KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Rencana Alokasi Air Rinci sebagai Materi
Substansi dalam Pelatihan Alokasi Air. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang Sumber Daya Air.
Modul Rencana Alokasi Air Rinci disusun dalam 5 (lima) bab yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami rencana
alokasi air rinci dalam alokasi air. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini
lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Sumber Daya Air.
DAFTAR ISI
GLOSARIUM............................................................................................................... 48
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI iii
MODUL 7 RENCANA ALOKASI AIR RINCI
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Modul Rencana Alokasi Air Rinci ini terdiri dari tiga kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar pertama membahas Pengertian dan Konsepsi Rencana Alokasi
Air Rinci. Kegiatan belajar kedua membahas Penyusunan Rencana Alokasi Air
Rinci. Kegiatan belajar ketiga membahas Pelaksanaan Rencana Alokasi Air Rinci.
Persyaratan
Metode
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI vii
MODUL 7 RENCANA ALOKASI AIR RINCI
viii PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 7 RENCANA ALOKASI AIR RINCI
BAB I
PENDAHULUAN
Bentuk tindakan campur tangan Negara atas air, kita temukan di dalam Pasal
33 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa: “Bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat”.
Dengan pengelolaan air serta sumber air yang profesional diharapkan dapat
menjamin ketersediaan air pada jaringan sumber air (sungai, danau, telaga,
waduk, rawa, dan cekungan air tanah) dan dapat mendayagunakan secara
adil, berkelanjutan, dan terkendali baik kuantitas maupun kualitasnya.
Rencana Alokasi Air Rinci (RAAR) merupakan tahap perencanaan alokasi air
secara rinci termasuk pelaksanaannya pada infrastruktur alokasi air, dengan
interval waktu bulanan, tengah-bulanan, atau 10 harian, berdasarkan data
kebutuhan air dan ketersediaan air dari lapangan yang paling mutakhir.
4) Latihan
5) Rangkuman
6) Evaluasi
BAB II
PENGERTIAN DAN KONSEPSI RENCANA ALOKASI AIR
RINCI
Dasar hukum untuk alokasi air, termasuk Rencana Alokasi Air Rinci adalah:
a) UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
b) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
c) PP No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
d) PP No. 121 tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air
e) Permen PUPR No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Wilayah Sungai
f) Permen PUPR No. 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Sumber Air dan Bangunan Pengairan
g) Permen PUPR No. 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air
h) Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015, tentang Iuran Eksploitasi dan
Pemeliharaan Bangunan Pengairan
i) Permen PUPR No. 26/PRT/M/2015 tentang Pengalihan Alur Sungai dan/
atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai
j) Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air No.04/SE/D/2012 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi Air
Konsepsi Rencana Alokasi Air Rinci terutama dibahas pada Permen PUPR
No. 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan
Bangunan Pengairan.
Pasal 6
- Ayat (1) huruf a: Operasi Prasarana Sumber Daya Air yang terdiri atas
kegiatan pengaturan dan pengalokasian air dan sumber air
- Ayat (2): Operasi prasarana sumber daya air ditujukan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air dan prasarana sumber
daya air.
Pasal 7
- Ayat (1): Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya
air didasarkan atas rencana tahunan operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air.
- Ayat (2): Rencana tahunan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air merupakan rencana untuk mengalokasikan sumber daya yang
tersedia sesuai dengan kondisi prasarana sumber daya air dan
perkembangan kebutuhan pengguna sumber daya air selama 1 (satu)
tahun.
- Ayat (3): Rancangan rencana tahunan operasi dan pemeliharaan prasarana
sumber daya air disusun oleh pengelola sumber daya air berdasarkan
pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 9:
- Ayat (1): Dalam mengalokasikan air dan sumber air untuk kegiatan operasi
prasarana sumber daya air harus dilakukan berdasarkan prinsip:
a. mengutamakan alokasi air untuk pemenuhan kebutuhan pokok
sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyat pada sistem irigasi yang
sudah ada;
b. menjaga kelangsungan alokasi air untuk pemakai air lain yang sudah
ada;
c. memperhatikan alokasi air untuk pemenuhan kebutuhan pokok
sehari-hari bagi penduduk yang berdomisili di dekat sumber air
dan/atau sekitar jaringan pembawa air.
