Mahasiswa
Risman Widiantoro
NRP 3110 040 609
2
ABSTRAK (Lanjutan)
Peraturan yang digunakan dalam studi ini adalah RSNI T-02-2005
tentang “Standard Pembebanan Untuk Jembatan”, RSNI T-12-2004 tentang
“Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan”, dan RSNI T-03-2004 tentang
“Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan”.
Dari hasil studi ini diharapkan diperoleh data berupa grafik rasio berat
total rangka jembatan dengan bentang. Sehingga dari hasil grafik tersebut
dapat diketahui model jembatan rangka batang tertutup tipe warren yang
efektif.
3
BAB I PENDAHULUAN
4
1.1 LATAR BELAKANG
Jembatan rangka batang tipe warren muncul pada tahun 1848 yang dipatenkan
oleh James Warren dan Willooughby Theobald Monzani di Britania Raya. Tipe
jembatan ini tidak memiliki batang vertikal pada bentuk rangkanya melainkan
bentuk segitiga sama kaki atau sama sisi. Struktur rangkanya terdiri dari batang
horizontal atas, batang horizontal bawah dan batang diagonal. Untuk batang
horizontal atas mengalami gaya tekan, batang horizontal bawah mengalami gaya
tarik, sedangkan batang diagonalnya sebagian mengalami gaya tekan dan
sebagiannya lagi mengalami gaya tarik.
5
1.1 LATAR BELAKANG (Lanjutan)
Dari permasalahan itu semua, dalam studi ini akan dilakukan optimalisasi
struktur rangka tipe warren dengan memvariasikan bentang yaitu 30m sampai 80m
dengan interval 5m dan tinggi rangka adalah 6m, 7m dan 8m, hal ini bertujuan
untuk mencari berat optimum dari struktur rangka warren.
Sebagai perwujudan dari itu semua dalam studi ini diharapkan diperoleh data
berupa grafik rasio berat total rangka jembatan dengan bentang. Sehingga dari hasil
grafik tersebut dapat diketahui model jembatan rangka batang tertutup tipe warren
yang efektif.
6
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan utama diatas, maka perlu perincian masalah
secara mendetail supaya dapat diketahui skala prioritas dan urutan kerjanya,
yang meliputi :
• Bagaimana cara melakukan pra desain, memodelkan serta menganalisis
struktur atas jembatan rangka batang tertutup tipe warren.
• Bagaimana optimalisasi struktur rangka jembatan rangka batang tipe
warren.
• Bagaimana menghitung berat total struktur atas jembatan.
• Bagaimana membuat grafik rasio berat total struktur rangka jembatan
dengan bentang.
7
1.3 BATASAN MASALAH
Dalam penyusunan laporan ini terdapat batasan masalah dikarenakan keterbatasan
kemampuan dan waktu pengerjaan, yaitu sebagai berikut :
• Jembatan yang digunakan jembatan rangka baja tertutup dengan tipe warren
dengan lebar jembatan 9,4m, dimana lebar lantai kendaraan adalan 7m dan lebar
trotoar 2x1m.
• Variasi bentang (L) yang digunakan adalah 30m, 35m, 40m, 45m, 50m, 55m, 60m,
65m, 70m, 75m dan 80m.
• Tinggi jembatan (H) yang digunakan adalah 6m, 7m dan 8m. Interval (λ) yang
digunakan adalah 5m.
• Untuk portal akhir dan ikatan angin akan dilakukan pengecekan dengan progam
bantu SAP2000 dengan melihat rasio kapasitas penampang.
• Tidak meninjau sambungan jembatan rangka.
• Tidak meninjau analisis biaya dan metode pelaksanaan.
• Tidak meninjau beban akibat gempa, arus, temperatur, dan hanyutan.
8
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT
• Adapun tujuan dari studi ini adalah mencari berat optimum dari struktur
jembatan rangka tipe warren dari hasil grafik rasio berat struktur rangka
jembatan dengan bentang.
• Manfaat dari analisis diatas akan diperoleh data berupa grafik rasio berat
struktur rangka jembatan dengan bentang. Sehingga dari hasil grafik
tersebut dapat diketahui model jembatan rangka batang tertutup tipe
warren yang memiliki berat optimum.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jembatan
2.2 Jembatan Rangka Batang Tipe Warren
2.3 Pembebanan pada Jembatan
2.4 Kombinasi Pembebanan
2.5 Perencanaan Struktur Jembatan
10
BAB III METODOLOGI
3.1 Data Jembatan
– Tipe jembatan yang dihitung pada studi ini adalah jembatan rangka
batang tertutup dengan tipe warren.
– Lebar jembatan yang digunakan (B) adalah 9,4m. Dimana 7m lebar lantai
kendaraan dan 2x1m lebar trotoar.
