Anda di halaman 1dari 62

ANALISA TEKUK KOLOM BAJA RINGAN

( ZINCALUME ) DAN BAJA KONVENSIONAL


(Studi Literature)

TUGASAKHIR

DlAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN MEMENlfHl


SYARAT UNTUK MENEMPUH UJIAN SARJANA TEKNIK SIPIL

Disusun Oleh :

JESANNA OKTAVIA SlAG IAN


NIM : 050424 011

JURVSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM PENDIDlKAN EKSTENSION

UNIVERSITAS SUMATERA UT ARA

MEDAN

~8

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat Karunia-NYA yang telah memberikan petunjuk, kesehatan. dan kekuatan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat
untuk menempuh ujian sarjana pada fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas
Sumatera Utara. Program Pendidikan Ekstension.
Adapun Judul Tugas akhir ini adalah "ANALlSA TEKUK KOLOM BA.JA

KONVENSIONAL DAN BAJA RINGAN (ZINCALUM)".


Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis hanyak mendapat hantuan dan
himhingan dari berbagai pihak baik bantuan berupa dukungan moral. materil. maupun
spritual. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan hanyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. DR. Ing. Johannes Tarigan. MSc. Ketua Jurusan Teknik Sipil
2. Bapak. Ir. Faisal Ezeddin. MS. Koordinator Program Pendidikan Ekstension
Departemen Teknik Sipil
3. Bapak Ir. Sanci Barus. MT. Dosen Pembimbing penulis dalam penulisan
Tugas Akhir ini.
4. Seluruh Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil yang telah mendidik penulis;
5. Pegawai Administrasi Departemen Teknik Sipil
6. Orang Tua, Saudara. dan Rekan-rekan penulis
7. Serta pihak-pihak lain yang turut berperan serta dalam penyelesaian tugas
akhir ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

Penyusun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun laporan


ini dengan baik, karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penyusun,
penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun
untuk perbaikan laporan ini.
Semoga laporan ini berrnanfaat bagi siapapun yang membacanya pada
umumnya dan khususnya bagi penyusun.

Medan,

Januari 2008

Hormat saya
Penyusun,

Jesanna Oktavia Siagian


NIM. 050 424 011

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

DAFTARISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ASISTENSI DOSEN

II

DAFT AR lSI

iii

ABSTRAK

DAFT AR GAMBAR

vi

DAFTAR TABEL......................................................................... vii

BABIPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Permasalahan

1.3 Tujuan

1.4 Pembatasan Masalah

1.5 Metodologi......................

BAB II TEORI TEKUK PADA KOLOM

2.1 Umum dan latar Belakang

2.2 Profil Baja Ringan..........

2.2.1

Penampang Struktur Individu.......

2.2.2

Penampang Panel dan Dek

2.2.3

Tegangan Leleh, Tarik dan Kurva Tegangan dan Regangan 8

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

2.3.1

Tegangan dan Regangan Baja Konvensional

11

2.4 Tekuk Kolom

12

2.5 Pembebanan

14

2.6 Kolom Euler

15

2.7 Analisis Kolorn

15

BAB III ANALISIS TEKUK


3.1 Tekuk Pada Batang Prismatis
3.1.1 Angka Kelangsingan
3.2 Analisa Beban Kritis Pada Profil Ganda

21

23

3.2.1

Umum

23

3.2.2

Sumbu Utama, Sumbu Bahan, Sumbu Bebas Bahan

23

3.3 Analisa Profil Ganda

24

3.4 Dimensi Pelat Kopel

25

BAB IV PERHITUNGAN
BAB V

'" 20

KESIMPll LAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

27

49

ABSTRAK

Dalam merencanakan suatu struktur gedung tentunya diinginkan struktur yang


kuat , indah, aman, dan ekonomis. struktur gedung khususnya kolom, Pengaruh gaya
tekan aksial sering di jumpai pada struktur ini. Dan pada saat ini berbagai jenis bahan
bangunan altematifsangat banyak salah satunya adalahjenis baja ringan (Zincalume).
Dalam tugas akhir ini dibahas mengenai struktur kolom dengan memakai
material baja konvensional dan material baja ringan mutu tinggi. Tujuannya adalah
untuk mengetahui efisiensi atau optimalnya perencanaan dengan menggunakan
material baja konvensional dan material baja ringan mutu tinggi dengan
membandingkan luasan antara material baja konvensional dan material baja ringan
mutu tinggi dengan bentang yang sama dan di bebani beban yang sama, serta untuk
mengetahui keuntungan dan kerugian dari pemakaian material baja ringan mutu
tinggi.
Dari analisis perhitungan nantinya, dapat disimpulkan bahwa material baja
konvensional lebih effisien di lihat dari kekuatan ( karena mampu menahan untuk
kolom yang panjang ) dibandingkan dengan material baja ringan mutu tinggi.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR GAMBAR dan GRAFIK

Gambar 1.1

Batang yang tertekuk akibat gaya aksial

Gambar 2.1

Batang yang Tertekuk akibat gaya aksial

Gambar 2.2

Profit Individu Baja Ringan

Gambar 2.3

Profil Panel Dek Baja Ringan

Gambar 2.4

Grafik Hubungan Tegangan- Regangan

Gambar 2.5

Tegangan regangan Baja Konvensional

10

Gambar 2.6

Batang Lurus yang dibebani oleh gaya aksial

16

Gambar 2.7

Potongan Batang sejauh x dari tumpuan

17

Gambar 2.8

Kolorn Terdeformasi

17

Gambar 3.1

Profil Ganda

25

Grafik 4.1

Grafik panjang kolom dengan luasan, pada profil tunggal

51

Grafik 4.2

Grafik panjang kolom dengan luasan, pada prof I tersusun

51

Grafik 4.3

Grafik panjang kolom dengan luasan, pada profil tersusun

Dengan pelat kopel

Grafik 4.4

52

Grafik hubungan berat profil dengan panjang kolom

pada profil tunggal

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

53

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Faktor K untuk Berbagai PerIetakan

23

Tabel 4.1 Perbandingan Luasan Baja Ringan dan Baja Konvensional


dengan panjang kolom 2 m
Tabel 4.2

48

Perbandingan Luasan Baja Ringan dan Baja Konvensional


dengan panjang kolom 2.5 m

49

Tabel4.3 Pcrbandingan Luasan Baja Ringan dan Baja Konvensional


dcngan Panjang Kolom 3 m

49

Tabcl 4.4 Perbandingan Luasan Baja Ringan dan Baja Konvensional


dengan Panjang Kolom 3.5 m
Tabel 4.5

50

Perbandingan Luasan Baja Ringan dan Baja Konvcnsional


dcngan Panjang Kolom 4 m

50

Tabel 4.6 Berat Struktur Rangka BajaKonvcnsional

52

Tabel4.7 Berat Total Struktur Rangka Baja Ringan

53

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

BABJ

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari element-element pelat, kolom
maupun balok-kolorn. Masing masing element tersebut akan memikul gaya-gaya seperti
moment, normal maupun lintang, walaupun persentasenya berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Struktur yang memikul gaya normal pada umumnya terdapat pada kolorn,
baik tekan maupun tarik sehingga terjadi sebuah tegangan normal. Juga terdapat
deformasi berupa pendekatan akibat gaya normal tekan dan perpanjangan akibat gaya
normal tarik. Jika semua ini masih dalam batas-batas yang diijinkan maka konstruksi ini
dikatakan stabil. Kolom merupakan konstruksi yang langsung berhubungan dengan
pondasi dan yang menyebarkan beban dari bangunan ke pondasi sehingga yang menahan
beban dari suatu bangunan adalah kolom. Pada saat ini rangka untuk kolom adalah baja
konvensional namun pada saat ini ada alternative bahan yang lain yakni rangka yang dari
baja ringan. Seperti yang kita ketahui selama ini bahwa kebanyakan penggunaan baja

ringan untuk konstruksi rangka atap ( kuda-kuda ), disini penulis ingin mencoba
membahas dan menggembangkan penggunaan baja ringan untuk struktur kolom.
Untuk struktur yang ramping dimana ukuran panjangnya sangat besar dibanding
dengan jari-jari inersianya maka kestabilan bukan hanya ditentukan oleh deformasi tetapi
harus ditinjau kontrol tekuk batang akibat gaya aksial tekan. Apabila gaya aksial tekan
diperbesar

maka

tekukan

akan

semakin

besar

sehingga

dapat

ketidakstabilan struktur tersebut.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

mengakibatkan

Besarnya gaya yang mengakibatkan struktur berada dalam batas stabil disebut
"beban kritis" yang biasanya ditulis dengan Per. Dimana besarnya beban krritis ini

dipengaruhi oleh:

Elastisitas bahan

Dimensi struktur

Jen is pernbebanan

Faktor pengukuran
Pada batang yang mengalami gaya aksial tckan. maka deforrnasi yang terjadi mula

mula adalah perpendekan. Jika beban ditambah rnaka akan tcrjadi bengkokan akibat
tertekuknya batang terse but. Jika mclebihi hcban kritis maka batang akan mengalami
patah, dan sudah tentu dihindari dalarn suatu perencanaan. l Intuk mcnghindari bahaya
diatas perlu kiranya dikctahui berapa besar beban kritis yang dapat dipikul oleh suatu
balang dengan mcmpcrhitungkan pcngaruh hal-hal yang discbut diatas,
Kcmajuan teknologi di bidang material baja khususnya baja ringan telah dapat
mcrnproduksi baja ringan dengan mutu yang tinggi yakni dcngan kckuatan tarik
minimum sebesar 550 mpa. Bahan baja ringan ( Zincalum ) ini dilapis olch perpaduan
dari 43,5% Seng, 55% aluminium dan 1,5<~'o silicon. sehingga material baja ini disamping
rnernpunyai kekutan tarik yang tinggi juga tahan terhadap karat dan korosi. Bahan baja
inilah yang Lelah ban yak dipakai dincgara-negara rnaju untuk rnenggantikan bahan
pelapis atap dan juga dirol sccara dingin rnenjadi profil baja berbentuk C. Material baja
ini dinamakan Zincalum.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

3
Keunggulan dari bahan baja ini dibandingkan dengan bahan baja biasa ( mild steel)
bahan baja ini mempunyai kekutan tarik yang lebih tinggi. tidak mengalami korosi,
ringan dan tidak memerlukan pengecatan.
p

+
L

Garnbar 1.1 Batang yang tertekuk akibat gaya aksial

Jika dimensi struktur batang tcrtekan di sepanjang batang maka tekuk (buckling)
yang terjadi pada suatu kondisi tertcntu akan berbentuk seperti garnbar 1.1. diatas .
dimana bcsarnya dapat dihitung sebcsar y.

1.2 Permasalahan

Baja rnerupakan bahan struktur yang sangat luas penggunaannya. sehingga harus
memenuhi standar yang telah ditctapkan. Dalam hal ini konstruksi yang akan di anal isis
adalah kolom. Karena konstruksi kolorn adalah suatu konstruksi yang pada umumnya
paling sering mcngalarni gaya yaitu gaya aksial. Gaya aksial tckan merupakan gaya yang
utama dalarn rnenyebabkan tekuk pada batang (kolom).
Dalam tugas akhir ini penulis akan mernbahas tekuk ini. serta perhitungan beban
kritis pad a saat

kolom

mengalami

pcrnbebanan

sarnpai

batas

elastis.

dengan

memvariasikan tampang (tunggal dan ganda), serta jenis bahan yang berbeda yakni baja
konvensional dan baja ringan Zincalum. Sehingga dengan variasi tersebut diketahui
beban aksial maksimum paling ekonomis yang dapat dipikul kolom baja struktur tersebut.
Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mernbandingkan besarya luasan profil dan
berat profil pada suatu kolom akibat gaya aksial pada baja ringan dan baja konvensional
dengan mengarnbi I type penampang yang sama dan

l.4.Pcmbatasan Masalah

lJntuk menyelesaikan tulisan ini, penulis rnembatasi masalah dengan asurnsi-asumsi


sebagai berikut:

Beban clastis menurut Hukurn Hooke

Material hornogcn dan isoiropis

Batang yang ditinjau rncrupakan batang tersusun prismatis yang dianggap bckcrja
sama. lurus sernpurna dirnana behan aksial tekan di kcdua ujungnya yang bckerja
pada garis gaya kcdua ujungnya sarna besar.

Profil tersusun Back-hack

Profil Majernuk dengan pclat kopel sebagai Penghubung.

l.5.Metodolo~i

Metode yang dipergunakan dalarn tugas akhir ini adalah menggunakan anal isis
secara rnaternatis dengan pcnggunakan beberapa literature buku-buku.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

BAB II

TINJAlJAN PUSTAKA

2.1 Umum dan Latar Belakang


Dalam bab ini, kita akan membicarakan batang yang mengalami tegangan tekan
aksial. Dengan berbagai macam sebutan seperti kolom, tiang tonggak dan batang desak,
batang ini pada hakekatnya jarang sekali mengalami tekanan aksial saja. Namun, bila
pembebanan ditata sedemikian rupa hingga pengekangan (restraint) rotasi ujung dapat
diabaikan atau beban dari batang-batang yang bertemu diujung kolom bersifat simetris
dan pengaruh lentur sangat kecil dibandingkan dengan tekanan langsung, maka batang
tekan dapat direncanakan dengan aman sebagai kolom yang dibebani secara konsentis.
Dari mekanika bahan kita tahu bahwa hanya kolom yang sangat pendek dapat
dibebani hingga mencapai tegangan lelehnya, sedangkan keadaan yang umum yaitu
lenturan mendadak akibat ketidak stabilan terjadi sebelum kekuatan bahan batang
sepenuhnya tercapai. Keadaan demikian yang kita sebut dengan tekuk (buckling).

.Y

Gambar 2.] Batang yang tertekuk akibat gaya aksial

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume)


Dan Baja Konvensional, 2008.
5
USU Repository 2009

2.2 Baja Ringan


2.2.1 Penampang Struktur Individu
Penampang baja yang dibentuk secara dingin dapat diklasifikasikan menjadi 2( dua )
type yakni:
I. Penampang struktur Individu (tunggal)
2. Penampang Panel dan Dek.

---,

c-

,
!
I

'---

t..

L.....:

r--r-.

"It
.,

I
L,____

L-;

..........

~~F

r-:

~L

.JL

II
I ~

/--"""'"

,1'

_:h-

,.--.,
I

"

.'

Gambar 2.2
Profil Individu Baja Ringan

Beberapa type profil baja yang dibentuk secara dingin yang biasa digunakan pada
konstruksi baja. Type yang biasa dipakai adalah type Canal, Type Z, type Siku, type Hat
type I, Type T dan type berbentuk hollow.
Secara umum tinggi dari penampang struktur individu berkisar antara 2 sampai 12
inchi (51 sampai 305 mrn), dan ketebalan dari material berkisar antara 0,040 sampai 14
inchi ( 1,0 sampai 6,4 mm ). Pada beberapa kasus tinggi dari penampang bisa mencapai
18 inchi atau 457 mm, dan ketebalan dari material mencapai 13 mm. Plat-plat Cold

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

7
Formed setebal 19-25 mm telah digunkan untuk struktur lantai, tiang tower transrnisi dan
papan -papan petunjuk pada jalan tol.

2.2.2 Penampang panel dan dek


Kategori lain dari penampang cold formed adalah Berupa Panel dan Dek, penampang ini
biasanya digunakan untuk atap lantai, dan panel dinding. Tinggi dari penampang panel
ini berkisar 38 sarnpai 19\ mrn dan ketebalannya berkisar 0,3 sampai 1.9 mm. Panel ini
tidak hanya digunakan untuk menahan beban tetapi digunakan untuk pengganti bekisting
lantai, penutup atap, atau penutup dinding.

Dek Atap

~l

~IL

LJ
Dek Atap bentuk Panjanq

LJ L--.J TL,

"\J\J\j'J

Panel t.antai dan Atap


~----...

Panel Dtnding

Panel Berusuk

Seng Bergelombang

Gambar 2.3

Profil Panel Dek Baja Ringan

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

2.2.3 Tegangan Leleh, Tegangan Tarik dan Kurva Tegangan - Regangan


Kekuatan dari struktur baja yang dibentuk secara dingin (cold formed) tergantung
dari tegangan lelehnya, menurut AISI (American Iron and steel Istitute) tegangan leleh
baja ini berkisar antara 172 sampai 483 Mpa

... Tidak
: - elastis

Pengerasan Regangan

_ Elatis
i~---'-------'

c:

----.,---. '-----.

