Anda di halaman 1dari 6

Evaluasi Sambungan Baut pada Jembatan

Rangka Baja (Studi Kasus : Jembatan Way Bobot,


Pulau Seram)
MUHAMMAD IHSAN, ERMA DESMALIANA, EUNEKE WIDYANINGSIH
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional
Email: muhisan756@gmail.com

ABSTRAK
Jembatan rangka baja merupakan tipe jembatan yang materialnya menggunakan
rangka-rangka baja disambungkan oleh pelat buhul dan diikat oleh las, baut, atau
gabungan dari keduanya. Jembatan rangka baja yang dianalisis merupakan
Jembatan Way Bobot tipe transfield yang berada di Pulau Seram, Maluku dengan
panjang bentang 60 meter. Jembatan ini di analisis dengan menggunakan program
SAP2000 v20.1.0. untuk pembebanan dan perencanaan jembatan mengacu pada
SNI 1725:2016 dan SNI 1729:2015. Dari hasil pemodelan dan analisis pada
SAP2000, dilanjutkan analisis konfigurasi menggunakan perhitungan manual.
Beberapa variasi konfigurasi dihitung dengan menggunakan metode staggered
fastener. Dari hasil analisis konfigurasi baut, nilai yang diperoleh tidak berbeda
jauh dengan beberapa variasi yang telat dibuat. Dapat disimpulkan konfigurasi
sambungan baut sedikit berpengaruh terhadap nilai fraktur netto.
Kata kunci: Jembatan rangka baja, konfigurasi baut

ABSTRACT
truss bridge is a bridge that uses steel frames connected by gusset plates and
fastened by welds, bolts, or a combination of the two. The truss bridge that’s being
analyzed is a transfield-type Way Bridge on Seram Island, Maluku spans over 60
meters. This bridge is analyzed using the SAP2000 v20.1.0 program. For bridge
load and design refers to SNI 1725:2016 and SNI 1729:2015. From the results of
modeling and analysis on SAP2000, continued with configuration analysis using
manual calculations. Several configuration variations are calculated using the
staggered fastener method. From the analysis, the values obtained do not differ
much from the variations that have been made before. It can be concluded that
the configuration of the bolt connection has little effect on the net fracture value.
Keywords: truss bridge, bolt configuration

Reka Racana – 1
Muhammad Ihsan, Erma Desmaliana, Euneke Widyaningsih

1. PENDAHULUAN

Baut merupakan salah satu alat sambung yang berbentuk batangan bulat berulir yang salah
satu sisinya mempunyai kepala untuk memudahkan pemasangan saat akan dipasang mur atau
pengunci baut tersebut. Pada jembatan rangka baja menggunakan baut mutu tinggi. Prinsip
kerja menggunakan baut mutu tinggi pada struktur jembatan rangka baja berupa gaya jepit
akibat gaya tarik baut sehingga gaya friksi antara pelat yang dijepit berfungsi sebagai penahan
gaya yang bekerja. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi sambungan baut pada titik buhul
jembatan rangka baja yang bertujuan untuk mengetahui apakah letak baut berpangaruh
terhadap daya tahan baja tersebut terhadap beban yang diterimanya

2.METODE PENELITIAN
2.1 Tahapan Penelitan
Penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini dilakukan secara bertahap dan sistematis dalam
bentuk bagan alir yang ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Bagan Alir Penelitian

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemodelan Struktur


Struktur jembatan yang ditinjau pada tugas akhir ini merupakan model jembatan rangka baja.
Berikut ini merupakan tampak jembatan pada Gambar 7.

Gambar 7. Tampak 3D jembatan rangka baja


Reka Racana – 2
Evaluasi Sambungan Baut pada Jembatan Rangka Baja
(Studi Kasus : Jembatan Way Bobot, Pulau Seram)

4.2 Hasil dan Analisis Program Struktur


Setelah Preliminary Design, pemodelan struktur serta memasukkan beban pada kombinasi
pembebanan selanjutnya menganalisis pada model struktur dengan cara analyze → run
analysis → run now maka program akan melakukan perhitungan analisis struktur.
Pada program SAP2000 dapat diketahui diagram gaya dalam pada jembatan. Diagram yang
ditampilkan yaitu diagram gaya aksial, diagram gaya geser, dan diagram gaya momen.

