BAB II
LANDASAN TEORI
Selain sebagai salah satu cara untuk melakukan perencanaan yang baik,
penerapan estimasi juga memberikan berbagai manfaat yang berguna untuk berbagai
kegiatan yang dilakukan. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa estimasi menjadi salah
satu unsur penting yang perlu dilakukan dalam penyusunan kegiatan atau proyek.
Beberapa manfaat penyusunan estimasi adalah sebagai berikut:
Unsur yang membantu dan mendukung dalam menciptakan keputusan yang baik.
Membantu menyusun jadwal pekerjaan yang lebih jelas, teratur, dan terukur.
Membantu menentukan berapa lama proyek dapat dikerjakan dan berapa
perkiraan besaran biayanya.
Menentukan apakah proyek layak dikerjakan.
Membantu mengukur kemajuan proyek yang sedang dilakukan.
Membantu menentukan anggaran time phased dan menetapkan basis proyek.
penyusunan estimasi perlu dilakukan dengan baik dan efektif. Namun bisa saja estimasi
yang disusun kurang tepat sehingga dalam praktiknya tidak dapat memberikan hasil yang
maksimal. Dengan begitu, perlu diketahui beberapa panduan untuk membuat penyusunan
yang tepat dan efektif dalam estimasi adalah sebagai berikut:
Tanggung jawab
Menggunakan beberapa orang untuk menyusun estimasi
Kondisi normal
Unit waktu yang mencukupi
Independensi (bersikap netral dan tidak berpihak)
Menambahkan penilaian risiko pada estimasi untuk membantu menghindari
Biaya langsung merupakan semua biaya yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan proyek konstruksi di lapangan. Biaya langsung sendiri bisa dikelompokkan
dalam beberapa jenis, yaitu :
a. Biaya Material
Biaya untuk pembelian bahan dan material yang dihitung dengan analisis harga satuan.
Dengan memperhatikan harga satuan, biaya ongkir, system pembayaran, pajak dan lain
sebagainya
Biaya untuk membayar upah atas pekerja yang diperhitungkan terhadap satuan item mata
pembayaran tertentu dan biasanya sudah memiliki standar harga satuannya.
Biaya tidak langsung (Indirect Cost) merupakan biaya proyek yang tidak secara
langsung berhubungan dengan konstruksi di lapangan dalam hal ini tidak langsung
bersentuhan dengan produksi dilapangan. Meskipun begitu, biaya tidak langsung harus ada
dan tidak bisa dilepaskan dari proyek yang tengah berjalan. Biaya tidak langsung ini belum
secara eksplisit dihitung pada tiap proyek konstruksi tetapi perlu diperkirakan guna alokasi
biaya di luar pekerjaan konstruksi. Meliputi sebagai berikut.
Dalam sebuah proyek konstruksi tentunya ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan
guna menyusun atau merencanakan biaya. Proyek akan senantiasa dinilai keberhasilan dari
berbagai aspek selain ketiga aspek diatas (biaya, waktu, mutu) tentunya harus ada aspek
lainnya yang mendukung keberhasilan suatu proyek ;
Dalam hal ini harus diperhatikan dalam metode, teknologi, proses pekerjaan dan berbagai
aspek lainnya, walaupun proyek kebanyakan adalah sama namun pasti ada yang membuat
pembeda dengan yang lain. Kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek yang identik,
yang ada adalah proyek yang sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu terlibat
grup pekerja yang berbeda-beda.
