas
tendon berada di atas titik berat penampang di tumpuan.
Jarak pusat penampang rata-rata tendon ke sisi terbawah gelagar di tumpuan:
Aps1 ce1 + Aps2 ce2 + Aps3 ce3 + Aps4 ce4
yend := = 731.51 mm
Aps1 + Aps2 + Aps3 + Aps4
93
4.3.1.1 Datagelagar saat transfer
4.3.1.1 Data
4.3.1.1 Datagelagar
gelagarsaat
saattransfer
transfer
Eps
E
Rasio modulus elastisitas baja prategang ni := ps = 6.63
Rasio modulus elastisitas baja prategang ni := E = 6.63
terhadap modulus elastisitas beton gelagar Ecig
terhadap modulus elastisitas beton gelagar cig
saat transfer
saat transfer
Momen inersia
Momen inersia penampang
penampang gelagar
gelagar 4
IIti := 440700845168.33mm4
transformasi saat transfer
transformasi saat transfer ti := 440616239969.26mm
Eksentrisitas tendon
Eksentrisitas tendon rata-rata
rata-rata pada
pada etiti :=
e 835.40 mm
:= 835.40 mm
penampang gelagar nonkomposit
penampang gelagar nonkomposit
transformasi di
transformasi tengah bentang
di tengah bentang saat
saat
transfer
transfer
4.3.1.2 Data gelagar saat final k
4.3.1.2 Datagelagar
gelagarsaat
saatfinal
final
Rasio modulus elastisitas baja prategang Eps
nf := = 5.93
terhadap modulus elastisitas beton gelagar Ecg
nonkomposit saat final
94
Data penampang girder nonkomposit saat final
Penampang Luas, A i (mm2) y i(mm) Ai(y i)(mm3) Ycg (mm) A(y i-y cg)2 Io
Gelagar 749500 1008 755496000 968.17 1189133701 410870326130
Strands* 35507.89 127.40 4523705.19 968.17 25100216000 0
Total 785007.89 760019705.19 26289349701 410870326130
Catatan: Strand ditransformasi menggunakan (n f-1)
Tinggi gelagar (hg) 2100 mm
nf = Eps /Ec 5.93
y btf = Ycg 968.17 mm
y ttf = hg-y btf 1131.83 mm
2 4
Itf =SIo+SA(y i-y cg) 437159675831.24 mm
3
Sbtf = Itf /y btf 451532759.4 mm
3
Sttf = Itf /y ttf 386240862.2 mm
etf =Ycg-y mid 840.77 mm
95
Data penampang komposit transformasi saat final
Penampang Luas, A i (mm2) y i(mm) Ai(y i)(mm3) Ycg (mm) A(y i-y cg)2 Io
Gelagar 749500 1008 755496000 1419.10 126670205616.34 4.1087E+11
Strands* 35507.89 127.40 4523705.19 1419.10 59244862299 0
Pelat** 439247.50 2225 977325687.5 1419.10 285277544539.99 2287747396
Total 1224255.39 1737345393 471192612455.77 4.13158E+11
Catatan: *Strand ditransformasi menggunakan (n t-1)
** Pelat ditransformasi menggunakan nc = 1.20
Tinggi gelagar (hg) 2100 mm
Tinggi gelagar komposit (hcg) 2350 mm
nt = Eps /Ec 5.93
y bct = Ycg 1419.10 mm
y tct = hcg-y bct 930.90 mm
y tgt = hg-y bct 680.90 mm
2 4
Ict =SIo+SA(y i-y cg) 884350685981.60 mm
3
Sbct = Ict /y bct 623175505.9 mm
3
Stgt = Ict /y tgt 1298803837 mm
ect =Ybct -y mid 1291.70 mm
2
Luas penampang transformasi Acgtf := 1224255.39 mm
gelagar komposit saat final
Jarak sumbu netral ke serat teratas
ytct := 930.90 mm
penampang gelagar komposit
transformasisaat final
4
Momen inersia penampang gelagar Ict := 884350685981.60 mm
komposit transformasi saat final
Eksentrisitas tendon
rata-rata pada ect := 1291.70 mm
penampang gelagar komposit transformasi
di tengah bentang saat final
2ep
α=
Lp
j
dimana fpi adalah prategang saat jacking, K adalah koefisien gesek wobble dan μ adalah
koefisien gesek kelengkungan, x adalah panjang tendon yang diukur dari ujung jacking ke titik
yang ditinjau, α adalah penjumlahan dari nilai absolut perubahan sudut pada jalur baja
prategang dari jacking hingga ujung jacking. Perhitungan kehilangan prategang akibat
gesekan pada tendon dilakukan berdasarkan nilai rata-rata pada geometri.
