Anda di halaman 1dari 41

6.

Kapasitas lentur penampang

Tahanan lentur dihitung pada kondisi momen maksimum, momen maksimum terjadi pada
tengah bentang. Data-data yang diperlukan untuk menghitung kapasitas lentur penampang
adalah sebagai berikut:
Tebal pelat ts = 250 mm

Tinggi efektif penampang dp := hcg  ymid = 975 mm

Lebar sayap tekan b := sg = 2100 mm

Kuat tekan beton gelagar f`cg = 50 MPa

2
Luas strand Aps_tot = 3158.72 mm

Tegangan putus putus tendon fpu = 1860 MPa


Koefisien friksi wobble  .py
ffpy
:= 2  1.04  f ==0.28
kk :=   
Koefisien friksi wobble 2 1.04 0.28
 fpu
.pu

Faktor blok tegangan beton β 1 := 0.85


α 1 := 0.85

6.1 Kapasitas lentur


6.1. Kapasitas lentur
Dalam perhitungan kekuatan lentur nominal penampang, hal yang dilakukan adalah
memastikan apakah penampang berperilaku sebagai penampang segi empat atau sebagai
balok T. Untuk penampang segi empat, letak sumbu netral penampang adalah:
A.ps  f.pu + A.s  f.s  A.s'  f.s'
c=
f.pu
0.85  f`.cg β .1 b + k A.ps 
d.p

Karena pada kasus ini tidak menggunakan baja tulangan untuk tulangan tarik dan tekan, maka
persamaan di atas tereduksi menjadi:
A.ps  f.pu
c=
f.pu
0.85  f`.cg β .1 b + k A.ps 
d.p

Dengan demikian, letak sumbu netral adalah:

Aps_tot fpu
c := = 75.76 mm
fpu
α 1 f`cg β 1 b + k Aps_tot
dp

Tinggi blok tekan ekivalen a := adalah:


β 1 c = 64.40  mm 1
Tinggi blok adalah:
tekan ekivalen a := β 1 c = 254823589300.00  mm
o s
Karena tinggi blok tegangan tekan (a) lebih kecil dari tebal pelat sayap ts = 250 mm, maka
blok tegangan tekan terletak di sayap sehingga gelagar berperilaku sebagai penampang
persegi. Perhitungan kapasitas lentur penampang adalah sebagai berikut:

78
f.ps := f.pu  1  k
Tegangan rata-rata tendon prategang c 
= 1819.53  MPa
 d.p 

M.n := A.ps  f.ps d.p   = 5418.65  kN m


Kapasitas lentur nominal pada tengah a
penampang   2
Faktor reduksi lentur ϕ f := 0.9

Momen tahanan nominal penampang Mr := ϕ f Mn = 4876.79 kN m

u
Kapasitas lentur penampang diperiksa terhadap momen ultimit akibat kombinasi pembebanan
Kapasitas lentur penampang diperiksa terhadap momen ultimit akibat kombinasi pembebanan kuat I yang
kuat I yang
dihitung dihitung
sebagai sebagai berikut:
berikut:
( ) ( ) (
Mu := 1.2 MMS_G + MMS_D + 1.3 MMS_S + MMS_RCP + 1.4 MMA_B + MMA_A + 1.8 MLL d )
( ) ( ) (
Mu := 1.2 MMS_G + MMS_D + 1.3 MMS_S + 1.4 MMA_B + MMA_A + 1.8 MLL = 3374.10 kN m )
Mu = 3505.75 kN m
Cek_Kapasitas_Lentur_Penampang := "Oke" if Mr  Mu = "Oke"
Cek_Kapasitas_Lentur_Penampang := "Oke" if Mr 
"Tidak Oke" Mu
sebaliknya
otherwise = "Oke"

"Tidak
Karena nilai Mr lebih besar dari Mu, maka Oke" otherwise
penampang mampu memikul beban yang bekerja.
Karena nilai Mr lebih besar dari M u, maka penampang mampu memikul beban yang bekerja.
6.2 Pemeriksaan tulangan minimum
Jumlah tendon yang digunakan harus memenuhi persyaratan tendon, nilai Mr harus lebih
besar dari nilai terkecil 2 ketentuan berikut:
1.2 M cr
1.2 atau1.33M
Mcr atau 1.33Mu
u

1.33Mu = 4662.65 kN m


Momen tidak terfaktor akibat beban mati komponen struktur
Momen tidak terfaktor akibat beban mati komponen struktur
Mdnc := MMS_S + MMS_G + MMS_D + MMS_RCP = 787.71 kN m

Modulus retak beton fr := 0.63 f`cg MPa = 4.45 MPa

s
Variabel faktor retak lentur γ 1 := 1.6

Variabel faktor prategang γ 2 := 1.1


Rasio kuat leleh dan kuat ultimit γ 3 := 1.0
baja nonprategang

Tegangan tekan beton akibat gaya prategang efektif:


Tegangan tekan beton akibat gaya prategang efektif
Pe Pe emid
fcpe := + = 15.53 MPa
Ag Sb

Mr = 4876.79 kN  m
 S.bcg 
.cr (
sM := γ  γ  f + γ  f
.3 .1 .r  )
S
.2 .cpe .bcg  M .dnc  
 Sbcg S.b
 1 = 2228.97  kN m

( )
Mcr := γ 3 γ 1 fr + γ 2 fcpe  Sbcg  Mdnc 
1.2 Mcr = 2674.77 kN m
 1 = 2228.97 kN m
 Sb 
s
79
Persyaratan_tulangan_minimum:=:=min
Persyaratan_tulangan_minimum min1.33M
(( 1.2
1.33Mu1.2
u  Mcr ) )
= 2674.77
Mcr= 2674.77 kNkN
m m

Cek_syarat_tulangan_minimum:=:= "Oke"
Cek_syarat_tulangan_minimum "Oke" if ifPersyaratan_tulangan_minimum
Persyaratan_tulangan_minimum< M<r M=r "Oke"
= "Oke"

"Tidak
"Tidak Oke" sebaliknya
Oke"otherwise
otherwise

7.
s Kapasitas geser penampang
7.1 Data-data penampang geser

c C

bv
sumbu
de dv
h netral
Aps

As T

Gambar keterangan variabel perhitungan kapasitas geser

Tinggi penampang h := hg + ts = 1150 mm

Selimut beton dc := 50 mm


Aps fps dp
Tinggi efektif penampang de := = 975 mm
Aps fps

Diameter tulangan geser Ds := 13mm

Kuat leleh tulangan fy = 420 MPa

Tinggi efektif geser dv := hcg  a  ymid = 910.6 mm

Lebar penampang geser bv := 170 mm

Faktor reduksi ϕ v = 0.75


kekuatan geser
7.2 Perhitungan Ketahanan Geser dari Prategang
7.2 Gaya Dalam
Titik berat tendon di yend = 400 mm
tumpuan

Titik berat tendon di ymid = 175 mm


tengah bentang
Lb
Panjang setengah bentang Lmid := = 8.3m
2
Panjang tendon di setengah
bentang (asumsi linear)
rtendon := ( y80end  ymid) 2 + Lmid2
rtendon = 8.3m
Titik berat tendon di ymid = 175 mm
tengah bentang
Lb
Panjang setengah bentang Lmid := = 8.3m
2
Panjang tendon di setengah
bentang (asumsi linear)
rtendon := ( yend  ymid) 2 + Lmid2
rtendon = 8.3m

Gaya prategang efektif Pef = 3206.27 kN

Kontribusi gaya prategang Vp := Pef


( yend  ymid)
terhadap ketahanan geser rtendon

Vp = 86.89 kN
7.3
7.4Gaya Dalam Ketahanan Geser Beton
Perhitungan
Gaya geser ultimit di muka
geser kritis Vucr = 715.11 kN

Momen ultimit Mucr := 587.23 kN m


di muka geser kritis
Momen ultimit di muka geser kritis tidak boleh kurang dari:
M.ucr > V.ucr  V.p  d.v
Mucr > Vucr  Vp  dv
587.23 kN m > 572.06 kN m

Gaya aksial nominal Nu := 0kN

7.4 Perhitungan
l Ketahanan Geser Beton
Mucr
M .ucr
+ +0.5 N u
0.5 + +Vucr
N.u  Vp V.pAps
V.ucr  A
0.7 fpu
.ps 0.7 f.pu
ddv.v
Regangan longitudinal εε.s. :=
s. :=
di baja tulangan E.ps
Eps  A.ps
Aps

ε s. = 0.005

ε s := 0 if ε s.  0 =0

ε s. otherwise
sebaliknya

4.8
Faktor β (diasumsikan β := = 4.8
meggunakan tulangan 1 + 4.8
750ε s
Faktor β (diasumsikan β := = 4.8
minimum)
meggunakan tulangan 1 + 750ε s
minimum)
Sudut tegangan utama θ := 29 + 3500 ε s = 29
Sudut tegangan utama θ := 29 + 3500 ε s = 29
Kuat geser beton Vc := 0.083 β  f`cg MPa bv dv
Kuat geser beton Vc := 0.083 β  f`cg MPa bv dv
Vc = 436.096 kN
Vc = 436.096 kN
f
s
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser := (
"Ya" if Vucr > 0.5 ϕ v Vc + Vp )
sebaliknya
"Tidak" otherwise
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser = "Ya"
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser = "Ya"
Vucr
Gaya geser yang ditahan Vs_req := 81 V  V
c p
baja tulangan ϕ v
Vs_req = 295.08 kN
Digunakan tulangan geser: Dv := 13 mm

Jumlah kaki nv := 2
1 2 2
Luas tulangan Av :=  π Dv  nv = 265.46 mm
4
Kuat leleh tulangan fyv := 420 MPa

Coba jarak antar Sv := 200 mm


tulangan geser
Av fyv dv cot ( θ)
Av fyv dv cot ( θ)
Kekuatan geser tulangan Vs :=
Kekuatan geser tulangan Vs := Sv
Sv

Vs = 572.22 kN

Kekuatan geser nominal Vn1 := Vc + Vs + Vp = 1095.2 kN

Vn2 := 0.25 f`cg bv dv + Vp = 2021.92 kN

Kuat geser nominal yang


digunakan ( )
Vn := min Vn1 Vn2 = 1095.2 kN

Cek_kapasitas_geser := "Oke" if ϕ v Vn  Vucr = "Oke"


Cek_kapasitas_geser := "Oke" if ϕ v Vn > Vucr = "Oke"
sebaliknya
"Tidak oke" otherwise
"Tidak oke" otherwise
Kapasitas geser nominal masih sanggup menahan gaya geser yang terjadi pada gelagar.
Jadi, Tulangan geser yang digunakan yaitu D13 -200 mm. g
Selanjutnya, periksa spasi tulangan geser yang digunakan terhadap spasi maksimum yang
diizinkan.
V .ucr ϕ ϕv.v
Vucr VpV.p
Tegangan geser di beton u :=
vv.u :=
 b bv.vdvd.v
ϕϕv.v
= 5.6 MPa
= 5.6  MPa

0.125 f`cg = 6.25 MPa

Cek_tegangan_geser :=
:= "Ya"
"Ya" ifif vvu < 0.125 f` =
= "Ya"
Cek_tegangan_geser u < 0.125 f`cg
cg "Ya"
"Tidak sebaliknya
"Tidak "" otherwise
otherwise

Karena, vuvu<<0.125
Karena, 0.125 f' cg
f'cg maka
makasyarat
syaratspasi
spasimaksimum: smax:=:=0.8
maksimum: smax  d vd 600
0.8  mm
v 600 mm
 d vd ==728.48  mm
v 728.48 mm
0.8
0.8

Cek_spasi_maksimum:=:= 0.8
Cek_spasi_maksimum 0.8 ddvv ifif 0.8
0.8 ddvv 600
600 mm
mm == "600
"600mm
mm""
"600 sebaliknya
"600mm mm"" otherwise
otherwise
Dapat disimpulkan, bahwa tulangan geser yang digunakan D13 -200 mm memenuhi spasi
Dapat disimpulkan, bahwa tulangan geser yang digunakan
D13 -200 mm
maksimum
memenuhi yang
spasi diizinkan.
maksimum yang diizinkan.