Adapun kegunaan dari estimasi biaya proyek bagi masing-masing professional sebagai
berikut (Mardana, 2016) :
a. Kegunaan bagi pemilik adalah untuk mempelajari kelayakan proyek, kelanjutan
investasi, mendapatkan nilai ekonomis dari proyek dan kebutuhan untuk menetapkan arus
kas masuk maupun arus kas keluar.
b. Kegunaan bagi perencana adalah berpengaruh pada pelaksanaan desain atau penerapan
desain terhadap nvestasi proyek. Merupakan hal yang penting bagi perencana untuk
memilih material dan menetapkan besar kecilnya proyek yang berada di dalam batas
anggaran dari pengembang, dan menetapkan alternatif terbaik untuk kepuasan pemilik
(owner).
c. Kegunaan bagi kontraktor adalah menentukan besarnya nilai tender dan mendapatkan
keuntungan potensial untuk bisa merealisasikan proyek sesuai yang diharapkan.
d. Bagi manajer proyek mempunyai kepentingan didalam penentuan estimasi untuk
mencapai keberhasilan sesuai perencana anggaran untuk penyelesaian proyek.
Apa saja jenis estimasi biaya? Estimasi biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan siapa
pembuatnya dan tingkat ketelitiannya berikut ini.
2.6.1 Estimasi biaya yang dibuat oleh pemilik proyek
Estimasi biaya ini sifatnya masih kasar, maksudnya perhitungan biaya yang dibuat
masih berdasarkan pada volume pekerjaan secara global. Misalnya untuk membangun
sebuah rumah tinggal sederhana diperlukan biaya sebesar 2,5 juta per m2. Adapun luas
total rumah tersebut 50 m2, sehingga estimasi biayanya adalah 125 juta. Estimasi biaya
yang dibuat oleh pemilik proyek ini bertujuan untuk menentukan apakah rencana untuk
membangun proyek tersebut layak untuk dilaksanakan (sesuai anggaran) atau tidak.
Estimasi biaya ini sifatnya lebih rinci dan mendetail dibandingkan dengan estimasi
biaya yang dibuat oleh pemilik proyek. Dalam proses pembuatannya, estimasi ini mengacu
pada gambar rencana dan syarat-syarat yang tertuang dalam RKS (Rencana Kerja dan
Syarat-syarat) bangunan.
Estimasi biaya ini bersifat lebih teliti dan rinci lagi dibanding dua estimasi di atas
karena sebelum membuat estimasi biaya ini kontraktor telah memiliki kesempatan untuk
mempelajari bestek/RKS dan gambar bestek (gambar kerja) yang telah ditetapkan dan
didesain oleh konsultan perencana. Selain itu kontraktor juga dapat mempelajari medan
proyek yang bisa jadi bahan pertimbangan dalam memutuskan metode pelaksanaan apa
yang akan digunakan.
Dari ketiga macam estimasi biaya dan definisinya, kita dapat mengetahui manfaat estimasi
biaya sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan proyek pembangunan.
Cara menghitung volume galian dan timbunan pada setiap proyek memiliki metode yang
berbeda- beda. Metode perhitungan sangat tergantung dari kontrak terhadap owner.
Apabila owner menghendaki menggunakan sistem point cloud dan surface maka bisa
digunakan beberapa alat yang canggih seperti Laser Scanner. Apabila owner menghendaki
metode perhitungan yang konvensional bisa menggunakan alat ukur Total Station,
Theodolit, dan Waterpass. Khusus untuk proyek jalan dengan owner Bina Marga masih
menggunakan metode konvensional. Oleh karena itu kita akan membahas metode
pengukuran dan back up perhitungan volume galian dan timbunan tanah.
1. Sebelum mulai pekerjaan galian atau timbunan pada tanah eksisting perlu di clearing
terlebih dahulu.
2. Setelah diclearing, dilakukan pengukuran MC-0 (Mutual Check 0%). Pengukuran
dilakukan dengan cara cross tiap 25 m atau sesuai kesepakatan.
3. Dilakukan pekerjaan galian atau timbunan tanah sesuai dengan design
4. Ketika waktu opname pekerjaan, dilakukan pengukuran cross kembali di tempat yang
sama. Maka didapat hasil pengukuran yang akan dijadikan acuan untuk menghitung
volume galian dan timbunan tanah.