Grafik kehilangan prategang di sepanjang penampang akibat gesek diperlihatkan pada grafik
di bawah ini:
TEGANGAN DI TENDON
Tegangan di Pusat Tendon (MPa)
1400
1390
1380
1370 y = -0.0019x + 1394.8
1360
1350
1340
1330
1320
1310
0 10150 20300 30450 40600
Titik yang ditinjau (mm)
Tegangan di tendon setelah kehilangan prategang akibat friksi
terjadi
Dari grafik di atas terlihat bahwa pada tengah bentang 20300 mm, grafik kehilangan rata-rata
akibat friksi berada pada angka 1356.11 MPa, dengan demikian kehilangan prategang di
tengah bentang adalah:
Δ fpF := 38.89 MPa
x
f = 1 x
pA = Δ ff 1 Lx
Δ fpA
Δ fpA = Δ f 1 LpA
pA
LpA
E ( Δ L) LpF
LpA = E ( Δ L) LpF
LpA = Δ fpF
Δ fpF
2Δ fpF LpF
Δ f = 2Δ fpF LpF
Δf = LpF
LpF
Jika diplotkan dalam grafik, maka model kehilangan prategang akibat anchorage set dan friksi
adalah sebagai berikut:
97
f pj
?∆ff x ? ∆f
f pF
pF
LpA
LpF
f pA
Nilai kehilangan prategang akibat anchorage set dihitung dan dirangkum pada tabel dan
Nilai kehilangan prategang akibat
anchorage setdihitung dan dirangkum pada tabel dan gambar di
gambar di bawah ini:
bawah ini:
Es = 200000 MPa
Modulus elastisitas angkur
98
Model grafik kehilangan prategang akibat friksi dan pergeseran angkur diperoleh dengan
memplotkan nilai rata-rata f pF dan selisih rata-rata f pF dan f pA sebagai berikut:
TEGANGAN DI TENDON
1420
Tegangan di Pusat Tendon (MPa)
1400
1380
1360
y = -0.0019x + 1394.8
1340
1320
1300
y = 0.0019x + 1275
1280
1260
0 10150 20300 30450 40600
Titik yang ditinjau (mm)
Dari grafik di atas terlihat bahwa grafik kehilangan prategang akibat anchorage set memotong
grafik kehilangan prategang akibat friksi di titik sejauh 31.76 m dari ujung gelagar, sehingga
pada kasus ini, kehilangan akibat anchorage set di tengah bentang adalah 43.28 MPa.