82
2.1.4.2 Contoh perencanaan jembatan gelagar beton pratekan tipe I segmental 40,6
m

Desainlah struktur atas jembatan gelagar I pratekan segmental bentang sederhana dengan
panjang bentang 40,6 m. Jembatan ini terdiri dari dua lajur jalan raya dengan tebal perkerasan
aspal 5 cm serta memiliki pembatas pada kedua sisi dengan berat 7,56 kN/m.

1. Data-data perencanaan
1.1 Gelagar beton

Kuat tekan beton umur 28 hari f`cg := 50 MPa

Kuat tekan beton awal saat transfer f`cig := 0.8 f`cg = 40MPa

Modulus elastisitas gelagar saat transfer Ecig := 4700 f`cig MPa = 29725.41 MPa

Modulus elastisitas gelagar saat umur Ecg := 4700 f`cg MPa = 33234.02 MPa
28 hari
kN
Berat jenis beton γ c := 25
3
m

1.2 Pelat beton

Kuat tekan beton umur 28 hari f`cd := 35 MPa

Kuat tekan beton saat pertama kali f'cid := 30 MPa


dibebani
Modulus elastisitas beton saat umur Ecd := 4700 f`cd MPa = 27805.57 MPa
28 hari
Modulus elastisitas beton saat transfer Ecid := 4700 f'cid MPa = 25742.96 MPa

1.3 Baja prategang

Tipe strand yang digunakan Seven Wire Strand, Low Relaxation


Diameter strand Dps := 12.70 mm
2
Luas penampang strand Astrand := 98.71 mm

Tegangan putus baja prategang fpu := 1860 MPa

Tegangan leleh baja prategang fpy := 0.9 fpu = 1674 MPa

Modulus elastisitas baja prategang Eps := 197000 MPa

Tegangan di baja prategang sebelum fpbt := 0.75 fpu = 1395 MPa


transfer

83
1.4 Baja tulangan
Tegangan leleh baja tulangan fy := 420 MPa
nonprategang
Modulus elastisitas baja tulangan Es := 200000 MPa
nonprategang

2. Penentuan dimensi awal gelagar dan penampang melintang jembatan


2.1 Perkiraan tinggi total sistem dek dan potongan melintang jembatan
Perkiraan tinggi total sistem dek mengacu pada tabel pada Volume 2. Berdasarkan Tabel
tersebut, tinggi awal sistem dek untuk jembatan gelagar beton I pratekan bentang sederhana
adalah 0,045L, dimana L adalah panjang bentang jembatan, dengan demikian:
Panjang jembatan Lb := 40.6 m

Tinggi minimal sistem dek hd := 0.045 Lb = 1827 mm


Penentuan tebal pelat, spasi antar gelagar dan jumlah gelagar yang digunakan mengacu
kepada Tabel 3.6.2.2.2b-1 pada Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 3 (2017).
Karena jembatan ini tergolong kepada tipe k (Lihat Tabel 3.6.2.2.1-1), sehingga:
 Penentuan spasi antar gelagar yang disyaratkan adalah tidak boleh kurang dari 1100
mm dan tidak boleh lebih besar dari 4900 mm, sehingga pada kasus ini, spasi gelagar
yang digunakan adalah 2100 mm.
 Tebal pelat yang digunakan tidak boleh kurang dari 110 mm dan tidak boleh besar dari
300 mm, dan pada kasus ini, tebal pelat yang digunakan adalah 250 mm.
Panjang pelat kantilever pada sisi luar gelagar eksterior ditentukan berdasarkan Tabel
3.6.2.2.2d-1 yaitu −300 ≤ 𝑑𝑒 ≤ 1700 sehingga digunakan 𝑑𝑒 + lebar bawah barrier = 800
mm. Sehingga, dari persyaratan-persyaratan di atas, maka ditentukan dimensi awal gelagar
dan dimensi potongan melintang jembatan sebagai berikut:
Gelagar I pratekan yang digunakan Gelagar I pratekan 2100 mm
Spasi antar gelagar sg := 2100 mm

Tebal pelat lantai ts := 250 mm

Jumlah gelagar yang digunakan ng := 5

Lebar jalan raya W r := 9000 mm

dengan gambar detail potongan melintang gelagar dan dimensi gelagar diperlihatkan pada
gambar berikut ini:

84
Gambar potongan melintang jembatan

Gambar dimensi penampang nonkomposit

85
Data-data penampang dasar gelagar adalah sebagai berikut:
2
Luas penampang gelagar nonkomposit Ag := 749500 mm
4
Momen inersia gelagar nonkomposit Ig := 410870326130 mm

Tinggi gelagar nonkomposit Hg := 2100 mm


Tinggi gelagar nonkomposit hg := 2100 mm

Jarak sumbu netral ke serat yb := 1008 mm


terbawah gelagar nonkomposit

Jarak sumbu netral ke serat yt := hg  yb = 1092 mm


teratas gelagar nonkomposit
Ig
3
Modulus penampang serat Sb := = 407609450.53 mm
bawah gelagar nonkomposit yb

Ig 3
Modulus penampang serat St := = 376254877.41 mm
atas gelagar nonkomposit yt

2.2 Data-data penampang komposit

Rasio modulus elastisitas pelat terhadap gelagar untuk menentukan lebar penampang
transformasi adalah:

Ecg
n := = 1.20
Ecd
sg
Lebar penampang sayap transformasi be := = 1756.99 mm
n

be
250

Gambar penampang komposit

86
Data-data penampang komposit gelagar adalah sebagai berikut:
Tinggi
Tinggi total
total sistem
sistem dek
dek komposit h := h + t = 2350 mm
komposit cg := hg
hcg g + tss = 2350 mm
2
Luas
Luas penampang
penampang gelagar
gelagar komposit A := 1188310 mm2
komposit Acgcg := 1188310 mm
4
Momen
Momen inersia
inersia gelagar
gelagar komposit IIcg := 823093100396 mm4
komposit cg := 823093100396 mm
Jarak
Jarak sumbu
sumbu netral
netral ke
ke serat
serat terbawah y := 1457 mm
gelagar komposit
terbawah bcg := 1457 mm
ybcg
gelagar komposit
Jarak sumbu netral ke serat teratas ytcg := hg  ybcg = 643 mm
Jarak sumbu netral ke serat teratas ytcg := hg  ybcg = 643 mm
gelagar komposit
gelagar komposit
Jarak sumbu netral ke serat teratas ytcd := hcg  ybcg = 893 mm
Jarak sumbu netral ke serat teratas ytcd := hcg  ybcg = 893 mm
pelat dek penampang komposit
pelat dek penampang komposit
Jarak sumbu netral ke serat terbawah
bawah ybcd := hcg  ybcg  ts = 643 mm
Jarak sumbu netral ke serat terbawah ybcd := hcg  ybcg  ts = 643 mm
pelat dek penampang
penampang komposit
komposit
pelat dek penampang komposit
Icg
I 3
Modulus penampang atas gelagar Stcg := cg = 1280082582.26 mm3
Stcg := y = 1280082582.26 mm
komposit ytcg
tcg
Icg
3
Modulus penampang bawah gelagar Sbcg := = 564923198.62 mm
komposit ybcg

Icg 3
Modulus penampang atas pelat Stcd := = 921716797.76 mm
komposit ytcd

Icg 3
Modulus penampang bawah Sbcd := = 1280082582.26 mm
pelat komposit ybcd

3. Perhitungan beban
3.1 Perhitungan beban tak terfaktor akibat beban mati struktural dan nonstruktural
Beban mati struktural
Lebar pelat tributari ws := sg = 2100 mm

kN
Berat pelat W s := ws ts γ c = 13.13
m

Lebar RC Plate wrcp := 1440 mm

Tebal RC Plate trcp := 70 mm

kN
Berat RC Plate W
Wrcp :=
:= w
w rcp  ttrcp γγ c == 2.52
2.52  kN
rcp rcp rcp c m
m
kN
kN
:= A  γγ c == 18.74 
g := Agg c 18.74 m
Berat gelagar W
Wg
m
2
Luas penampang diafragma tengah Adp := 3036500 mm

Tebal diafragma tengah tdp := 200 mm

Jumlah diafragma tengah ndp := 3


ndp kN
Berat diafragma W
87dp := Adp tdp L  γ c = 1.12 m
b
kN
Berat gelagar W g := Ag γ c = 18.74
m
2
Luas penampang diafragma tengah Adp := 3036500 mm

Tebal diafragma tengah tdp := 200 mm

Jumlah diafragma tengah ndp := 3


ndp kN
Berat diafragma W dp := Adp tdp  γ c = 1.12
Lb m
Catatan: untuk mempermudah, berat diafragma diasumsikan terbagi merata di atas gelagar
Beban mati nonstruktural (MA)
Beban mati nonstruktural, pada contoh ini hanya berasal dari berat perkerasan aspal setebal
5 cm dan berat beton barrier di atas jembatan.
kN
Berat
Berat volume
volume aspal
aspal γγ a :=:= 22
22  kN
a 3
3
m
m
Tebal aspal
Tebal aspal tta := 50 mm
:= 50 mm
a
kN
Berat
Berat aspal
aspal W
Wa :=
:= w
ws  tta  γγ a =
= 2.31
2.31  kN
a s a a m
m
Beban
Beban barrier kN
barrier W
Wb :=
:= 7.56
7.56  kN
b m
m
Jumlah
Jumlah barrier n := 2
barrier nbb := 2
n
nb kN
Berat
Berat barrier
barrier W
W br :=
:= W
W b  b = 3.02 
= 3.02
kN
br b n ng m
m
g
Momen maksimum akibat MS dan MA adalah:
1 2
Momen akibat berat pelat lantai MMS_S :=  W s Lb = 2704.34 kN m
8
1 2
Momen akibat berat gelagar MMS_G :=  W g Lb = 3860.77 kN m
8
1 2
Momen akibat berat RC plate MMS_RCP :=  W rcp Lb = 519.23 kN m
8
1 2
Momen akibat berat diafragma MMS_D :=  W dp Lb = 231.15 kN m
8
1 2
Momen akibat berat barrier MMA_B :=  W br Lb = 623.08 kN m
8
1 2
Momen akibat berat aspal MMA_A :=  W a Lb = 475.96 kN m
8
Gaya geser maksimum akibat MS dan MA adalah:
1
Geser akibat berat pelat lantai VMS_S :=  W s Lb = 266.44 kN
2
Geser akibat berat gelagar 1
VMS_G :=  W g Lb = 380.37 kN
2
1
Geser akibat berat RC plate VMS_RCP :=  W rcp Lb = 51.16 kN
2
1
Geser akibat berat diafragma VMS_D :=  W dp Lb = 22.77 kN
2
1
VMA_B :=  W br Lb = 61.39 kN
2
88
2
1
Geser akibat berat RC plate VMS_RCP :=  W rcp Lb = 51.156 kN
2
1
Geser akibat berat diafragma VMS_D :=  W dp Lb = 22.774 kN
2
1
Geser akibat berat barrier VMA_B :=  W br Lb = 61.39 kN
2
1
Geser akibat berat aspal VMA_A :=  W a Lb = 46.89 kN
2

3.2 Perhitungan beban tak terfaktor akibat beban hidup kendaraan

Beban D terdiri dari beban terbagi rata (BTR) dan beban garis terpusat (BGT) yang besarnya
diatur dalam Pasal 8.3.1 SNI 1725:2016 tentang pembebanan jembatan. Dalam permodelan
analisis struktur, gelagar ditinjau sebagai elemen garis dengan lebar tributari pelat adalah
sama dengan setengah dari jarak gelagar kiri dan kanan dari gelagar yang ditinjau, dengan
demikian, lebar tributari untuk beban BTR dan BGT adalah 2100 mm.