OJ)

c:
~

co
v

.. _.-

"

_._

Regangan

...
c:

-~---_.---

------

OJ)

c:
~

OJ)

Limit proporsional

f-

Regangan

Gambar 2.4 Grafik Hubungan tegangan-regangan

Keterangan gambar

Gambar 2.4a Grafik Hubungan tegangan-regangan Sharp Yielding

Gambar 2.4b Grafik Hubungan tegangan-regangan Gradual Yielding

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

9
Ada 2 jenis tipe kurva tegangan-regangan pada baja yakni seperti pada (gam bar
2.4), yaitu tipe Sharp-yielding dan gradual yielding. Baja yang diproduksi secara lebur
(panas) biasanya mengikuti Sharp yielding, untuk Tipe baja ini batas leleh baja
ditentukan oleh batas dimana kurva tegangan - regangan menjadi horizontal (gbr 2.4a).
Baja yang diproduksi secara dingin yakni dengan cara di tekan ( press ) atau di rol
mengikuti pola leleh gradual yielding, dimana kurva regangan pada batas leleh
melengkung ( gbr 2.4b).
Harga minimum tegangan tarik (minimum Ultimate Tensile Stregth) baja yang

dirol atau dibentuk secara dingin ini berkisar antara 290-586 Mpa, dan ratio perbandingan
antara tegangan tarik ultimate dan tegangan leleh berkisar 1,1 7 ~ 2,22.
Modulus elastisitas untuk baja yang dibentuk secara dingin (cold fanned) sebesar
203 KN/mm 2.

2.3 Baja Konvensional


Baja konvensional atau carbon steel adalah baja yang terdiri dari elemen-elemen
yang persentase maksimum selain bajanya sebagai berikut:

1,7 % carbon, 1,65% maganese, 0,60 % silikon dan 0,60 % Copper.

karbon dan manganese adalah bahan pokok untuk meninggikan teganggan (stregth) dari
baja mumi.
Baja dikategorikan berdasarkan material, ialah dari Ingot Iron (baja bongkah) tanpa
karbon sarna sekali, sampai Cost iron (baja tuang) yang mepunyai karbon sekurang
kurangnya 1,7% baja ini dibagi menjadi 4 kategori (berdasarkan carbon yang dikandung):

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

10

1. Low Carbon (mengandung karbon kurang dari 0,15 %)


2. Mild Carbon (mengandung karbon 0,15%-0.29%)
3. Medium Carbon (mengandung carbon 0,30%-0,59%)
4. High Carbon (mengandung carbon 0,60%-L70%)
Baja Carbon untuk konstruksi adalah termasuk kategori Mild Carbon.
Untuk keperluan disain dipakai yield stress guna mendapatkan allow-able unit stress
(teganggan ijin) dari berbagai tipe batang yang dibebani. Dan para perencana biasanya
menghendaki baja yang dapat mempertinggi tegangan (strength) dari pada menambah
ukuran bahan.

2.3.1 Tegangan dan regangan baja Konvensional.

M
A'
A

Gambar 2.5
Tegangan regangan Baja Konvensional

Keterangan Gambar

E: =

Tegangan baja
Regangan baja

A = Titik proporsional

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

11
A'= Titik batas elastis
B = Titik batas plastis
M

Titik runtuh

C = Titik putus
Dari gam bar diatas dapat dilihat bahwa sampai titik A, hubungan tegangan dan
regangan masih linier atau keadaan masih mengikuti hukum hooke. Dimana hubungan
tegangan dan regangan menjadi tidak linear disebut limit proporsional. Kemiringan garis
OA menyatakan besamya modulus elastisitas E. Diagram regangan untuk baja. Titik A'
adalah titik leleh atas atau biasa disebut titik batas elastis dimana sampai batas ini bila
gaya tarik dikerjakan pada batang baja maka batang terse but akan berderformasi.
Selanjutnya bila gaya itu dihilangkan maka batang tersebut akan kembali kebentuk
semula. Dalam hal ini batang tidak mengalami deformasi permanen.
Daerah BC merupakan daerah Strain hardening, dimana pertambahan regangan
akan diikuti dengan sedikit penambahan tegangaan. Disamping itu, hubungan tegangan
dan regangan tidak lagi bersifat linear. Kemiringan garis setelah titik Bini di defenisikan
sebagai Ez Di titik M, yaitu regangn berkisar antara 20% dari panjang batang, tegangan
tarik batas (ultimate tensile stregth). Akhimya bila beban semakin bertambah besar lagi
maka titik C batang akan terputus. Fenomena bertambahnya kekuatan ini disebut strain
hardening.
Tegangan leleh adalah tegangan yang terjadi pada saat baja mulai meleleh. Dalam
kenyataannya sulit sekali untuk menentukan besamya tegangan leleh, sebab perubahan
dari elastis menjadi plastis sering kali besamya tidak tetap.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

12

2.4 Deformasi akibat Beban Terpusat

Semua bagian bahan yangrnengalarni gaya-gaya luar, dan sclanjutnya tegangan


dalam akan menjalani perubahan bentuk (mengalami regangan). Misalnya disepanjang
batang yang mengalarni suatu beban tarik aksial akan tcrcngang atau diperpanjang.
semcntara suatu kolom yang menopang suatu bcban aksial akan tertekan atau
diperpendek. Peruhahan bentuk total (deformasi ) yang dihasilkan suatu batang
dinyatakan dengan ()' (delta). Jika panjang batang adalah L. rnaka pcrubahan bentuk per
satuan panjang dinyatakan dengan hurufYunani
Perubahan bcntuk satuan ==

l:

(epsilon). maka:

Perubahan bentuk total

-----~--------

atau

()

6'=--

Panjang

Besarnya perubahan bentuk yang dihasilkan pada suatu batang tertentu akibat suatu
gaya tertentu akan berubah scsuai dengan kekakuan bahan batang,
Sifat penting lainnya dari bahan struktur yang telah berubah bcntuk oleh suatu gaya
harus rnarnpu kembali ke bcntuk aslinya dengan scrnpurna, hila gaya dilepas. Bahan yang
rncmpunyai sifat ini dikatakan elastik. Suatu bahan secara populcr diperk irakan elastik
jika bahan ini mampu rnenahan perubahan bcntuk dengan pcrsentasc yang tinggi tanpa
kerusakan. Schingga karet diperkirakan bahan yang sangat elastis. Tetapi hila bicara
secara teknis. suatu bahan hanya dikatakan elastis bila bahan rnernpunyai kernampuan
untuk kernbali ke bentuk asalnya. sctelah gaya dilepas.
Tctapi agar sifat elastis bahan yang rnernpunyai kekuatan fisis terbatas tcrpclihara.
maka pcrubahan bentuk dan tegangan yang menyertai perubahan bentuk tcrsebut harus
tidak melampaui suatu batas tertentu. Batas itu dinyatakan sebagai batas elastis bahan
terscbut.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

13

2.5 Tekuk Kolom


Latar belakang tekuk kolom pertama dikemukakan oleh Euler pada tahun 1759.
batang dengan beban konsentris yang semula lurus dan semua seratnya tetap elastis
hingga tekuk terjadi akan mengalami lengkungan yang kecil seperti pada gambar 2.1.
Walaupun Euler hanya menyelidiki batang yang dijepit disalah satu ujung dan bertumpu
sederhana (simply supported) di ujung lainnya, logika yang sarna dapat diterapkan pada
kolom yang berujung sendi, yang tidak memiliki pengekangan rotasi yang merupakan
batang dengan kekuatan tekuk terkecil. Kita akan mendapatkan rumus-rumus gaya kritis
yang dapat diterima oleh suatu batang sebelum tekuk terjadi.
Pendekatan Euler umumnya tidak digunakan untuk perencanaan karena tidak sesuai
dengan percobaan, dalam praktek kolom dengan panjang yang umum tidak sekuat seperti
yang dinyatakan oleh rumus-rurnus Euler.
Considere dan Engesser pada tahun 1889 secara terpisah menemukan bahwa
sebagian dari kolom dengan panjang yang umum menjadi inelastic (tak elastis) sebeJum
tekuk terjadi dan harga E yang dipakai harus memperhitungkan adanyajumlah serat yang
tertekan dengan regangan diatas batas proportional. Jadi mereka menyadari bahwa
sesungguhnya kolom dengan panjang yang umum akan hancur akibat inelastic dan bukan
akibat tekuk elastis.
Akan tetapi pengertian yang menyeluruh tentang kolom dengan beban konsentris
baru tercapai pada tahun 1946 ketika Shanley menjabarkan teorinya yang sekarang
temyata benar. la mengemukakan bahwa pada hakekatnya kolom masih mampu memikul
beban aksial yang lebih besar walaupun telah melentur, tetapi kolom mulai melentur pada

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

]4
saat mencapai beban yang disebut beban tekuk,

yang menyertakan pengaruh inelastic

pada semua serat penampang melintang.


