Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENGARUH LETAK SEKRUP TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN BAJA

RINGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIK DAN METODE UJI TARIK

Lutfi Alvian
Jurusan Teknik Mesin S-1, Fakultas Teknik,Universitas Singaperbangsa, Karawang, Indonesia
Lutfialvian58@gmail.com

Abstrak - Konstruksi baja ringan adalah konstruksi yang telah banyak digunakan sekarang karena
proses pembangunan yang cepat. Sambungan pada konstruksi baja ringan adalah hal yang tidak dapat
ditiadakan sekarang dan akibat kesalahan sambungan juga konstruksi ini biasanya mengalami
kegagalan/keruntuhan. Dengan berkembangnya metode dalam menganalisis sambungan, maka tujuan
penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisis kekuatan sambungan baja ringan dengan metode
Uji tarik, metode elemen hingga menggunakan program Solidwork 2017. Hasil yang di dapat penulis
adalah setiap variasi letak sekrup mempunyai kekuatan tarik yang berbeda beda. Hasil pengujian tarik
dan perhitungan manual memiliki kesamaan dimana sekrup yang paling besar menerima gaya adalah
sekrup yang posisinya paling ujung dan kegagalan yang terjadi pada sekrup juga sesuai dengan simulasi
yang dilakukan yaitu sekrup mengalami kegagalan tilling.

Kata Kunci : Sambungan baja ringan, Solidwork, Metode elemen.

Abstract - Light steel construction is a construction that has been widely used now because of the rapid
construction process. Joints in lightweight steel construction are things that cannot be eliminated now and
due to connection errors also these constructions usually fail. With the development of methods in
analyzing connections, the purpose of this final project is to analyze the strength of a mild steel
connection with the tensile test method, the finite element method uses the 2017 Solidwork program. The
results obtained by the author are that each variation of screw location has different tensile strengths. The
results of tensile testing and manual calculations have in common where the screw which receives the
most force is the screw whose position is at its tip and the failure that occurs in the screw also
corresponds to the simulation carried out ie the screw has a tilling failure.

Keywords: Light steel joints, Solidwork, Element method

Latar Belakang Ada 2 jenis sambungan yang dikenal secara


umum, yaitu :
Kontruksi bangunan tidak terlepas dari 1. Sambungan tetap (permanent joint)
elemen seperti kolom dan balok, baik yang yang Merupakan sambungan yang bersifat
terbuat dari baja, kayu, dan beton. Pada bagian tetap sehingga tidak dapat dilepas
tertentu material tersebut memerlukan selamanya kecuali dengan merusaknya
penyambungan. Hal ini di karenakan terlebih dahulu, contohnya :
ketersediaan material di lapangan serta sambungan paku keeling dan
kemudahan dalam pengerjaan kontruksi sambungan las
tersebut. 2. Sambungan tidak tetap (semi
permanent)
Komponen sambungan dalam kontruksi Merupakan sambungan yang bersifat
baja ringan merupakan suatu komponen yang sementara, sehingga masih dapat g
sangat penting. Kegagalan paling banyak selagi masih dalam kondisi normal,
disebabkan oleh design sambungan yang buruk contohnya : sambungan mur-baut,
dan kurang layak, serta besarnya sambungan pasak.
ketidakcocokan perilaku yang dianalisis dan Pada tugas akhir ini penulis akan
perilaku aktual sehingga perencanaan dalam membahas tentang sambungan baut.
kontruksi baja ringan sangat dibutuhkan. Sambungan baut kelihatannya sangatlah
sederhana, namun memiliki fungsi yang sangat
Sambungan berfungsi mengalihkan gaya penting dan seringkali menjadi masalah utama
moment internal dari satu komponen struktur ke yang menyebabkan kegagalan. struktur.Banyak
komponen lainnya sehingga pembebanan dapat penyebab terjadinya kegagalan sambungan baut
diteruskan (Dewobroto,2016) pada suatu konstruksi baja diantaranya adalah
kesalahan pada saat design, kesalahan pada saat Batasan Masalah
operasi dan perakitan.
Salah satu metode yang dapat Yang menjadi batasan masalah penulis adalah :
digunakanuntuk menganalisa sambungat baut
adalah menggunakan metode uji tarik. Uji tarik 1. Menggunakan Baja ringan dengan
material dilakukan untuk mendapatkan porfil kanal C dengan alur ditengahnya
karakteristik utama material baja ringan, yaitu 2. Menggunakan sekrup seperti yang
modulus elastis,Tegangan leleh, dan tegangan biasa digunakan dilapangan dengan
putus, dari uji tarik material ini juga akan diameter 5 mm
diketahui apakah material baja ringan 3. Peenempatan sekrup dengan tiga
berperilaku daktail atau getas. konfigurasi, yaitu vertikal,
horizontal,dan diagonal
4. Melakukan pembebanan aksial tarik
Rumusan Masalah diberikan secara bertahap sampai
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan terjadi kondisi ultimate
diatas, maka perumusan masalah dalam 5. Melakukan analisis distribusi tegangan
penelitian ini adalah : berdasarkan hasil uji tarik
menggunakan software Solidwork 2017
1. Mengetahui pengaruh letak sekurp
terhadap kekuatan sambungan baja
ringan?
2. Mengetahui kegagalan sekrup yang 1. Metodologi
terjadi ?
3. Mengetahui distribusi tegangan yang Pembuatan Spesimen disesuaikan
terjadi ? dengan standar yaitu SNI 7971-2013, pada