Beban BTR
Karena panjang bentang jembatan 40,60 m, maka berdasarkan SNI Pembebanan Jembatan
Pasal 8.3.1, besar beban BTR adalah:
L = 40.6 m
Lbb = 40.6 m
 0.5 + m15
qBTR := 9 0.5
 m  kN kN
15 mkN kN = 7.83
kN kN
:=    = 7.83
BTR := 9  0.5L+ LLb 2 m22 = 7.832 m22
qqBTR
 b   m b m m m
kN
Beban merata per meter BTR W BTR := qBTR  ws = 16.43 kN
Beban merata per meter BTR W BTR := qBTR  ws = 16.43  m
m
Beban BGT
Beban BGT
Beban BGT

Beban BTR merupakan beban merata di sepanjang bentang jembatan, sedangkan beban
BGT adalah beban terpusat yang diletakkan sedemikian rupa sehingga memberikan efek
terbesar. Untuk jembatan bentang sederhana, beban BGT diletakkan di tengah bentang.
Berdasarkan SNI Pembebanan Jembatan Pasal 8.3.1, beban BGT bernilai 49 kN/m. Dengan
demikian beban BGT pada balok adalah sebesar:
kN
Beban terpusat BGT PBGT := 49  w = 102.90 kN
m s
Berdasarkan SNI
Berdasarkan SNI Pembebanan
PembebananJembatan 20162016
Jembatan PasalPasal
8.6, beban
8.6, BGT harus
beban BGTdikalikan
harus
dengan faktor beban dinamis (FBD) sebesar 0.4.
memperhitungkan pengaruh beban dinamis kendaraan sehingga beban BGT diperbesar
dengan suatu faktor beban dinamis (FBD) yang pada kasus ini BGT diperbesar 40% sehingga:
FBD := 0.4

1 2
MBTR :=  W BTR Lb = 3385.89 kN m
8
1
MBGT :=  PBGT  Lb ( 1 + FBD) = 1462.21 kN m
4

MLL := MBTR + MBGT = 4848.10  kN m

Gaya geser tak terfaktor akibat beban D adalah:

W BTR Lb
VBTR := = 333.58 kN 89
2
PBGT  ( 1 + FBD)
VBGT := = 72.03 kN
2
1
1 2
MBTR :=  W BTR Lb = 3385.89 kN m
8
1
1
MBGT := P  L  ( 1 + FBD) = 1462.21 kN m
4 BGT b
MLL := MBTR + M BGT = 4848.10  kN m

Gaya geser tak terfaktor akibat beban D adalah:

W BTR Lb
BTR :=
VBTR = 333.58 kN
2
PBGT  ( 1 + FBD)
BGT :=
VBGT = 72.03 kN
2
2
LL := VBTR
VLL BTR + VBGT
BGT = 405.62 kN

4. Penentuan jumlah tendon

4.1 Perkiraan gaya prategang dan luas tendon yang diperlukan


Jumlah strand prategang yang diperlukan biasanya ditentukan berdasarkan tegangan tarik
pada serat bawah gelagar akibat kombinasi pembebanan Layan III dimana besarnya
tegangan tarik pada sisi bawah tersebut akibat kombinasi beban layan III adalah:

fbserv :=
(MMS_G + MMS_S + MMS_D + MMS_RCP) yb + (MMA_B + MMA_A )
+ 0.8  MLL  ybcg
Ig Icg

fbserv = 26.76 MPa

Batasan tegangan yang terjadi pada saat beban layan ditentukan pada bab 7, yaitu:

Tegangan izin saat kondisi beban servis ftallowservis := 0.5 f`cg MPa = 3.54 MPa

Dengan demikian, besar tegangan pratekan yang dibutuhkan, f pb, pada bagian bawah
angan pratekan yang dibutuhkan , f pb, pada bagian bawah gelagar
gelagar adalah:
fpb := fbserv  ftallowservis = 23.22 MPa

Lokasi pusat gaya prategang diasumsikan sekitar 5-15 persen dari tinggi gelagar yang diukur
dari sisi bawah gelagar. Dan pada kasus ini, dipilih sebesar 10 persen.

Jarak pusat penampang prategang ke ybs := 0.1 hg = 210 mm


sisi terbawah gelagar
Dengan demikian, eksentrisitas pada ec := yb  ybs = 798 mm
tengah bentang
b
Tegangan pada dasar
Tegangan pada dasargelagar
gelagar akibat
akibat gaya
gaya prategang
prategang efektif,
efektif, Pe, ditentukan
P e, bisa bisa ditentukan
dengandengan
persamaan berikut:
persamaan
Pe Pe ec
fpb = +
A Sb

fpb Ag Sb
Gaya prategang efektif Pe := = 7054.34 kN
Sb + ec Ag

Gaya prategang akhir per strand Ppe_strand = Astrand fpbt ( 1  losses)

H
90
Pe Pe ec
fpb = +
A Sb

fpb Ag Sb
Gaya prategang efektif Pe := = 7054.34 kN
Sb + ec Ag

Gaya prategang akhir per strand Ppe_strand = Astrand fpbt ( 1  losses)

H
Catatan: losses adalah kehilangan gaya prategang dalam persen
Diasumsikan kehilangan prategang sebesar 22% dan tegangan prategang awal adalah
0.75fpu sehingga prategang efektif adalah 53%.
losses := 22%

untuk perhitungan awal, nilai fpi yang digunakan adalah fpi = fpbt , namun setelah jumlah
strand diketahui, gunakan fpi sebenarnya untuk perhitungan selajutnya.

Gaya prategang akhir di tiap Pe_strand := Astrand fpbt ( 1  losses) = 107.41 kN


strand
Pe
Jumlah strand yang diperlukan adalah nstrand_req := = 66
Pe_strand
Jumlah strand yang digunakan nstrand := 73

Perlu diperhatikan bahwa penentuan jumlah strand awal bisa berbeda dengan jumlah strand
akhir yang digunakan. Misalnya pada contoh ini, jumlah strand awal yang diperlukan adalah
64, namun pada kondisi akhir digunakan 73 strand. Hal ini disebabkan oleh penentuan strand
awal pada contoh ini ditentukan berdasarkan kondisi di tengah bentang. Namun, pada
jembatan gelagar pratekan segmental, sering kali perencanaan ditentukan oleh kondisi di
sambungan di mana di sambungan gelagar tidak boleh terjadi tegangan tarik sehingga jumlah
strand akhir lebih banyak dari estimasi awal.
2
Luas baja prategang yang digunakan Aps := nstrand Astrand = 7205.83 mm
4.2 Posisi tendon

Gambar posisi tendon

91
4.2.1 Posisi tendon tengah bentang

Jarak pusat penampang tendon 1 ke serat c1 := 225 mm


terbawah gelagar di tengah bentang

Jarak pusat penampang tendon 2 ke serat c2 := 100 mm


terbawah gelagar di tengah bentang

Jarak pusat penampang tendon 3 ke serat c3 := 100 mm


terbawah gelagar di tengah bentang

Jarak pusat penampang tendon 4 ke serat


terbawah gelagar di tengah bentang c4 := 100 mm

Eksentrisitas
Eksentrisitas tengah
tengah tendon
tendon 1
1 di
di tengah
tengah := :=
ec1
ec1 yb yb c1 c=1 783
= 783  mm
 mm
bentang
bentang
Eksentrisitas tengah tendon 2 di tengah ec2 := yb  c2 = 908 mm
bentang
ec3 := yb  c3 = 908 mm
Eksentrisitas tengah tendon 3 di tengah
bentang
Eksentrisitas ec4 := yb  c4 = 908 mm
Eksentrisitas tengah
tengah tendon
tendon 4
4 di
di tengah
tengah
bentang
bentang
2
Aps1 := 16 Astrand = 1579.36 mm2
Luas tendon 1 Aps1 := 16 Astrand = 1579.36 mm
2
Luas tendon 2 Aps2 := 19 Astrand = 1875.49 mm
2
Luas tendon 3 Aps3 := 19 Astrand = 1875.49 mm
2
Aps4 := 19 Astrand = 1875.49 mm
Luas tendon 4

h
Luas total tendon:
2
Aps_tot := Aps1 + Aps2 + Aps3 + Aps4 = 7205.83 mm

Aps1 ec1 + Aps2 ec2 + Aps3 ec3 + Aps4 ec4


don di tengah Eksentrisitas
emid := rata-rata tendon di tengah bentang: = 880.60 mm
Aps1 ec1 + Aps2 ec2 +Aps_tot
Aps3 ec3 + Aps4 ec4
di tengah emid := = 880.60 mm
Aps_tot

Jarak pusat penampang


c1 Aps1 + c2 Aps2rata-rata tendon
+ c3 Aps3 + c4 Ake sisi terbawah gelagar di tengah bentang:
ps4
ymid := = 127.40 mm
c1 Aps1 + c2 Aps2 + c3 Aps3 + c4 Aps4
Aps_tot
ymid := = 127.40 mm
Aps_tot

mpuan
v
ndon 1 ke serat ce1 := 1200 mm
an

92
4.2.2 Posisi tendon tumpuan
Jarak pusat penampang tendon 1 ke serat ce1 := 1200  mm
terbawah gelagar di tumpuan
Jarak pusat penampang tendon 2 ke serat ce2 := 900  mm
terbawah gelagar di tumpuan
Jarak pusat penampang tendon 3 ke serat ce3 := 600  mm
terbawah gelagar di tumpuan

Jarak pusat penampang tendon 4 ke serat ce4 := 300  mm


terbawah gelagar di tumpuan
Eksentrisitas tendon 1 di tumpuan epe1 := yb  ce1 = 192 mm

Eksentrisitas tendon 2 di tumpuan epe2 := yb  ce2 = 108 mm

Eksentrisitas tendon 3 di tumpuan epe3 := yb  ce3 = 408 mm

Eksentrisitas tendon 4 di tumpuan epe4 := yb  ce4 = 708 mm

Jarak vertikal pusat penampang tendon 1 ep1 := ce1  c1 = 975 mm


di tumpuan ke pusat penampang tendon
Jarak vertikal pusat penampang tendon 1 ep1 := ce1  c1 = 975 mm
yang sama di tengah bentang gelagar
di tumpuan ke pusat penampang tendon
yang sama di tengah bentang gelagar
Jarak vertikal pusat penampang tendon 2 ep2 := ce2  c2 = 800 mm
di tumpuan ke pusat penampang tendon
yang sama di tengah bentang gelagar

Jarak vertikal pusat penampang tendon 3 ep3 := ce3  c3 = 500 mm


di tumpuan ke pusat penampang tendon
yang sama di tengah bentang gelagar

Jarak vertikal pusat penampang tendon 4 ep4 := ce4  c4 = 200 mm


di tumpuan ke pusat penampang tendon
yang sama di tengah bentang gelagar
Eksentrisitas rata-rata tendon di tumpuan:
SDS
Aps1 epe1 + Aps2 epe2 + Aps3 epe3 + Aps4 epe4
eend := = 276.49 mm
Aps1 + Aps2 + Aps3 + Aps4