Hasil pengukuran cross ini berupa nilai x dan y di tiap titik pengambilan data. Dalam 1
Cross terdiri dari beberapa titik pengukuran tergantung dari design galian. Berikut contoh
hasil rencana galian tebing pada proyek jalan.
Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara out put dengan input, atau rasio antara
hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Dalam proyek konstruksi, rasio
produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi, dapat dipisahkan menjadi
biaya tenaga kerja, material, uang, metode dan alat. Sukses atau tidaknya suatu proyek
konstruksi tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya (Ervianto,2003).
Produktivitas ialah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu (KBBI, 2016) sehingga dapat
dikatakan bahwa produktivitas alat berat adalah kemampuan alat berat untuk menghasilkan
sesuatu persatuan waktu. Produktivitas alat berat bergantung pada tiga faktor, yaitu: waktu
siklus, efisiensi kerja dan material.
Menurut Yunus (2012) Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan berulang. Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah
menggali, memuat, memindahkan, membongkar muatan dan kembali ke kegiatan awal.
Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau oleh beberapa alat. Waktu
yang diperlukan dalam siklus kegiatan disebut waktu siklus atau cycle time (CT). Waktu
siklus terdiri dari beberapa unsur yaitu, waktu muat atau loading time (LT), waktu angkut
atau hauling time (HT), waktu kembali atau return time (RT), waktu pembongkaran atau
dumping time (DT), dan unsur yang terakhir yaitu waktu tunggu atau spotting time (ST).
Menurut Rostiyanti (2008) Loading time (LT) merupakan waktu yang dibutuhkan oleh
suatu alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas angkut alat
tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupun tergantung dari jenis tanah, ukuran unit
pengangkut (blade, bowl, bucket, dst), dan metode dalam pemuatan sesuai efisiensi alat.
Waktu angkut atau Hauling time (HT) merupakan waktu yang diperlukan suatu alat untuk
bergerak dari tempat pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu tergantung dari jarak
angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dll. Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan maka
waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali atau Return time (RT), waktu
kembali lebih singkat karena keadaan kembali dalam keadaan kosong muatan. Waktu
pembongkaran atau Dumping time (DT) tergantung dari jenis tanah, jenis alat, dan metode
yang dipakai. Waktu tunggu Spotting time (ST) adalah saat alat kembali ke tempat
pemuatan dan menunggu sampai alat diisi kembali.
Menurut Rostiyanti (2008) Besar nilai efisiensi kerja ini sulit ditentukan secara tepat
tetapi berdasarkan pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efisiensi kerja yang
mendekati kenyataan. Efektivitas alat tersebut bekerja tergantung dari beberapa hal yaitu :
1. Kemampuan operator pemakai alat.
2. Pemilihan dan pemeliharaan alat.
3. Perencanaan dan pengaturan letak alat.
4. Topografi dan volume pekerjaan.
5. Kondisi cuaca.
6. Metode pelaksanaan alat.
2.9.3 Material
Material merupakan barang yang telah dibeli atau dibuat, yang kemudian disimpan
untuk pekerjaan, dipakai, diproses lebih lanjut maupun dijual. Material adalah bahan dasar
untuk membuat dan membentuk sesuatu (Shadaly, 1983). Menurut Ensiklopedia Nasional
Indonesia (ENI, 1996) Pengertian material adalah sesuatu yang mencakup setiap zat yang
dipentingkan keberadaannya, penempaannya dalam ruang dan sifat – sifat mekaniknya.
Dalam sebuah proyek, material konstruksi terdiri dari 2 jenis sebagai berikut
(Ervianto,2007) :
1. Bahan Permanen adalah bahan yang dibutuhkan oleh kontraktor untuk membangun
gedung, jalan, jembatan yang bersifat tetap sebagai elemen. Jenis bahannya tercantum
dalam dokumen kontrak.
2. Bahan Sementara, dibutuhkan dalam proyek, namun tidak menjadi bagian dari
bangunan. Jenis bahan ini tidak dicantumkan dalam dokumen kontrak sehingga kontraktor
bebas menentukan bahan dan pemasoknya (vendor).