Tujuan Penelitian penelitian ini dilakukan pengujian uji tarik.


Pungujian tarik dilakukan sampai spesimen
Tujuan penulis dalam membuat tugas akhir ini
adalah : mengalami putus. Material yang digunakan
untuk pengujian adalah Baja ringan (BJ55)
1. Mengetahui besar kekuatan masing-
masing sambungan berdasarkan dengan profil C yang bentuknya
konfigurasi sekrup yang ada.
disesuaikan dengan standar.Spesimen yang
2. Mengetahui hasil pengujian uji tarik
dan perhitungan analitik. akan diuji menggunakan 9 spesimen
3. Mengetahui distribusi tegangan pada
dengan variasi letak sekrup.
sambungan.

Manfaat Penelitian

Sebagai peran nyata dalam pengembangan


teknologi khususnya kontruksi, maka penulis
berharap dapat mengambil manfaat dari
penelitian ini, diantaranya :

1. Sebagai literature pada penelitian yang


sejenisnya dalam rangka
pengembangan teknologi khususnya
bidang kontruksi.
2. Sebgai informasi untuk meningkatkan
factor keamanan suatu kontruksi
3. Sebagai informasi penting guna
meningkatkan pengetahuan bagi
peneliti dalam bidang kontruksi dan (A)
bahan.
4. Sebagai referensi untuk rekan-rekan
mahasiswa teknik mesin.
Bahan yang digunakan adalah
- Baja Ringan (BJ 55) profil C
- Sekrup Diameter 5 mm

Diagram Alir Penelitian

(B)

(C)

Gambar posisi spesimen dengan posisi sekrup yang


berbeda (A Diagonal ; (B)Horizontal ; (C)Vertikal

Hasil dan Pembahasan


Proses yang akan dilakukan pada
Hasil pengujian eksperimental
penelitian ini adalah proses penyambungan baja
sambungan profil baja ringan dengan
ringan secara seri dan dihubungkan melalui
menggunakan alat sambung sekrup telah
kanal penyambung dengan menggunaka variasi
dipaparkan pada paper ini. Ragam kegagalan
letak baut sesuai ketentuan SNI 7971-2013 yaitu
yang terjadi untuk 9 spesimen menunjukkan
jarak minimal antar sekrup adalah 2,5 kali dari
hasil yang sama, yaitu berotasinya sekrup sesuai
diameter sekrup.
dengan bidang pembebanan tarik (kondisi
Alat dan Bahan
tilting) yang disertai dengan perbesaran lubang
Alat yang digunakan adalah
sambungan. Jenis kegagalan ini merupakan
- Bor listrik
- Gerinda salah satu bentuk kegagalan sambungan yang
- Gunting Baja didefinisikan dalam Peraturan Baja Ringan
- Meteran
- Mesin Uji Tarik Indonesia SNI 7971:2013.Beban maksimal yang
Tabel Rangkuman Hasil Uji Tarik dan Analitik
dapat di pikul oleh spesimen adalah 10163 N Jenis Pengujian (Beban
Letak Sekrup Maksimum) (N)
dengan posisi sekrup diagonal
Uji Tarik Analitik
Horizontal 8423 17998
Diagonal 10163 29135
Vertikal 9819 25126