Tanda (-) pada eksentrisitas tendon rata-rata di tumpuan menunjukkan bahwa eksentrisitas
tendon berada di atas titik berat penampang di tumpuan.
Jarak pusat penampang rata-rata tendon ke sisi terbawah gelagar di tumpuan:
Aps1 ce1 + Aps2 ce2 + Aps3 ce3 + Aps4 ce4
yend := = 731.51 mm
Aps1 + Aps2 + Aps3 + Aps4

4.3 Perhitungan kehilangan prategang g


4.3.1 Perhitungan karakteristik penampang transformasi
Pada kasus ini, metode perhitungan kehilangan prategang jangka panjang ditentukan dengan
refined method. Jika metode refined method digunakan, maka karakteristik penampang yang
digunakan ditentukan berdasarkan transformasi penampang. Perhitungan karakteristik
penampang gelagar dengan menggunakan konsep penampang transformasi adalah sebagai
berikut:

93
4.3.1.1 Datagelagar saat transfer
4.3.1.1 Data
4.3.1.1 Datagelagar
gelagarsaat
saattransfer
transfer
Eps
E
Rasio modulus elastisitas baja prategang ni := ps = 6.63
Rasio modulus elastisitas baja prategang ni := E = 6.63
terhadap modulus elastisitas beton gelagar Ecig
terhadap modulus elastisitas beton gelagar cig
saat transfer
saat transfer

((nnii  11)) AAps_tot


Luas
Luas penampang
penampang tendon
tendon transformasi 2
transformasi A := = 40549.56 mm2
saat transfer
saat transfer psi :=
Apsi ps_tot = 40549.56 mm
Jarak
Jarak pusat
pusat penampang
penampang rata-rata
rata-rata tendon yymid = 127.40 mm
127.40
ke
tendon mid = mm
ke sisi terbawah gelagar di
sisi terbawah gelagar di tengah
tengah bentang
bentang
Properti penampang gelagar nonkomposit transformasi saat transfer
Penampang Luas, A i (mm2) y i(mm) Ai(y i)(mm3) Ycg (mm) A(y i-y cg)2 Io
Gelagar 749500 1008 755496000 962.80 1531061446 410870326130
Strands* 40549.56 127.40 5166013.94 962.80 28299457593
Total 790049.56 760662014 29830519038 410870326130
Catatan: Strand ditransformasi menggunakan (n i-1)
Tinggi gelagar (hg) 2100 mm
ni = Eps /Eci 6.63
y bti = Ycg 962.80 mm
y tti = hg-y bti 1137.20 mm
2 4
Iti =SIo+SA(y i-y cg) 440700845168.33 mm
3
Sbti = Iti/y bti 457726956.83 mm
3
Stti = Iti/y tti 387532511.6 mm
eti =Ycg-y mid 835.40 mm

Luas penampang transformasi 2


gelagar nonkomposit saat transfer Agti := 790049.56mm

Jarak sumbu netral ke serat terbawah ybti := 962.80mm


penampang gelagar nonkomposit
transformasi
Jarak sumbu netral ke serat teratas ytti := hg  ybti = 1137.2 mm
penampang gelagar nonkomposit
transformasi

Momen inersia
Momen inersia penampang
penampang gelagar
gelagar 4
IIti := 440700845168.33mm4
transformasi saat transfer
transformasi saat transfer ti := 440616239969.26mm

Eksentrisitas tendon
Eksentrisitas tendon rata-rata
rata-rata pada
pada etiti :=
e 835.40 mm
:= 835.40 mm
penampang gelagar nonkomposit
penampang gelagar nonkomposit
transformasi di
transformasi tengah bentang
di tengah bentang saat
saat
transfer
transfer
4.3.1.2 Data gelagar saat final k
4.3.1.2 Datagelagar
gelagarsaat
saatfinal
final
Rasio modulus elastisitas baja prategang Eps
nf := = 5.93
terhadap modulus elastisitas beton gelagar Ecg
nonkomposit saat final

Luas penampang baja prategang ( )


Apstf := nf  1  Aps_tot = 35507.89 mm
2
(tendon) transformasi saat final

94
Data penampang girder nonkomposit saat final
Penampang Luas, A i (mm2) y i(mm) Ai(y i)(mm3) Ycg (mm) A(y i-y cg)2 Io
Gelagar 749500 1008 755496000 968.17 1189133701 410870326130
Strands* 35507.89 127.40 4523705.19 968.17 25100216000 0
Total 785007.89 760019705.19 26289349701 410870326130
Catatan: Strand ditransformasi menggunakan (n f-1)
Tinggi gelagar (hg) 2100 mm
nf = Eps /Ec 5.93
y btf = Ycg 968.17 mm
y ttf = hg-y btf 1131.83 mm
2 4
Itf =SIo+SA(y i-y cg) 437159675831.24 mm
3
Sbtf = Itf /y btf 451532759.4 mm
3
Sttf = Itf /y ttf 386240862.2 mm
etf =Ycg-y mid 840.77 mm

Luas penampang transformasi 2


Agtf := 785007.89mm
gelagar nonkomposit saat final
Jarak sumbu netral ke serat terbawah ybtf := 968.17mm
penampang gelagar nonkomposit
transformasi saat final
Jarak sumbu netral ke serat teratas yttf := 1131.83 mm
penampang gelagar nonkomposit
transformasi saat final
4
Momen inersia penampang gelagar Itf := 437159675831.24 mm
transformasi saat final
Eksentrisitas tendon rata-rata pada etf := 840.77 mm
penampang gelagar nonkomposit
transformasi di tengah bentang saat
final

4.3.1.3 Data gelagar komposit transformasi


Rasio modulus elastisitas gelagar Ecg
terhadap modulus elastisitas pelat nc := = 1.20
Ecd
saat final
Lebar penampang sayap efektif sg
penampang komposit saat final bec := = 1756.99 mm
nc

95
Data penampang komposit transformasi saat final
Penampang Luas, A i (mm2) y i(mm) Ai(y i)(mm3) Ycg (mm) A(y i-y cg)2 Io
Gelagar 749500 1008 755496000 1419.10 126670205616.34 4.1087E+11
Strands* 35507.89 127.40 4523705.19 1419.10 59244862299 0
Pelat** 439247.50 2225 977325687.5 1419.10 285277544539.99 2287747396
Total 1224255.39 1737345393 471192612455.77 4.13158E+11
Catatan: *Strand ditransformasi menggunakan (n t-1)
** Pelat ditransformasi menggunakan nc = 1.20
Tinggi gelagar (hg) 2100 mm
Tinggi gelagar komposit (hcg) 2350 mm
nt = Eps /Ec 5.93
y bct = Ycg 1419.10 mm
y tct = hcg-y bct 930.90 mm
y tgt = hg-y bct 680.90 mm
2 4
Ict =SIo+SA(y i-y cg) 884350685981.60 mm
3
Sbct = Ict /y bct 623175505.9 mm
3
Stgt = Ict /y tgt 1298803837 mm
ect =Ybct -y mid 1291.70 mm

2
Luas penampang transformasi Acgtf := 1224255.39 mm
gelagar komposit saat final
Jarak sumbu netral ke serat teratas
ytct := 930.90 mm
penampang gelagar komposit
transformasisaat final
4
Momen inersia penampang gelagar Ict := 884350685981.60  mm
komposit transformasi saat final
Eksentrisitas tendon
rata-rata pada ect := 1291.70 mm
penampang gelagar komposit transformasi
di tengah bentang saat final

4.3.2 Perhitungan kehilangan gaya prategang


4.3.2.1 Kehilangan akibat gesekan
Kehilangan prategang akibat gesekan ditentukan dengan persamaan berikut ini:
Δ fpG = fpj 1  e
 ( Kx+μα )

2ep
α=
Lp

j
dimana fpi adalah prategang saat jacking, K adalah koefisien gesek wobble dan μ adalah
koefisien gesek kelengkungan, x adalah panjang tendon yang diukur dari ujung jacking ke titik
yang ditinjau, α adalah penjumlahan dari nilai absolut perubahan sudut pada jalur baja
prategang dari jacking hingga ujung jacking. Perhitungan kehilangan prategang akibat
gesekan pada tendon dilakukan berdasarkan nilai rata-rata pada geometri.

Jarak vertikal pusat penampang tendon rata-rata di ep := yend  ymid = 604.11 mm


tumpuan dengan pusat penampang tendon rata-rata
di tengah bentang
h
96
Segmen ep(mm) Lp(mm) a(rad) Sa(rad) SLp(rad) Titik fpF (MPa) fpj-fpF (MPa)
A 604.11 0 0 0 0 A 0 1395
AB 604.11 20300 0.06 0.06 20300 B 38.89 1356.11
BC 604.11 20300 0.06 0.12 40600 C 76.70 1318.30

Grafik kehilangan prategang di sepanjang penampang akibat gesek diperlihatkan pada grafik
di bawah ini:

TEGANGAN DI TENDON
Tegangan di Pusat Tendon (MPa)

1400
1390
1380
1370 y = -0.0019x + 1394.8
1360
1350
1340
1330
1320
1310
0 10150 20300 30450 40600
Titik yang ditinjau (mm)
Tegangan di tendon setelah kehilangan prategang akibat friksi
terjadi

Gambar kehilangan prategang akibat gesekan angkur

Dari grafik di atas terlihat bahwa pada tengah bentang 20300 mm, grafik kehilangan rata-rata
akibat friksi berada pada angka 1356.11 MPa, dengan demikian kehilangan prategang di
tengah bentang adalah:
Δ fpF := 38.89 MPa

4.3.2.2 Kehilangan akibat anchorage set d

Kehilangan prategang akibat anchorage set dihitung dengan persamaan berikut:

 
x
f =    1  x 
pA = Δ ff 1  Lx  
Δ fpA
Δ fpA = Δ f 1  LpA
pA
LpA 
 
E ( Δ L) LpF
LpA = E ( Δ L) LpF
LpA = Δ fpF
Δ fpF
2Δ fpF  LpF
Δ f = 2Δ fpF  LpF
Δf = LpF
LpF

Jika diplotkan dalam grafik, maka model kehilangan prategang akibat anchorage set dan friksi
adalah sebagai berikut:

97
f pj

?∆ff x ? ∆f
f pF
pF

LpA
LpF
f pA

Gambar kehilangan prategang akibat anchored set dan friksi

Nilai kehilangan prategang akibat anchorage set dihitung dan dirangkum pada tabel dan
Nilai kehilangan prategang akibat
anchorage setdihitung dan dirangkum pada tabel dan gambar di
gambar di bawah ini:
bawah ini:
Es = 200000 MPa
Modulus elastisitas angkur

Asumsi panjang slip tendon yang terjadi Δ L := 9.525 mm


(AASHTO LRFD C.5.9.3.2.1)

Panjang kehilangan prategang akibat LpF := Lb = 40600 mm


friksi ΔfpF

Kehilangan prategang rata-rata Δ fpF := 76.70 MPa


akibat friksi

Panjang rata-rata bagian gelagar yang Es Δ L LpF


dipengaruhi kehilangan prategang akibat LpA := = 31755.05 mm
pergeseran angkur pada tendon Δ fpF
Perubahan rata-rata tegangan akibat 2 Δ fpF LpA
kehilangan prategang karena Δ f := = 119.98 MPa
pergeseran angkur pada tendon LpF

d akibat pergeseran angkur


Tabel kehilangan prategang
Lokasi fpA fpF fpF -fpA
X/L X (m) (MPa) (MPa) (MPa)
0 0 119.98 1395 1275
0.100 4060 104.64 1387 1283
0.200 8120 89.30 1380 1291
0.300 12180 73.96 1372 1298
0.400 16240 58.62 1365 1306
0.500 20300 43.28 1357 1314
0.600 24360 27.94 1349 1322
0.700 28420 12.60 1342 1329
0.782 31755.05 0.00 1336 1336
0.800 32480 1334 1334
0.900 36540 1327 1327
1 40600 1319 1319

98
Model grafik kehilangan prategang akibat friksi dan pergeseran angkur diperoleh dengan
memplotkan nilai rata-rata f pF dan selisih rata-rata f pF dan f pA sebagai berikut:

TEGANGAN DI TENDON
1420
Tegangan di Pusat Tendon (MPa)

1400
1380
1360
y = -0.0019x + 1394.8
1340
1320
1300
y = 0.0019x + 1275
1280
1260
0 10150 20300 30450 40600
Titik yang ditinjau (mm)

Tegangan di tendon setelah kehilangan prategang akibat friksi terjadi

Tegangan di tendon setelah kehilangan prategang akibat pergeseran angkur

Gambar kehilangan prategang rata-rata akibat pergeseran angkur

Dari grafik di atas terlihat bahwa grafik kehilangan prategang akibat anchorage set memotong
grafik kehilangan prategang akibat friksi di titik sejauh 31.76 m dari ujung gelagar, sehingga
pada kasus ini, kehilangan akibat anchorage set di tengah bentang adalah 43.28 MPa.

