Construction Process
VIII - 1
Pekerjaan Persiapan
• Pekerjaan persiapan:
Perhitungan
Perencanaan Pembuatan
kebutuhan
site plan shop drawing
sumberdaya
Pembelian &
Mobilisasi Pelaksanaan
Pengadaan
peralatan dilapangan
material
Sumber : PT.PP
VIII - 2
Perencanaan site plan
VIII - 3
Fasilitas lapangan:
• Kantor proyek / direksi keet.
• Gudang material dan peralatan.
• Base Camp staf proyek dan barak pekerja.
• Los kerja besi dan kayu.
• Pos jaga dan pagar kerja.
• Jalan kerja.
• Penempatan alat berat, Tower Crane dan Lift bahan
• Lokasi pembuatan komponen precast.
• Laboratorium utk pengujian.
• Fasilitas penerangan, air bersih, komunikasi.
• Fasilitas kulturil dan sosial, seperti: musholla & klinik.
VIII - 4
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Lay-out
fasilitas dan sarana utk pelaksanaan proyek:
– Menempatkan semua fasilitas proyek diluar dari bagian denah proyek
yang akan dikerjakan, agar tidak mengganggu pelaksanaan proyek.
– Menempatkan material bangunan, seperti: besi, beton, kayu, Panel
beton dsb, harus dipisahkan sesuai dengan jenis dan ukurannya,
sehingga memudahkan penyimpanan dan pengambilannya.
– Menempatkan material yang harus terlindung dari cuaca, seperti:
semen maupun material finishing dalam gudang tertutup.
– Menempatkan alat-alat berat seperti: tower crane pada posisi yang
strategis agar dapat menjangkau seluruh areal kerja yang diperlukan.
– Merencanakan jalur jalan kerja dan arus lalulintas, baik lalulintas
material maupun manouver alat-alat berat.
– Menempatkan los kerja tidak jauh dari penumpukan material.
– Menampatkan pos jaga yang tepat sehingga memudahkan pengawasan
seluruh kegiatan proyek.
– Merencanakan pagar proyek yang rapi dan memperhitungkan estetika
namun tetap efisien.
– Menempatkan barak pekerja dan base camp staf proyek yang tidak jauh
dari lokasi proyek.
VIII - 5
Contoh Site lay-out
VIII - 6
Perhitungan Kebutuhan Sumberdaya
• Kebutuhan listrik kerja
– Penerangan
– Air Conditioner (AC)
– Peralatan kerja: Tower crane, Material Lift, Mesin pemotong,
bor, bar bender, bar cutter, pompa air dsb.
– Peralatan kantor, seperti: komputer, mesin fotocopy,
• Kebutuhan air kerja
– Toilet di kantor proyek.
– Basecamp staf.
– Barak pekerja.
– Pencucian kendaraan proyek: dump-truck, concrete mixer
– Perawatan beton (Concrete Curing) termasuk testing beton
VIII - 7
Contoh Electricity Power planning
Sumber: PT.PP
VIII - 8
Contoh Water Source planning
Sumber: PT.PP
VIII - 9
Shop Drawing
Yes
Distribusi
pelaksanaan
VIII - 10
Pembelian & Pengadaan Alat/bahan
• Prinsip dasar aktivitas pembelian:
– Mendapatkan alat/bahan dengan kualitas yang sesuai, kuantitas yang
efisien, harga yang wajar, pada waktu yang tepat, dari produsen atau
pemasok yang dapat dipercaya, sehingga mampu menjamin kontinuitas
persediaan bahan di lapangan.
– Mengelola persediaan bahan (inventory) yang efisien.
• Hal-hal yang harus diperhatikan pembeli sebelum melakukan
pembelian barang:
– Menetapkan kapan harus mulai membeli
– Menentukan jumlah alat/bahan yang akan dibeli
– Menerapkan prinsip hubungan kerjasama dengan mitra kerja (supplier)
– Menguasai deskripsi spesifikasi mutu
– Menguasai rencana pembelian yang taktis
– Menguasai prosedur pembelian yang ditetapkan perusahaan.
VIII - 11
Prosedur pengadaan alat/bahan
1. 3.
2.
Peren- Pembe-
Seleksi
canaan lian
5. 4.
Pemba- Peneri-
yaran maan
6.
Evaluasi
VIII - 12
1. Tahap Perencanaan
• Menyusun jadual Pendatangan alat/material proyek merujuk pada
master schedule proyek.
• Adanya permintaan pengadaan bahan dari unit yang memerlukan, yang
dinyatakan dengan surat permintaan pembelian (SPP), yang
menguraikan tentang: Volume alat/bahan, waktu pengiriman/
penerimaan, Nama, merek dan spesifikasi alat/bahan
Schedule peralatan
VIII - 13
2. Tahap Seleksi
• Unit pembelian mencari penawaran harga dari beberapa
pemasok (supplier) berdasarkan spesifikasi yang ditentukan
oleh unti peminta. Biasanya minimal 3 pemasok.
• Unit pembelian melakukan kualifikasi dan negosiasi harga atas
penawaran dari calon-calon pemasok. Materi kualifikasi
meliputi
– Spesifikasi bahan baku yang digunakan
– Spesifikasi bahan hasil produksi
– Kemampuan produksi serta pasokannya
– Harga satuan bahan yang ditawarkan.
• Proses seleksi dilaksanakan untuk memperoleh jaminan bahwa
supplier yang dimintakan penawaran, produknya mampu
memproduksi dan menyerahkan bahan sesuai kualitas dan
kuantitas yang disyaratkan
VIII - 14
3. Tahap pembelian
• Pimpinan unit pembelian (logistik) memutuskan harga final yang
dituangkan dalam berita acara negosiasi dan disetujui oleh kedua
belah pihak, dengan pertimbangan: Kemampuan delivery,
kualitas bahan, harga yang wajar.