- Ayat (2): Pemakai air lain merupakan pemakai air selain untuk kebutuhan
pokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyat pada sistem irigasi
yang sudah ada.
Pasal 10:
- Ayat (1): Prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) digunakan
sebagai dasar penetapan urutan prioritas alokasi sumber daya air pada
setiap wilayah sungai.
- Ayat (2): Prioritas utama alokasi sumber daya air ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari dan untuk memenuhi kebutuhan irigasi
bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada.
- Ayat (3): Dalam hal ketersediaan sumber daya air tidak mencukupi untuk
memenuhi prioritas utama, maka untuk memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari lebih diutamakan.
- Ayat (4): Prioritas alokasi sumber daya air untuk kebutuhan lain pada setiap
wilayah sungai ditetapkan berdasarkan hasil penetapan zona
pemanfaatan sumber air, peruntukan air, dan kebutuhan air pada
wilayah sungai yang bersangkutan.
Pasal 12
- Ayat (1): Rencana alokasi sumber daya air disusun berdasarkan urutan
prioritas alokasi sumber daya air.
- Ayat (2): Rencana alokasi sumber daya air disusun pada setiap wilayah
sungai
- Ayat (3): Rencana alokasi sumber daya air terdiri atas rencana alokasi
sumber daya air tahunan dan rencana alokasi sumber daya air rinci.
Pasal 13:
- Ayat (1): Rencana alokasi sumber daya air tahunan disusun berdasarkan
ketersediaan air pada musim kemarau dan musim hujan.
- Ayat (2): Rencana alokasi sumber daya air tahunan ditetapkan oleh Menteri,
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan wewenang dan
tanggung-jawabnya dengan memperhatikan pertimbangan dari wadah
koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang
bersangkutan.
- Ayat (3): Rencana alokasi sumber daya air tahunan yang telah ditetapkan
dapat diubah apabila terjadi:
a. perubahan ketersediaan air yang diakibatkan oleh peristiwa alam;
atau
b. perubahan kondisi lingkungan hidup dan/atau kerusakan jaringan
sumber air yang tidak terduga.
- Ayat (4): Perubahan rencana alokasi sumber daya air tahunan dilakukan
oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya dengan memperhatikan pertimbangan wadah
koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang
bersangkutan.
- Ayat (5): Dalam hal wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai yang bersangkutan tidak atau belum terbentuk,
pertimbangan diberikan oleh wadah koordinasi pengelolaan sumber
daya air provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya.
Pasal 14:
- Ayat (1): Rencana alokasi sumber daya air rinci merupakan rencana
operasional dari rencana alokasi sumber daya air tahunan pada setiap
sumber air yang menggambarkan besaran volume, lokasi, dan waktu
untuk memenuhi kebutuhan air dalam periode yang ditetapkan sesuai
dengan kondisi setempat.
- Ayat (2): Rencana alokasi sumber daya air rinci pada setiap sumber air
ditetapkan dengan periode antara lain 7 (tujuh) harian, 10 (sepuluh)
harian, atau 15 (lima belas) harian.
- Ayat (3): Rencana alokasi sumber daya air rinci diselenggarakan oleh
pengelola sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan.
- Ayat (4): Pengelola sumber daya air dapat melakukan pengurangan,
penambahan, atau penggiliran alokasi sumber daya air dalam hal
rencana alokasi sumber daya air rinci tidak dapat dilaksanakan karena:
a. berkurangnya ketersediaan air yang disebabkan peristiwa alam;
b. kerusakan jaringan sumber air dan prasarana sumber daya air yang
tidak terduga;
c. hal lain di luar pengelolaan sumber daya air berdasarkan perintah
dari Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya.
- Ayat (5): Peristiwa alam antara lain akibat terjadinya musim kemarau
panjang akibat adanya anomali iklim.
- Ayat (6): Kerusakan jaringan sumber air yang tidak terduga antara lain
terjadinya tanah longsor yang menutup jaringan sumber air dan
prasarana sumber daya air serta tanggul jebol atau rusak.
- Ayat (7): Hal lain di luar pengelolaan sumber daya air antara lain adanya
keperluan mendadak untuk menanggulangi wabah penyakit,
penanggulangan kebakaran, atau evakuasi korban kecelakaan pada
sumber air dan pada prasarana sumber daya air.
Pasal 18:
- Ayat (1): Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah dapat melakukan kerja
sama dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air.
- Ayat (2): Kerja sama merupakan pembagian peran dan tanggung jawab
antara Pemerintah Pusat dan/atau pemerintah daerah.
- Ayat (4): Sumber dana untuk pembiayaan operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air dapat berasal dari:
a. anggaran Pemerintah Pusat;
b. anggaran swasta; dan/atau
c. hasil penerimaan iuran eksploitasi dan pemeliharaan bangunan
pengairan.
- Ayat (5): Anggaran Pemerintah Pusat diperuntukkan untuk pembiayaan
pengelolaan sumber daya air wilayah sungai.
- Ayat (6): Anggaran swasta merupakan anggaran keikutsertaan swasta
dalam pembiayaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya
air.
- Ayat (7): Hasil penerimaan Iuran eksploitasi dan pemeliharaan bangunan
pengairan selanjutnya dalam Peraturan Menteri ini disebut biaya jasa
pengelolaan sumber daya air merupakan dana yang dipungut dari
pengguna sebagai pemegang izin penggunaan sumber daya air atau
pemegang izin pengusahaan sumber daya air yang wajib membayar
biaya jasa pengelolaan sumber daya air terhadap penggunaan atau
pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan.
masing pengguna sumber daya air pada setiap titik kontrol pada sistem tata
air di sepanjang sungai. RAAR disusun berdasarkan data dan informasi saat
ini, yaitu terdiri atas:
a) Data ketersediaan air pada saat ini, yang dihitung berdasarkan tinggi
muka air di sungai dan waduk, serta prediksinya dalam 7 hari, 10 hari,
atau tengah bulan mendatang.
b) Data kebutuhan air untuk berbagai penggunaan pada saat ini, terutama
yang kerap berubah, yaitu irigasi.
Untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan RAAR diperlukan beberapa
tindakan sebagai berikut:
2.4 Latihan
2.5 Rangkuman
2.6 Evaluasi
1. Salah satu dasar hukum untuk Rencana Alokasi Air Rinci adalah.....
a. PP No. 121 tahun 2015
b. PP No. 131 tahun 2015
c. PP No. 125 tahun 2015
d. PP No. 145 tahun 2015
3. Alokasi Air Rinci direncanakan untuk periode waktu seperti di bawah ini,
kecuali.....
a. mingguan
b. 10 harian
c. tengah-bulanan
d. 6 bulanan
BAB III
PENYUSUNAN RENCANA ALOKASI AIR RINCI
RAAR merupakan rencana alokasi air untuk kurun waktu mingguan, 10 harian
atau tengah bulanan, yang ditetapkan oleh pengelola wilayah sungai, dan
langsung dilaksanakan oleh para petugas penjaga pintu air. Gambar berikut
menyajikan siklus perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan alokasi air
rinci.
Penyampaian RAAR
• Pada PPA
• Pengguna Air
• Lembaga terkait
Uraian kegiatan untuk menyusun Rencana Alokasi Air Rinci meliputi antara
lain:
a) Selama musim kemarau, pengumpulan data alokasi air secara detail,
setiap periode 15 harian, atau 10 harian. Pada umumnya, data kebutuhan
air dikumpulkan melalui UPTD Balai PSDA Wilayah Sungai diserahkan
kepada BBWS/ BWS/ Pengelola Wilayah Sungai.
b) Mengumpulkan data ketersediaan air / sumber air di sungai atau
danau/waduk, setiap periode 15 harian, atau 10 harian.
c) Mengumpulkan data kebutuhan air, untuk irigasi, air untuk rumah
tangga, air untuk perkotaan/ PDAM, air untuk industri, dan pembangkit
tenaga listrik, setiap periode 15 harian, atau 10 harian.
d) Selama musim kemarau, pertemuan antara para pemilik kepentingan
dan pengelola alokasi air, serta Pemerintah Daerah mengadakan rapat
koordinasi membahas penentuan kesepakatan alokasi air. Pada waktu
ini dikenal dengan nama Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
(TKPSDA), sebagai pengganti Panitia Tata Pengaturan Air (PTPA). Rapat
diadakan pada menjelang awal musim kemarau, pertengahan musim
kemarau dan sebelum akhir musim kemarau/ masa kritis air,
membahas pengalokasian air periode 15 harian atau 10 harian atau
mingguan.
e) Setelah dicapai kesepakatan dalam rapat PPTPA, Sekretariat PPTPA
(Balai PSDA WS/ PJT) dengan persetujuan PTPA (Dinas PSDA) akan
memproses alokasi air / distribusi air kepada BBWS/BWS.
f) Apabila diperlukan dibuat model prakiraan debit aliran rendah pada
musim kemarau, guna pembagian air yang adil sesuai dengan keputusan
rapat TKPSDA/ PTPA pada masa krisis air.
g) Pemberitahuan jadwal setengah bulanan, jumlah air yang dialokasikan
kepada setiap pemakai air.
b) Pemilahan jenis penggunaan air (irigasi dan non irigasi), waktu dan
jumlah pemanfaatan air serta mengelompokannya ke dalam setiap
daerah layanan.
c) Pemasukan data lapangan ke komputer.
d) Penghitungan kebutuhan air (irigasi dan non irigasi) pada setiap tempat
pengambilan dalam daerah layanan pada kurun waktu tertentu.
e) Konversi data muka air menjadi debit-pengaliran, dan pengaliran lokal.
f) Penghitungan ketersediaan air pada tempat - tempat pengambilan
dalam daerah layanan yang didasarkan pada kondisi debit saat ini, dan
prakiraan debit yang akan terjadi.
g) Penghitungan keseimbangan air di setiap titik pengambilan dengan
mempertimbangkan urutan prioritas penggunaan air untuk berbagai
macam skenario yang didasarkan pada alternatif ramalan cuaca dan
prioritas pemenuhan kebutuhan.
h) Penghitungan keseimbangan air dapat dilakukan dengan bantuan
perangkat lunak yang tersedia.
Metode Kurva Resesi merupakan aplikasi dari teori hidrologi bahwa debit
aliran musim kemarau dimana tidak terjadi hujan, merupakan aliran dasar
yang akan menurun secara eksponensial menurut persamaan resesi :
Qt = Q0 e-kt………………..(3.1)
Keterangan:
Qt = debit aliran pada saat t (m3/detik)
Q0 = debit aliran pada saat ini (m3/detik)
t = waktu (hari)
k = konstanta koefisien resesi
Dari data historis beberapa tahun yang lalu, dapat diperkirakan besarnya
koefisien k, dan untuk selanjutnya koefisien k ini dapat digunakan untuk
meramalkan debit aliran dua minggu mendatang.
Aliran pada saat resesi berasal dari 4 sumber utama: surface detention
storage, channel storage, inter flow, dan ground water. Dalam analisis kurva
resesi surface detention storage dan channel storage disatukan
dalam ”Surface run off”.
Kurva resesi merupakan bagian dari suatu hidrograf banjir pada sungai
bawah tanah setelah tidak ada hujan, sehingga debit aliran turun atau
akuifer melepaskannya komponen alirannya. Periode kurva resesi ini terus
berlangsung sampai terjadi kejadian banjir lagi.
1000
100
Debit (m3/dt)
10
Periode Resesi
Berikut merupakan contoh Perhitungan Peramalan Debit dengan Metode Resesi, Tabel 3.1 merupakan data debit setengah
bulanan rata-rata dalam m3/detik dan digambarkan ke dalam grafik seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.2
Awal Kemarau
Akhir Kemarau
1
J-1 J-2 P-1 P-2 M-1 M-2 A-1 A-2 M-1 M-2 J-1 J-2 J-1 J-2 A-1 A-2 S-1 S-2 O-1 O-2 N-1 N-2 D-1 D-2
Tahun Tengah- Jml. hari Data Model K (data-model)^2 Log (data) Log (model)
bulan
Rata2 12 81.34 81.34 0.008 0.0 4.40 4.40
13 15 72.11 72.14 0.008 0.0 4.28 4.28
14 31 63.28 63.48 0.008 0.0 4.15 4.15
15 46 49.44 56.30 0.008 47.1 3.90 4.03
16 62 43.54 49.53 0.008 35.9 3.77 3.90
17 77 38.61 43.93 0.008 28.4 3.65 3.78
18 92 35.84 38.97 0.008 9.8 3.58 3.66
Debit Rata-rata
90.0
80.0
70.0
60.0
Q (m3/detik)
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
12 13 14 15 16 17 18
Data 81.34 72.11 63.28 49.44 43.54 38.61 35.84
Resesi 81.34 72.14 63.48 56.30 49.53 43.93 38.97
Waktu (tengah-bulan)
Tahap Peramalan:
Jika berdasarkan data pada akhir bulan Juli tahun 2003 dan dengan debit rata-
rata selama 2 minggu terakhir (QJuli-2) adalah sebesar 65 m³/dt.
Maka debit rata-rata untuk setengah bulan pertama (15 hari) bulan Agustus
(QAgs-1) adalah:
Dari runtut waktu yang panjang ini selanjutnya akan didapatkan beberapa
parameter statistik (masing-masing 12 buah yang mewakili setiap bulan), yaitu
keterangan:
Untuk peramalan, maka nilai harapan dari variabel random ti,j akan menuju nol,
dan akibatnya suku terakhir dari persamaan diatas menjadi hilang. Suku
tersebut digunakan hanya untuk keperluan pembuatan debit sintetis.
keterangan:
Langkah-langkah Perhitungan
2) Tahap Peramalan
Berdasarkan parameter koefisien regresi yang telah diperoleh, setiap saat
dapat diramalkan debit tengah bulanan mendatang berdasarkan koefisien
regresi tersebut, menurut persamaan:
qi,j = xj + r(j)sj/sj-1 (qi,j-1 - xj-1)………(3.6)
Pada persamaan ini data yang perlu diperoleh hanyalah qi,j-1 yang
merupakan debit aliran sungai dua minggu terakhir.
Variabel-variabel lainnya berupa parameter-parameter telah dihitung pada
tahap sebelumnya.
Data debit pada akhir bulan Agustus (akhir tengah-bulan Agustus-2) pada
tahun 2000, dan dari debit rata-rata selama tengah bulan terakhir adalah
sebesar 4,8 m3/detik.
Rencana alokasi air rinci disusun dalam berbagai kondisi ketersediaan air
sebagai berikut :
Rencana Alokasi Air Rinci ditetapkan oleh pengelola wilayah sungai, setiap
minggu, 10 hari atau tengah bulan, sesuai dengan interval waktu yang digunakan,
dan disampaikan kepada: 1) para petugas di lapangan, yaitu Penjaga Pintu Air;
2) perwakilan para pengguna air; dan 3) lembaga terkait.
3.8 Latihan
Jawablah soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Data apa saja yang diperlukan dalam tahapan perencanaan alokasi air rinci?
jelaskan!
2. Kegiatan Rencana Alokasi Air Rinci meliputi apa saja? Jelaskan!
3. Bagaimana cara meramalkan debit sungai pada musim kemarau?
3.9 Rangkuman
Kegiatan RAAR merupakan suatu siklus dengan interval waktu 7 atau 10 harian,
atau tengah bulanan, dimulai dengan pengumpulan data dan informasi mengenai
ketersediaan air dan kebutuhan air. Untuk meningkatkan akurasi ketersediaan air
perlu diramalkan jumlah ketersediaan air pada akhir periode interval waktu.
Keputusan alokasi air diambil pada rapat dengan para stakeholder, dengan
dukungan data dan informasi, serta model alokasi air. Keputusan alokasi air
ditetapkan oleh pengelola wilayah sungai.
3.10 Evaluasi
Jawablah soal berikut dengan cara melingkari jawaban yang benar !
1. Keputusan rencana alokasi air rinci ditetapkan oleh.....
a. Menteri PUPR
b. Gubernur
c. Kepala Dinas Sumber Daya Air
d. Pengelola Wilayah Sungai
2. Keputusan rencana alokasi air rinci dibuat oleh.....
a. Pengelola Wilayah Sungai
b. Menteri PUPR
c. Gubernur
d. Forum para stakeholder pengguna air dan instansi terkait
3. Pengumpulan data untuk RAAR perlu dilakukan.....
a. Setahun sekali
b. Setahun 2 kali, awal musim hujan dan awal musim kemarau
c. Setiap 7 atau 10 hari atau tengah bulan pada musim kemarau
d. Setiap 7 atau 10 hari atau tengah bulan sepanjang tahun.
BAB IV
PELAKSANAAN RENCANA ALOKASI AIR RINCI
Hasil alokasi air yang sudah disepakati perlu disampaikan oleh pengelola alokasi
air (B/BWS atau BPSDA) kepada seluruh pengguna air (khususnya untuk
pengguna non irigasi yang mempunyai ijin) dan kantor UPT Dinas
Provinsi/Kabupaten yang telah siap dengan para petugas/operator pintu intake
irigasi (Juru bendung). Pemberitahuan/penyerahan data debit (besarnya debit
yang diizinkan dan jadwalnya) di masing-masing titik simpul/node ke kantor UPT
Dinas Provinsi/Kabupaten dan pengguna air yang memiliki SIPA dengan cara:
pengiriman surat pemberitahuan secara resmi; dan melalui alat komunikasi (radio
komunikasi/telpon/HP atau media elektronik lainnya).
Start
Siklus 7, 10 harian atau
tengah bulanan
Surat Pemberitahuan
Penyediaan Air
Mengoperasikan
Pelaksanaan
pintu air
Operasional alokasi air antara lain terdiri atas hal-hal sebagai berikut.
Pengawasan pelaksanaan alokasi air perlu dilakukan minimal dua kali dalam satu
tahun yaitu pada awal musim hujan dan awal musim kemarau.
Koreksi dimaksudkan untuk menghitung kembali pola alokasi air tahun berikutnya
dengan memasukkan asumsi dan kebijakan baru yang disusun melalui
mekanisme perencanaan alokasi air.
Isi Laporan mencakup hasil pelaksanaan dengan mengisi formulir alokasi air:
Formulir A01 hingga A09 dan tata cara pengisiannya dapat dilihat pada lampiran.
34 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 7 RENCANA ALOKASI AIR RINCI
Isi laporan minimal mencakup data realisasi alokasi air, analisa pemantauan dan
evaluasi penyimpangan (bila terjadi), masalah yang dihadapi, langkah yang
telah dilakukan dan saran kebijakan yang perlu ditetapkan serta dilengkapi
isian formulir, sebagai berikut :
Formulir A01 hingga A09 dan tata cara pengisiannya dapat dilihat pada lampiran.
Evaluasi pelaksanaan alokasi air perlu dilakukan secara periodik, agar dapat
mengetahui kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan di lapangan. Bilamana
terjadi ketidaksesuaian di lapangan dengan rencana maka perlu dievaluasi
penyebab terjadinya, akibat yang timbul dan dirumuskan sebagai rencana
pengendalian dikemudian hari/tindak lanjut yang perlu dilakukan.
Indikator prasarana
10 5 0
penunjang (R)
Tersedia dan
1 Sarana komunikasi belum optimal tdk ada
berfungsi
Ketersediaan Tersedia dan tersedia, tdk
tdk tersedia/tidak
2 bangunan ukur dan berfungsi dengan akurat/Rusak
berfungsi
kondisi pintu intake baik Ringan
No Indikator Kinerja AA Nilai Parameter
Pembentukan dan
Sudah ditetapkan Sudah ditetapkan,
3 Penetapan Tim Belum terbentuk
dan aktif tidak aktif
Pelaksana Alokasi Air
4 Dana operasional AA Tersedia Kurang Tdk ada
Indikator Dampak (D) 20 10 0
Penyimpangan terjadi Terjadi
tidak sesuai
1 pemberian air antara penyimpangan penyimpangan
dengan rencana
realisasi dan rencana <10% 20% - 10%
Konflik antar Setiap musim
tidak pernah kadang-kadang
2 pengguna air kemarau terjadi
terjadi terjadi
dilapangan konflik
Hasil evaluasi pelaksanaan alokasi air merupakan salah satu agenda yang perlu
dibahas dalam rapat sidang pleno TKPSDA WS.
b) Evaluasi
Parameter
Indikator
No Kegiatan Status
kinerja
T R
Proses Perencanaan
Pembentukan TKPSDA R2
Proses pelaksanaan.
Parameter
No Kegiatan Status Indikator
kinerja
- MT I
D2
- MT II
- MT III
Keterangan:
I 1 : Indikator Input pertama
4.6 Latihan
Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan benar!
1. Sebutkan berbagai kegiatan alokasi air rinci yang perlu dilaksanakan setelah
penetapan alokasi air rinci
2. Siapa yang melaksanakan alokasi air di lapangan?
3. Bagaimana memantau dan mengevaluasi rencana alokasi air rinci?
4.7 Rangkuman
4.8 Evaluasi
Jawablah soal berikut ini dengan cara memilih jawaban yang benar!
1. Pelaksanaan alokasi air rinci diawali dengan:
a. Penyampaian penetapan rencana alokasi air rinci
b. Mengatur bukaan pintu air
c. Membandingkan debit lapangan dengan RAAT
d. Menyusun RAAT
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Rencana Alokasi Air Rinci merupakan tindak-lanjut dari Rencana Alokasi Air
Tahunan, yang pada umumnya meliputi kurun waktu tengah-bulanan atau 10
harian. Hasil RAAR adalah keputusan dari pengelola wilayah sungai mengenai
berapa air harus dialirkan pada titik kontrol berupa bangunan air pengatur air.
Keputusan RAAR ini dilaksanakan oleh para juru pintu air di bendung, bangunan
bagi, intake, dan bangunan pengatur air lainnya.
Keputusan alokasi air rinci sangat bergantung pada jumlah air yang tersedia, dan
yang diprediksikan akan tersedia. Jumlah air yang tersedia, yang diamati di
lapangan belum tentu sama dengan ketersediaan air debit andalan sebagaimana
pada RAAT. Penyimpangan antara jumlah air tersedia yang nyata di lapangan
pada saat itu dengan ketersediaan air RAAT dilaporkan dalam formulir A-03 untuk
bendung, dan A-04 untuk bendungan.
Untuk bisa menguasai dengan baik mata ajar ini, diperlukan praktik nyata di
lapangan yang berkelanjutan. Sangat dianjurkan untuk peserta pelatihan
sekembalinya ke lingkungan kerjanya untuk selalu konsisten dan bekerja keras
sesuai dengan bidang tugas atau spesialisasi yang telah diperoleh dalam
pelatihan ini.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta dapat memperdalam pemodelan
alokasi air, dengan mengikuti kelas Pemodelan Alokasi Air, dan diakhiri dengan
Kunjungan Lapangan untuk mengaplikasikan semua pengetahuan dan
ketrampilan yang telah diperoleh di kelas dengan kenyataan yang dihadapi di
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air No.04/SE/D/2012 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi Air. Dirjen
Sumber Daya Air. Jakarta
Hatmoko, W., dan Triweko, R. W., 2012. Pengelolaan Alokasi Air di Wilayah Sungai,
Buku diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta. ISBN 978-602-9435-00-9, 2012
Hatmoko, W, Triweko R. W., dan D. Yudianto, 2012. Sistem Pendukung Keputusan
untuk Perencanaan Alokasi Air secara Partisipatoris pada suatu Wilayah Sungai,
Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 3 No.1, Juni 2012, ISBN 2087-3611.
Hatmoko, W. 1998. Simulation Model for Water Allocation Using Lotus-123, Proceeding
of the Tenth Afro-Asian Regional Conference. ICID, Bali, 19-24 Juli 1998.ISBN
979-95457-3-3
GLOSARIUM
Daerah layanan (service : daerah atau objek yang mendapat pelayanan air
area) dari institusi pengelola wilayah sungai.
Data keluaran (Output : data hasil proses perhitungan alokasi air yang
Data) menyebutkan tempat, waktu, jumlah air untuk
masing- masing pengguna sesuai prioritas serta
ketersediaan air.
Rencana alokasi air rinci : rencana operasional dari rencana pengaturan air
tahunan dengan interval waktu tertentu.
Sumber air : tempat atau wadah air alami dan / atau buatan
yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah.
Sumber Daya Air : air, sumber air dan daya air yang terkandung
didalamnya.
KUNCI JAWABAN
A. Latihan Materi Pokok 1: Pengertian dan Konsepsi Rencana Alokasi Air Rinci
1. Apa yang dimaksud dengan RAAR ? Jelaskan!
Jawaban:
RAAR adalah rancangan pelaksanaan penyediaan air di lapangan dengan basis
waktu lebih pendek (setengah bulanan/dasarian), bila terdeteksi akan terjadi
neraca air yang defisit maka segera dapat dilakukan penyesuaian agar air dapat
didistribusikan/dimanfaatkan dengan optimal.
B. Evaluasi Materi Pokok 1: Pengertian dan Konsepsi Rencana Alokasi Air Rinci
1. a
2. c
3. d
1. a
2. a
3. d