STRUKTUR BAJA II
PTS462
Dibuat oleh :
Annisa Khairani Masni
M1C118026
Dosen Pembimbing :
Asisten Dosen :
UNIVERSITAS JAMBI
2020
1
TUGAS BESAR MATA KULIAH STRUKTUR BAJA I
NIM : M1C118026
Rencanakan dan hitung struktur jembatan rangka baja untuk lalu lintas kendaraan
dengan ketentuan sebagai berikut:
2
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 462
suatu metode yang didasari oleh konsep keadaan batas dimana keadaan batas
tersebut dicapai melalui proses interaksi antara faktor kelebihan beban dan
berkurangnya kekuatan material. Kedua faktor ini dianggap sebagai variabel-
variabel acak atau variabel probabilistik yang tidak saling mempengaruhi.
a. Bila lebar lajur kendaraan jembatan kurang atau sama dengan 5,5 m,
maka beban “D” harus ditempatkan pada seluruh jalur dengan intensitas
100%.
b. Apabila lebar jalur lebih besar dari 5,5 m, beban “D” harus
ditempatkan pada jumlah lajur lalu lintas rencana (n1) yang
berdekatan, dengan intensitas 100%. Hasilnya adalah beban garis
ekivalen sebesar n1 x 2,75 q kN/m dan beban terpusat ekivalen
sebesar n1 x 2,75 p Kn, kedua-duanya bekerja berupa strip pada jalur
selebar n1 x 2,75 m
c. Lajur lalu lintas rencana yang membentuk strip ini bias ditempatkan
dimana saja pada jalur jembatan. Beban “D” tambahan harus
ditempatkan pada seluruh lebar sisa dari jalur dengan intensitas
sebesar 50%
Berdasarkan SNI 1725: 2016 besarnya BTR dan BGT sebagai berikut:
a. Beban terbagi rata (BTR)
Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa dengan besaran q
bergantung pada panjag total yang dibebani L yaitu seperti berikut:
Jika L ≤ 30 m, maka q = 9,0 kPa
(
Jika L > 30 m, maka q = 9,0 0 , 5+
15
L)kPa
q ( 15L ) kPa
= 9,0 0 , 5+
= 9,0 (0 , 5+ ) kPa
15
60
= 6,75 kPa
= 6,75 kN/m2
Untuk lebar jembatan > 5,5 m menurut SNI 1725: 2016 beban lajur “D”
didistribusikan seperti Gambar 4.2.
½q =½q× ( 02 ,,7575 )
= ½ (18,56) × (
2 ,75 )
0 , 75
= 2,53 kN/m
b. Beban garis terpusat (BGT)
Beban garis terpusat (BGT) dengan intensitas p kNim harus ditempatkan
tegak furus terhadap arah lalu lintas pada Jembatan. Besamya intensitas p
adalah 49,0 kN/m.
Berdasarkan distribusi beban pada Gambar 4.2. maka besarnya intensitas
p dan ½ p adalah:
p = 49,0 kN/m × 2,75 m
= 134,75 kN
½p =½p× ( 02 ,,7575 )
= ½ (134,75) × (
2 ,75 )
0 , 75
= 18,375 kN
4. Beban pejalan kaki
Berdasarkan RSNI T-02-2005 beban hidup akibat pejalan kaki yang bekerja
pada trotoar sebesar 15 kN/m yang bekerja sepanjang jembatan dengan arah
horizontal.
Annisa Khairani Masni – M1C118026 6
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 462
Data perencanaan:
a. Berat jenis beton (γc) : 32,5 kN/m3
b. Mutu Beton (f’c) : 30 MPa
c. Mutu Wiremesh
Mutu tulangan (fy) : 400 MPa
Diameter tulangan : 10 mm
d. Tebal pelat : 20 cm
Pembebanan:
Skema pembebanan pada pelat kantilever ini dapat dilihat pada Gambar 4.5.