Untuk menentukan kekuatan kolom dasar, kondisi kolom perlu diidealisir dengan
beberapa anggapan. Mengenai bahan. kita mengangap : (I) sifat tegangan di seluruh titik
pada penampang; (2) tidak ada tegangan intemal seperti akibat pendinginan setelah
penggilingan (rolling) dan akibat pengelasan. Mengenai bentuk dan kondisi ujung. kita
dapat mengangap (3) kolom lurus sempuma dan prismatis; (4) resultante be ban bekerja
melalui sumbu pusat batang sampai batang mulai melentur; (5) kondisi ujung harus statis
tertentu sehingga panjang antara sendi-sendi ekivalen dapat ditentukan. Anggapan lain
tentang tekuk adalah (6) teori lendutan yang kecil seperti pada lenturan umurn berlaku
dan gaya geser dapat diabaikan.
Setelah anggapan-anggapan diatas dibuat, sekarang disetujui bahwa kekuatan suatu
kolom dapat dinyatakan sebagai :

(J

cr =

PIA =

T[2.,

(K.L/rr

Dengan :

(J

cr =

PI A

= tegangan rata-rata pada penampang

Et

= modulus tangent pada PI A

KUr

angka kelangsingan effektif (ujung sendi ekivalen)

Kita tahu bahwa batang tekan yang panjang akan runtuh akibat tekuk elastis dan
batang tekan yang pendek yang buntak dapat dibebani sampai bahan meleleh atau bahkan
sampai daerah pengerasan regangan (strain hardening)

Pada keadaan yang umurn,

kehancuran akibat tekuk terjadi setelah sebagian penampang melintang rneleleh, keadaan
ini disebut dengan tekuk inelastic.
Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

15
Tekuk mumi akibat beban aksial sesungguhnya hanya terjadi apabila anggapan dari
(I) sampai (6) diatas berlaku. Kolom biasanya merupakan satu kesatuan dengan struktur.
dan pada hakekatnya tidak dapat berlaku secara independen. Dalam praktek, tekuk
diartikan sebagai pembatasan antara lendutan stabil dan tak stabil pada batang tekan: jika
bukan kondisi sesaat yang terjadi pada batang langsing elastis yang diisolir. Banyak
insinyur menyebut "beban tekuk praktis" ini sebagai "beban batas (ultimate)".

2.6 Keruntuhan Batang Tekan


Dari mekanika bahan kita tahu bahwa batang tekan yang pendek akan dapat
dibebani sampai be ban meleleh. Satang tekan yang panjang akan runtuh akibat tekuk
elastis. Pada keadaan umum kehancuran akibat tekan terjadi diantara keruntuhan akibat
kelelehan bahan akibat tekuk elastis, setelah bagian penampang melintang rneleleh,
keadaan ini disebut tekuk inelastic (inelastic buckling).
Ada 3 (tiga) jenis keruntuhan batang tekan yaitu :

1. Keruntuhan akibat tegangan yang terjadi pada penampang telah melampaui kekuatan
materialnya.
2. keruntuhan akibat batang tertekuk elastic (elastic buckling). Keadaan ini terjadi pada
bagian konstruksi yang langsing. Disini hokum Hooke masih berlaku bagi serat
penampang dan tegangan yang terjadi tidak melebihi batas proporsional.
~: clo[',c

3. keruntuhan akibat melelehnya sebagian serat disebut tekuk

e I G<:.0")

~ic

(inelastic

buckling). Kasus keruntuhan semacam ini berada diantara kasus (I ) dan kasus (2),
dimana pada saat menekuk sejumlah seratnya menjadi inelastic maka modulus
elastisitasnya ketika tertekuk lebih kecil dari harga awalnya.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

16

2.7 Kolom Euler


Rumus kolom Euler diturunkan dengan membuat berbagai anggapan sebagai

berikut :

Bahan elastis linier dan batas proporsional tidak terJampaui.

Batang lurus sempurna, prismatis dan beban terpusat sempurna

Penampang batang tidak terpuntir dan elemennya tidak dipengaruhi tekuk setempat
dan distorsi lainnya selama melentur.

Bahan terbebas dari tegangan residu

Torsi lendutan yang kecil akibat berat batang dan juga geser dapat diabaikan.

Kondisi ujung harus statis tertentu sehingga panjang antara sendi

rol ekivalen dapat

ditentukan (dalam pembebanan selanjutnya kondisi ini tidak mutlak)


Untuk menghasilkan anggapan bahwa bahan dalam keadaan elastis linier, perlu
diperhatikan perbandingan dari panjang dan radius girasi dari batang. Pada tegangan
kritis dari batang untuk tiga macam material. Dari diagram terlihat bahwa tegangan kritis
selalu menurun dengan menaiknya perbandingan LkJi. Sebuah batang dikatakan langsing
apabila rumus Euler yang elastis berJaku.

2.8 Analisis Kolom

4x

I ..

Gambar 2.6
Batang lurus yang dibebani oleh gaya aksial

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

17
Sebuah batang lurus dengan panjang L yang dibebani oleh gaya aksial P seperti
yang diperlihatkan pada gam bar 2.6. uraian gaya-gaya yang bekerja pada potongan
sejauh x dari turnpuan, diperlihatkan pada gam bar 2.7. dimana N dan Q adalah komponen
gaya longitudinal dan transversal pada potongan itu, dan M adalah momen lentur.

Dx

IQ~Q

-6t0W~~tj.

Gambar 2.7.

Potongan batang sejauh x dari tumpuan

Pengaruh dan adanya rotasi struktur, persamaan kesetimbangan dari elemen kolom

ramping yang terdeformasi diperlihatkan pad gambar 2.6.

Q+dQ

---/F+dj3
N+dN

Gambar 2.8.

Kolom Terdeformasi

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

18

Untuk deformasi yang kecil. maka dapat diasumsikan bahwa sudut putar

fJ adalah

kecil. Dengan demikian sin j3 dan cos /3 secara berurutan dapat dianggap fJ dan 1.
Persarnaan kesctimbangan gaya dapat diperoleh dengan menguraikan masing-masing

gaya yang bekerja sesuai dengan sumbu x dan y. Dar; uraian gaya pada sumbu
diperoleh :

-N + (N+dN) - Q fJ + (Q + dQ)( (J + d /n

N1+Qpl+ [JQI =0

Dimana:
Nl

~c dN/dx

QI

=dQ/dx

(1

=dP/dx

Dari uraian gaya pada sumbu --y diperoleh :

-Q + (Q+dQ)- N f3 - (N + dN)(

P + d{n = 0

-N fJ 1+ {fN I + QI

Uraian Mornen :

M - (M+dM)+Qdx

Q=M'

Dimaria.

M = dM/dx

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

~X

19

Untuk batang yang rarnping dapat dianggap bahwa tegangan dan gaya geser
melintang sangat kcci1. Kita biasanya mcngambil asumsi bahwa bentuk kuadratik yang
menggarnbarkan interaksi non 1inear antara gaya gescr yang keci I dan putaran dapat

diabaikan. Dari asumsi yang diarnbil maka tiga persamaan kesetirnbangan disederhanakn
mcnjadi bentuk bcrikut:
N

(2.1a)
(:~.lb)

Ql= ()
Q=M

(:2.k)

Bentuk dari fJN 1 tidak terdapat pada persarnaan 2.1 b. karen a tclah hilang akibat
persamaan 2.1a dengan mengeliminasi Q dar; persamaan 2.1c schingga mcnghasilkan,
1

N =0

Mil = -Ell

(:2.1 c)

Dimana I adalah momen lnersia dari penampangdan [ adalah modulus clastisitas


bahan. Persamaan 2.1e kita substitusikan kedalam persarnaan 2.1d diperoleh :
N' = ()

Untuk harga El yang konstan, persarnaan menjadi:


NI

(2.2a)

ElylV _ Ny"

= ()

(2.2b)

Persamaan 2.2b merupakan bentuk kuadratik dalam variabel-variabel N dan Y.


oleh karena itu merupakan persarnaan differensial non linear. Dari persamaan 2.2a
terlihat bahwa N konstan sepanjang X dan dari kondisi batas \=0 dan x=L. kita lihat

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

20
bahwa N=-P. Dengan demikian persamaan 2.2b dapat disederhanakn menjadi bentuk
lazim dikenal :
ElylV - pyll = 0

(2.3)

Atau

EI

d4y

dey
+P-, =0
dx
dx:

(2.4)

-4

Persamaan 2.4 diatas adalah persamaan differensial dari kolom ramping yang
mengalami tekukan. Dari persamaan 2.4, dapat ditentukan besamya pada saat struktur
akan runtuh. Misalnya k

PIEI dan substitusikan kedalam persamaan 2.4. sehingga

diperolch :

d4y
,dCy
dx 4 + K dx c =0

( 2.5 )

Persamaan umum dari persamaan diferensial adalah :


Y

A sin kx + B cos kx + Cx + D

(2.6)

Dimana : A, B, C. 0 adalah tetapan tertentu yang dapat ditentukan dengan


menggunakan syarat-syarat batas yaitu kondisi batas ujung-ujung batang (boundary
condition).