Upah pekerja merupakan suatu imbalan yang harus diberikan oleh kontraktor kepada
pekerja sebagai balas jasa terhadap hasil kerja mereka. Besaran upah menjadi salah satu
faktor pendorong bagi manusia untuk bekerja karena mendapat upah berarti mereka akan
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan pemberian besaran upah yang sesuai
dengan jasa yang mereka berikan akan menimbulkan rasa puas, sehingga para pekerja
akan berusaha untuk bekerja lebih baik lagi. Analisa harga satuan upah pekerjaan adalah
menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Tingkatan dan tugas tenaga kerja pada masing-masing pekerjaan dapat dijelaskan sebagai
berikut ini:
Pekerja, jenis tenaga kerja ini berada pada tingkatan tenaga kerja terendah
yang tugasnya membantu dalam persiapan bahan atau pekerjaan yang tidak
membutuhkan keterampilan khusus. Karena berada tingkatan yang paling
rendah, tenaga kerja yang satu ini mendapatkan upah yang rendah pula.
Kepala Tukang, yaitu tenaga kerja yang bertugas mengelola tukang lainnya
untuk suatu bidang pekerjaan, misalnya kepala tukang kayu, kepala tukang
batu, kepala tukang las.
Mandor, yaitu tenaga kerja yang mempunyai tingkatan paling tinggi dalam
suatu pekerjaan yang bertugas untuk memonitor jalannya pekerjaan dan
memantau kinerja tenaga kerja yang lain.
Sedangkan untuk upah pekerjaan, secara luas dapat dibedakan beberapa macam yaitu :
Upah borongan, yaitu upah yang harus dibayarkan kepada tenaga kerja yang
ditentukan berdasarkan kesepakatan antar pekerja dengan yang memberikan
pekerjaan pada saat belum dimulai pekerjaan.
Upah per potong atau upah satuan, yaitu besaran upah yang akan ditentukan
dengan banyaknya hasil produksi yang dicapai oleh pekerja dalam waktu
tertentu. Dengan model pembayaran upah seperti ini akan membuat para
pekerja berusaha segiat-segiatnya untuk mengejar penghasilan yang besar
sehingga perusahaan berproduksi lebih cepat dan lebih besar.
Merupakan sistem pengupahan pekerja yang dibayar berdasarkan waktu yang dihabiskan,
Hari orang standar (standar man day). Satuan upah dalam 1 hari kerja dan
disingkat h.o atau m.d., dimana 1 h.o. (m.d) = upah standar dalam 1 hari kerja.
Pekerja standar adalah pekerja terampil yang dapat mengerjakan satu jenis
pekerjaan saja misalnya pekerja gali, pekerja kayu, tukang batu, tukang kayu,
mandor, kepala tukang, dan lain-lain.
Jam orang standar (standar man hour). Pemberian upah tenaga kerja yang
dihitung berdasarkan jam kerja efektif dan diberikan kepada tenaga yang
bekerja sungguh-sungguh dan tidak boleh lengah seperti pekerja pabrik,
pekerja konstruksi, dan lain-lain.
Bulan orang standar (standar man month). Pemberian upah untuk bulanan
seperti pelaksana lapangan, manajer prroyek, dan lain-lain.
Upah menurut standar waktu. Dengan sistem ini upah dibayarkan berdasarkan
waktu yang telah distandarisasi guna menyelesaikan suatu pekerjaan.
Upah menurut kerja sama pekerja dan pengusaha. Sistem ini meliputi
pembagian keuntungan yang pembayarannya dilakukan kemudian sebagai
tambahan atau kombinasikan dengan sistem pembayaran upah yang telah
disebutkan di atas.