Tabel Rangkuman Hasil Pengujian


Dapat terlihat bahwa hasil perhitungan
Posisi Sekrup (N)
analitik memiliki hasil yang lebih besar dari uji
Spesimen
Diagonal Vertikal Horizontal tarik rata-rata perbedaan mencapai dua kali lipat
dari hasil uji tarik, kemungkinan kenapa bisa
Spesimen terjadi adalah karena pada perhitungan analitik
9544 9582 9192
1 menggunakan rumus ketika sambungan tersebut
Spesimen sampai putus sedangkan pada uji tarik hanya
11081 9598 8357 sampai sekrup mengalami posisi tilling.
2 Penyebab lainnya adalah masih terjadi selip
Spesimen antara spesimen dan mesin uji tarik dan
9864 10279 7721 pertambahan mula-mula malah terjadi pada
3
bagian ujung spesimen.

Perhitungan Analitik

Dengan menggunakan persamaan dibawah Simulasi Solidwork 2017


maka akan didapat :
𝐹
Stress
σ=
𝐴𝑠
1. Posisi Sekrup Horizontal
Awn = (dwc – nh × Df ) × t
Tegangan geser maksimum yang
Vnmaks = 0,6 × fu × Awn terjadi pada posisi sekrup horizontal
menurut program Solidwork adalah sebesar
Maka Diperoleh hasil perhitungan tegangan
3.634 × 108 Nm2
masing-masing sekrup dalam setiap spesimen,
berikut ini hasil perhitung berdasarkan
persamaan diatas

Tabel Rangkuman Hasil Perhitungan Sekrup


Sekrup Sekrup Sekrup Sekrup
Posisi
1 2 3 4
Sekrup
(MPa) (MPa) (MPa) (MPa)
0,21 0,11 0,11 0,21
Horizontal
Diagonal 2,022 0,053 0,053 2,022
Vertikal 0,024 0,012 0,012 0,024

Dibawah ini merupakan perbandingan dari hasil


pengujian tarik dan perhitungan analitik
2. Posisi Sekrup Diagonal

Tegangan geser maksimum yang


terjadi pada posisi sekrup diagonal menurut
program Solidwork adalah sebesar 4.960 ×
108 Nm2

2. Posisi Sekrup Diagonal

Besar perpindahan yang terjadi pada


posisi sekrup Diagonal menurut program
Solidwork adalah 0,127 mm

3. Posisi Sekrup Vertikal

Tegangan geser maksimum yang


terjadi pada posisi sekrup vertical menurut
program Solidwork adalah sebesar 4.656 ×
108 Nm2

3. Posisi Sekrup Vertikal

Besar perpindahan yang terjadi pada


posisi sekrup Vertikal menurut program
Solidwork adalah 0,108 mm

Displacement

1. Posisi Sekrup Horizontal

Besar perpindahan yang terjadi pada


posisi sekrup Horizontal menurut program
Solidwork adalah 0,107mm
Berikut ini rangkuman hasil simulasi 1.6
solidworks
1.4
1.2
Stress Displacement
Posisi Sekrup 1
MPa mm 0.8
0.6
Horizontal 363 0.10
0.4
0.2
Diagonal 496 0,12
0
Horizontal Diagonal Vertikal
Vertikal 465 0,10

Dapat terlihat bahwa nilai faktor


Untuk menghitung factor keamanan dari setiap keamanan dari semua letak sekrup menunjukan
nilai diatas satu, itu menunjukkan bahwa semua
spesimen digunakan persamaan sebagai berikut letak sekrup aman untuk digunakan.