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

BABIII

ANALISA TEKUK

3.1 Tekuk Pada batang Prismatis


Batang yang di bebani secara aksial (axially loaded members). yaitu batang
batang yang merupakan elernen-elemen struktur yang memiliki sumbu longitudinal
lurus dan hanya memikul gaya aksial (tarik atau tekan). Hal ini biasanya terdapat pada
batang-batang

diagonal

dalam

berbagai

rangka

batangttruss),

batang-batang

penghubung dalam berbagai mesin.kabel-kabel dalam jembatan, kolom-kolom dalam


bangunan dan lain-lain.
Penampang-penampang dapat berbentuk pejal, berongga atau berdinding tipis
f1in walled) dan terbuka. Dan dalam mendisain suatu kolom agar ekonomis dapat
dilakukan dengan mengambil tampang yang bervariasi. Dalam hal ini penulis
mengambil tiga tampang yang bervariasi yaitu:
1. Profil kanal tunggal
2. Profil kanal tersusun
3. Profil kanal Majernuk dengan pelat kopel
maka dalam menganalisa ketiga tampang tersebut yang harus diperhitungkan adalah
sebagai berikut :

lnersia penampang

Luas tampang

Gaya bekerja ( P )

Panjang tekuk ( Lk)

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

22
Batang tekan (compression member) adalah elemen struktur yang mendukung
gaya tekan aksial. Batang tekan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
terjamin stabilitasnya (tidak ada bahaya tekuk), hal ini harus diperlihatkan dengan
menggunakan persamaan :
p

OJ-~a

Dimana:
OJ =

faktor tekuk yang tergantung dari kelangsingan ( A ) dan jenis bajanya.

Ci = Tegangan dasar pada tabel 1 PPBBI'83

P = Gaya tekan pada batang terse but ( Kg)


A

Luas penampang batang (Cm

,
L

Adapun untuk mencari nilai kelangsingan dapat menggunakan rum us berikut ini :

lmin

Dimana :

nilai kelangsingan

L, = panjang tekuk batang tersebut (em)

imin

jari-jari kelembaman minimum batang/profil (em)

3.1.1 Angka Kelangsingan


Kelangsingan Batang tekan ini tergantung dari jari-jari kelembaman ( i ) dan panjang

tekuk (Lk), dimana :

Lk

Panjang tekuk ini juga tergantung pada keadaan ujung-ujungnya, apakah sendi,

jepit, bebas, dan sebagainya. Panjang tekuk ini dapat dicari dengan menggunakan

tabel 3.1.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

23

T I T I lId)) r:\ll (QJ I


I ~~ ~ j [t
J + ell:

r-wI,)

I
Bentuk
lekukan kotom
ditunjukkan
o\eh garis
putus-putus

I
I

\
,

,I

I
I
I

'

Jlr

f
Harga K teoretik

0.5

'tiarga oesam Y"'lg dia~ju""'n bila


ikondisi ideal hanya

0.65

.if'

Kode

kondisi
lIlling

1.0

0.80

1.0

1.0

2.0

2.0

2.10

2.0

Rotasi ditanan, Translasi ditahan

Rolasi bebas. Translasi ditatlan

c;J
?

0.7

Rotasi dilahan. Translasi bebas


Rotasi bebas, Transtasi bebas

Tabel 3.1
Faktor K untuk berbagai perletakan

Karena batang/profil memiliki 2(dual jari-jari kelembaman ( i ). umumnya


akan didapat dua nilai harga

)c.

Yang menentukan adalah ni lai A yang terbesar,

untuk itu dipakailah jari-jari kelembaman yang terkecil

(imin)'

Dari nilai angka kelangsingan A inilah akan diperoleh nilai faktor tekuk
(ro )yang dapat dicari dari tabel 2,3.4. atau 5. PPBr 83. untuk harga A diantara harga

harga yang tercantum pada tabel-tabel tersebut, hargar dapat dihitung dengan
interpolasi linier.
Contoh dicari untuk A = 150.78 maka nilai

OJ

Penyelesaian :

A = 150

OJ =

A=150,78

OJ =

A= 151

{}J

4.342
4,342+ (150.78-150)x(4.401_4J42) =4,388
(151-150)
.

= 4.401

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

24

maka untuk nilai z =150.78 didapat

(I)

=c.

4.388

Yang diperoleh dari tabel 3 PPBI'83 untuk nilai Fe 360 (Bj 37).
Harga A ini dapat ditentukan dengan persamaan :

=1r

- --

E
O.7.cr

Untuk:

A, < 0.163

rnaka

(I)

Untuk:

0.183<),,<1

maka

('J =

Untuk :

= 1

1.41

1.593-

}c,

maka to =-= 2.281 A,

Berdasarkan PPBJ"SJ.

3.2 Analisis Beban kritis pada Profit Ganda


3.2.1 Umum

Kolom baja dengan profil ganda ialah suatu kolorn baja yang terdiri dari dua
buah profil tcrsebut dihubungkan dengan satu penghubung, yang biasa discbut dcngan
'plat kopel. Kolom dengan profil ganda scring digunakan apabila :

Kapasitas prom tunggal yang tersedia tidak mencukupi

Diperlihatkan batang dengan kekakuan yang besar

Detail sambungan mernbutuhkan profil ganda

Faktor ekonomomis
Jarak kedua profil dapat diatur sedemikian rupa. sehingga tekuk arah tcgak

lurus sumbu x-x (sumbu bebas bahan), dapat dibuat mendekati sarna dengan tekuk
arah tegak lurus sumbu y-y (sumbu bebas bahan). Profil ganda seperti ini cocok
Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

25
Jarak kedua profiI dapat diatur sedemikian rupa, sehingga tekuk arah tegak
lurus sumbu x-x (sumbu bebas bahan), dapat dibuat mendekati sarna dengan tekuk
arah tegak lurus sumbu y-y (sumbu bebas bahan). Profil ganda seperti ini cocok
digunakan untuk kolom tanpa dukungan lateral, karena hal ini sulit diperoleh jika
menggunakan profil standart.

3.2.2 Sumbu utama, sumbu bahan dan sumbu bebas bahan


Yang dimaksud dengan sumbu utama adalah sumbu dimana sumbu terse but
merupakan sumbu simetri pada profil tersebut. Sumbu bahan adalah sumbu yang
memotong semua elemen batang sedangkan sumbu bebas bahan adalah sumbu yang
sarna sekali tidak memotong elemen bahan atau hanya memotong sebahagian elemen
bahaan.

Garnbar 31 Profil ganda

Pada garnabr 3.1 sumbu x-x adalah sumbu bahan bagi profil ganda dan juga
merupakan sumbu utarna bagi profil tunggal yang menghasilkan inersia maksimum.
Sumbu y-y adalah sumbu bahan bagi profil ganda yang menghasilkan inersia idiil
yang digunakan untuk mencari kelangsingan idiil. Sumbu y' -y' adalah sumbu utama
bagi profil tunggal dan juga merupakan sumbu lemah yang menghasilkan inersia
minimum bagi profil tunggal.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

26
3.3 Analisa Profil Canda
Profil ganda atau profil tersusun mempunyai 2 sumbu yaitu : sumbu bahan dan
sumbu bebas bahan. Pada profil tersusun yang mempunyai sumbu bebas bahan,
supaya batang-batang yang disusun dapat bekerja sama, tempat-tempat tertentu hams
dihubungkan satu sama lain dengan pelat kopel, sehingga :

Untuk profil yang tersusun seperti Garnbar 3.3 berlaku :

y adalah sumbu bebas bahan. Al adalah luas penampang satu.