• Menyiapkan surat pesanan (Purchase Order-PO) yang isinya:
– Kuantitas bahan yang dipesan.
– Uraian bahan.
– Spesifikasi bahan.
– Harga satuan bahan.
– Waktu penyerahan bahan
– Cara pembayaran
– Syarat-syarat pembayaran
– Harga satuan dan total yang disepakati.
– Kewajiban dan sanksi masing-masing pihak.
– Penyelesaian bila terjadi Dispute
VIII - 15
4. Tahap Penerimaan
• Aktivitas penerimaan bahan meliputi:
– Kedatangan bahan
– Penerimaan
– Penyimpanan
– Pemeliharaan
– Pencatatan / Administrasi
– Pengiriman / distribusi ke pemakai.
• Pemeriksaan dilakukan dengan ketentuan sbb:
– Bahan harus sesuai spesifikasi dan kualitas yang disyaratkan.
– Jika memenuhi syarat, bahan disimpan didalam gudang & dicatat
dlm bon penerimaan gudang (BPG), jika tidak bahan ditolak.
– Petugas penerimaan barang mencatat penerimaan & pengeluaran
bahan pada kartu stok.
– Setiap akhir bulan melakukan pemeriksaan berkala untuk
menentukan apakah bahan masih layak dipakai atau tidak.
– Menyerahkan bahan kepada si pemakai di lapangan berdasarkan
bon permintaan pengeluaran bahan (BPPB) dan mencatatnya pada
kartu stok
VIII - 16
5. Tahap Pembayaran
• Tahapan pembayaran kepada supplier dilaksanakan
berdasarkan kesepakatan yang tercantum dalam
SP/PO/kontrak.
• Cara pembayaran yang berlaku adalah sbb:
– Pembayaran diproses: Semua pembayaran yang dilakukan atas
transaksi kepada produsen/supplier tidak diperkenankan dengan
pembauaran tunai, melainkan harus diproses sesuai prosedur yang
berlaku dan dibayarkan dengan cara T/T (Telegrafic Transfer)
melalui bank yang disepakati.
– Pembayaran dengan L/C (Letter of Credit), baik L/C lokal maupun
L/C impor : Fasilitas dari bank kepada pembeli/importir, dimana
bank menjamin dan mengambil alih kewajiban pembeli/importir
dalam melaksanakan pembayaran kepada eksportir.
VIII - 17
Pelaksanaan lapangan
• Contoh studi kasus yang akan digunakan dalam pelaksanaan
lapangan adalah pembuatan Secant-pile di gedung High-
Technology Center, Jl. Tunjungan Surabaya.
• Secant-pile merupakan pondasi yang mempunyai fungsi utama
sebagai dinding penahan tanah (retaining wall) di sekeliling
bangunan dan sebagai lapisan kedap air.
• Pekerjaan secant-pile meliputi pekerjaan:
– pembuatan Bentonite-pile
– Pondasi Bored-pile
Bored-pile
Bentonite
pile
VIII - 18
Project Site plan
VIII - 19
Mobilisasi Peralatan
VIII - 20
Lanjutan …
VIII - 21
Lanjutan …
Service Crane
Dump Truck
Soil mechanics
VIII - 22
Material Bentonite
VIII - 23
Metoda pelaksanaan:
VIII - 24
VIII - 25
VIII - 26
Ilustrasi pelaksanaan
VIII - 27
Lanjutan…
VIII - 28
Lanjutan…
VIII - 29
Lanjutan…
VIII - 30
Lanjutan…
VIII - 31
Problem Lapangan
• Masalah drainase air kotor dalam proyek
– Masalah ini terjadi akibat aktivitas pengeboran pondasi. Air yang keluar
saat pengeboran bercampur dengan lumpur, sehingga tidak mungkin
dibuang langsung kesaluran pembuangan kota.
• Masalah lumpur
– Banyaknya lumpur sangat mengganggu aktivitas, karena lahan
tergenang lumpur sehingga pergerakan pekerja dan mobilisasi alat
berat sulit dilakukan. Hal ini juga menyebabkan sebagian peralatan
rusak dan berkarat.
• Penurunan & keretakan bangunan sekitar
– Akibat adanya dewatering saat pengeboran, maka terjadi penurunan
muka air tanah menyebabkan displacement bangunan eksisting
disekeliling proyek.
– Akibat pemakaian Vibro secara berlebihan, terjadi keretakan bangunan
sekitar.
• Kelongsoran tanah pada tiang bor
– Kelongsoran tanah menyebabkan pemakaian volume beton untuk
pengecoran bertambah banyak (20%).
VIII - 32
Solusi Permasalahan
• Solusi air kotor sisa pengeboran & lumpur
– Sebelum dibuang ke saluran kota, air diendapkan ± 1 hari, untuk
memisahkan endapan lumpur dengan air.
– Setelah air terpisah dengan lumpur, air dibuang kesaluran pembuangan
kota. Lumpur yang terlalu cair diangkut dengan mobil sedot WC,
sedangkan lumpur yang cukup padat diangkut dan dibuang
menggunakan dump truck.
• Solusi displacement dan keretakan bangunan sekitar.
– Kontraktor bertanggung jawab dan membuat perjanjian dengan pemilik
gedung disekitar proyek. Biaya penggantian kerusakan telah
dianggarkan dalam Contingency reserve.
– Pemakaian Vibro oleh sub-kontraktor harus selalu diawasi dan
mendapat persetujuandari construction manager & pengawas.
• Solusi kelongsoran tanah pada tiang bor
– Untuk mengatasi kelongsoran tanah saat pengeboran, digunakan
lumpur-bentonite.
VIII - 33