2
Pi Pi emid MMS_G emid
Tegangan di beton pada level baja fcgp := + = 22.20 MPa
Ag Ig Ig
Nps 1 Eps
Kehilangan prategang Δ fpES := f = 55.18 MPa
2 Nps Ecig cgp
99
4.3.3 Kehilangan saat transfer hingga pengecoran pelat
Vg
Rasio volume terhadap luas permukaan rVS := = 118.35 mm
Asurfg
Faktor pengaruh rasio volume terhadap luas permukaan komponen yang ditinjau ( ks 1):
me terhadap V
k s := 1.45 mm 0.0051
g
yang ditinjau
A
surfg
ks = 1
ks = 1
Hr := 85%
Kelembaban relatif Hr := 85%
35 MPa
Faktor pengaruh kuat tekan beton kf := = 0.74
7 MPa + f`cig
Perpanjangan waktu antara transfer tdi := td ti = 113
dan pengecoran pelat
Sehingga faktor perpanjangan waktu antara pengecoran pelat dan transfer adalah:
tdi
Sehingga faktor perpanjangan waktu ktddi := = 0.75
antara pengecoran pelat dan f`cig
+ tdi
transfer
t 61 0.58
= 0.75
k :=
tddi
di MPa
f`cig
61 0.58 +t
MPa di
100
3
Regangan susut gelagar antara waktu ε bid := ks khs kf ktddi 0.48 10
transfer dan pengecoran pelat
ε bid = 0.000533
Dengan demikian, kehilangan prategang Δ fpSR := ε bid Eps Kid = 78.19 MPa
akibat susut pada gelagar
4.3.3.2 Kehilangan prategang akibat rangkak pada gelagar
4.3.3.2 Kehilangan prategang akibat rangkak pada gelagar
Kehilangan prategang akibat rangkak pada rentang waktu antara transfer dan pengecoran
pelat ditentukan berdasarkan persamaan berikut:
Ep
f pCR f K
Eci cgp tdti id
k
Nilai fcgp ditentukan berdasarkan gaya prategang setelah transfer dan pengaruh momen
akibat berat sendiri gelagar dengan properti penampang gelagar yang digunakan adalah
properti penampang gelagar nonkomposit saat transfer yang ditransformasi.
Kehilangan tendon akibat relaksasi Δ fpR1 := 8 MPa
tendon rentang waktu transfer hingga
pengecoran pelat
Tegangan saat
Tegangan
strand
saat setelah
setelah transfer
transferpada
pada strand: (
fpi2 := fpbt Δ fpES + Δ fpF + Δ fpR1 = 1292.93 MPa )
Gaya prategang
Tegangan saat setelah
fpi2
saat setelah transfer (
:= fpbttransfer
pada
Δ fpES + ΔPfi.pF:=+fpi2 )
Aps = 9316.66
Δ fpR1 1292.93 kN
MPa
strand
Gaya prategang saat := fpi2transfer
Pi.setelah Aps = 9316.658 Pi. kN
:= fpi2 Aps = 9316.66 kN
101
Tegangan di beton pada level tendon saat setelah transfer:
-P P e M e
i i ti MS_G ti
f := - + = 19.23MPa
cgpi A I I
gti ti ti
Koefisien rangkak gelagar saat waktu transfer dan penempatan pelat karena pembebanan
saat transfer:
0.118
ψtdti := 1.9 ks khc kf ktddi ti = 1.31
Berdasarkan AASHTO LRFD 2017 Pasal 5.9.3.4.2c mengizinkan penggunaan nilai ΔfpR1
sebesar 8 MPa untuk low relaxation strand.
Δ fpR1 = 8 MPa
4.3.4
4.3.4 Kehilangan
Kehilangan saatsaat pengecoran
pengecoran pelat hingga
dek hingga final final
4.3.4.1 Kehilangan prategang akibat susut pada gelagar
Perpanjangan waktu antara pengecoran tfd := tf td = 25430
pelat hingga final
Sehingga faktor perpanjangan waktu antara final dan pengecoran pelat adalah:
tfd
Sehingga faktor perpanjangan waktu k tfd
tdfd := = 1.00
antara final dan pengecoran :=
pelat
ktdfd = 1.00
f`cig
adalah: MPa + tfd
f`cig61 0.58
61 0.58 + t fd
MPa
3
Regangan susut gelagar antara waktu ε bif := ks khs kf ktdfd 0.48 10 = 0.00071
final dan transfer adalah
102
Dengan demikian, kehilangan Δ fpSD := ε bdf Eps Kdf = 26.49 MPa
prategang akibat susut pada
gelagar adalah:
4.3.4.2
4.3.4.2 Kehilangan prategangAkibat
Kehilangan Prategang akibat Rangkak
rangkak pada
padaGelagar
gelagar
Koefisien rangkak gelagar waktu 0.118
antara pengecoran pelat dan final ψtftd := 1.9 ks khc kf ktdfd td = 1.25
Perubahan tegangan pada beton antara transfer dan pengecoran pelat karena kehilangan
prategang,
i pengecoran pelat, dan beban mati tambahan.
