Proses Permesinan
Proses permesinan (Machining process) merupakan proses pembentukan suatu produk
dengan pemotongan dan menggunakan mesin perkakas. Umumnya, benda kerja yang di gunakan
berasal dari proses sebelumnya, seperti proses penuangan (Casting) dan proses pembentukan
(Metal Forging). Proses permesinan ini berdasarkan bentuk alat potong dapat di bagi menjadi 2
tipe, yaitu :
1. Bermata potong tunggal (single point cutting tools)
2. Bermata potong jamak (multiple points cuttings tools)
Secara umum, gerakan pahat pada proses permesinan terdapat 2 tipe yaitu : gerak makan
(feeding movement) dan gerak potong (cutting movements). Sehingga berdasarkan proses gerak
potong dan gerak makannya, proses permesinan dapat di bagi menjadi beberapa tipe, antara lain :
Proses Bubut (Turning)
Proses Knurling
Proses Freis (Milling)
Proses Gurdi (Drilling)
Proses Bor (Boring)
Proses Sekrap (Planning, Shaping)
Proses pembuatan kantung (Slotting)
Proses Gergaji atau parut (Sawing, Broaching)
Proses Hobbing
Proses Gerinda (Grinding)
Proses permesinan akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi di bidang
manufaktur karena benda – benda (produk) yang dihasilkan juga beragam.
Dasar – Dasar Proses Permesinan
Proses permesinan atau machining adalah terminologi umum yang digunakan untuk
mendeskripsikan sebuah proses penghilangan material. Proses permesinan dibagi menjadi dua
yakni :
1. Traditional Machining : turning, milling, drilling, grinding, dll.
2. Non-traditional machining: chemical machining, ECM, EDM, EBM, LBM, machining
dari material non-metallic.
Proses machining merupakan proses yang banyak digunakan untuk proses pembentukan
produk, hal ini dikarenakan proses permesinan memiliki keunggulan-keunggulan dibanding
proses pembentukan lainnya (casting, powder metallurgy,bulk deformation) yaitu:
Dengan benda kerja yang berputar, Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a
single-point cutting tool). Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.
Proses bubut permukaan adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata,
tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus (taper
turning) sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk
sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut kontur, dilakukan
dengan cara memvariasi kedalaman potong, sehingga mengha-silkan bentuk yang diinginkan.
Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong tunggal, tetapi proses
bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut juga, karena pada dasarnya setiap pahat
bekerja sendiri-sendiri. Selain itu proses pengaturan (setting) pahatnya tetap dilakukan satu
persatu. Gambar skematis Mesin Bubut dan bagianbagiannya dijelaskan pada gambar berikut:
Di mana :
v = kecepatan potong (m/menit) d = diameter benda kerja (mm) n = putaran benda kerja
(putaran/menit)
Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja. Selain
kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja faktor bahan benda kerja dan bahan
pahat sangat menentukan harga kecepatan potong. Pada dasarnya pada waktu proses bubut
kecepatan potong ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan pahat. Harga kecepatan potong
sudah tertentu, misalnya untuk benda kerja Mild Steel dengan pahat dari HSS, kecepatan
potongnya antara 20 sampai 30 m/menit.
Gerak makan, f (feed), adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar
satu kali (Gambar 6.4.), sehingga satuan f adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan
berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama
kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya
dengan kedalaman potong a. Gerak makan tersebut berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 a, atau
sesuai dengan kehalusan permukaan yang dikehendaki. Gambar Gerak makan (f) dan kedalaman
potong (a).
Kedalaman potong a (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari
benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum
terpotong. Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan Panjang
permukaan benda kerja yang dilalui pahat setiap putaran. berkurang 2a, karena bagian
permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang berputar.