Δ fpA := 43.28 MPa


f
4.3.2.3 Kehilangan akibat perpendekan elastis

Jumlah tendon Nps := 4

Momen akibat berat sendiri gelagar MMS_G = 3860.77 kN m

Tegangan pada tendon saat transfer ( )


fpi1 := fpbt  Δ fpF + Δ fpA = 1312.83 MPa

Gaya prategang awal ( )


Pi := fpi1 Aps_tot = 9460.03 kN

2
Pi Pi emid MMS_G emid
Tegangan di beton pada level baja fcgp := +  = 22.20 MPa
Ag Ig Ig

Nps  1 Eps
Kehilangan prategang Δ fpES :=  f = 55.18 MPa
2 Nps Ecig cgp

99
4.3.3 Kehilangan saat transfer hingga pengecoran pelat

4.3.3.1 Kehilangan prategang akibat susut pada gelagar

Keliling penampang gelagar tengah := 6295.8


llg :=
KKllg 6295.8mmmm
Keliling penampang gelagar tengah Kll := 6295.8 mm 2
Luaspermukaan
Luas permukaantotal
total gelagar
gelagar surfg :=
AAsurfg := K
KllgLLb ++ 22A
Ag == 257108480
257108480 mm
mm2
llg b g 2
Luas permukaan total gelagar Asurfg := Kll Lb + 2 Ag = 257.11 m
3
Volume gelagar Vg := Ag Lb = 30429700000 3  mm
Volume gelagar Vg := Ag Lb = 30.43 m

Vg
Rasio volume terhadap luas permukaan rVS := = 118.35 mm
Asurfg
Faktor pengaruh rasio volume terhadap luas permukaan komponen yang ditinjau ( ks  1):

me terhadap  V 
k s := 1.45  mm  0.0051  
g 
yang ditinjau
A 
 surfg 
ks = 1
ks = 1
Hr := 85%
Kelembaban relatif Hr := 85%

Umur gelagar saat transfer ti := 7 hari

Umur gelagar saat pengecoran pelat td := 120 hari

Umur gelagar saat final (saat usia tf := 25550 hari


akhir rencana jembatan)
Faktor kelembaban untuk susut khs := 2  0.014 Hr = 1.99

35 MPa
Faktor pengaruh kuat tekan beton kf := = 0.74
7 MPa + f`cig
Perpanjangan waktu antara transfer tdi := td  ti = 113
dan pengecoran pelat
Sehingga faktor perpanjangan waktu antara pengecoran pelat dan transfer adalah:
 tdi 
Sehingga faktor perpanjangan waktu ktddi :=   = 0.75
antara pengecoran pelat dan     f`cig  
    + tdi
transfer 
t  61  0.58
 = 0.75
k :=
tddi 
di   MPa  
 f`cig  
 61  0.58   +t 
  MPa  di 
   

100
3
Regangan susut gelagar antara waktu ε bid := ks khs  kf ktddi 0.48 10
transfer dan pengecoran pelat
ε bid = 0.000533

Faktor kelembaban untuk rangkak khc := 1.56  0.008 Hr = 1.55

Perpanjangan waktu antara transfer tfi := tf  ti = 25543 hari


dan final

Sehingga faktor perpanjangan waktu antara final dan transfer adalah:


 tfi 
ktdfi :=  =1
  f`cig    tfi 
Sehingga faktor perpanjangan waktu
   k  :=
+ =1
 tdfi 
 MPa  fi61   0.58  f`cig  + t 
61 0.58 t
antara final dan transfer 
 
  MPa  fi
 0.118
Koefisien rangkak gelagar saat waktu ψtfti := 1.9 ks khc  kf ktdfi ti = 1.74
final karena pembebanan saat transfer

Koefisien penampang transformasi yang memperhitungkan interaksi pengaruh b waktu antara


1
id := ditinjau untukperiode waktu2antara transfer = 0.75
beton dan baja terlekat dalam penampangKyang
dan pengecoran pelat: Eps Aps  Ag emid 
1+ 
Ecig Ag 
 1+   1 + 0.7 ψtfti ( )
Kid :=
1 Ig
= 0.75

Eps Aps  Ag  emid 
2
1+   1+
Ecig Ag 
(
  1 + 0.7  tfti )
 Ig

Dengan demikian, kehilangan prategang Δ fpSR := ε bid Eps Kid = 78.19 MPa
akibat susut pada gelagar
4.3.3.2 Kehilangan prategang akibat rangkak pada gelagar
4.3.3.2 Kehilangan prategang akibat rangkak pada gelagar
Kehilangan prategang akibat rangkak pada rentang waktu antara transfer dan pengecoran
pelat ditentukan berdasarkan persamaan berikut:
Ep
f pCR f  K
Eci cgp tdti id
k
Nilai fcgp ditentukan berdasarkan gaya prategang setelah transfer dan pengaruh momen
akibat berat sendiri gelagar dengan properti penampang gelagar yang digunakan adalah
properti penampang gelagar nonkomposit saat transfer yang ditransformasi.
Kehilangan tendon akibat relaksasi Δ fpR1 := 8 MPa
tendon rentang waktu transfer hingga
pengecoran pelat
Tegangan saat
Tegangan
strand
saat setelah
setelah transfer
transferpada
pada strand: (
fpi2 := fpbt  Δ fpES + Δ fpF + Δ fpR1 = 1292.93 MPa )
Gaya prategang
Tegangan saat setelah
fpi2
saat setelah transfer (
:= fpbttransfer
pada
Δ fpES + ΔPfi.pF:=+fpi2 )
 Aps = 9316.66
Δ fpR1 1292.93 kN
MPa
strand
Gaya prategang saat := fpi2transfer
Pi.setelah Aps = 9316.658 Pi. kN
:= fpi2 Aps = 9316.66 kN

101
Tegangan di beton pada level tendon saat setelah transfer:

-P P  e M e
i i ti MS_G ti
f := - + = 19.23MPa
cgpi A I I
gti ti ti

Koefisien rangkak gelagar saat waktu transfer dan penempatan pelat karena pembebanan
saat transfer:
 0.118
ψtdti := 1.9 ks khc  kf ktddi ti = 1.31

Dengan demikian, kehilangan prategang akibat rangkak pada gelagar:


Eps
Δ fpCR := f  ψ  K = 124.32 MPa
Ecig cgpi tdti id

h akibat relaksasi tendon


4.3.3.3 Kehilangan prategang

Berdasarkan AASHTO LRFD 2017 Pasal 5.9.3.4.2c mengizinkan penggunaan nilai ΔfpR1
sebesar 8 MPa untuk low relaxation strand.

Δ fpR1 = 8 MPa

4.3.4
4.3.4 Kehilangan
Kehilangan saatsaat pengecoran
pengecoran pelat hingga
dek hingga final final
4.3.4.1 Kehilangan prategang akibat susut pada gelagar
Perpanjangan waktu antara pengecoran tfd := tf  td = 25430
pelat hingga final

Sehingga faktor perpanjangan waktu antara final dan pengecoran pelat adalah:
 tfd 
Sehingga faktor perpanjangan waktu  k tfd
tdfd :=  = 1.00
antara final dan pengecoran :=
pelat
ktdfd   = 1.00
 f`cig  
adalah:     MPa  + tfd
 f`cig61  0.58
 61  0.58    + t fd
 MPa   
3
Regangan susut gelagar antara waktu ε bif := ks khs  kf ktdfd 0.48 10 = 0.00071
final dan transfer adalah

Regangan susut gelagar antara waktu ε bdf := ε bif  ε bid = 0.000177


final dan pengecoran pelat

Eksentrisitas tendon pada penampang ecg := ybcg  ymid = 1329.6 mm


komposit
Koefisien penampang transformasi yang memperhitungkan interaksi pengaruh waktu antara
beton danpenampang
Koefisien baja terlekat dalam yang
transformasi penampang yang ditinjau untuk periode 1 waktu antara
Kdf := = 0.76
memperhitungkan
pengecoran interaksi
pelat dan final:pengaruh
Eps Aps   2
Acg ecg 
( )
waktu antara beton dan baja terlekat 1 +   +   1 + 0.7 ψtfti
Ecig Acg 
dalam penampang := ditinjau untuk
Kdfyang 1 1 = 0.76
periode waktu antara pengecoran pelat  2
Acg  ecg  
Icg 
Eps A ps 
dan final 1+ 
Ecig Acg 
 1+
Icg 
(
 1 + 0.7   tfti )
 

102
Dengan demikian, kehilangan Δ fpSD := ε bdf Eps Kdf = 26.49 MPa
prategang akibat susut pada
gelagar adalah:

4.3.4.2
4.3.4.2 Kehilangan prategangAkibat
Kehilangan Prategang akibat Rangkak
rangkak pada
padaGelagar
gelagar
Koefisien rangkak gelagar waktu  0.118
antara pengecoran pelat dan final ψtftd := 1.9 ks khc  kf ktdfd td = 1.25

Perubahan tegangan pada beton antara transfer dan pengecoran pelat karena kehilangan
prategang,
i pengecoran pelat, dan beban mati tambahan.
Momen akibat berat pelat lantai, RC plate dan diafragma yang bekerja pada gelagar
nonkomposit transformasi final:

MS := MMS_S + MMS_RCP + MMS_D = 3454.73 kN m

f MA := MMA_A + MMA_B = 1099.04 kN m


Momen akibat berat aspal dan barrier

c
A.ps 
2
A.g  e.mid   M.S e.tf M.A  e.ct 
(
Δ f.cd :=  Δ f.pSR + Δ f.pCR + Δ f.pR1  )  1 +
A.g    +  = 13.14  MPa
I.g   I.tf I.ct 

Dengan demikian, kehilangan prategang akibat rangkak pada gelagar adalah:


Eps Eps
Δ fpCD :=
Ecig
( )
 fcgpi ψtfti  ψtdti  Kdf +
Ecg
 Δ fcd ψtftd Kdf = 31.63 MPa

4.3.4.3 Kehilangan prategang akibat relaksasi tendon v


Berdasarkan AASHTO LRFD 2017 Pasal 5.9.3.4.2c mengizinkan penggunaan nilai ΔfpR1
sebesar 8 MPa untuk low relaxation strand.