Momen akibat berat pelat lantai, RC plate dan diafragma yang bekerja pada gelagar
nonkomposit transformasi final:
c
A.ps
2
A.g e.mid M.S e.tf M.A e.ct
(
Δ f.cd := Δ f.pSR + Δ f.pCR + Δ f.pR1 ) 1 +
A.g + = 13.14 MPa
I.g I.tf I.ct
103
Faktor kelembaban untuk susut khsd := 2 0.014 Hr = 1.99
35 MPa
Faktor pengaruh kuat tekan beton kfd := = 0.95
7 MPa + f'cid
Sehingga pelat dd
t
Sehingga faktor perpanjanganwaktu
faktor perpanjangan waktu antarak pengecoran
tddf := dan final yaitu:
=1
antara pengecoran pelat dan final f'cid
61 0.58 MPa + tdd
t
dd
:= =1
tddf
k
61 0.58 f`cid + t
MPa dd
3
Regangan susut pelat antara ε ddf := ksd khsd kfd ktddf 0.48 10 = 0.0009
pengecoran pelat dan final
0.118
Koefisien rangkak pelat saat waktu ψtftdd := 1.9 ksd khc kfd ktddf ti = 2.22
final karena pembebanan saat awal
pembebanan
Eksentrisitas pelat terhadap titik ts
berat penampang komposit ed := ytcg + = 768 mm
2
Rangkak pada pelat beton
ε ddf Ad Ecd 1 ecg ed
Rangkak pada
pelat
A E 1 ecg e Δ fcfd :=
f
beton := ddf d cd + 0.7 ψtftdd Acg
d = 2.058 1 MPa Icg
cfd 1 + 0.7 A Icg
tftdd cg
Tanda (-) pada rangkak gelagar f cfd menandakan bahwa adanya prategang tambahan.
( )
Eps
f := f K 1 + 0.7 = 23.63MPa
pSS E cfd df tftdd
cg
Total kehilangan prategang Δ fpT := Δ fpA + Δ fpF + Δ fpES + Δ fpLT = 327.08 MPa
Resume kehilangan
Resume kehilangan prategang
prategangdiditengah
tengahbentang
bentanggelagar adalah
gelagar sebagai
adalah berikut:
sebagai berikut:
104
Kehilangan % Kehilangan % UTS
Kondisi
Prategang (MPa) Prategang Prategang Efektif
Jangka pendek DpST 137.35 7.38% 67.62%
Jangka panjang DpLT 189.73 10.20% 57.42%
b) Perhitungan
b) Perhitungangaya
gayaprategang
prategang final
final efektif
efektif
Periksa_Batas_Maksimum_Prategang_Efektif :=
Periksa_Batas_Maksimum_Prategang_Efektif := "Oke" pe Maxf
"Oke" ifif ffpe pe =="Oke"
Maxfpe "Oke"
"Tidak
"Tidak Oke" otherwise
Oke" sebaliknya
otherwise
c) c)
Perhitungan gaya
Perhitungan prategang
gaya efektif
prategang efektif
5.
5.Pemeriksaan tegangan
Pemeriksaan tegangan
5.1 Tegangan izin
Pemeriksaan tegangan dilakukan pada pengaruh beban maksimum dan pada posisi
eksentrisitas tendon maksimum.
f
5.2 Tegangan Penampang Pada Saat Transfer
105
5.2 Tegangan penampang pada saat transfer
Kondisi transfer adalah kondisi awal pemberian gaya prategang awal pada penampang. Pada
kondisi ini gaya prategang yang bekerja maksimum sedangkan beban yang bekerja minimum
(hanya berat sendiri gelagar).