Untuk batang tersususn hams ditinjau kestabilannya terhadap kedua sumbu bebas

bahan, sebagai berikut ;

Terhadap sumbu bahan (x-x)


Kelangsingannya adalah

Terhadap sumbu bebas bahan (y-y)


Kelangsingannya adalah

A, V

=J Ay

+O,5mA,

A,l' = kelangsingan ideal

Dimana:
jumlah batang tunggal yang membentuk batang tersusun.

Lky

= panjang tekuk batang tersusun pada arah 1- sumbu y-y

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

27
ly

jari-jari kelernbarnan dari batang tersusun pada arah 1. surnbu y-y

LJ

jarak antar tenggah-tenggah pelat Kopel pada arah hatang

lrnin

jari-jari

kelembaman batang tunggal

terhadap

sumbu

yang

memberikan harga terkecil (sumhu 1-1)

3.4 Dimensi plat kopel


Walaupun tugas akhir ini tidak dihahas samhungan plat kopel dengan profil
tetapi dimensi daripada plat kopel berpengaruh terhadap analisa hehan kritis dari
profil ganda. rnaka dimensi plat kopel itu sendiri perlu kiranya di analisis.
Dirnensi plat kope1 adalah panjang. lehar dan teba!. Panjang plat kopel diberi
natasi "a". Lehar pelat kopel diberi notasi "b", sedangkan tcbal pclat kopel diheri
notasi "1".
Panjang pelat kopcl adalah merupakan variahel yang tidak hchas karena
panjang plat kopel tergantung kepada incrsia sumbu behas hahan dari profil ganda,
dimana inersia sumbu be bas hahan dibuat sama dengan inersia sumbu bahan.
Sehingga:

I,

Iy ' + A.l /4 i

Karena yang dibutuhkan adalah mencari panjang plat kopel maka persamaan diatas
diubah menjadi :

~~.(\~I,)

(3.4)

Supaya plat kopel cukup kaku untuk menghuhungkan kedua profil dan juga
ekonomis, maka tebal plat kopel dibuat sama dengan tebal Hens dari profil yang
dihuhungkan. Dengan kata lain tebal plat kopel merupakan variabel yang tidak hebas.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

28
Lebar plat kopel adalah merupakan suatu variabel bebas karena tidak
tergantuing dari profil yang disarnbungnya, Tetapi supaya plat kopel cukup kaku,
untuk itu plat kopel harus memenuhi syarat sebagai berikut :
lp
a

Ip

~ 1O.~
L,

dari PPBBI hal 21 persamaan (12). Karena inersia pelat kopel yaitu :

] b'- maka
-.1.

b'-

60.a 1,
1
L,

~ ~-.---

12

. . 1n b ~ In [ ~-.-~
60.a I \ ~
1
L

.J

Ln b

"" n [60.a
J,]
~-.--

~_, J

>

I,

(j In[ ~.(J.~ Jl
-

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

(3.4.])

BABIV

PERHITUNGAN

A. BAJA RINGAN
Untuk Lk = 2000 mrn

Data Proti I

J ~~

100 mm

y"

b = 45 mm
a_~

c
l

ce

CJ

u mm

0.8 mrn

= 1993.62 Kg/ern:

I" = 276335.3600 rnrn


1,= 48412.2629 mm

""

""

27.6335 Cm

4.8412 Cm

II

.1\ -- 1/I~
\ -- 1697'=
. .J)- (' m

VA

= Lk =117.8167

Per =

OJ = 3.12586

iy

Ax(

(J' )
(()

= I 07 I. 672 Kg

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan 29

(Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.


USU Repository 2009

30
Profil Tersusun tanpa pe/at kope/

Data Profit
a = 100 mm

b
-\

Xa

v,

~~

45 rnrn

c = 10 mm
t

Xb

A = 1.68 Cm~

co

0.8 mm
.C'

1993.62 Kg/em:

Xa = 1.43286 Cm

276335.3600 mrn ' ~ 27.6335 Cm-1

I,

7C

I,

--~ J--~

rJ

= 16.9755 Cm
1

Alo[al =

2 x A = 3.36 Cm

I X 1\'
I vt = ~,
'"

.r.'....
Ixi\

x X'u2

= 16.5808 Cm-1

/'"1 --

Lk

90 .0'"
., I

.. ..

OJ = I 96'\
(r.
I- e 4"'0
., )

i 11

Per = A

X(

(J"

OJ

J=

3409.174 Kg
~

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

31
Profil Tersusun dengan pelat kopel

Data Profil
a = 100 mm

c;

45 rnm

c = 10 mm

Xh

At = 3.36

t =

0.8 mm

rr

Xa
h

em-

1993.62 Kg/ern:'

Xu = 1.43286 em

'")76'"''"'''
~
_
.LL ..~(()()
)
I\ ~

111m \

'")7
_ 6'"'~'i
.LL C'.111-1

r;

i, =

{j = 16.9755 ern

n=3

L1=

.L~

83.333 rn

i,= i y rnaka didapat d = 4.5RI


I\l

2 x 1y + 2xAx ( Xa +

= 562650.6743 mm 4 ~ 56.2651 em 4
i,t =
.

rr
,I

,i~\~1 =
V 2.A

4.0921

em

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

)~" = ~k =

48,8726

/"

=l~~,'.

),1'

Per = A x(O

+),,,'. =

() ) =
OJ

OJ = 1.43377( Fe 430)

62.69771

5441.664 Kg
-

Untuk Lk = 2500 mm
Profil Tunggal

Data Proli I

L
t

a = 100 rnrn

b ="+5 mrn
c = 10 mill
t

= 0.8

111111

a = 1993.62 Kg/crn'

1~ = 276335.3600 mm.) ~ 27.6335 em.)


['0=

i,

48412.2629 mm-l ~ 4.8412 em

=c

r(

~-A

= 16.9755 ern

Lk

= ---=1472709

0)=

4.8839 (Fe430)

iv

Per

A X(

() ) = 685,7829 Kg
(J)

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

33
ProfiJ Tersusun

Data Proti I
~

a = 100 mm
y,

b = 45 mrn

c = 10 mm

\'11

l
Xa

= 0.8 mrn

Xh

= 1.68 Cm~

1993.62 Kg/em

Xa = 1.4-3286 em

I y = 48412.2629 rnm' ~ 4.8412 Cm-l

i\

1~
VA

A total -- ')

16.9755

em

A. -- . 1-, .'"'6
(' m~
j

= 16.5808 Cm-l

It, --

~~ = 11 _.)
J ~4
I

Pcr =

OJ

2.8515 ( Fe 430 )

vi

A X(

(J"
{O

J.

= 2349.104 Kg
~

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

34
Protil Tersusun dengan pelat kopel

c"

Data Profil
'(,

a = 100 mm

-1

b = 45 mm
c = 10 mm
t =

Xh

a = 1993.62 Kg/ern:

Xa

I,

0.8 mm

Xa

1.43286 Cm

276335.3600 mm! ~ 27.6335 Cm-l

I, = 48412.2629 mm-l : : : 4.8412 Cm-l

i, =

'J

\I-~ = 16.9755 Cm
V

=3

11

LI

Lk
n

83.333 m

=~= 49.0903

~'",

I,

I,

I,

maka didapat d = 4.581 em

1'1 = 2 x ly + 2 x A x ( Xa+ -d

i"
o

t"

562650,6743 mrn' ~ 56.2651 Cm-l

~ ~ 2.A
J"

4.0921

em

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

35

~= 610978"
i r,
_.,

A" -

1,/

,--~---

),.c + A,,:

)'11

P'r=AX(O'

CO ~c 1.6949 ( Fe 430 )

= 78.2493

=3951.988Kg

OJ

Untuk Lk = 3000 mm

Profil Tu ngga I

DalJ Prof 1

a= 100mm

y"

b = 45 mill

a_~

c= I () mrn
l

= 0.8 mill

(J

I,

2763353600

1ll1ll-1 :::::;

27.6335

1993.62 Kg/ern"

Cm-1

r-

iv

'\I~ =

16.9755 Cm

v A

;~ = .Lk =176.7251

CO = 7.0322

ly

P"

~ A X( : ) ~ 476.2723 Kg

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

36

Profil Tersusun
~r

Data Profil

t
a = 100 mm

Y.

b = 45 mm

c
Xa

10 rnrn

t = O.R mm

Xh

(J=

AI

I,

=
=

1.68 Cm

1993.62 Kg/cm c

Xa = 1.43286

em

276335.3600 rnm ' ~ 27.6335 Cm-l

Iy = 48412,2629 mm

A. IOlal --

J~ X.