Δ fpR2 := Δ fpR1 = 8 MPa

4.4 Tambahan 4.3.4.4 Tambahan


Prategang prategang Dek
Akibat Penyusutan akibat penyusutan pelat
Lebar sayap efektif bef := 2100 mm
2
Luas penampang Ad := ts bef = 525000 mm
pelat
Panjang perimeter penampang pelat Klld := 2 bef + 2 ts = 4700 mm
2
Luas permukaan total pelat Asurfd := Klld Lb + 2 Ad = 191.87 m
3
Volume pelat := Asurfd L
Vd := = 7789.92 m3
Lb =
V d Asurfd b 7789.92 m
Vd
V
Rasio volume terhadap luas permukaan r := d = 40.6 m
Rasio volume terhadap luas permukaan rVSd := A
VSd = 40.6 m
surfd
Asurfd
 Vd 
Faktor pengaruh rasio volume terhadap ksdpermukaan
luas  0.0051 yang ditinjau
:= 1.45 mmkomponen  ( ks  1):
g
 Asurfd 
 Vd 
ksd := 1.45  mm  0.0051   
 Asurfd 
k := 1
sd

103
Faktor kelembaban untuk susut khsd := 2  0.014 Hr = 1.99

35 MPa
Faktor pengaruh kuat tekan beton kfd := = 0.95
7 MPa + f'cid

Perpanjangan waktu antara tdd := tf  td = 25430


pengecoran pelat dan final

Sehingga  pelat dd
t 
Sehingga faktor perpanjanganwaktu
faktor perpanjangan waktu antarak pengecoran
tddf := dan final yaitu:
=1
antara pengecoran pelat dan final   f'cid  
  61  0.58  MPa  + tdd
    
 t
dd 
:=  =1
tddf 
k
 61  0.58   f`cid  + t 
  
 MPa  dd 
   
3
Regangan susut pelat antara ε ddf := ksd khsd kfd ktddf 0.48 10 = 0.0009
pengecoran pelat dan final
 0.118
Koefisien rangkak pelat saat waktu ψtftdd := 1.9 ksd khc  kfd ktddf ti = 2.22
final karena pembebanan saat awal
pembebanan
Eksentrisitas pelat terhadap titik ts
berat penampang komposit ed := ytcg + = 768 mm
2
Rangkak pada pelat beton
ε ddf Ad Ecd  1 ecg ed 
Rangkak pada
 pelat
A E  1 ecg  e  Δ fcfd :=   
f
beton := ddf d cd    + 0.7 ψtftdd  Acg
d  = 2.058 1 MPa Icg 
cfd 1 + 0.7   A Icg 
tftdd  cg 
Tanda (-) pada rangkak gelagar f cfd menandakan bahwa adanya prategang tambahan.

Besar gaya prategang tambahan akibat susut di pelat yaitu:

( )
Eps
f :=  f  K 1 + 0.7   = 23.63MPa
pSS E cfd df tftdd
cg

4.3.4.5 Perhitungan gaya prategang efektif akhir


a) Total kehilangan prategang

Kehilangan seketika Δ fpA + Δ fpF + Δ fpES = 137.35 MPa

Kehilangan tergantung waktu:


Δ fpLT := Δ fpSR + Δ fpCR + Δ fpR1 + Δ fpSD + Δ fpR2 + Δ fpCD  Δ fpSS = 189.73 MPa

Total kehilangan prategang Δ fpT := Δ fpA + Δ fpF + Δ fpES + Δ fpLT = 327.08 MPa

Resume kehilangan
Resume kehilangan prategang
prategangdiditengah
tengahbentang
bentanggelagar adalah
gelagar sebagai
adalah berikut:
sebagai berikut:

104
Kehilangan % Kehilangan % UTS
Kondisi
Prategang (MPa) Prategang Prategang Efektif
Jangka pendek DpST 137.35 7.38% 67.62%
Jangka panjang DpLT 189.73 10.20% 57.42%

Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa kehilangan gaya prategang yaitu:

losses_final := 75%  57.42% = 17.58 %

b) Perhitungan
b) Perhitungangaya
gayaprategang
prategang final
final efektif
efektif

Maxfpe := 0.8 fpy = 1339.20 MPa

Tegangan prategang efektif aktual setelah kehilangan:

fpe := 0.75 fpu  Δ fpT = 1067.92 MPa


fpe := 0.75 fpu  Δ fpT = 1067.92 MPa

Periksa_Batas_Maksimum_Prategang_Efektif :=
Periksa_Batas_Maksimum_Prategang_Efektif := "Oke" pe  Maxf
"Oke" ifif ffpe pe =="Oke"
Maxfpe "Oke"
"Tidak
"Tidak Oke" otherwise
Oke" sebaliknya
otherwise

c) c)
Perhitungan gaya
Perhitungan prategang
gaya efektif
prategang efektif

Gaya prategang efektif Pef := Aps_tot fpe = 7695.25 kN

5.
5.Pemeriksaan tegangan
Pemeriksaan tegangan
5.1 Tegangan izin
Pemeriksaan tegangan dilakukan pada pengaruh beban maksimum dan pada posisi
eksentrisitas tendon maksimum.

Tegangan izin beton kondisi transfer


Tarik σti := 0.25 f`cig MPa = 1.58 MPa

Tekan σci := 0.6 f`cig = 24 MPa

Tegangan izin beton kondisi layan

Tarik σtserv := 0.5 f`cg MPa = 3.54 MPa

Tekan σcserv := 0.45 f`cg = 22.50 MPa

Tegangan izin beton kondisi layan di pelat


Tegangan izin beton kondisi layan di dek
Tarik σtserv_s := 0.5 f`cd MPa = 2.96 MPa
Tarik σtserv_dek := 0.5 f`cd MPa = 2.96 MPa

Tekan σcserv_s := 0.45 f`cd = 15.75 MPa


Tekan σcserv_dek := 0.45 f`cd = 15.75 MPa

f
5.2 Tegangan Penampang Pada Saat Transfer

105
5.2 Tegangan penampang pada saat transfer
Kondisi transfer adalah kondisi awal pemberian gaya prategang awal pada penampang. Pada
kondisi ini gaya prategang yang bekerja maksimum sedangkan beban yang bekerja minimum
(hanya berat sendiri gelagar).

Gaya prategang jacking Pjacking := 0.75 fpu Aps_tot = 10052.13 kN

Kehilangan prategang awal Δ pST := Δ fpA + Δ fpF + Δ fpES

Gaya prategang inisial ( )


Ptransfer := Pjacking  Δ pST  Aps_tot = 9062.44 kN

Tegangan
Tegangan pada
pada serat
serat atas
atas penampang:
penampang:

Ptransfer Ptransfer  emid MMS_G


ft_i := + + = 1.14 MPa
Ag St St

Periksa_Tegangan_Top_Saat_Transfer := "Oke" if ft_i  σti = "Oke"


Periksa_Tegangan_Top_Saat_Transfer := "Oke" if ft_i  c i = "Oke"
"Tidak Oke" otherwise
"Tidak Oke" sebaliknya
otherwise
Tegangan pada serat bawah penampang:
Ptransfer Ptransfer emid MMS_G
fb_i := + +
Ag Sb Sb

fb_i = 22.19 MPa


fb_i = 22.20 MPa

Periksa_Tegangan_Bot_Saat_Transfer :=
Periksa_Tegangan_Bot_Saat_Transfer := "Oke"
"Oke" ifif ffb_i  σc
ci i == "Oke"
"Oke"
b_i
"Tidak Oke" otherwise
"Tidak Oke" sebaliknya
otherwise

Diagram tegangan pada penampang saat transfer sebagai berikut:

Ptransfer/Ag Ptransferemid/S MS/S MA/S MLL/S Total


Kondisi Lokasi
MPa MPa MPa MPa MPa MPa
Sisi atas gelagar -12.09 21.21 -10.26 - - -1.14
Transfer
Sisi bawah gelagar -12.09 -19.58 9.47 - - -22.20

106
Gambar resume tegangan pada saat transfer

5.3 Tegangan penampang pada masa konstruksi

Pada masa konstruksi beban yang bekerja pada gelagar berupa beban pelaksanaan seperti
beban pengecoran pelat lantai, barrier, dan diafragma. Pada kondisi ini belum terjadi aksi
komposit antara gelagar dan pelat lantai jembatan, sehingga semua beban yang bekerja
dipikul oleh gelagar.

Tegangan pada serat atas penampang:

ft_kons :=
Ptransfer
+
(
Ptransfer  emid
+
) (  )
MMS_S + MMS_G + MMS_D + MMS_RCP 
 ( )
Ag St St

ft_kons = 10.32 MPa


Periksa_Tegangan_Top_Saat_Konstruksi := "Oke" if ft_kons  c i = "Oke"

"Tidak Oke" sebaliknya


otherwise
Tegangan pada serat bawah penampang:

fb_kons :=
Ptransfer
+
Ptransfer  emid (
+
) ( ) (
MMS_S + MMS_G + MMS_D + MMS_RCP ) ( )
Ag Sb Sb

fb_kons = 13.72 MPa

Periksa_Tegangan_Bot_Saat_Konstruksi := "Oke" if fb_kons  c i = "Oke"

"Tidak Oke" otherwise


sebaliknya
Diagram tegangan pada penampang saat konstruksi adalah sebagai berikut:
Ptransfer/Ag Ptransferemid/S MS/S MA/S MLL/S Total
Kondisi Lokasi
MPa MPa MPa MPa MPa MPa
Sisi atas gelagar -12.09 21.21 -19.44 - - -10.32
Konstruksi
Sisi bawah gelagar -12.09 -19.58 17.95 - - -13.72

107
Gambar resume tegangan pada saat konstruksi
5.4 Tegangan penampang kondisi layan
Pada kondisi layan semua beban rencana sudah bekerja, pada kondisi ini sudah terbentuk
aksi komposit antara gelagar dengan pelat lantai. Sehingga beban yang bekerja maksimum
sedangkan gaya prategang yang bekerja minimum (sudah terjadi kehilangan prategang
jangka panjang). Pemeriksaan tegangan dilakukan terhadap Kombinasi Layan I untuk
pengecekan tegangan tekan dan Kombinasi Layan III untuk pengecekan tegangan tarik.
Kehilangan prategang pada saat layan

Gaya prategang efektif Peff := Aps_tot fpe = 7695.25 kN


Gaya prategang efektif Peff := Aps_tot fpe = 7695.25 kN
Tegangan pada serat atas penampang
Tegangan pada serat atas penampang:
Tegangan pada serat atas penampang

Peff Peff emid


ft_serv_I_ps := +
Ag St

MMS_S  MMS_G  MMS_D  MMS_RCP (MMA_B  MMA_A)  MLL


ft_serv_I_load := +
St Stcg

ft_serv_I_top := ft_serv_I_ps + ft_serv_I_load = 16.35 MPa

Periksa_Tegangan_Top_Saat_Layan := "Oke" if f.t_serv_I_top  σc.serv = "Oke"

"Tidak Oke" otherwise


sebaliknya

Tegangan pada serat bawah penampang:


Peff Peff  emid
fb_serv_III_ps := +
Ag Sb
(MMS_S ) + (MMS_G ) + (MMS_D ) + (MMS_RCP) (MMA_B ) + (MMA_A ) + (0.8MLL)
fb_serv_III_load :=  + 
 Sb Sbcg

fb_serv_III_bot := fb_serv_III_ps + fb_serv_III_load = 0.13 MPa

108
Periksa_Tegangan_Bot_Saat_Layan := "Oke" if fb_serv_III_bot  t serv = "Oke"

"Tidak Oke" otherwise


sebaliknya
Pada saat layan, pada pelat lantai bekerja beban akibat barrier, aspal dan beban hidup
kendaraan yang dipikul oleh penampang komposit hasil transformasi. Kemudian tegangan ini
diubah menjadi tegangan pada penampang komposit yang tidak ditransformasi dengan
membagi tegangan yang terjadi pada penampang transformasi dengan nilai transformasi n.
Dengan demikian, perhitungan tegangan pada pelat lantai adalah sebagai berikut:

f.t_s :=
(M.MA_B  M.MA_A)  M.LL = 5.40  MPa
S.tcd n
Periksa_Tegangan_Top_Saat_Layan_I := "Oke" if f.t_s  σc.serv_s = "Oke"