– Variasi bentang yang digunakan (L), yaitu:
30m, 35m, 40m, 45m, 50m, 55m, 60m,
65m, 70m, 75m dan 80m
– Variasi tinggi yang digunakan (H), yaitu:
6m, 7m dan 8m
– Interval yang digunakan (λ), yaitu:
5m
11
BAB III METODOLOGI (Lanjutan)
3.2.2 Data Bahan
Mutu bahan yang digunakan adalah :
• Mutu Beton K300
• Mutu Baja BJ 41
Tegangan putus (fu) = 410 Mpa
Tegangan leleh (fy) = 250 Mpa
12
BAGAN ALIR
MULAI
STUDI LITERATUR
ANALISIS PEMBEBANAN :
• BEBAN MATI TAMBAHAN
• BEBAN HIDUP
• BEBAN ANGIN
A B
13
BAGAN ALIR (Lanjutan)
A B
SELESAI
14
PERMODELAN JEMBATAN
15
PERMODELAN JEMBATAN (Lanjutan)
Model 3D Jembatan
16
PEMBEBANAN JEMBATAN
1. BEBAN MATI
A. BERAT SENDIRI
Faktor beban ultimit : KMS = 1.3. Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan
dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan
elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap.
Berat sendiri elemen struktural yang dimodelkan seperti lantai kendaraan,
gelagar, rangka utama, serta ikatan angin dihitung secara otomatis oleh program
bantu SAP 2000.
17
PEMBEBANAN JEMBATAN
B. BEBAN MATI TAMBAHAN
Faktor beban ultimit : KMA = 2.0. Beban mati tambahan ( superimposed
dead load ), adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban
pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan besarnya bisa
berubah selama umur jembatan.
ϒ qMA
No Beban t (m) x
(KN/m3) (KN/m2)
Genangan air
2 0.05 x 9.8 0.49
hujan
3 Trotoar 0.2 x 24 4.80
18
PEMBEBANAN JEMBATAN
2. BEBAN LALU LINTAS
Faktor beban ultimit : KTD = 1.8. Beban lalu – lintas untuk perencanaan jembatan
terdiri dari beban lajur ”D” dan beban truck ”T”.
19
PEMBEBANAN JEMBATAN
BEBAN GARIS (BGT)
Dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan tegak lurus dari arah lalu–lintas
pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah 49.0 kN/m.
20
PEMBEBANAN JEMBATAN
B. BEBAN TRUK “T”
21
PEMBEBANAN JEMBATAN
3. BEBAN AKIBAT GAYA REM
Faktor beban ultimit : KTB = 1,8. Pengaruh percepatan dan pengereman dari lalu
– lintas harus diperhtungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan
dianggap bekerja pada permukaan lantai kendaraan
22
PEMBEBANAN JEMBATAN
4. BEBAN PEJALAN KAKI
Faktor beban ultimit : KTP = 1,8. Jembatan pejalan kaki dan trotoar pada
jembatan jalan raya harus direncanakan untuk memikul beban per m2 dari luas
yang dibebani
Bentang qTTP
No
(m) (KN/m2)
1 30 4,34
2 35 4,18
3 40 4,01
4 45 3,85
5 50 3,68
6 55 3,52
7 60 3,35
8 65 3,19
9 70 3,02
10 75 2,86
11 80 2,69
23
PEMBEBANAN JEMBATAN
5. BEBAN ANGIN
Beban angin harus dianggap bekerja secara merata pada seluruh bangunan atas.
Dan apabila suatu kendaraan sedang berada diatas jembatan, beban garis
merata tambahan arah horizontal harus diterapkan pada permukaan lantai.
Untuk jembatan rangka luas ekivalen ini dinggap 30% dari luas yang dibatasi
oleh batang – batang bagian luar.
