Bobot Bulan ke
Luaran per Kemajuan
No Tahapan Kegiatan 1
tahapan Kumulatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
(%)
Persiapan Hasil kajian
1 1
Kegiatan literatur
Laporan Laporan
2 20
Pendahuluan pendahuluan
Survai lapangan Data
3 57
dan instansional lapangan
Laporan
4 Laporan antara 60
antara
Kegiatan
5 Masukan 75
laboratorium
6 Diskusi/Workshop 89
Konsep laporan Rumusan
7 90
akhjir laporan akhir
Laporan
8 Laporan akhir 100
Litbang
• Diskusi Teknik
Schedule
– Senin 13 Feb 2012
– Jumat 6 Juli 2012
• Kunjungan Lapangan
– Mengambil contoh fly ash dari PLTU.
– Mengumpulkan beberapa jenis Chemical Admixture
– Mengumpulkan semen portland
• Survai Instansional
– Kunjungan dan tanya jawab dengan pengelola PLTU
– Kunjungan dan tanya jawab dengan produsen semen
• Percobaan di laboratorium
– Mengumpulkan material pembentuk beton (semen, pasir, batu)
– Membuat mix design dan trial mix beton kinerja tinggi
• Kuat Tekan Awal Tinggi (High Early Strength) fc30 dalam …….. Hari (1?, 3? … jam?)
• Memadat sendiri (Self Compacted)
• Menggunakan Mineral dan Chemical Admixtures
– Pengamatan terhadap sifat sifat
• Fresh (Slump/Flow, slump loss, bobot isi, setting time)
• Mekanik (Kuat tekan, modulus elastisitas)
• NDT (Rebound number, pulse velocity)
Progres Pekerjaan
Survai Lapangan
– Pengambilan Fly Ash (Suralaya, Tarahan, Paiton)
– Pengambilan Contoh Semen (Tiga Roda, Gresik,
Padang, Batu Raja, Holcim)
– Mengumpulkan chemical admixture (SIKA,
FOSROC, BASF?)
– Mengidentifikasi permasalahan beton di lapangan
– Mengumpulkan data beton kinerja tinggi (mix
desain) di Indonesia.
Property
Tiga Roda Bosowa Holcim Gresik* Padang Spec
Item unit
Kadar Udara % 8.27 5.12 8 Max. 12
Kehalusan M2/kg 360 374 395 381 372 Min. 280
Ekspansi % 0.02 0.19 0.01 0.04 0.02 Max. 0.8
Kuat Tekan
Kemudahan dikerjakan Sangat Mudah Dikerjakan Mulai dari Mudah, Sedang, sampai Sulit
2 (workability) untuk dikerjakan.
Pengaruh panas akibat reaksi Harus dikendalikan dan dibatasi. Tidak selalu perlu dikendalikan
3 hidrasi semen (heat of hydration).
Waktu Pengikatan (Setting Time) Harus dikendalikan Tidak selalu perlu dikendalikan
5
Pencapaian kekuatan Kuat tekan aw al tinggi sampai sangat Kuat tekan konvensional maksimum
6 tinggi dicapai kurang dari umur 28 hari dicapai pada umur 28 hari
bahkan dalam hitungan jam.
Tingkat kekedapan Didapatkan dengan penggunaan bahan- Didapatkan dengan penambahan jumlah
(impermeability) bahan dengan sifat dan proporsi yang semen dan kekuatan yang tinggi
7 tepat dengan kekuatan yang cukup.
Persyaratan yang diharapkan Kekuatan mekanis, kemudahan Kekuatan mekanis saja (kuat tekan, kuat
8 terpenuhi dikerjakan, w aktu pengikatan, tingkat lentur, kuat tarik).
kekedapan, dsb.
Perbedaan Kualitas Semen
Perbandingan Kuat Tekan Semen dengan f.a.s 0,5
600.0
450.0
Kuat Tekan PCC D
Kuat Tekan (kg/cm2)
400.0
250.0
Kuat Tekan OPC D
200.0
Kuat Tekan PPC C
150.0
Umur (hari)
Grafik perkembangan kuat tekan semen
Umur 3 7 14 28 56 95
Kuat Tekan PCC A 58% 67% 79% 100% 100% 103%
Kuat Tekan PCC B 69% 76% 93% 100% 87% 100%
Kuat Tekan PCC D 45% 78% 89% 100% 105% 114%
20.0
Kuat Tekan
Mortar
10.0 (MPa) 7 hari
0.0
Kuat Tekan
Mortar
(MPa) 28 hari
Kuat Tekan
Mortar
(MPa) 90 hari
Admixture
Waktu Pengikatan (jam)
12.0
16.0
20.0
24.0
0.0
4.0
8.0
Blanko
Ca-Lignosulfonate (0.1%)
Ca-Lignosulfonate (0.2%)
Ca-Lignosulfonate (0.4%)
Ca-Lignosulfonate (0.1%) + SMF
Ca-Lignosulfonate (0.2%) + SMF
Ca-Lignosulfonate (0.4%) + SMF
Na-Gluconate (0.1%)
Na-Gluconate (0.2%)
Admixture
Na-Heptonate (0.1%)
Na-Heptonate (0.2%)
Na-Heptonate (0.1%) + SMF
Na-Heptonate (0.2%) + SMF
Na-Boroheptonate (0.1%)
Na-Boroheptonate (0.2%)
Na-Boroheptonate (0.1%) + SMF
Na-Boroheptonate (0.2%) + SMF
Perbandingan Slump Loss dengan Berbagai Admixture
240
140
120
Na-Gluconate (0.1%)
100
40 Ca-Lignosulfonate (0.2%)
20
Ca-Lignosulfonate (0.2%) +
0 SMF
0 30 60 90 120 150
Waktu (Menit)
Rencana
• Mendapatkan semen tipe I
• Mendapatkan admixture dengan tipe yang
tepat
LAY-OUT
NASKAH ILMIAH BETON KINERJA TINGGI,
PENERAPAN DAN APLIKASI PADA PEKERJAAN BETON DI INDONESIA
Istilah dan Definisi
BAB I: PENDAHULUAN
BAB II: DEFINISI DAN KARAKTERISTIK
2.1 Pendahuluan
2.2 Definisi
2.3 Bahan dan Karakteristik Kinerja
2.4 Pustaka
BAB III: PENELITIAN TENTANG BETON
3.1 Pendahuluan
3.2 Penelitian Beton Kinerja Tinggi di Indonesia (High Performance Concrete)
3.3 Pustaka
BAB IV: RANCANGAN CAMPURAN BETON KINERJA TINGGI
4.1 Pendahuluan
4.2 Kelebihan Penggunaan Beton Kinerja Tinggi di Jembatan
4.3 Proporsi Campuran Beton
4.5 Pemilihan Material
4.6 Spesifikasi yang disyaratkan untuk Kekuatan dan Keawetan
4.7 Pencampuran dan Penakaran
4.8 Penanganan dan Pengecoran
4.9 Finishing
4.10 Perawatan
4.11 Peralatan khusus yang digunakan
4.12 Pustaka
BAB V: STUDI KASUS
5.1 Pendahuluan
5.2 Aplikasi Beton Kinerja Tinggi di Jembatan Suramadu
5.3 Kriteria Beton Kinerja Tinggi yang diperlukan untuk Aplikasi di Indonesia
5.4 Kesimpulan
5.5 Pustaka
BAB 6 : ACKNOWLEDGEMENTS
LAMPIRAN A : DATA DATA