"Tidak Oke" otherwise


sebaliknya

f.b_s :=
(M.MA_B  M.MA_A)  M.LL = 3.89  MPa
S.bcd n
Periksa_Tegangan_Bot_Saat_Layan_I := "Oke" if f.b_s  σc.serv_s = "Oke"

"Tidak Oke" sebaliknya


otherwise

Diagram tegangan pada penampang saat layan sebagai berikut:

Peff/Ag Peffemid/St MS/St MA/S MLL/S Total


Kondisi Lokasi
MPa MPa MPa MPa MPa MPa
Sisi atas gelagar -10.27 18.01 -19.44 -0.86 -3.79 -16.35
Sisi bawah gelagar -10.27 -16.62 17.95 1.95 6.87 -0.13
Layan
Sisi atas pelat -1.00 -4.40 -5.40
Sisi bawah pelat -0.72 -3.17 -3.89

Gambar resume tegangan pada penampang komposit akibat layan

5.5 Tegangan Penampang Kondisi Layan di Sambungan

Pada perencanaan jembatan beton pratekan segmental, salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi adalah bahwa tidak boleh terjadi tegangan tarik di sekitar sambungan antar gelagar.
Pada kasus ini, sambungan antar gelagar yang diperiksa terletak di titik 5,30 m, 11,30 m,

109
17,30 m, 23,30 m, 29,30 m dan 35,30 m dari ujung gelagar kiri. Nilai momen akibat beban
yang bekerja pada gelagar pada titik-titik yang ditinjau adalah sebagai berikut:

Lokasi dan Momen di sambungan (kN.m)


No Beban
5.3 m 11.3 m 17.3 m 23.3 m 29.3 m 35.3 m
1 Gelagar 1682.23 2978 3625.3 3625.3 2977.5 1682.23
2 Pelat lantai 1178.35 2086 2539.4 2539.4 2085.64 1178.35
3 RC Plate 226.22 400.4 487.52 487.52 400.41 226.22
4 Diafragma 134.29 237.7 289.4 289.4 237.67 134.29
5 Aspal 216 382.4 465.55 465.55 382.37 216.00
6 Barrier 282.8 500.6 609.45 609.45 500.55 282.80
7 BTR 1536.8 2720 3311.9 3311.9 2720.1 1536.80
8 BGT*FBD 381.752 813.9 1246.1 1246.1 813.932 381.75

Gaya prategang efektif yang digunakan ditentukan berdasarkan perhitungan yang dilakukan
pada sub 4.3.2 dengan kehilangan prategang ditentukan berdasarkan posisi sambungan.
Perhitungan kehilangan prategang pada titik-titik sambungan yang ditinjau adalah sebagai
berikut:

Lokasi ΔfpA ΔfpF ΔfpES ΔfpLT Total fef Pef


(m) MPa MPa MPa MPa MPa MPa kN
5.3 99.96 10.07 55.18 189.73 354.94 1040.06 7494.53
11.3 77.29 21.47 55.18 189.73 343.67 1051.33 7575.74
17.3 54.62 32.87 55.18 189.73 332.40 1062.60 7656.95
23.3 31.95 44.27 55.18 189.73 321.13 1073.87 7738.16
29.3 9.28 55.67 55.18 189.73 309.86 1085.14 7819.36
35.3 0.00 67.07 55.18 189.73 311.98 1083.02 7804.06

Pemeriksaan tegangan dilakukan terhadap Kombinasi Layan I untuk pengecekan tegangan


tekan dan Kombinasi Layan III untuk pengecekan tegangan Tarik pada lokasi sambungan.
Detail pemeriksaan tegangan di daerah sambungan adalah sebagai berikut:
Lokasi Eksentrisitas Momen (kN.m) Tegangan (MPa)
Lokasi Cek
(m) (mm) MMS MMA MLL Pef/Ag Pefe/S MMS/S MMA/Scg MLL /Scg Total
3221 498.8 1918.55 Top -10.00 10.63 -8.56 -0.39 -1.50 -9.82 Oke
5.30 533.68
3221 498.8 1534.84 Bottom -10.00 -9.81 7.90 0.88 2.72 -8.31 Oke
5701 882.92 3534.03 Top -10.11 15.29 -15.15 -0.69 -2.76 -13.42 Oke
11.30 759.63
5701 882.92 2827.23 Bottom -10.11 -14.12 13.99 1.56 5.00 -3.67 Oke
6942 1075 4557.98 Top -10.22 17.65 -18.45 -0.84 -3.56 -15.42 Oke
17.30 867.22
6942 1075 3646.39 Bottom -10.22 -16.29 17.03 1.90 6.45 -1.12 Oke
6942 1075 4557.98 Top -10.32 17.84 -18.45 -0.84 -3.56 -15.34 Oke
23.30 867.22
6942 1075 3646.39 Bottom -10.32 -16.46 17.03 1.90 6.45 -1.40 Oke
5701 882.92 3534.03 Top -10.43 15.79 -15.15 -0.69 -2.76 -13.25 Oke
29.30 759.63
5701 882.92 2827.23 Bottom -10.43 -14.57 13.99 1.56 5.00 -4.45 Oke
3221 498.8 1918.55 Top -10.41 11.07 -8.56 -0.39 -1.50 -9.79 Oke
35.30 533.68
3221 498.8 1534.84 Bottom -10.41 -10.22 7.90 0.88 2.72 -9.13 Oke

Dari tabel di atas terlihat bahwa tegangan di sisi bawah gelagar (bottom) memiliki tanda
negatif sehingga tidak ada gaya tarik yang bekerja di sambungan. Dengan demikian,
persyaratan batas tegangan di sambungan terpenuhi.

110
6. Kapasitas lentur penampang
Tahanan lentur dihitung pada kondisi momen maksimum, momen maksimum terjadi pada
tengah bentang. Data-data yang diperlukan untuk menghitung kapasitas lentur penampang
adalah sebagai berikut:
Tebal pelat ts = 250 mm
Tinggi efektif penampang dp := hcg  ymid = 2222.60 mm

b := sg = 2100 mm
Lebar sayap tekan
Kuat tekan beton gelagar f`cg = 50 MPa
2
Luas strand
Luas strand Aps_tot == 7205.83
A 7205.83mm
mm2
ps_tot
Tegangan putus tendon fpu = 1860 MPa

Koefisien friksi wobble  fpy


fpy
Koefisien friksi wobble kk:=:=2 2  1.04
1.04 ==0.28
0.28
 f pu

f
pu

Faktor blok tegangan beton β 1 := 0.85


α 1 := 0.85
6.1. Kapasitas lentur

Dalam perhitungan kekuatan lentur nominal penampang, hal yang dilakukan adalah
memastikan apakah penampang berperilaku sebagai penampang persegi atau sebagai
gelagar T. Untuk penampang segi empat, letak sumbu netral penampang adalah:

Aps fpu + As fs  As' fs'


c=
fpu
0.85 fc_aksen β 1 b + k Aps
dp
Karena pada kasus ini tidak menggunakan baja tulangan untuk tulangan tarik dan tekan, maka
Karena pada kasus ini tidakdimenggunakan
persamaan atas tereduksibaja tulangan untuk tulangan tarik dan tekan, maka
menjadi:
persamaan di atas tereduksi menjadi:

Aps fpu
c=
fpu
0.85 fc_aksen β 1 b + k Aps
dp

Dengan demikian, letak sumbu netral adalah:

Aps_tot  fpu A f
c := c := = ps_tot
172.83pu mm = 172.83 mm
fpu fpu
α 1  f`c  β 1  b + k  Aps_tot
α 1d
f`c  β 1  b + k  Aps_tot 
p dp
Tinggi blok tekan ekivalen adalah:
Tinggi := β 1  c =
blok tekana ekivalen 146.90 mm
adalah: a := β 1  c = 146.90 mm

111
Karena tinggi blok tegangan tekan (a) lebih kecil dari tebal pelat sayap t s = 250 mm, maka
blok tegangan tekan terletak di sayap sehingga gelagar berperilaku sebagai penampang
persegi. Perhitungan kapasitas lentur penampang adalah sebagai berikut:

 c 
Tegangan rata-rata tendon prategang fps := fpu   1  k   = 1819.50  MPa
 dp 
 
Kapasitas lentur nominal pada tengah penampang yaitu:
 a
Mn := Aps  fps   dp   = 28177.60  MPa
 2

Faktor reduksi lentur ϕ f := 0.9

Momen tahanan nominal penampang Mr := ϕ f Mn = 25359.84 kN m


Kapasitas lentur penampang diperiksa terhadap momen ultimit akibat kombinasi pembebanan
kuat I yang dihitung sebagai berikut:

( ) ( ) (
Mu := 1.2 MMS_G + MMS_D + 1.3 MMS_S + MMS_RCP + 2  MMA_B + MMA_A + 1.8 MLL )
Mu = 20025.61 kN m

Cek_Kapasitas_Lentur_Penampang := "Oke" if Mr  Mu = "Oke"

"Tidak Oke" sebaliknya


otherwise

Karena nilai Mr lebih besar dari Mu, maka penampang mampu memikul beban yang bekerja.
6.2. Pemeriksaan tulangan minimum
Jumlah tendon yang digunakan harus memenuhi persyaratan tendon, nilai Mr harus lebih
besar dari nilai terkecil 2 ketentuan berikut:

1.2 Mcr atau 1.33Mu

1.33Mu = 26634.07  kN m

Momen tidak terfaktor akibat beban mati komponen struktur:

Mdnc := MMS_S + MMS_G + MMS_D + MMS_RCP = 7315.50 kN m

Modulus retak beton fr := 0.63 f`cg MPa = 4.45 MPa

Variabel faktor retak lentur γ 1 := 1.6

Variabel faktor prategang γ 2 := 1.1

Rasio kuat leleh dan kuat ultimit γ 3 := 1.0


baja nonprategang
Tegangan tekan beton akibat gaya prategang efektif:

112
Pe Pe emid
fcpe := + = 24.65 MPa
Ag Sb

Mr = 25359.84 kN m
Mr = 25359.84  kN m
SSbcg 
Mcr := γ 3 γ 1 fr + γ 2 fcpe  Sbcg  Mdnc bcg S.bcg 
M
Mcr (( (
.cr:=:=γγ3.3
 γ 1γ.1
fr +f.rγ + )) )
2 γfcpe  Sbcg
.2 f.cpe  S.bcg M
Mdnc  .dnc
 Sb S.b
1 = 16522.55
Sb   1 = 16522.55
 kN m
1 = 16522.55
 kN m  kN m
   
1.2 Mcr = 19827.055 kN m

Persyaratan_Tulangan_Minimum:=:=min
Persyaratan_Tulangan_Minimum min 1.33M ((
1.33Muu1.2
1.2 M ))
 Mcrcr ==19827.06
19827.06 kN
 kN m
m

uCek_Persyaratan_Tulangan_Minimum := "Oke" if Persyaratan_Tulangan_Minimum < Mr = "Oke"

"Tidak Oke" sebaliknya


otherwise

7. Kapasitas geser penampang

7.1 Data-data penampang geser

Kapasitas geser penampang dianalisis pada lokasi geser maksimum. Geser maksimum
terjadi pada daerah dekat tumpuan.