TEW1 TEW2
24
PEMBEBANAN JEMBATAN
L H Ab Bottom Joint
No TEW1 (KN) TEW2 (KN/m) Top Joint (KN)
(m) (m) (m2) (KN)
5. BEBAN ANGIN 6 49,50 43,66 1,76 3,36 12,18
1 30 7 57,75 50,94 1,76 3,92 12,74
8 66,00 58,21 1,76 4,48 13,30
6 58,50 51,60 1,76 3,44 12,26
2 35 7 68,25 60,20 1,76 4,01 12,83
8 78,00 68,80 1,76 4,59 13,41
6 67,50 59,54 1,76 3,50 12,32
3 40 7 78,75 69,46 1,76 4,09 12,91
8 90,00 79,38 1,76 4,67 13,49
6 76,50 67,47 1,76 3,55 12,37
4 45 7 89,25 78,72 1,76 4,14 12,96
8 102,00 89,96 1,76 4,73 13,55
6 85,50 75,41 1,76 3,59 12,41
5 50 7 99,75 87,98 1,76 4,19 13,01
8 114,00 100,55 1,76 4,79 13,61
6 94,50 83,35 1,76 3,62 12,44
6 55 7 110,25 97,24 1,76 4,23 13,05
8 126,00 111,13 1,76 4,83 13,65
6 103,50 91,29 1,76 3,65 12,47
7 60 7 120,75 106,50 1,76 4,26 13,08
8 138,00 121,72 1,76 4,87 13,69
6 112,50 99,23 1,76 3,68 12,50
8 65 7 131,25 115,76 1,76 4,29 13,11
8 150,00 132,30 1,76 4,90 13,72
6 121,50 107,16 1,76 3,70 12,52
9 70 7 141,75 125,02 1,76 4,31 13,13
8 162,00 142,88 1,76 4,93 13,75
6 130,50 115,10 1,76 3,71 12,53
10 75 7 152,25 134,28 1,76 4,33 13,15
8 174,00 153,47 1,76 4,95 13,77
6 139,50 123,04 1,76 3,73 12,55
11 80 7 162,75 143,55 1,76 4,35 13,17
8 186,00 164,05 1,76 4,97 13,79
25
KOMBINASI PEMBEBANAN JEMBATAN
Faktor Beban
Lama Ultimit KU
No Nama Aksi Simbol Daya
Waktu
Layan KS Normal Terkurangi
Trasien
4 Beban Truck 'T' TTT 1,0 1,8 -
Trasien
5 Beban Pejalan Kaki TTP 1,0 1,8 -
Trasien
6 Gaya Rem TTB 1,0 1,8 -
Trasien
7 Gaya Angin TEW 1,0 1,2 -
26
KOMBINASI PEMBEBANAN JEMBATAN
27
KOMBINASI PEMBEBANAN JEMBATAN
28
PERENCANAAN GELAGAR
MULAI
Pembebanan
Pilih Profil
Gelagar
Melintang
Gelagar
Memanjang Lebar efektif pelat
Garis netral
komposit
A B
29
PERENCANAAN GELAGAR
A B
4
5 QL λ
384 E I x
3
1 P1 L
48 E I x
Tidak
Kontrol Design
Memenuhi
Memenuhi
SELESAI
30
PERENCANAAN GELAGAR
31
PERENCANAAN RANGKA TIPE WARREN
MULAI
Pembebanan
Pilih Profil
Batang Tarik Batang Tekan
A C
B
32
PERENCANAAN RANGKA TIPE WARREN
A B C
Tidak
Kontrol Design
Memenuhi
Memenuhi
SELESAI
33
PERENCANAAN RANGKA TIPE WARREN
34
BERAT RANGKA TIPE WARREN (TON)
Berat Rangka (Ton)
Bentang (m)
H=6m H=7m H=8m
30 17,05 18,08 19,82
35 24,52 24,97 27,03
40 32,95 34,11 35,54
45 42,81 41,81 40,25
50 54,86 53,27 55,34
55 61,11 64,66 65,35
60 89,20 75,68 80,08
65 111,19 98,05 94,13
70 126,82 105,52 111,10
75 146,59 147,87 157,30
80 179,44 181,44 164,95
35
RASIO BERAT TERHADAP BENTANG (TON)
Rasio Berat Rangka
Bentang (m)
H=6m H=7m H=8m
30 0,568 0,603 0,661
35 0,701 0,713 0,772
40 0,824 0,853 0,889
45 0,951 0,929 0,894
50 1,097 1,065 1,107
55 1,111 1,176 1,188
60 1,487 1,261 1,335
65 1,711 1,509 1,448
70 1,812 1,507 1,587
75 1,955 1,972 2,097
80 2,243 2,268 2,062
36
RASIO BERAT TERHADAP LUASAN RANGKA (TON)
Berat / Luas Rangka
Bentang
H=6m H=7m H=8m
(m)
A Rasio A Rasio A Rasio
30 90,00 0,189 105,00 0,172 120,00 0,165
35 105,00 0,234 122,50 0,204 140,00 0,193
40 120,00 0,275 140,00 0,244 160,00 0,222
45 135,00 0,317 157,50 0,265 180,00 0,224
50 150,00 0,366 175,00 0,304 200,00 0,277
55 165,00 0,370 192,50 0,336 220,00 0,297
60 180,00 0,496 210,00 0,360 240,00 0,334
65 195,00 0,570 227,50 0,431 260,00 0,362
70 210,00 0,604 245,00 0,431 280,00 0,397
75 225,00 0,652 262,50 0,563 300,00 0,524
80 240,00 0,748 280,00 0,648 320,00 0,515
37
RASIO BERAT TERHADAP PANJANG RANGKA (TON)
Berat/Panjang Rangka
Bentang (m)
H=6m H=7m H=8m