a) Beban mati
Beban mati yang bekerja pada pelat lantai kantilever dapat dilihat pada
Gambar 4.6 dengan uraian antara lain sebagai berikut:
8
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 462
Data perencanaan:
a. Berat jenis beton (γc) : 32,5 kN/m3
b. Berat jenis aspal : 22 kN/m3
c. Mutu Beton (f’c) : 30 MPa
d. Mutu Wiremesh
Mutu tulangan (fy) : 400 MPa
Diameter tulangan : 10 mm
e. Tebal pelat : 20 cm
f. Letak pelat : Pelat dalam
Perencanaan pelat lantai jembatan menggunakan metode M. Pigeaud dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Rasio sisi panjang terhadap lebar pelat
Pelat lantai jembatan pada keempat sisinya dalam kondisi terjepit,
sehingga faktor koreksi berdasarkan perletakan f 1 menurut metode
M.Pigeaud adalah f1 = 1
Maka nilai rasio sisi panjang terhadap lebar, k adalah
L 6
k = f 1× =1× =4
B 1,5
b. Koefisiean reduksi momen rm
Pelat lantai jembatan terlatak di dalam, maka nilai rm = 0,8
c. Perhitungan Beban mati
Beban mati yang bekerja pada pelat lantai kantilever dapat dilihat pada
Gambar 4.9. dengan uraian antara lain sebagai berikut:
u 1 ,5
= =1
B 1 ,5
v 6
= =1
L 6
Annisa Khairani Masni – M1C118026 12
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II PTS 462
Dari grafik M. Pigeaud berdasarkan nilai k, u/B dan v/L diperoleh nilai
koefisien momen sebagai berikut:
m1 = 7,77 .10-2;
m2 = 1,91. 10-2
Sehingga nilai Momen lentur beban mati:
MDLx = rm Pd (m1 + 0,15 m2)
= 0,8 x 94831,2 (7,77 .10-2 + 0,15 x 1,91.10-2)
= 6112,06 Nm
MDLy = rm Pd (m2 + 0,15 m1)
= 0,8 x 94831.2 (1,91.10-2 + 0,15 x 7,77.10-2)
= 2333,23 Nm
e. Perhitungan beban hidup
Beban hidup dalam merencanakan pelat lantai jembatan adalah beban satu
roda dari beban T dengan besarnya berdasarkan SNI 1725: 2016 adalah
112,5 kN dengan tinggi penyebaran beban roda dapat dilihat pada Gambar
4.10.
v ❑
= =1
L 6
Dari grafik M. Pigeaud diperoleh:
m1 = 9,5 .10-2; m1(u1 + x) = 9,5 .10-2 x 1 = 9,5 .10-2
m2 = 8,8. 10-2; m2(u1 + x) = 8,8.10-2 x 1 = 8,8 .10-2
Formasi (ii)
u = 2x = 2(0,388) = 0,776 m
v = 0,412 m
Rasio bidang beban pelat
u ❑
= =1
B 1 ,5
v ❑
= =1
L 6
Dari grafik M. Pigeaud diperoleh:
m1 = 17,8 .10-2;
m1 x = 17,8 .10-2 x 0,388 = 6,9064 .10-2
m2 = 16. 10-2;
m2 x = 16.10-2 x 0,388 = 6,208.10-2
Formasi (iii)
m1 = (9,5-6,9064).10-2 = 2,5836 .10-2
m2 = (8,8 - 6,208). 10-2 = 2,592 .10-2
Beban hidup tereduksi
PL= ❑ ×112 ,5=kN
6
y csp =
∑ An . yn = ❑ =¿ mm
ACSP ❑
b. Jarak dari tepi atas ke pusat berat CSP
d = h - ycsp = 200 – 49,6 = 150,4 mm
c. Rasio baja pemikul tegangan tarik
A csp ❑
ρ= = =¿
b.d ❑
d. Batas keseimbangan persentase baja
ρb =0 , 85
( β1. f c '
fy csp )( 600
)
600+ fy csp
=0 ,85(0 ,85 . 30
345 )( 600+600fy )=
csp
e. Wiremesh
Jarak 150 mm x 150 mm, dengan lebar tinjauan 442 mm maka jumlah
tulan- gan yang masuk kedalam tinjauan sebanyak 3 batang dengan
diameter 10 mm, luas tulangan wiremesh pemikul tegangan tekan adalah:
As’ = 3 × 0,25 πD2
=
= mm2
f. Keseimbangan gaya tekan-tarik kedua
C s=T 2
'
A s . fywm=( A CSP− A CSP 1)
fywm
( ACSP − ACSP 1) = As ' fycsp
fywm
( ACSP − ACSP 1) = As ' fycsp
( ACSP − ACSP 1) =¿
g. Luas sebgaian baja CSP pemikul tarik,
ACSP 1 = ACSP - 273,04 = 2456,55 – 273,04 = 2183,51 mm2
h. Tinggi balok beron tertekan,
A CSP 1. fycsp
a = = ❑ =¿mm2
0 , 85. f . b ❑
'
c
Mn1 = ACSP1.fycsp(d- ½ a)
= 2183,51 x 345 (150,4 – ½ 66,84)
= 88122314,93 Nmm
= 88122,31 Nm
l. Luas penampang tulangan tekan,
As’ = 235,50 mm2
m. Letak tulangan tekan
( da ) batas
=
1
β1(1−
fywm
600)=
1
(
0 , 85
1− )
400
600
=…
Detail pemasangan pelat baja gelombang dan wiremesh dapat dilihat pada
Lampiran 4.