c C

bv
sumbu
de dv
h netral
Aps

As T

Gambar keterangan variabel perhitungan kapasitas geser


Tinggi penampang h := hg + ts = 2350 mm

Selimut beton dc := 50 mm


Aps fps dp
Tinggi efektif penampang de := = 2222.60 mm
Aps fps

Diameter tulangan geser Ds := 13mm

Kuat leleh tulangan fy = 420 MPa

Tinggi efektif geser dv := hcg  a  ymid = 2.076 m


Lebar penampang
penampang geser
geser := 200 mm
bv :=
Lebar b v 200 mm
Faktor reduksi
Faktor reduksi ϕ := 0.75
ϕ v :=
kekuatan geser v 0.75
kekuatan geser

7.2 Gaya Dalam 113


7.2 Perhitungan Ketahanan Geser dari Prategang

Titik berat tendon di yend = 731.51 mm


tumpuan

ymid = 127.40 mm
Titik berat tendon di
tengah bentang
Lb
Panjang setengah bentang Lmid := = 20.3 m
2

Panjang tendon di setengah rtendon := (yend  ymid)2 + Lmid2


bentang (asumsi linear)
rtendon = 20.31 m

Gaya prategang efektif Pef = 7695.25 kN

Kontribusi gaya prategang Vp := Pef


(yend  ymid)
terhadap ketahanan geser rtendon

Vp = 228.90 kN

7.3 Gaya Dalam

Gaya geser ultimit di muka Vucr := 1674.41 kN


geser kritis

Momen ultimit di muka Mucr := 3658.74 kN m


geser kritis

Momen
Momen kombinasi I di muka
ultimit di muka geser geser kritisboleh
kritis tidak tidak boleh kurang dari:
kurang dari:
M.ucr > V.ucr  V.p  d.v Mucr > Vucr  Vp  dv

3658.74  kN m > 3000.44 kN m

Gaya aksial nominal Nu := 0kN

7.4 Perhitungan Ketahanan Geser Beton

Regangan longitudinal di baja tulangan:


M.ucr Mucr
+ 0.5 N.u + V.ucr  V.p  A.ps+ 0.5
 0.7 N
 fu + Vucr  Vp  Aps 0.7 fpu
.pu
d.v dv
.s. :=
εRegangan longitudinal ε s. :=
di baja tulangan E.ps A.ps Eps Aps

ε s. = 0.004

ε s := 0 if ε s.  0 =0

ε s. otherwise
sebaliknya

4.8
Faktor β (diasumsikan β := 114= 4.8
meggunakan tulangan 1 + 750ε s
minimum)
Sudut tegangan utama θ := 29 + 3500 ε s = 29
4.8
Faktor β (diasumsikan β := = 4.8
meggunakan tulangan 1 + 750ε s
minimum)
Sudut tegangan utama θ := 29 + 3500 ε s = 29

Kuat geser beton Vc := 0.083 β  f`cg MPa bv dv


Kuat geser beton Vc := 0.083 β  f`cg MPa bv dv

Vc = 1169.497 kN
Vc = 1169.497 kN

Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser :=
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser := ( ( ) )
"Ya" if Vucr > 0.5 ϕ v Vc + Vp
"Ya" if Vucr > 0.5 Vc + Vp
sebaliknya
"Tidak" otherwise
sebaliknya
"Tidak" otherwise
Cek_apakah_diperlukan_tulangan_geser =V"Ya"
ucr
Gaya geser yang ditahan Vs_req :=  Vc  Vp
baja tulangan ϕv

Vs_req = 834.15 kN

Digunakan tulangan geser Dv := 13 mm

Jumlah kaki nv := 2
1 2 2
Luas tulangan Av :=  π Dv  nv = 265.465 mm
4
Coba jarak antar Sv := 200 mm
tulangan geser
Av fy dv cot ( θ)
Vs := AvA fvyv  dv d (vcot
 fyv  ( cot
( θ()θ) ) )
Kekuatan geser tulangan
Kekuatan geser
Kekuatan tulangan
geser tulangan VsV:=
s := S
SvvSv

= 1304.36
VsV=s 1304.36
1304.36  kN
kN
kN

Kekuatan geser nominal V := Vc + Vs + Vp = 2702.76 kN


s n1
Vn2 := 0.25 f`cg bv dv + Vp = 5418.15 kN

Kuat geser nominal yang


digunakan (
Vn := min Vn1 Vn2 = 2702.76 kN)
Cek_kapasitas_geser :=
Cek_kapasitas_geser := "Oke" ϕ vv V
"Oke" ifif ϕ  V
n > Vucr
Vn = "Oke"
ucr = "Oke"
sebaliknya
"Tidak oke" otherwise
"Tidak oke" otherwise
Kapasitas geser nominal masih sanggup menahan gaya geser yang terjadi pada gelagar.
Jadi, Tulangan geser yang digunakan yaitu D13 -200 mm. g
Selanjutnya, periksa spasi tulangan geser yang digunakan terhadap spasi maksimum yang
diizinkan.

115
VVucr  ϕ V
.ucr  vϕ .vp V.p
Tegangan geser di beton vu :=:= = 4.83  MPa
= 4.83  MPa
.u ϕϕv bvb dv d
.v .v .v
0.125 f`cg = 6.25 MPa

Cek_tegangan_geser :=
Cek_tegangan_geser := "Ya"
"Ya" ifif vvu < 0.125 f`
u < 0.125 f`cg
cg
=
= "Ya"
"Ya"
"Tidak
"Tidak "" otherwise
sebaliknya
otherwise

Karena, vu < 0.125  f'cg maka syarat spasi maksimum: smax := 0.8 dv  600 mm
f
0.8 dv = 1660.56 mm

Cek_spasi_maksimum := 0.8 dv if 0.8 dv  600 mm = "600 mm "

sebaliknya
"600 mm " otherwise
Dapat disimpulkan, bahwa tulangan geser yang digunakan D13 -200 mm memenuhi spasi
Dapat disimpulkan,
maksimum bahwa tulangan geser yang digunakan
yang diizinkan. D13 -200 mm
memenuhi spasi maksimum yang diizinkan.

116
2.1.4.3 Contoh perencanaan jembatan gelagar beton pratekan tipe Tee segmental
60,8 m

Rencanakanlah struktur atas jembatan beton pratekan bentang sederhana dengan panjang
bentang 60.8 m. Jembatan ini terdiri dari dua lajur jalan raya dengan tebal perkerasan aspal
5 cm serta memiliki pembatas pada kedua sisi dengan berat 7.56 kN/m.
1. Data-data
1. Data-data perencanaan
perencanaan

1.1 Gelagar
1.1 Gelagar beton
beton

KuatKuat tekan
tekan beton
beton umurumur 28 hari
28 hari :=cg60:= MPa
f`cg f` 60 MPa

KuatKuat tekan
tekan beton
beton awalawal
saatsaat transfer
transfer := f`0.8
f`cigf`:=cig0.8 cg f`=cg
48= MPa
48 MPa

Modulus
Modulus elastisitas
elastisitas gelagar
gelagar saat saat
transfer := 4700
transfer EcigE:=cig4700  f`
 f`cig cig MPa
 MPa = 32562.56
= 32562.56  MPa MPa

Modulus
Modulus elastisitas
elastisitas gelagar
gelagar saat saat
umurumur Ecg E := 4700
:=cg4700  f`MPa
 f`cg cg MPa = 36406.04
= 36406.04  MPa MPa
28 hari
28 hari
Berat jenis beton kN
Berat
Berat jenisjenis
betonbeton γ c :=kN25kN
:= 25
γ c :=γ c25 3
3 m3
m m
1.2 Dek beton
1.2 Pelat beton
Kuat tekan beton dek umur 28 hari f` := 35 MPa
Kuat tekan beton pelat umur 28 hari f`cd := cd
35 MPa
Kuat tekan beton dek saat pertama f' := 30 MPa
Kuat tekan beton pelat saat pertama f'cid :=cid
30 MPa
kali dibebani
kali dibebani
Modulus elastisitas dek saat umur 28 hari
Modulus elastisitas pelat saat umur 28 hari Ecd :=Ecd := 4700 f`cd MPa = 27805.57 MPa
4700 f`cd MPa = 27805.57 MPa

Modulus
Modulus elastisitas
elastisitas pelat dek
saatsaat transfer
transfer Ecid
Ecid := := 4700
4700   MPa
f'cid f'cid MPa = 25742.96
= 25742.96  MPa MPa

1.3 Baja
1.3prategang
Baja prategang

Tipe strand yang


Tipestrand digunakan
yang digunakan SevenSeven
Wire Wire
Strand, Low Relaxation
Strand, Low Relaxation

Diameter strand
Diameter strand Dps :=
Dps  mm  mm
:= 15.24
15.24
2 2
Luas penampang strand
Luas penampangstrand Astrand := 140
Astrand := mm
140 mm

Tegangan putus putus


Tegangan baja prategang
baja prategang fpu :=fpu := 1860
1860 MPa MPa

Tegangan leleh baja


Tegangan lelehprategang
baja prategang fpy :=fpy  fpu
0.9:= 0.9= fpu = 1674
1674 MPa MPa

Modulus elastisitas
Modulus baja prategang
elastisitas baja prategang Eps :=Eps
197000  MPa MPa
:= 197000

Tegangan di bajadiprategang
Tegangan baja prategang fpbt :=fpbt := f0.75
0.75 pu = fpu = 1395
1395 MPa MPa
sebelum transfer
sebelum transfer

1.4
1.4Baja
Bajatulangan
tulangan
Tegangan
Teganganleleh
lelehbaja
bajatulangan
tulangannonprategang
nonprategang ffyy:= 420MPa
:= 420 MPa
Modulus
Moduluselastisitas
elastisitasbaja
bajatulangan
tulangannonprategang
nonprategang EEss:= 200000MPa
:= 200000 MPa

117
2. Penentuan dimensi awal gelagar dan penampang melintang jembatan
2.1 Perkiraan tinggi total sistem dek dan potongan melintang jembatan
Perkiraan tinggi total sistem dek mengacu kepada tabel pada Volume 2. Berdasarkan tabel
tersebut, tinggi awal sistem dek untuk jembatan gelagar Tee pratekan bentang sederhana
adalah 0,045L, dimana L adalah panjang bentang jembatan, dengan demikian:

Panjang jembatan Lb := 60.8 m


Tinggi minimal sistem dek hd := 0.045 Lb = 2736 mm

Penentuan tebal pelat, spasi antar gelagar dan jumlah gelagar yang digunakan mengacu
kepada Tabel 3.6.2.2.2b-1 pada Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 3 (2017).
Karena jembatan ini tergolong kepada tipe k (Lihat Tabel 3.6.2.2.1-1), sehingga:
 Penentuan spasi antar gelagar yang disyaratkan adalah tidak boleh kurang dari 1100 mm
dan tidak boleh lebih besar dari 4900 mm, sehingga pada kasus ini, spasi gelagar yang
digunakan adalah 2500 mm.
 Tebal pelat yang digunakan tidak boleh kurang dari 110 mm dan tidak boleh besar dari
300 mm, dan pada kasus ini, tebal pelat yang digunakan adalah 150 mm.

Panjang pelat kantilever pada sisi luar gelagar eksterior ditentukan berdasarkan Tabel
3.6.2.2.2d-1 yaitu 300  de  1700 sehingga digunakan 1200 mm.
Sehingga, dari persyaratan-persyaratan di atas, maka ditentukan dimensi awal gelagar dan
dimensi potongan melintang jembatan sebagai berikut:
Gelagar Tee pratekan yang digunakan Gelagar Tee pratekan 2200 mm
Spasi antar gelagar sg := 2500 mm

Tebal pelat ts := 150 mm

Jumlah gelagar yang digunakan ng := 4

Lebar jalan raya W r := 7000 mm

Dengan gambar detail potongan melintang gelagar dan dimensi gelagar diperlihatkan pada
gambar berikut ini:

Gambar potongan melintang jembatan

118

Anda mungkin juga menyukai