30 0,0641 0,0627 0,0637
35 0,0786 0,0738 0,0741
40 0,0920 0,0879 0,0850
45 0,1060 0,0955 0,0853
50 0,1219 0,1093 0,1054
55 0,1232 0,1204 0,1129
60 0,1646 0,1290 0,1266
65 0,1891 0,1540 0,1372
70 0,2000 0,1538 0,1503
75 0,2156 0,2009 0,1984
80 0,2472 0,2309 0,1949
38
LENDUTAN
Lendutan (cm)
Bentang (m)
H=6m H=7m H=8m ∆ ijin
30 1,5841 1,4954 1,4381 3,75
35 1,8898 1,7855 1,7250 4,375
40 2,3040 2,1695 2,0925 5
45 2,7241 2,5888 2,6298 5,625
50 3,2151 3,0472 2,8736 6,25
55 4,1714 3,5151 3,3197 6,875
60 4,0396 4,3346 3,7993 7,5
65 4,4236 4,4131 4,2753 8,125
70 5,2391 5,5949 4,8455 8,75
75 5,9863 5,9438 4,9584 9,375
80 6,4162 5,4834 5,4828 10
39
PMM RATIO MAKSIMUM
40
PMM RATIO RATA RATA
PMM Ratio Rata-rata
Bentang (m)
H=6m H=7m H=8m
30 0,839 0,823 0,814
35 0,839 0,825 0,812
40 0,865 0,840 0,859
45 0,854 0,852 0,837
50 0,886 0,872 0,851
55 0,832 0,859 0,843
60 0,859 0,853 0,857
65 0,851 0,868 0,865
70 0,888 0,878 0,872
75 0,887 0,893 0,886
80 0,900 0,869 0,860
41
PMM RATIO MINIMUM
42
GRAFIK OPTIMALISASI RANGKA WARREN
43
GRAFIK RASIO BERAT TERHADAP BENTANG
44
GRAFIK RASIO BERAT TERHADAP LUASAN RANGKA
45
GRAFIK RASIO BERAT TERHADAP PANJANG RANGKA
46
GRAFIK LENDUTAN
47
GRAFIK PMM RATIO MAKSIMUM
48
GRAFIK PMM RATIO RATA RATA
49
GRAFIK PMM RATIO MINIMUM
50
KESIMPULAN
Dari hasil grafik berat total rangka jembatan rangka batang tipe warren
dapat disimpulkan bahwa model rangka yang memiliki berat optimum diantaranya
tinggi = 6m bentang yang efektif adalah 30m, 35m, 40m, 45m, 50m dan 55m. untuk
tinggi = 7m bentang yang efektif adalah 60m, 65m, 70m dan 75m. Sedangkan untuk
tinggi = 8m bentang efektifnya adalah 80m.
51
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, Pranab. 2005. Conceptual Design of Long Span Trusses Using Multi Stage
Heuristics. The Office of Graduate Studies of Texas A&M University.
Badan Litbang PU Departement Pekerjaan Umum. 2004. Perencanaan Struktur Beton
Jembatan (RSNI T-12-2004). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Badan Litbang PU Departement Pekerjaan Umum. 2005. Perencanaan Struktur Baja
Jembatan (RSNI T-03-2005). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Badan Litbang PU Departement Pekerjaan Umum. 2005. Standar Pembebanan Untuk
Jembatan (RSNI T-02-2005). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Badan Litbang PU Departement Pekerjaan Umum. 2009. Pemeriksaan Jembatan
Rangka Baja. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Marga.
52
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
Google, Sites . 2012. Five Types of Bridges. Online, (https://sites.google.com
/a/wyckoff schools.org /stem-grade-8/2-types-of-bridges)
Gunawan, Rudi. 1987. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Kanisius.
Historical American Engineer Record. 1976. Trusses A Study By The Historical American
Engineering Record. Washington D.C : National Park Service.
O. Hasancebi dan E. Dogan. 2010. Optimizing Single-Span Steel Truss Bridges With
Simulated Annealing. Asian Journal Of Civil Engineering (Building and Housing)
Vol. 11, No. 6 Pages 763-775
Supriyadi, Bambang dan Agus S.M. 2007. Jembatan. Yogyakarta : Fakultas Teknik
Universitas Gajah Mada.
Syauqi, Fian. 2012. Jembatan Rangka Batang, (http://fiancivilian.blogspot. com
/2012/07/ jembatan-rangka-batang-truss-bridge)
Wikipedia. 2012. Truss Bridge. Online, (http://en.wikipedia.org/wiki/ Truss_bridge)
53