𝑆𝑦 Dari hasil yang diperoleh melalui


n=
𝜎𝑒 program Solidworks, dapat kita simpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
n = Faktor Keamanan
1. Distribusi Tegangan di setiap
Sy = Yield strength material sambungan memiliki
karakteristik yang sama, tetapi
𝜎𝑒 = Tegangan Von mises
dengan hasil perhitungan yang
Maka didapatkan hasil sebagai berikut berbeda karena setiap
spesimen memiliki beban
1. Horizontal yang berbeda sesuai dengan
𝑆𝑦 550 hasil eksperimen uji tarik.
n = 𝜎 = 363 2. Tegangan geser terbesar
𝑒
berada pada posisi sekrup
n = 1,51 diagonal dikarenakan jarak
2. Diagonal antar sekrup yang lebih jauh
𝑆𝑦 550
di bandingkan 2 variasi
n = 𝜎 = 496 lainya.
𝑒
3. Pertambahan panjang di setiap
n = 1,10 spesimen memiliki
karakteristik yang sama.
3. Vertikal
Pertambahan panjang terbesar
𝑆𝑦 550
n = 𝜎 = 465 berada di bagian ujung
𝑒
spesimen, selain itu
n = 1,18 pertambahan panjang juga
terjadi di bagian sambungan
karena posisi sekrup
mengalami rotasi (tilling).
4. Pertambahan panjang terbesar
terjadi pada sambungan
dengan posisi sekrup
Diagonal.
Kesimpulan memiliki nilai tegangan maksimum
4.960 ×108 N/mm2 dan mengalami
Berdasarkan penelitian penulis dengan pertambahan panjang 12,79 mm, untuk
judul “Pengaruh Letak Sekrup Terhadap variasi letak vertical memiliki nilai
Kekuatan Sambungan Baja Ringan tegangan maksimum 4.656 ×108
Menggunakan Metode Analitik Dan Metode Uji N/mm2 dan mengalami pertambahan
Tarik” dapat disimpulkan sebagai berikut : panjang 10,82 mm.
5. Perbedaan hasil pengujian tarik dan
1. Letak dan jarak antar sekrup hasil perhitungan analitik terlihat pada
mempengaruhi kekuatan tarik nilai beban maksimum sambungan,
sambungan dari setiap spesimen. Hal hasil perhitungan analitik menunjukkan
ini disebabkan bila semakin jauh jarak hasil 2 kali lipat dari hasil uji tarik,
antar sekrup maka distribusi tegangan salah satu penyebab itu terjadi adalah
yang terjadi semakin kecil dikarenakan masih terjadinya selip pada saat
semakin besar luasan tumpuan sekrup. pengujian tarik sehingga memmbuat
Pertambahan panjang yang terjadi hasil pengujian tidak maksimum.
cenderung terjadi pada bagian ujung Kegagalan sekrup yang terjadi adalah
spesimen. posisi tilling, kegagalan ini sesuai
2. Dari hasil penelitian nilai kekuatan dengan aturan baja canai dingin tahun
tarik sambungan baja ringan dengan 2013, pada spesimen hasil uji terlihat
variasi letak sekrup horizontal, sekrup 1 dan 4 memiliki kegagalan
diagonal dan vertical. Nilai kekuatan yang paling tinggi dikarenakan
tarik untuk variasi letak horizontal membentuk sudut yang lebih besar
dengan rata-rata 8.423 N, selanjutnya dibandingkan sekrup 2 dan 3, hasil ini
nilai kekuatan untuk variasi diagonal selaras dengan hasil perhitungan
didapatkan nilai rata-rata 10.163 N, analitik dimana baut 1 dan 4 yang
selanjutnya untuk variasi letak vertical paling besar menerima tegangan.
didapatkan niali rata-rata 9.819 N.
3. Dari hasil perhitungan analitik
diperoleh tegangan sekrup dan Saran
kekuatan maksimal sambungan dengan
variasi letak sekrup horizontal, Adapun saran dari penulis untuk
diagonal dan vertical. Nilai tegangan penilitian selanjutnya adalah sebagai berikut ;
sekrup untuk variasi letak horizontal
adalah untuk sekrup 1 dan 4 memiliki 1. Lebih ditambah lagi variasi jarak antar
nilai 0,21 MPa dan sekrup 2 dan 3 sekrupnya, atau tetap menggunakan
memiliki nilai 0,11 MPa serta memiliki variasi letak yang ada tetapi dengan
kekuatan maksimum 17998 N. Untuk jarak antar sekrup yang sama.
variasi letak diagonal untuk sekrup 1 2. Memikirkan lagi jig untuk
dan 4 memiliki nilai tegangan 2,022 menyabungkan antara spesimen dan
MPa dan sekrup 2 dan 3 memiliki niali mesin uji tarik sehingga meminimalisir
tegangan 0,053 MPa serta memiliki terjadinya selip
kekuatan maksimum 29135 N. Untuk 3. Lebih dipelajari lagi teori-teori tentang
variasi letak vertical untuk sekrup 1 truss dan khususnya baja canai dingin.
dan 4 memiliki nilai tegangan 0,024
MPa dan sekrup 2 dan 3 memiliki niali
tegangan 0,012 MPa serta memiliki
kekuatan maksimum 25126 N. DAFTAR PUSTAKA
4. Dari hasil simulasi menggunakan
software solidwork 2017 didapatkan 1. Sabril Haris dan Hazmal Herman,
besar tegangan maksimum dan
pertambahan panjang yang terjadi Studi Eksperimental Perilaku
untuk variasi letak sekrup horizontal, Sambungan dengan Alat sambung
diagonal, dan vertical. Nilai tegangan
maksimum untuk variasi letak Sekrup pada Elemen Struktur Baja
horizontal adalah 3.634×108 N/mm2 Ringan, Annual Civil Engineering
dan mengalami pertambahan panjang
10,77 mm, untuk variasi letak diagonal Seminar, 2015
2. Agustinus, W., 2011. Panduan 13. JL Meriem, LG Kraige, 1986.
Konsumen Memilih Konstruksi Baja Mekanika Teknik Statika Jilid 1,
Ringan, Andi, Yogyakarta Jakarta : Erlangga
3. ASTM, 1991. Annual Books of ASTM
Standards, Section 3, Metals Test
Methods and Analytical Procedures.
4. American Society for Testing and
Materials (ASTM), Philadelphia, US.
5. Badan Standardisasi Nasional, 2013.
Struktur Baja Canai Dingin, SNI
7971:2013.
6. Thomas Handi Utama, Analisis
Perbandingan Tegangan Baut
Sambungan Balok Kolom Antara
Metode Manual Dengan Metode
Numerik (ANSYS), Tugas Sarjana,
departemen Teknik Sipil FT USU
2018, 2018
7. Y. Djoko Setiyarto, Studi Parametrik
dan Eksperimental : Pengaruh Tata
Letak Bautpada Sambungan Momen
Sebidang untuk Struktur Baja Cold
Formed, 10.1, 2012
8. Widya Apriani, Fadrizal Lubis,
Muthia Anggraini, Analisis
Sambungan Sekurp pada Konruksi
Rangka Atap Baja Ringan menurut SNI
7971-2013, 3.2, 2017
9. Irawan Purna Agustimus,2007, Diktat
Mekanika Teknik, UNTAR, Jakarta
10. The future of Solidworks,2011.
Retrieved May 6, 2016.
11. Mulyati ST.,MT. 2011. Bahan Ajar
Mekanika Bahan. ITP, Padang
12. JE Shigley, Larry DM. 1983.
Perencanaan Teknik Mesin Jilid 1.
Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai