32
33
rangka baja. Pada jembatan rangka baja sendiri terdapat beberapa jenis yang biasa
di gunakan seperti Callender Hamilton dan Transfield.
Jembatan rangka Callender Hamilton merupakan salah satu jenis jembatan
yang dahulu sering digunakan pada tahun 1900an dan merupakan hasil pabrikasi
dari Inggris. Jembatan ini saat ini jarang digunakan bukan dikarenakan kualitasnya
namun dikarenakan pengerjaannya yang relatif rumit. Pengerjaan yang rumit
disebabkan oleh bentuk dari profil yang digunakan jembatan ini cukup unik yaitu
berbentuk siku. Bentuk yang unik ini membuat proses pengerjaanya lebih
memerlukan ketelitian lama.
Jembatan rangka Transfield adalah jembatan yang saat ini sering digunakan
dan sering diaplikasikan pada proyek-proyek PU. Selain pengerjaan mudah harga
yang ditawarkanpun lebih murah namun dengan kualitas yang baik.
Jika di lihat pada Tabel 5.2 diatas dan dikarenakan material yang digunakan
pada penelitian ini adalah hasil pabrikasi sehingga tidak dapat di bandingkan
keuntungan maupun kekurangan dari masing-masing hanya pada proses pengadaan
saja yang terdapat perbedaan. Pada proses pemasangan maupun maintenance jenis
jembatan tersebut sama, oleh karena itu keduanya akan dilanjutkan ke perhitungan
biaya sehingga dapat dilihat material mana yang lebih murah dan dapat dijadikan
rekomendasi.
= 1800 kN………………………………………(a)
b. Trotoar
Berat Trotoar = L x n x ( bt x tt x Wc )
= 40 m x 2 x ( 1 m x 0.25 m x 25 kN/m³ )
= 500 kN…………………………………………(b)
c. Railing
Berat Railing = L x n x Berat Jenis
= 40 m x 2 x 0.5 kN/m
= 40 kN…………………………………………..(c)
d. Struktur Rangka Baja
Berat = n x Berat
= 1 x 1350 kN/m
= 1350……………………………………………(d)
e. Total berat sendiri struktur atas
PMS =a+b+c+d
= 1800 kN + 500 kN + 40 kN + 1350kN
= 3690 kN
PMS =a+b+c
= 1800 kN + 500 kN + 1700kN
= 4000 kN
Berat sendiri bangunan atas pada konsisi eksisting adalah 3719.10 kN dan
pada penggunaan callender Hamilton berat sendiri lebih besar dari pada kondisi
eksisting maka yang di gunakan adalah material transfield dikarenakan pada tugas
akhir ini hanya berfokus pada material bentang atas tanpa merubah bangunan
bawah dari jembatan itu sendiri.
V = Lxtxb
= 41.1 x 0.24 x 9
= 88.78 m3
Biaya beton mutu sedang = V x Harga Satuan
= 88.78 m3 x Rp 1.101.410,04
= Rp 97.783.183,35
2. Baja Prategang
Pada Kondisi eksisting diperlukan baja prategang pada bentang 40
sedangkan dengan material baru tidak di perlukan baja prategang pada bentang
tersebut sehingga dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Eksisting = Berat baja pada 40 x Harga Satuan
= ( PxDxBj) x Harga Satuan
= (8,33x10x0,88) x Rp 40.000,00
= Rp 4.105.024,00
Jembatan Rangka = Rp 0,00
3. Diafragma
Pada Kondisi eksisting diperlukan diafragma pada bentang 40 dengan luas
2.63, tebal 0.2, jumlah 20 sedangkan dengan material baru tidak di perlukan
diafragma kareana sudah di perkuat dengan lateral chord melintang jembatan:
Eksisting = Volume Diafragma bentang 40 x Harga Satuan
= ( 2,63 x 0,2 x 20 ) x Rp 1.976.306,92
= 10.52 x Rp 1.976.306,92
= Rp 20.790.748,80
Jembatan Rangka = Rp 0,00
40
4. Elastomerik
Pracetak girder tipe I pada setiap bentang berjumlah 5 buah, setiap girder
memerlukan 2 elastomerik sehingga setiap bentang memerlukan 10 buah
elastomerik sedangkan pada jembatan rangka baja setiap bentang hanya
memerlukan 4 elastomerik. Pada bentang 40 jumlah elastomerik yang di perlukan
berkurang dari 10 menjadi 4 buah. Dari pengurangan 6 elastomerik tersebut dapat
di hitung penghematan biaya sebagai berikut:
Eksisting = Elastomeric bentang 40 x Harga Satuan
= 10 buah x Rp 750.000,00
= Rp 7.500.000,00
Jembatan Rangka = 4 buah x Rp 750.000,00
= Rp 3.000.000,00
3. Biaya
Dari biaya telah dapat dilihat pada tahap analisa bahwa dengan
penggunaan jembatan rangka biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit.
Hal tersebut dikarenakan banyak komponen yang hilang dengan
penggunaan jembatan rangka. Pengurangan komponen tersebut tidak
dibarengi dengan penambahan material baru sehingga biaya berkurang
tanpa ada penambahan biaya karena komponen yang baru.
yang lama. Pada precast pun dapat dibuat dipabrik namun mobilisasinya akan lebih
sulit.
Dengan melihat pada segi pemilihan jenis jembatan awal maka total biaya
adalah Rp. 34.062.775.000,00 bila menggunakan jenis jembatan pengganti (rangka
baja) maka total biaya adalah Rp. 32.828.013.000,00. Terdapat selisih biaya
penghematan bila menggunakan material alternatif yaitu sebesar Rp.
1.234.762.000,00 atau 3,63%. Jika dilihat hanya pada pengerjaan bentang 40 maka
terdapat pengurangan biaya sebesar Rp. 1.122.510.503,1 atau sebesar 27,88%.
5.7 PEMBAHASAN
Pada kedua jembatan kondisi eksisting dan dengan jembatan rangka
bentang utama sama-sama menggunakan hasil pabrikasi yang menggunakan
standar pembebanan BM 100 sehingga memiliki kekuatan yang sama dalam artian
mampu menahan beban yang di rencanakan.
Dari segi umur layanan, umur rencana yang dilakukan adalah 50 tahun dan
dihitung dengan pembebanan BM 100 yang merupakan standar perencanaan untuk
umur layanan 50 tahun. Yang membedakan adalah pada proses maintenancenya.
Pada jembatan jenis rangka baja maka proses maintenance akan lebih sering
dilakukan karena strukturnya terbuka dan mudah berkarat serta lebih rawan akan
pencurian.
Tetapi proses maintenancenya tidak cukup sulit karena dapat dilakukan
dengan penambahan cat galvanis ataupun dan proses penggantian material yang
rusak akan lebih mudah karna merupakan struktur terbuka.
Jika melihat proses pelaksanaannya sendiri jembatan rangka akan lebih
cepat dikarenakan proses pemasangannya yang lebih mudah namun memerlukan
tenaga yang ahli.
Jika kita merujuk pada acuan dari Bina Marga pada jembatan 3 bentang
apabila bentang tengah menggunakan rangka baja akan lebih hemat dan hal itu
benar adanya terbukti dari penelitian ini dimana terjadi penghematan sebesar 3,63%
jika dilihat pada keseluruhan biaya dan 27,88% jika dilihat pada pekerjaan bentang
40 tersebut.