Faktor Pengaruah Tingkatan Upah. Diantara berbagai faktor penting yang mempengaruhi
tingkatan upah pekerja adalah sebagai berikut:
Jenis pekerjaan yang membutuhkan kompetensi atau keterampilan tinggi dan jumlah
tenaga kerjanya langka, maka besaran upah cenderung tinggi sedangkan untuk jenis
pekerjaan yang mempunyai penawaran melimpah akan cenderung turun.
d) Produktivitas
Upah pekerja merupakan imbalan atas prestasi pekerjaan. Semakin tinggi prestasi
pegawai seharusnya semakin besar pula upah yang akan diterima. Prestasi biaya ini
dinyatakan sebagai produktivitas.
e) Biaya Hidup
Setiap kota di Indonesia pastinya memiliki tingkatan UMR yang berbeda yang
dipengaruhi oleh kebutuhan biaya hidup masyarakatnya. Dimana biaya hidup tinggi,
maka upah juga cenderung tinggi. Sehingga besaran upah untuk masing-masing kota
tentunya memiliki perbedaan.
f) Pemerintah Daerah
Pemerintah dengan peraturan-peraturannya juga mempengaruhi tinggi rendahnya upah.
Peraturan tentang upah minimum merupakan batas bawah dari tingkat upah yang akan
dibayarkan.
karena itu bila dalam pelaksanaan suatu item pekerjaan tertentu memerlukan alat-alat
konstruksi, terutama jenis alat-alat berat, maka sub harga satuan alat harus dihitung
tersendiri seperti halnya sub harga bahan. Alat berat yang umum dipakai terutama
proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar antara lain dozer, excavator, front
shovel, clamshell, loader, truck, roller, dan lain-lain. Dengan bantuan alat berat
tersebut, penyelesaian pekerjaan bisa tercapai dengan lebih mudah dengan waktu
yang relatif lebih singkat.Dasar perhitungan sub harga satuan peralatan ini sama
dengan sub harga satuan upah, yaitu mempertimbangkan tingkat roduktivitas alat
tersebut. Bila alat yang digunakan adalah sewa, maka harga sewa alat tersebut dipakai
sebagai dasar perhitungan sub harga satuan peralatan. Namun bila alat yang
digunakan adalah milik sendiri, maka harus dipakai “konsep biaya alat” yang terdiri
dari :
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam keberhasilan suatu proyek. Ketepatan dalam pemilihan peralatan untuk pekerjaan
konstruksi akan memperlancar jalannya proyek.
di sekelilingnya yang harus dicermati. Terlebih untuk bisnis atau proyek yang cukup
besar maka perencanaan biaya tersebut tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Alokasi keuangan yang dibuat harus sangat terarah dan jelas dari berbagai sisi. Sebelum
memulai sebuah bisnis atau proyek maka setiap contoh rencana anggaran biaya bisa
digunakan sebagai dasar untuk melakukan penawaran. Dokumen perencanaan yang jelas
dan terarah bisa membuat klien lebih tertarik dengan penawarannya. Pengadaan bahan
dan kebutuhan operasional lainnya bisa lebih terkendali dengan mengacu pada
perencanaan anggaran. Baik untuk sebuah bisnis maupun proyek tertentu hal ini akan
sangat membantu bahkan membuka peluang keberhasilan.
Perencanaan ini bisa dibuat sejak awal pembangunan atau sebelum operasional
proyek atau pembisnis. Selanjutnya dokumen tersebut bisa dijadikan sebagai acuan
dalam operasional dan proses pembiayaannya. RAB bisa membantu Anda dalam
memperbaiki pembiayaan atau budgeting dalam waktu tertentu. Manfaatnya akan Anda
rasakan terutama di masa yang akan datang. Apa yang kurang maupun sebaliknya bisa
diperbaiki dengan melihat perencanaan sebelumnya. Kemudian Anda bisa menyesuaikan
dengan situasi yang terjadi pada saat operasional. Dengan mengacu pada contoh rencana
anggaran biaya yang Anda buat pengurangan maupun penambahan biaya bisa dilakukan
dengan lebih cermat.
b) Mengefektifkan Waktu
Waktu yang Anda miliki untuk menjalankan sebuah bisnis maupun proyek bisa
lebih efektif dan juga efisien. Anda bisa melakukan proses operasional dengan mengacu
pada susunan perencanaan biaya yang sudah dibuat. Setiap kebutuhan yang bisa lebih
terencana sehingga Anda bisa segera melakukan realisasi. Hal ini tentu sangat
mengefektifkan waktu yang Anda miliki sehingga waktu yang dimiliki tidak hanya habis
untuk melakukan banyak pertimbangan.