""

4.R412 Cm

A -- ...)
3 "6 C In c

= 16.5808 Cm-l

I v: =

. 1

/- ',.. = 2 /1 Crn

I
.-~

VA,o,of

A = rk_ =" 135.048

(I)

',

1\, =

Ax

(j
(J)

J=

4.1 069 ( Fe 430 )

1631.04 Kg

* Perhitungan selanjutnya dapat di Iihat di tabel.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

37

Profil Tersusun dengan pelat kopel


Data Profil
a = 100 mm

-l

c = 10 mm

= 0.8

(J"

Xh

I,= 48412.2629

iy =

H
=

Illm

el

16.9755

""

el

4.8412 Crn'

Xa

em

I,

lk

n = 5 -----..
1
/L

= 1993.62 Kg/ern"

A = 3.36 Cm

276335.3600 mrn" "" 27.6335 Cm

111m

Xa
d

I,

b = 45 mm

L I = .:
n

i,

1.43286

em

maka didapat d= 4.4581 Crn

60 mrn

1
-L
"J4)
- - = -35 .

'

1\1 = 2 x Iy + 2 x A x ( Xa+- r
-

i vt

562650.6743 mm

J~--'-=4.0921
V l.A

el

""

56.265 I em

el

em

/0 1 = Lk
. = 73.3 I I 3
\

Jell

,I

=f,1,:+,1I1 " =81.3869

Pcr=

(()= 1.7591 (Fe430)

AX( ()]=
3807.894 Kg
OJ
~

* Perhitungan selanjutnya dapat di lihat di tabel.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

38

BAJA KONVENSIONAL
Profit Tunggal C
Untuk Lk = 2000 mm
Taksir

oi =

3.1252

Maka di dapat

AperJu

= 4,1866 Cm

Untuk 1 Profil = 2,0933


Maka diperoleh profit 80x40x 15x 1.25 mm. a = 1600 Kg/Cm
I, = 22,302 Cm

A = 2,213

i, =
..

JI
V

..,

Cm~

= 1,53 Cm

Lk

,{ = -=130.4976.................
iy

=O)X

(j) =

p
=1591,712:-:;1600KXICm2
A
.

3.2869 (Fe 360)

Ok

Untuk Lk = 2500 mm
Taksir co = 4,8838
Maka di dapat A pcrl u = 4,1866 Cm

Untuk 1 Profil = 2,0933


Maka diperoJeh profil 80x40x 15x 1.25 rnrn, 1600Kg/Cm

r, =

22,302 Cm

I y= 5,198 Cm

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

39
A

2,213 Cm 2

~ = 1,53 Cm
. fA

i, =

Lk

A=~=163,122

OJ=5.1357(Fe360)

iy

(Y

Q)

x: =

Untuk Lk

1591,490 ::; 1600 K~ /

em

Ok

3000 mm

Taksir 0)= 7,0323


Maka di dapat Ar~r111 = 4.1866 Cm

Untuk 1 Profil = 2,0933 Cm


Maka diperoleh profil 80x40x 15x 1.25 rnrn,

(Y

= 1600 Kg/ern"

1:., = 22,302 Cm"

2,213 Cm 2

. H"
Iv =

-' =

Lk

1,53 Cm

A = ~=195,7464
iy

(Y

OJ = 7.395

= m x p = 1591,516::; 1600 Kg / em 2
A

Ok

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

40
Profil Tcrsusun dengan peJat kopeJ

Untuk Lk = 2000 mm

Kg/cm 2

= J 600

Taksir ro = 1,4337
Maka di dapat

Ape-rill =

4.1866 Cm 2

Untuk I Profil = 2.093~ CI1l 2


Maka diambil Profil Channel ( 120x60x 15x 1.25)
A

i,

c=

3213 Cm 2

B=~

2.22

em

Xa= 1.97Cm

X, == 4,03
L1

em

50 x 2.22

n> Lk

= 1.8014

LI

111.024 em

Lk
LI = ---- =66,7cm
n

Ar

= ~~l

67 ern

30,173

I,

= 2 x'
I v + 2xAx ( Xa + 2

lIt

= 152,8128 Cm-l

;"

~ ~ 2.A
I". ~ 4.8765 em

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

41

A"

Lk

= --- = 41.0129
I

II

A" =ji,-2

+),,,2- =

50.91656

OJ = 1.2432 (Fe 360 )

(J

= (I) x -- = 1529.()93 ::; 1600 Kg- / em - .......... Ok

<

Dimensi Pelat Kopel

Jarak antar pelat kopel direneanakan dimana


ix = iy maka di dapat jarak antar pelat kopel (d )
I

22 mm

.t: ?: 10-'
a
L

Ambil a

2.b+d = 34 em

'r = C~ .I.b' ) = 03333b'


b = I 3.43

14 CIll

Maka dimensi pelat kopel 14 x 34 x 0.4 em

lJntuk Lk = 2500 mm

Mutu baja Bj 37
Taksir

(0 =

1.694

Maka di dapat Ar~rlll = 4.1866 Cm 2


Untuk 1 Profil = 2.0933
Maka diarnbil Proftl Channel I

A = 4.086 Cm 2

fo~~~I';"I~;;r

1'10

yto Y \S Y I[ 6
/

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

42

i, ==

IT
,1-\
= 2.22 Cm
v A

L}

50 x 2.22 = 111.024 em

11

Lk

=---

"I

== 2.2691 ::::

Maka L 1 = I"k_ == 83,333 em


11

I,

=!2
i\

.\

OJ

37.6675

c.=

d
1'1
= 2 x lv + 2x A x ( Xa + - t
.
.
2

1.0853

(Fe 360 )

= 193.7186 Cm~
i,\ =

A. ,
I".

J!~2..1

= !"k

4.8373 Cm

= 51.6817

'"
I,,, ==J;~\-2 +;"/

OJ = 1.3864 (Fe 360 )

63.9519

o =(J)X P =1585.259s:J600KgICm 2
A

Ok

Dimensi Pel at Kopel

Jarak antar pelat kopel direncanakan dimana


ix = iy maka di dapat jarak antar pelat kopcl (d )

Ir

0=

21.5 mm

I,

-:::=-10-
a
L,

Ambit a == 2.b+d

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

43
=

33.5 ern

Maka dimensi pelat kopel 19 x 33.5 x 0.4 em

LJntuk Lk = 3000
(J

= 1993.62 Kg/em 2

Taksir m= 1.759
Maka di dapat

;\I,<.'rlu

= 4.1866 CIl1 2

Untuk 1 Profil

2Jl933

Maka diarnhil Protill ( 80x40x 15x1.25)

1600 Kg/em

Mutu baia Hi 37

Taksir m = 1.694
Maka di dapat

Ar<.'rlu

= 4.1866 Cm 2

Untuk 1 Prof I = 2.0933


Maka diamhil Profil Channel ( 120x60xI5xl.@
t, .

L I = 50 x 2.22

Lk

n=-

L,

I 11.024 em

= 2.2691

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

44
Lk
LI = - = 100 em
n

A=~
x
.

45.3826

lr

J
I vt = 2 x ly + 2x A x ( Xa + -- )~
')

= 193.7186 Cm-"

Lk

Art = -.-= 61.6169


/\'1

All'
a

~ Ax ~ + Art ~

P =1453-:;1600Ka/Cm c

=OJX

co =

76.5259

~1

1.5598 (Fe 360 )

Ok

Dimensi Pelat Kopel

.larak antar pelat kopel direncanakan dirnana


ix = iy maka di dapat jarak antar pelat kopcl (d ) = 22 mm

J.