Gambar 8. Diagram Axial Force pada SAP2000

Gambar 9. Diagram Shear 2-2 pada SAP2000

Gambar 10. diagram Shear 3-3 pada SAP2000

Gambar 11. Diagram Moment 2-2 pada SAP2000

Gambar 12. Diagram Moment 3-3 pada SAP 2000

Reka Racana – 3
Muhammad Ihsan, Erma Desmaliana, Euneke Widyaningsih

4.2 Hasil dan Analisis Program Struktur


Pada hasil analisis pada SAP2000 didapat gaya tarik terbesar sebesar 6442,928 kN pada frame
238 dan gaya tekan terbesar sebesar -12327,628 kN pada frame 203. Berikut hasil yang
didapat pada perhitungan sambungan pada batang Tarik dan tekan sebagai berikut:
1. Jumlah baut pada 1 sambungan sebanyak 32 buah
2. Panjang jarak tepi baut dan spasi minimal yang digunakan yaitu 60 mm dan 120 mm.
3. tebal pelat buhul digunakan sebesar 10 mm dengan mutu baja BJ41.

4.3 Perhitungan Staggered fastener


1. Model staggered fastener pertama seperti pada Gambar 13

Gambar 13. Model staggered fastener 1


2. Model staggered fastener kedua seperti pada Gambar 14

Gambar 14. Model staggered fastener 2

3. Model staggered fastener kedua seperti pada Gambar 15

Gambar 15. Model staggered fastener 3

4. Model staggered fastener kedua seperti pada Gambar 16

Gambar 16. Model staggered fastener 4

Reka Racana – 4
Evaluasi Sambungan Baut pada Jembatan Rangka Baja
(Studi Kasus : Jembatan Way Bobot, Pulau Seram)

5. Model staggered fastener kedua seperti pada Gambar 7

Gambar 17. Model staggered fastener 5


Tabel 1. Hasil Perhitungan Staggered fastener

An1 An2 An3 An4 An5


Tipe (kN) (kN) (kN) (kN) (kN)
Potongan a-b-c-d-e a-b-c-d-j a-b-c-i-e a-g-h-i-e a-g-c-i-e
Model 1 60300 63809.85 65374.53 69883.12 70787.37
Potongan a-b-c a-f-g-h d-e-f-g-h d-a-f-c-h d-e-b-g-h
Model 2 63580 67686.18 66537.93 68503.9 67553.68
Potongan a-b-c-d a-b-f-c-d e-b-f-c-g a-f-d a-b-g
Model 3 61940 63331.58 70787.37 69435.51 68357.61
Potongan a-b-c a-e-b-g-c d-e-b-g-h d-e-b-g-h a-f-c
Model 4 63580 66363.16 67553.68 66537.93 67195.65
Potongan a-b c-d-e c-a-d-b-e a-d-b a-d-e
Model 5 65220 67818.67 66363.16 66611.58 63809.85

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil run analisys SAP2000, jembatan rangka baja pada model ini mendapatkan nilai
gaya tarik terbesar sebesar 6442,928 kN dan nilai gaya tekan terbesar sebesar -12327,628
kN.
2. Berdasarkan hasil perhitungan sambungan, didapatkan jumlah baut pada batang tarik
terbesar sebesar 32 buah dengan ukuran baut 36 mm . dan untuk tebal pelat buhul yang
didapat dari hasil perhitungan sebesar 10 mm.
3. Nilai penampang netto terkecil pada penelitian ini yaitu pada model 1 potongan a-b-c-d-e
dengan An sebesar 60300 mm2.
4. Dari seluruh penampang netto tersebut, penampang dengan variasi paling efektif yaitu
model ke 1, karena model ke 1 tersebut memiliki ukiran pelat buhul yang lebih kecil
dibandingkan dengan model lainnya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Dalam penulisan jurnal ini penulis tidak lupa berterima kasih kepada Allah SWT, karena tanpa
ridho darinya penulis tidak dapat menulis jurnal ini. Tidak lupa juga kepada kedua orang tua

Reka Racana – 5
Muhammad Ihsan, Erma Desmaliana, Euneke Widyaningsih

penulis yang telah menyemangati dan mendoakan penulis. Lalu kepada teman-teman di
Jurusan Teknik Sipil ITENAS atas dukungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. (2016). SNI 1725:2016 : Pembebanan Untuk Jembatan.


Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. (2015). SNI 1729-2015 : Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung
Baja Sruktural. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Dewobroto, W. (2012). Pengaruh Pemakaian Baut Mutu Tinggi dan Baut Biasa Terhadap
Kinerja Sistem Sambungan dengan Ring-Khusus-Beralur. Jurusan Teknik Sipil –
Universitas Pelita Harapan.
Setialaksana, Andre Prenata. 2017. Kajian Ekonomis Perancangan Sistem Sambungan Struktur
Baja pada Rangka Atap dengan Variasi Ukuran Baut, Konfigurasi Baut, dan Mutu Baut.
Bandung: Institut Teknologi Nasional.
Gunawan, Fauzi A S. 2012. Kajian Numerik Sambungan Balok Kolom Baja Canai Dingin.
Bandung: Institut Teknologi Nasional.

Reka Racana – 6

Anda mungkin juga menyukai