RAB juga dapat membantu Anda dalam melakukan evaluasi dari setiap aktivitas
yang dijalankan pada bisnis maupun proyek tersebut. Berdasarkan biaya yang sudah
direncanakan Anda bisa melihat aktivitas mana yang menguntungkan maupun
merugikan.
Besaran nominal yang dikeluarkan akan disesuaikan dengan kondisi riil di lapangan
sehingga bisa terlihat apakah aktivitas tersebut efektif ataupun tidak. Contohnya jika
menelan biaya yang terlalu banyak namun hasilnya tidak begitu nyata maka aktivitas
tersebut bisa dihilangkan.
Dengan mengacu pada contoh rencana anggaran biaya yang sudah Anda buat maka
pengambilan keputusan atau kebijakan bisa lebih sesuai. Kebijakan tersebut bisa lebih
relevan berdasarkan kapasitas pembiayaan yang sudah direncanakan.Setiap rencana
yang ditentukan memiliki peluang yang lebih besar mencapai titik keberhasilan sesuai
ekspektasi bersama. Bahkan jika memungkinkan biayanya bisa lebih ditekan dan
disesuaikan dengan sebijak mungkin.
RAB untuk keperluan proyek konstruksi tentunya digunakan dalam berbagai proyek
untuk mendirikan bangunan, baik hunian maupun bangunan komersil. RAB proyek
konstruksi terbagi menjadi:
a) RAB taksiran
Jenis RAB ini dibuat oleh pemilik proyek konstruksi untuk memberikan gambaran
biaya mengenai ide atau rencana konstruksi yang akan dijalankan.
b) RAB detail
Kontraktor biasanya menjadi penanggungjawab dalam pembuatan RAB ini.
Rancangan RAB yang dibuat akan mengikuti desain yang telah dibuat oleh konsultan
perencana proyek.
c) RAB pendahuluan
Setelah membuat desain awal, seorang konsultan perencana akan membuat RAB
pendahuluan secara cermat dan terperinci.
d) RAB sesungguhnya
RAB ini tercatat dalam kontrak dan menjadi anggaran terakhir sebelum proyek
konstruksi mulai berjalan.
Ada lima langkah membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) berikut ini.
Gambar kerja merupakan rujukan untuk menentukan daftar pekerjaan yang akan dihitung
dalam pembuatan RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan menentukan semua jenis
pekerjaan. Misalnya, spesifikasi dan ukuran bahan bangunan. Jika telah ada gambar kerja
maka Anda akan mudah menghitung volume pekerjaan.
Volume pekerjaan didapat dengan cara mendaftar harga satuan pekerjaan per meter
persegi atau per unit. Daftarlah setiap item pekerjaan yang akan dilakukan
Harga satuan kerja bisa juga disebut sebagai harga upah dan material. Tentukan upah dan
harga bahan berdasarkan harga pasaran pada lokasi rumah Anda dibangun. Dalam
menentukan upah pekerja, Anda harus benar-benar cermat dan membicarakannya dari
awal. Hal ini untuk mengantisipasi apabila pekerja meminta perbedaan upah dari yang
sudah disepakati bersama.
e. Rekapitulasi
Langkah terakhir adalah rekapitulasi yaitu jumlah total masing-masing sub pekerjaan,
seperti pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, atau pekerjaan beton. Setiap pekerjaan
kemudian ditotal sehingga akan ditemukan jumlah keseluruhan biaya proyek.