Tegangan
Tegangan pada
pada serat
serat atas
atas penampang:
penampang:
Periksa_Tegangan_Bot_Saat_Transfer :=
Periksa_Tegangan_Bot_Saat_Transfer := "Oke"
"Oke" ifif ffb_i σc
ci i == "Oke"
"Oke"
b_i
"Tidak Oke" otherwise
"Tidak Oke" sebaliknya
otherwise
106
Gambar resume tegangan pada saat transfer
Pada masa konstruksi beban yang bekerja pada gelagar berupa beban pelaksanaan seperti
beban pengecoran pelat lantai, barrier, dan diafragma. Pada kondisi ini belum terjadi aksi
komposit antara gelagar dan pelat lantai jembatan, sehingga semua beban yang bekerja
dipikul oleh gelagar.
ft_kons :=
Ptransfer
+
(
Ptransfer emid
+
) ( )
MMS_S + MMS_G + MMS_D + MMS_RCP
( )
Ag St St
fb_kons :=
Ptransfer
+
Ptransfer emid (
+
) ( ) (
MMS_S + MMS_G + MMS_D + MMS_RCP ) ( )
Ag Sb Sb
107
Gambar resume tegangan pada saat konstruksi
5.4 Tegangan penampang kondisi layan
Pada kondisi layan semua beban rencana sudah bekerja, pada kondisi ini sudah terbentuk
aksi komposit antara gelagar dengan pelat lantai. Sehingga beban yang bekerja maksimum
sedangkan gaya prategang yang bekerja minimum (sudah terjadi kehilangan prategang
jangka panjang). Pemeriksaan tegangan dilakukan terhadap Kombinasi Layan I untuk
pengecekan tegangan tekan dan Kombinasi Layan III untuk pengecekan tegangan tarik.
Kehilangan prategang pada saat layan
108
Periksa_Tegangan_Bot_Saat_Layan := "Oke" if fb_serv_III_bot t serv = "Oke"
f.t_s :=
(M.MA_B M.MA_A) M.LL = 5.40 MPa
S.tcd n
Periksa_Tegangan_Top_Saat_Layan_I := "Oke" if f.t_s σc.serv_s = "Oke"
f.b_s :=
(M.MA_B M.MA_A) M.LL = 3.89 MPa
S.bcd n
Periksa_Tegangan_Bot_Saat_Layan_I := "Oke" if f.b_s σc.serv_s = "Oke"
Pada perencanaan jembatan beton pratekan segmental, salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi adalah bahwa tidak boleh terjadi tegangan tarik di sekitar sambungan antar gelagar.
Pada kasus ini, sambungan antar gelagar yang diperiksa terletak di titik 5,30 m, 11,30 m,
109
17,30 m, 23,30 m, 29,30 m dan 35,30 m dari ujung gelagar kiri. Nilai momen akibat beban
yang bekerja pada gelagar pada titik-titik yang ditinjau adalah sebagai berikut:
Gaya prategang efektif yang digunakan ditentukan berdasarkan perhitungan yang dilakukan
pada sub 4.3.2 dengan kehilangan prategang ditentukan berdasarkan posisi sambungan.
Perhitungan kehilangan prategang pada titik-titik sambungan yang ditinjau adalah sebagai
berikut:
Dari tabel di atas terlihat bahwa tegangan di sisi bawah gelagar (bottom) memiliki tanda
negatif sehingga tidak ada gaya tarik yang bekerja di sambungan. Dengan demikian,
persyaratan batas tegangan di sambungan terpenuhi.