L1

.i: 2 10-'

AmbiJ a = 2.b+d
=

(1
I r -
-l12

34 em

J h'

b = 12.648

~ 0""" "h-'
)=

._L'-1.:'

13 em

Maka dimensi pelat kopel 13 x 34 x 0.4 em

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

45

Prom Tersusun
Untuk Lk = 2000 mm
Dari tabel Profil baja Konvensional maka dimensi ukuran untuk Per = 3409,174 Kg/Cm 2
Taksir OJ = 2,6599
Maka di dapat

Aperlu

= 4, I866 Cm 2

Untuk 1 Profil = 2,0933 Cm 2


Maka diambil Profil Channel ( I20x60x 15x I,25)
Data Profil
~

a= 120 mm

\.

b =60 mm
a

c = 15 mm
t = 1,25 mm

Xa

Xb
b

a = 1600 Kg/em

A = 3.213 Cm 2
Xa= 1,970 Cm
Xb =4,030 Cm

r, = 75,498 Cm 4

i =
y

~ =2'220Cm
VA

Atotal

lyt =

=2x
(

= 6,426Cm 2

2 x ly ) + (2 x A x Xa2 )

= 56,6227 Cm 4

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

46

Iyt

II'

- '/~ =

2,968Cm

A/fHal

Lk
A = - = 67,370............ .....

OJ =

1.478 ( Fe 360 )

iv/

=OJX

P = 1568.657 ~ 1600 Kg / em"


A'
.

Ok

Untuk Lk = 2500 mm

Dari tabel Profil baja Konvensional maka dimensi ukuran untuk Per = 1611.802 Kg/Cm 2
Taksir OJ = 4.1559
Maka di dapat A perl u = 4,1866 Cm 2
Untuk 1 Profil = 2,0933 Cm2
Maka diambil Profil Channel ( 80x40x 15x1.6)
~

Data Protil

a= 80 mm

Y.

-l

b =40 mm

c = 15 mm
Xa

Xb

t=

1.6 mm

a = 1600 Kglcm 2
A

2,806 Cm 2

t, = 27,971 Cm4

i
Y

r; 1'5164 Cm
fA
=

Xa= 1,450 Cm

Xb = 2,550 Cm
Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

47

Atotal
Iyt =
=

Iyt

2 x A = 5,612 Cm 2

2 x ly ) + (2 x A x Xa 2)

24,70323 Cm 4

I,
= _.'- = 2,0908

Cm

A,ola'

Lk

/l. = ~= 119,1577
i vt

a =mx

P
A

OJ =

=1574,035:-::::1600KgICm 2

2,7402 (Fe 360)

Ok

Untuk Lk = 3000 mm

Dari tabel Profil baja Konvensional maka dimensi untuk Per = 1119,2769Kg/Cm 2
Taksir m=5,9847
Maka di dapat A perlu = 4,1866 Cm 2
Untuk I Profil

2,0933 Cm 2

Maka diambil Profil Channel ( 80x40x 15x1,6)


Data Profil
~

a= 80 mm
b =40 mm
a

-1

c= 15 mm
t

xa
b

1.6 mm

Xb

= 1600 Kg/em:'

2806
Cm 2
,

I, = 27,971 Cm 4

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

48
Xb = 2,550 Cm

Xa= 1,450 Cm

i,
~

If

1-' =
~A
2x

Alotal =

I)t =
=

\,5164 Cm

= 5,612 Cm

2 x Iy ) + (2 x A x X})

24,70323 Cm4

IVI =

A = Lk = 142,9892.............. ...

OJ = 3,946 ( Fe 360 )

i'l

a <o x-=J574,1698:S::
A

. '

1600Kg-/Cm~

Ok

Untuk Perhitungan selanjutnya dapat di lihat pada tabe1.

Tabel4.1

Perbandingan luasan Baja Ringan dan

Baja Konvensional dengan panjang kolom 2 m.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

49
Type

Luas

Kolom

Baja Ringan

luas Profil Baja


Konvensional

Per
Baja Ringan

Cm 2

Cm 2

(Kg)

1,68

2.213

685,783

3,36

5.612

1379.024

3.36

8.172

3951.98~

Tabel4.2

Pcrbandingan luasan Baja Ringan dan

Baja Konvcnsional dcngan panjang kolom 2,5 m.

Type

Luas

luas Profil Baja

Per

Kolom

Baja Ringan

Konvensional

Baja Ringan

Cm 2

Kg

1.68

2,213

476,272

3,36

5,612

957,708

3.36

8.172

3807,894

Cm

Tabel4.3
Perbandingan luasan Baja Ringan dan

Baja Konvensional dengan panjang kolom 3 m.

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

50

Luas

Luas Profil Baja

Per

Baja Ringan

Konvensional

Baja Ringan

Type
Kolom

I
I

( Cm 2 )

II

(Cm

( Kg)

3.36

6.426

1398.18

3.36

8.172

1781.43

Tabel4.4

Perbandingan luasan Baja Ringan dan

Baja Konvensional dengan panjang kolom 3,5 m

Luas

luas Profil Baja

Per

Baja Ringan

Konvensional

Baja Ringan

Type
Kolom
(Cm

(Cm

- ._--,. -------

--------------~------

.,--_.

(Kg)

---------

3.36

6.426

917.5802

3.36

8.172

3802,04

_.

Tabel4.5

Perbandingan luasan Baja Ringan dan

Baja Konvensional dengan panjang kolom 4 m

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

51

Baja Tunggal ( ] )
2.5
2
;

1.5

Baja Zincalum

III
C1l
:::J

Baja Konvensional

...J

0.5

o
2.5

Panjang Kolom

Grafik 4.1
Grafik panjang kolom dengan luasan
Pada prof I tunggal

Profil Tersusun
7

6
5
I:
C1l

III
C1l
:::J

...J

....

...

,."

""

3
2

Baja Zincalum
Baja Konvensional

1
0
2

2.5

3.5

Panjang Kolom (m)

Grafik 4.2
Grafik panjang kolom dengan luasan
Pada profil tersusun

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

52

Profil dengan pelat kopel


10

Baja Zincalum

Baja Konvensional

l/J

.2

o
2

35

2.5

panjang kolom

Grafik 4.3
Grafik panjang kolom dengan luasan
prot! I tersusun dengan pelat kopel

Panjang Kolom
(m)

c-------

Baja Konvensional
(Kg)

Berat sambungan
(Kg)

Total
(Kg)

3474

0.6948

4.1688

2.5

43425

------

--------

--.-----

5211

10.088

25
3
3.5
4

12.61
15.132
17.654
20.176

][
f--

f-----~--~--

f--

][
2

10088

-----+-------~

I
I

___1
I
I
I

..

0.8685

-------

- -j - - - -

5.211

---------

1.0422

6.2532

20176

t121056

2.522
3.0264
3.5308
4.0352
2.0176
3.207

- I

15.132
1-8.1584 --

21.1848
24.2112
12.1056

2.5

16.035

19.242

3.8484

3.5

22.449

4.4898

26.9388

25.656

5.1312

30.7872

19.242
23.0904

Tabel 4.5 Berat Struktur Rangka Baja Konvensional

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

][
5.24
6.55
7.86

__.

~ ----~~--L-4
10.48
I

1.048
1.31
1.572

__ ~~~4

6.288
7.86
9.432

~1L004_ _

2.096

12.576

Tabel4.6 Berat Total Struktur rangka Baja

Grafik hubungan Berat Profil dengan Panjang kolom


7

6.2532

6
5211

lE 5

0.4

4.1688

~ 3
~ 2

3.144

4716

Berat Total baja ringan

393
Berat Total baja
konvensional

o
2

25

panjang kolom

Grafik 4.4

Hubungan Berat Profil dengan Panjang Kolom

Pada Profil tunggal

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR PUSTAKA

Wei-Wen Yu, Ph.d,1991 "Cold Formed Steel Design", Second Edition University Of
Misssousi - Rolla, John Wiley & Sons, Inc.

Direktorat PenyeIidikan Masalah Bangunan, 1984: " Peraturan Perencanaan Bangunan

Baja Indonesia (PPBIj", Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan,


Bandung

Patar M. Pasaribu, lr, Dip\. Trop, 1996; "Konstruksi Baja, Penyelesaian Soal -- Soal dan

penjelasannya", Universitas HKBP Nomrnensen, Medan.

Jansen/ Chenoweth 1991 "Kekuatan Bahan Terapan" , edisi ke- 4, erlangga

Peter Knowles 1984, "Design OfStruktural Steelwork", Surrey University Press

Rudy Gunawan, Ir; "Tabel Profil Konstruksi Baja", Kanisius Edisi Revisi.

Sunggona KH, lr, "Buku Teknik Sipil", 1984, Nova.

Leonard Spiegel, George F. Limbrunner- 1998,"Desain Baja Struktural Terapan ", PT

Ratika Aditama, Bandung

Oentoeng ,Ir. 1999, "Konstruksi Baja", Andi

Jesanna Oktavia Siagian : Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional, 2008.
USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai