PENDAHULUAN
Pada saat ini pemakaian baja struktural baja ringan (cold form steel) semakin
banyak digunakan dalam konstruksi bangunan, hal ini diakibatkan karena semakin
sulitnya memperoleh kayu sebagai bahan konstruksi dan terutama juga karena beratnya
yang ringan, kemudahan dalam pabrikasi dan konstruksi serta kemampuannya untuk
dibentuk dalam berbagai jenis ukuran dan tampang (section). Selain itu pemakaian
material baja ringan dapat juga untuk struktur sekunder sampai struktur utama misalnya
untuk balok lantai, rangka atap dan dinding pada bangunan industri, gudang, bangunan
komersial maupun rumah tinggal. Untuk struktur yang besar dan berat penggunaan
baja ringan juga sudah banyak walaupun termasuk dalam kategori elemen struktur yang
anjungan kapal (ship hulls) dan badan pesawat terbang. Ide dari pembuatan struktur
baja ringan adalah untuk mendapatkan kekuatan maksimum dari material yang relatif
tipis.
Baja ringan memiliki penampang yang tipis maka profil baja ringan sangat
rentan terhadap bahaya tekuk. Penelitian yang telah dilakukan para peneliti
menunjukkan bahwa batang baja ringan mengalami berbagai ragam (modes) tekuk
diantaranya: tekuk lokal, tekuk flexural dan tekuk distorsional. Para peneliti juga telah
menunjukkan bahwa kekuatan ultimit batang baja ringan sangat dipengaruhi oleh pola
Perilaku struktural baja ringan yang mengalami berbagai ragam tekuk tersebut
belum sepenuhnya dapat dipahami dengan baik karena relatif masih terbatasnya jumlah
dilakukan terhadap baja jenis hot rolled. Baja ringan untuk tampang terbuka seperti
tampang C, tampang Z dan tampang topi (hat) adalah jenis baja ringan yang umum
dijumpai karena relatif lebih mudah dibentuk dan mudah disambung, akan tetapi
tampang jenis ini sangat rawan mengalami tekuk karena kelangsingan plat yang sangat
tinggi, adanya eksentrisitas dari pusat geser ke titik berat maupun akibat kekakuan
Pada saat ini di Indonesia, penggunaan baja ringan telah berkembang luas,
namun pemakaian yang semakin meluas ini belum diimbangi dengan adanya peraturan
(code) yang dapat digunakan secara khusus untuk mengatur tentang perencanaan,
Oleh sebab itu sangat penting apabila dilaksanakan penelitian maupun kajian
tentang fenomena tekuk yang dialami oleh material baja ringan agar dapat diperoleh
1.2 Permasalahan
Kekuatan material baja ringan yang memiliki tampang berdinding tipis sangat
dipengaruhi oleh karakteristik tekuk yang dialaminya. Karena itu perlu diteliti
bagaimana pola tekuk (buckling modes) yang dialami oleh penampang dan berapa besar
beban tekuk kritis yang dapat dipikul oleh suatu penampang apabila mengalami
pembebanan tekuk.
Dalam tesis ini akan dibahas tentang pola tekuk yang dialami oleh kolom baja
ringan profil C (C- section) apabila mengalami pembebanan akibat beban aksial.
Besar tekuk yang terjadi akan dianalisis dengan simulasi menggunakan program
LUSAS v.14 dan hasilnya akan dibandingkan dengan peraturan baja ringan Australian
Standard / New Zealand Standard (AS/NZS) serta hasil referensi Eksperimental Study of
Axially Compressed Cold Form Steel Channel Columns, Indian Journal of Science and
Technology, 2013.
tekuk kolom.
3.
Penulisan tesis ini terdiri atas 5 bab, tiap bab akan dibagi menjadi beberapa
subbab untuk membantu menjelaskan pokok bahasan bab tersebut tersusun dengan baik.
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan latar belakang, permasalahan, maksud dan tujuan,
Pada bab ini dijelaskan teori-teori tentang baja ringan, teori tekuk pada
Pada bab ini dijelaskan mengenai metodologi penelitian berupa bagan alir
Pada bab ini disajikan tentang hasil output simulasi dari program Lusas v.14
Pada bab ini diuraikan kesimpulan dan saran dari hasil analisis yang telah
dilakukan.