110
6. Kapasitas lentur penampang
Tahanan lentur dihitung pada kondisi momen maksimum, momen maksimum terjadi pada
tengah bentang. Data-data yang diperlukan untuk menghitung kapasitas lentur penampang
adalah sebagai berikut:
Tebal pelat ts = 250 mm
Tinggi efektif penampang dp := hcg ymid = 2222.60 mm
b := sg = 2100 mm
Lebar sayap tekan
Kuat tekan beton gelagar f`cg = 50 MPa
2
Luas strand
Luas strand Aps_tot == 7205.83
A 7205.83mm
mm2
ps_tot
Tegangan putus tendon fpu = 1860 MPa
Dalam perhitungan kekuatan lentur nominal penampang, hal yang dilakukan adalah
memastikan apakah penampang berperilaku sebagai penampang persegi atau sebagai
gelagar T. Untuk penampang segi empat, letak sumbu netral penampang adalah:
Aps fpu
c=
fpu
0.85 fc_aksen β 1 b + k Aps
dp
Aps_tot fpu A f
c := c := = ps_tot
172.83pu mm = 172.83 mm
fpu fpu
α 1 f`c β 1 b + k Aps_tot
α 1d
f`c β 1 b + k Aps_tot
p dp
Tinggi blok tekan ekivalen adalah:
Tinggi := β 1 c =
blok tekana ekivalen 146.90 mm
adalah: a := β 1 c = 146.90 mm
111
Karena tinggi blok tegangan tekan (a) lebih kecil dari tebal pelat sayap t s = 250 mm, maka
blok tegangan tekan terletak di sayap sehingga gelagar berperilaku sebagai penampang
persegi. Perhitungan kapasitas lentur penampang adalah sebagai berikut:
c
Tegangan rata-rata tendon prategang fps := fpu 1 k = 1819.50 MPa
dp
Kapasitas lentur nominal pada tengah penampang yaitu:
a
Mn := Aps fps dp = 28177.60 MPa
2
( ) ( ) (
Mu := 1.2 MMS_G + MMS_D + 1.3 MMS_S + MMS_RCP + 2 MMA_B + MMA_A + 1.8 MLL )
Mu = 20025.61 kN m
Karena nilai Mr lebih besar dari Mu, maka penampang mampu memikul beban yang bekerja.
6.2. Pemeriksaan tulangan minimum
Jumlah tendon yang digunakan harus memenuhi persyaratan tendon, nilai Mr harus lebih
besar dari nilai terkecil 2 ketentuan berikut:
112
Pe Pe emid
fcpe := + = 24.65 MPa
Ag Sb
Mr = 25359.84 kN m
Mr = 25359.84 kN m
SSbcg
Mcr := γ 3 γ 1 fr + γ 2 fcpe Sbcg Mdnc bcg S.bcg
M
Mcr (( (
.cr:=:=γγ3.3
γ 1γ.1
fr +f.rγ + )) )
2 γfcpe Sbcg
.2 f.cpe S.bcg M
Mdnc .dnc
Sb S.b
1 = 16522.55
Sb 1 = 16522.55
kN m
1 = 16522.55
kN m kN m
1.2 Mcr = 19827.055 kN m
Persyaratan_Tulangan_Minimum:=:=min
Persyaratan_Tulangan_Minimum min 1.33M ((
1.33Muu1.2
1.2 M ))
Mcrcr ==19827.06
19827.06 kN
kN m
m
Kapasitas geser penampang dianalisis pada lokasi geser maksimum. Geser maksimum
terjadi pada daerah dekat tumpuan.
c C
bv
sumbu
de dv
h netral
Aps
As T
ymid = 127.40 mm
Titik berat tendon di
tengah bentang
Lb
Panjang setengah bentang Lmid := = 20.3 m
2
Vp = 228.90 kN
Momen
Momen kombinasi I di muka
ultimit di muka geser geser kritisboleh
kritis tidak tidak boleh kurang dari:
kurang dari:
M.ucr > V.ucr V.p d.v Mucr > Vucr Vp dv
ε s. = 0.004
ε s := 0 if ε s. 0 =0
ε s. otherwise
sebaliknya
4.8
Faktor β (diasumsikan β := 114= 4.8
meggunakan tulangan 1 + 750ε s
minimum)
Sudut tegangan utama θ := 29 + 3500 ε s = 29
4.8
Faktor β (diasumsikan β := = 4.8
meggunakan tulangan 1 + 750ε s
minimum)
Sudut tegangan utama θ := 29 + 3500 ε s = 29
Vc = 1169.497 kN
Vc = 1169.497 kN
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser :=
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser := ( ( ) )
"Ya" if Vucr > 0.5 ϕ v Vc + Vp
"Ya" if Vucr > 0.5 Vc + Vp
sebaliknya
"Tidak" otherwise
sebaliknya
"Tidak" otherwise
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser =V"Ya"
ucr
Gaya geser yang ditahan Vs_req := Vc Vp
baja tulangan ϕv
Vs_req = 834.15 kN
Jumlah kaki nv := 2
1 2 2
Luas tulangan Av := π Dv nv = 265.465 mm
4
Coba jarak antar Sv := 200 mm
tulangan geser
Av fy dv cot ( θ)
Vs := AvA fvyv dv d (vcot
fyv ( cot
( θ()θ) ) )
Kekuatan geser tulangan
Kekuatan geser
Kekuatan tulangan
geser tulangan VsV:=
s := S
SvvSv
= 1304.36
VsV=s 1304.36
1304.36 kN
kN
kN
115
VVucr ϕ V
.ucr vϕ .vp V.p
Tegangan geser di beton vu :=:= = 4.83 MPa
= 4.83 MPa
.u ϕϕv bvb dv d
.v .v .v
0.125 f`cg = 6.25 MPa
Cek_tegangan_geser :=
Cek_tegangan_geser := "Ya"
"Ya" ifif vvu < 0.125 f`
u < 0.125 f`cg
cg
=
= "Ya"
"Ya"
"Tidak
"Tidak "" otherwise
sebaliknya
otherwise
Karena, vu < 0.125 f'cg maka syarat spasi maksimum: smax := 0.8 dv 600 mm
f
0.8 dv = 1660.56 mm
sebaliknya
"600 mm " otherwise
Dapat disimpulkan, bahwa tulangan geser yang digunakan D13 -200 mm memenuhi spasi
Dapat disimpulkan,
maksimum bahwa tulangan geser yang digunakan
yang diizinkan. D13 -200 mm
memenuhi spasi maksimum yang diizinkan.
116
2.1.4.3 Contoh perencanaan jembatan gelagar beton pratekan tipe Tee segmental
60,8 m
Rencanakanlah struktur atas jembatan beton pratekan bentang sederhana dengan panjang
bentang 60.8 m. Jembatan ini terdiri dari dua lajur jalan raya dengan tebal perkerasan aspal
5 cm serta memiliki pembatas pada kedua sisi dengan berat 7.56 kN/m.
1. Data-data
1. Data-data perencanaan
perencanaan
1.1 Gelagar
1.1 Gelagar beton
beton
KuatKuat tekan
tekan beton
beton umurumur 28 hari
28 hari :=cg60:= MPa
f`cg f` 60 MPa
KuatKuat tekan
tekan beton
beton awalawal
saatsaat transfer
transfer := f`0.8
f`cigf`:=cig0.8 cg f`=cg
48= MPa
48 MPa
Modulus
Modulus elastisitas
elastisitas gelagar
gelagar saat saat
transfer := 4700
transfer EcigE:=cig4700 f`
f`cig cig MPa
MPa = 32562.56
= 32562.56 MPa MPa
Modulus
Modulus elastisitas
elastisitas gelagar
gelagar saat saat
umurumur Ecg E := 4700
:=cg4700 f`MPa
f`cg cg MPa = 36406.04
= 36406.04 MPa MPa
28 hari
28 hari
Berat jenis beton kN
Berat
Berat jenisjenis
betonbeton γ c :=kN25kN
:= 25
γ c :=γ c25 3
3 m3
m m
1.2 Dek beton
1.2 Pelat beton
Kuat tekan beton dek umur 28 hari f` := 35 MPa
Kuat tekan beton pelat umur 28 hari f`cd := cd
35 MPa
Kuat tekan beton dek saat pertama f' := 30 MPa
Kuat tekan beton pelat saat pertama f'cid :=cid
30 MPa
kali dibebani
kali dibebani
Modulus elastisitas dek saat umur 28 hari
Modulus elastisitas pelat saat umur 28 hari Ecd :=Ecd := 4700 f`cd MPa = 27805.57 MPa
4700 f`cd MPa = 27805.57 MPa
Modulus
Modulus elastisitas
elastisitas pelat dek
saatsaat transfer
transfer Ecid
Ecid := := 4700
4700 MPa
f'cid f'cid MPa = 25742.96
= 25742.96 MPa MPa
1.3 Baja
1.3prategang
Baja prategang
Diameter strand
Diameter strand Dps :=
Dps mm mm
:= 15.24
15.24
2 2
Luas penampang strand
Luas penampangstrand Astrand := 140
Astrand := mm
140 mm
Modulus elastisitas
Modulus baja prategang
elastisitas baja prategang Eps :=Eps
197000 MPa MPa
:= 197000
Tegangan di bajadiprategang
Tegangan baja prategang fpbt :=fpbt := f0.75
0.75 pu = fpu = 1395
1395 MPa MPa
sebelum transfer
sebelum transfer
1.4
1.4Baja
Bajatulangan
tulangan
Tegangan
Teganganleleh
lelehbaja
bajatulangan
tulangannonprategang
nonprategang ffyy:= 420MPa
:= 420 MPa
Modulus
Moduluselastisitas
elastisitasbaja
bajatulangan
tulangannonprategang
nonprategang EEss:= 200000MPa
:= 200000 MPa
117
2. Penentuan dimensi awal gelagar dan penampang melintang jembatan
2.1 Perkiraan tinggi total sistem dek dan potongan melintang jembatan
Perkiraan tinggi total sistem dek mengacu kepada tabel pada Volume 2. Berdasarkan tabel
tersebut, tinggi awal sistem dek untuk jembatan gelagar Tee pratekan bentang sederhana
adalah 0,045L, dimana L adalah panjang bentang jembatan, dengan demikian:
Penentuan tebal pelat, spasi antar gelagar dan jumlah gelagar yang digunakan mengacu
kepada Tabel 3.6.2.2.2b-1 pada Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 3 (2017).
Karena jembatan ini tergolong kepada tipe k (Lihat Tabel 3.6.2.2.1-1), sehingga:
Penentuan spasi antar gelagar yang disyaratkan adalah tidak boleh kurang dari 1100 mm
dan tidak boleh lebih besar dari 4900 mm, sehingga pada kasus ini, spasi gelagar yang
digunakan adalah 2500 mm.
Tebal pelat yang digunakan tidak boleh kurang dari 110 mm dan tidak boleh besar dari
300 mm, dan pada kasus ini, tebal pelat yang digunakan adalah 150 mm.
Panjang pelat kantilever pada sisi luar gelagar eksterior ditentukan berdasarkan Tabel
3.6.2.2.2d-1 yaitu 300 de 1700 sehingga digunakan 1200 mm.
Sehingga, dari persyaratan-persyaratan di atas, maka ditentukan dimensi awal gelagar dan
dimensi potongan melintang jembatan sebagai berikut:
Gelagar Tee pratekan yang digunakan Gelagar Tee pratekan 2200 mm
Spasi antar gelagar sg := 2500 mm
Dengan gambar detail potongan melintang gelagar dan dimensi gelagar diperlihatkan pada
gambar berikut ini:
118